SAUDARA
a. Saudara Kandung.
Yang diketahui orang banyak bahwa saya
bersaudara kandung
sebanyak 5 (lima) orang
semuanya laki-laki, yang benar adalah 6 orang dan
yang pertama lebih dahulu meninggal sewaktu ia
masih bayi, sedang yang hidup adalah;
No
Nama
Isteri/Suami
Domisili
1. H.Abdul Halim
Hj.Nurhayati
di Segeri
2. Drs.H.Kamaruddin, SH
Hj.Andi
Nahmawaty
di Baubau
3. H.Muh. Basri
Hj.Hamzina
di Jayapura
4. H.Abdul. Aziz
5. H.Muh. Kasim
Hj. ......Ena
Hj. ......Suri
di Nabire
di Nabire
b. Saudara Tiri.
Selain saya bersaudara kandung sebanyak enam
orang tersebut juga ada saudara tiri;
-1 (satu) orang saudara tiri perempuan dari Ibu
yang bapaknya meninggal sewaktu kakakku
tersebut masih bayi yaitu;
6. HJ. Maryam
H. Alimas, HB.
di Nabire
-2 (dua) orang saudara tiri perempuan dari
bapak/Ettaku karena dia sangat menginginkan anak
perempuan dan mereka adalah kembar, yaitu;
7. Hj. N u r
H. M. Alwi
di Jayapura
8. Hj. R o s
H. Haruna
di Jayapura
Cttn. Ut Adik Kembar.
Karena kembar orangnya mirip dan yang
membedakan Cuma tahi lalat di pipi (Nur ada
tahi lalat di pipi sedang Ros tidak ada).
Sewaktu adikku Nur mau ke tanah suci saya
menyalami dan merangkulnya tetapi ternyata
saya salah, sehingga adikku Ros berkata
kepada saya:
bukan saya kak yang mau
berangkat tetapi Nur.
Kedua adikku tersebut suaminya bersepupu
satu kali.
c. Saudara Angkat.
Saya dengan saudaraku yang lain banyak
perbedaan dan berakibat pada arahan pola hidup
kedepan juga karena dari lingkungan yang berbeda,
sebab sewaktu saya berumur sekitar 4 tahun kakak
dari Ibuku H.Nongki Dg. Marola dengan istrinya
Hj.Waru Dg. Ngugi hanya dikaruniai satu orang
anak perempuan yaitu Hj. Norma Dg. Tinno
sehingga pamanku mengambil saya sebagai anak
angkatnya bahkan pada akhirnya saya dijadikan
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar.
. . . - 04.30
04.30 - 05.00
05.00 - 06.00
sendiri di kelas
06.00 - 07.00
07.00 - 09.30
09.30 - 10.00
10.00 - 12.30
12.30 - 13.30
13.30 - 15.00
15.00 - 16.00
16.00 - 17.30
17.30 - 18.00
18.00 - 19.30
Isya
19.30 - 20.00
20.00 - 22.00
22.00 - 04.30
Malam.
Jadwal
E G I A T A N
Bangun pagi dan siap-siap untuk Shalat Subuh
Shalat Subuh
Kls. 1 belajar bhs di Mesjid, lainnya belajar
Mandi, Sarapan dan siap-siap masuk kelas
Belajar
Istirahat
Belajar
Shalat Duhur dan Makan Siang
Istirahat dan Tidur Siang
Shalat Ashar
Olah Raga / Belajar di Kelas
Mandi dan siap-siap ke Mesjid
Shalat Magrib, Tadarrus di Mesjid dan Shalat
Makan Malam
Masing-masing belajar di kelas
Mendengarkan Dunia Dalam Berita, lalu Tidur
Jadwal
kegiatan
tersebut
telah
banyak
menempah pola hidupku serta meninggalkan
berbagai macam ragam cerita yang tidak mungkin
saya ceritakan dalam tulisan ini kecuali hal-hal
yang saya anggap penting, utamanya setelah
dipindahkan di pesantren putra yang suasananya
sangat jauh beda dengan pesantren putri yang
terletak di daerah pedalaman dan belum ada
penerangan listrik sehingga untuk belajar pada
malam
hari
kami
terpaksa
menggunakan
dian/pelita yang kami bikin dari pena /ball point,
bahasa yang dipakai adalah bahasa daerah.
Sedangkan di pesantren putra yang terletak di
perkotaan sudah dipasilitasi dengan penerangan
listrik, bahasa sehari-hari yang di pakai adalah
bahasa Arab atau bahasa Inggeris serta dengan
disiplin yang ketat. Yang jelas masalah pelajaran
pesantren putra jauh lebih maju dari pada pesantren
putri.
MUSIBAH BERAT
Diakhir tahun 1984 saya mendapat ujian berat,
Orang tuaku /pamanku H. S. DG. MAROLA
meninggal dunia karena penyakit liver. Lima bulan
kemudian, Ibu angkatku, Hj. Waru Dg. Ngugi juga
meninggal dunia karena kanker ganas setelah
dioperasi di R.S. Plamonia. Sejak meninggalnya
orangtua angkatku sepertinya tidak ada lagi masa
depanku dari menuntut ilmu di Perguruan Tinggi,
dunia ini tidak menentu lagi bagiku, saya ibarat
orang yang hanyut di sungai sempat tersangkut
pada ranting pohon tetapi ranting pohon tersebut
juga hanyut terbawa arus. Sementara orang tua
kandungku (Ettaku) yang tadinya membawa Kapal
Motor antar Pulau Sulawesi- Kalimantan- Bali, sudah
berhenti dan tinggal di kampung untuk bertani.
Tetapi mungkin untuk menjaga gengsi dan tanggung
jawabnya, juga karena melihat reputasiku dan
kemanpuanku selama di Pesantren sehingga dia
melarangku untuk berhenti kuliah, sementara saya
dengan kedua orangtuaku sangat berat untuk
MENCARI KERJA
Sebagaimana
lasimya Mahasiswa/i setelah
selesai dari tugasnya kuliah, maka selanjtnya adalah
mencari pekerjaan atau mengabdikan ilmunya yang
telah diperoleh selama pendidikan atau sudah tiba
saatnya untuk mandiri dan mencari uang sendiri
termasuk juga dengan saya. Tetapi bukan berarti
bahwa selama ini saya tidak mempunyai pekerjaan
selain dari pada kuliah atau semua biaya kuliah dan
biaya hidup bersumber dari orang tuaku, sebab
sebagaimana telah kukemukakan terdahulu bahwa
dengan
meninggalnya
pamanku/
orang
tua
angkatku, maka hampir saja kuliahku terputus
andaikan
saya
tidak
mempunyai
pekerjaan
MENCARI JODOH
Seiring
dengan
perputaran
waktu,
bertambahnya umurku menjadi 26 tahun dan
tercapainya satu demi satu cita-citaku (sudah
selesai kuliah/sarjana dan mempunyai pekerjaan
tetap/PNS) dan apa yang menjadi harapan
keluargaku,
maka
sudah
saatnyalah
saya
mempunyai pendamping hidup atau menikah. Bagi
sebahagian orang mempunyai pekerjaan tetap
merupakan persyaratan untuk menikah tetapi bagi
saya adalah persayaratan untuk mencari jodoh,
tetapi bukan berarti bahwa selama ini saya tidak
laku dikalangan wanita. ada juga menjadikan masa
SMAnya adalah masa yang paling indah karena
pada masa tersebut pertama kali mengalami masa
puber dan menjalin cinta sehingga sulit untuk
dilupakan atau dialami pada masa kuliah. Tetapi
yang pasti bagiku bahwa selama di SMA/Pesantren
karena hidup dalam komunitas santri laki-laki
sehingga jauh dari pergaulan, perasaan dan godaan
perempuan yang ada Cuma canda-ria antara
sesama
santri
meskipun
sudah
ada
juga
diantaranya yang katanya mempunyai pacar.
Di awal-awal kuliah antara kami masih saling
mempelajari tetapi bukan berarti tujuannya adalah
untuk menjalin asmara karena banyak juga diantara
kami yang tujuannya semata untuk kuliah dan kalau
terjadi interaksi dengan teman perempuan hanya
sebatas kenalan atau teman sebagaimana yang
saya alami dan dialami oleh teman selektingku
yang cepat menjadi sebagai PNS. Seperti Abdul Latif
(Ketua PA Unaha), Mame Sadafal (Ketua PA Bantul),
Rusli Mangkana (Ketua PA Kolaka). Apalagi saya
yang dihantui denagn kegagalan dan rasa malu
pernah tidak lulus ujian akhir SMP tetapi bukan
berarti tidak ada teman perempuan sekampus atatu
beda kampus yang dekat hanya kami tidak mau
merespon karena memang belum terpikirkan untuk
itu, dan lebih para lagi setelah saya kena musibah
Setelah
saya
yakin
bahwa
SKku
tidak
bermasalah lagi sewaktu saya di Jakarta, maka
fokuslah rencanaku untuk mencari pendamping
hidup sehingga saya menyempatkan diri ke Jogja
yang selain untuk bertemu dengan teman- temanku
dari alumni IMMIM tetapi juga untuk mencari
kepastian dari sepupuku Rahmawati yang kuliah di
ASTI, karena sewaktu kami masih anak-anak sering
di olok-olok bahwa telah dijodohkan oleh orang tua
angkatku (pamanku), juga sudah dua orang yang
melamar dia kepamanku sebagai orang yang
dituakan dalam keluarga kami dan lamarannya
ditolak dengan alasan bahwa dia masih sekolah/
kuliah, maka dengan menghargai jasa-jasa kedua
orangtua angkatku dan jasa-jasa orangtuanya
Rahma yang telah mengurus bahwa; saya anak
kandung dari pamanku sehingga saya berhak
menerima pensiunannya sampai saya selesai kuliah
dan yang mengurus perbaikan ijazah SD.ku bahwa
saya benar-benar tamat SD dalam usia 10 tahun.
Tetapi dia mengatakan kepada saya bahwa kita
kayak bersaudara saja (karena saya dengan
saudara-saudaranya sering bergaul dan berkumpul
dalam acara keluarga bahkan saya lebih dekat
dengan mereka dari pada sepupu satu kaliku selain
Hj. Norma). Di Jogja dia juga sudah punya pacar
dari daerah Aceh, dan saya sering jalan-jalan di
Jogja dengan memakai motor pacarnya tersebut.Dengan adanya pernyataan tersebut tidak
sedikitpun rasa kecewaku karena memang diantara
kami tidak ada hubungan selain saling menghargai
sebagai keluarga, bahkan menjadikan saya legah
dapat menentukan hidupku kedepannya apalagi di
Jakarta saya sudah berkenalan dengan perempuan
dari
keturunan
Padang,
namanya;
Henni
Yamahasa dipanggil dengan Cien karena dia
seperti orang china, lahir di Jakarta dan waktu itu
sedang kuliah di Perbanas. Selama saya di Jakarta
mengajakku bersama
ke Makassar, sehingga
motorku saya titip di Kantor Veteran PangKep, tetapi
sepupuku, teman-teman lain dan Ketua Veteran
Letnan Saguni (bapaknya Salmiati yang saya beli
rumahnya di Mksr.) mengajak saya aktif karena
anak-anak veteran PPM (Pemuda Pancamarga
Marga) PangKep. akan mengadakan kegiatan dalam
rangka 17 Agustus dan mereka juga heran sebab
hampir setahun baru saya muncul, dan saya
katakan pada mereka Nanti lusa saya datang, saya
mau ke Mksr bersama dengan pak Kandepag.
menghadiri acaranya B.J.Habibie, setelah acara
tersebut sayapun berpisah denagn beliau.
Di awal bulan Agustus 1989 saya tinggal di
Kantor Veteran PangKep, kami anak-anak PPM
PangKep larut dengan kesibukan, siang-malam kami
bekerja, terkadang di Kantor Veteran atau di Kantor
Kodim, berbagai macam kegiatan kami gelar, kami
berkemah, bersimulasi melawan penjajah, kami
mengadakan napaktilas 45 Km. Dari perbatasan
Kabupaten Barru ke kota Pang Kep. dengan
melintasi perkampungan, hutan, jalan setapak,
sungai dan rintagan lainnya dengan melibatkan
semua instansi, organisasi kepemudaan, Kecamatan
dan yang istimewa para Veteran, karena kegiatan
kami di tahu oleh Ketua Legium Veteran profinsi SulSel H.Andi Mattalatta, maka beliau datang tanpa
diundang sehingga pak Bupati Kapten M.Natsir
sangat senang, kegiatan kami berlanjut sampai
memasuki upacara 17 Agustus 1989 dengan segala
rangkaian acara/kegiatan, kami bergabung dengan
Muspida, kami dilengkapi dengan pakaian seragam,
baju kaos. Oleh pak Kapolres Firman Gani saya
diberi SIM C kami mendengarkan pidato Presiden di
Kantor Dewan, Renungan Malam, siarah ke
T.M.Pahlawan, tabur bunga dll.
Pada acara resmi kadang saya diperhatikan oleh
pak Fahrul dan istrinya sebab saya belum
TEMPAT
TINGGAL
PENDIDIKAN
TAMBAHAN
IBADAH HAJI
Setelah rumah kami yang pertama tersebut
rampung dengan dilengkapi prabot seadanya, maka
program kami selanjutnya ingin secepatnya pergi
haji apalagi saya sudah dua adikku yang sudah haji
sehingga pada pertengahan tahun 2002 saya ke BRI
untuk menanyakan persyaratannya dan bukan ke
kantor Depag karena saya tidak mau ditahu sama
teman-teman di Depag dan di PA.
Ternyata pegawai BRI langsung menebak
meskipun saya berusaha menyembunyikannya
karena setelah saya balik ke kantor salah seorang
dari mereka kerumahku meminta KTPku dan KTP
isteriku, sehingga isteriku heran karena uang kami
belum terkumpul, setelah saya jelaskan bahwa
pendaftaran sudah pernah ditutup dan dibuka lagi
untuk mencukupkan kuota dengan syarat utamanya
untuk mendapatkan kursi sebesar 5 juta dari 20 juta
dengan pelunasan paling lambat dua bulan
kedepan, sehingga besoknya kami langsung
mendaftar masing-masing 5 juta dan bisa rampung
sebelum pelunasan ditutup, karena berkas kami
berdua sudah harus dikirim ke Depag untuk
pengurusan administrasi sehingga teman-teman di
Depag kaget melihat namaku dan menyampaikan
kepada salah seorang pegawai PA. Ibu Zamuniah,
bahwa ternyata ada tetangga kita ada yang mau
pergi haji tetapi tidak bilang-bilang. Ibu Zamuniah
tidak
percaya
sehingga
pegawai
Depag
mempertegas bahwa berkasku dan berkas isteriku
sudah rampung.
Pada hari itu juga Ibi Zamuniah sebagai Kaur
Kepegawaian memprotes sama Ibu Wakil Ketua Dra.
Majidah supaya saya tidak usah diberi cuti, tetapi
di bantah oleh Ibu wakil bahwa permohonan cutiku
secara lisan sudah lama, dan setelah dijelaskan oleh
Ibu Zamuniah sayapun dipanggil menghadap dan
dengan beberapa penjelasan dan pertimbangan
saya lalu diberi izin untuk silaturrahmi dengan
keluarga dan ziarah kubur di Sul-Sel sebagaimana
yang dilakukan sediri oleh Ibu wakil (karena dia juga
akan berangkat ketanah suci bersama dengan
suaminya) dan sejak itu teman-teman di kantor
sudah tahu rencanaku.
Sesampainya kami di kampungku, kedatangan
kami sedikit disayangkan karena baru tiga hari yang
lalu rumah kakakku Hj.Maryam diresmikan, karena
saya sedang di Mesjid shalat Jumat sehingga
dijawab oleh isteriku yang penting kami datang dan
selain itu kami ada rencana lain yaitu mau ziarah
kubur, lalu ditanya apa karena selalu mimpi
buruk? dijelaskan oleh isteriku kami mau pergi
jauh, ada diantaranya mengandai jangan-jangan
mau ke Tanah Suci juga, lalu diiyakan oleh isteriku,
sehingga keluargaku kaget dan bersyukur (Kaget
karena tidak pernah menduga sebelumnya dan
Bersyukur karena ternyata kami 3 bersaudara akan
menunaikan ibadah haji) tanpa saling mengetahui
sebelumnya yaitu; kakakku Hj.Maryam untuk kedua
kalinya bersama dengan suami, adikku M.Basri dari
Jaya Pura yang sudah duluan isterinya haji dan saya
bersama dengan isteri.
Karena kami tidak pernah saling mengetahui
rencana sebelumnya sehingga kloter kami berbeda,
saya kloter 22, kakakku 30 dan adikku 32. Dan alhamdulillah kami pulang dalam keadaan selamat
UMRAH
Sebenarnya catatan ini saya buat sewaktu saya
akan berangkat umrah sebagai salah satu wujud
kesyukuran saya kepada Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmatnya dan mengijabah apa yang
saya impikan dan yang saya cita-citakan yang sulit
saya ceritakan kepada orang-orang dekatku dan
rencana ini juga sebagai wujud kerinduan kami
untuk pergi ziarah ke Baitullah dan kemakam
Rasulullah SAW. Kata orang bijak Orang yang
belum pernah pergi Haji/Umrah, kepingin. Tetapi
orang yang sudah pernah, rindu.
Yang istimewa dari rencana Umrah ini, yaitu
kami bersama dengan mertua dan saudara mertua
dan isterinya. Mudah-mudahan kami selamat
sampai pulang ke Baubau. Amiiin... Amiiin. Amiiin
Ya.Rabbal Alamiiin
KENDARAAN
Memiliki kendaraan yang bagus dilihat dan
nyaman dipakai serta bisa dipakai bersama dengan
keluarga merupakan salah satu target cita-citaku,
tetapi bukan berarti bahwa sebelumnya saya tidak
mempunyai kendaraan karena sejak pertengahan
kuliah saya sudah memiliki motor, meskipun motor
bekas tetapi dengan motor RS 100 sebagai salah
satu sarana yang banyak menunjang keberhasilanku
terlebih dengan adanya tekadku bahwa; apabila
saya dibelikan motor dari orangtuaku, maka saya
tidak akan meminta uang lagi, atau paling tidak
bahwa dengan motor tersebut saya akan berusaha
mencari uang sambil kuliah dan ternyata berhasil.
PRINSIP-PRINSIP
HIDUP