Pada zaman yang serba canggih ini, bahasa tetap konsisten sebagai alat komunikasi yang
digunakan dalam kehidupan luas di kalangan masyarakat. Bahasa tetap memegang peranan
penting dalam menghubungkan atau menyalurkan ilmu, baik itu ilmu pasti, seperti matematika.
Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli bahasa, ahli-ahli lain yang
bergerak di bidang ilmu pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam bidang
teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan
dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa.
Bahasa tidak terikat pada waktu. Bahasa itu terus berkembang, bahasa terus
mengekspresikan segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Melalui bahasa, kebudayaan suatu
bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturukan kepada generasi-generasi
mendatang. Dengan adanya bahasa sebagai alat komunikasi, maka semua yang berada di sekitar
manusia: peritiwa-peristiwa, binatang-binatang, tumbuhan-tumbuhan, hasil cipta karya manusia
dan sebagainya, mendapat tanggapan dalam pikiran manusia, disusun dan diungkapkan kembali
kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi. Komunikasi melalui bahan ini
memungkinkan setiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan
lingkungan sosialnya. Ia memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat-istiadat,
kebudayaan serta latar belakangnya masing-masing.
Bahasa bukan saja menjadi alat komunikasi semata, bahasa juga mempunyai banyak
fungsi lain. Dengan satu bahasa yang sama bisa mempersatukan manusia yang tinggal di beriburibu pulau di Indonesia, bahkan dunia sekalipun. Pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928,
bahasa merupakan unsur penting yang menyatukan kekuatan seluruh pemuda yang datang dari
berbagai daerah di Indonesia. Dan hasilnya bahasa Indonesia disepakati sebagai bahasa nasional
yang mempersatukan seluruh pemuda untuk melawan kekuatan penjajah.
Mengingat pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi dan dengan memperhatikan wujud
bahasa itu sendiri, kita dapat membatasi pengertian bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya,
bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa
yang digunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar
Nusantara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis berusaha merumuskan beberapa pertanyaan
mendasar mengenai Dasar-dasar Kebahasaan dan Aplikasinya sabagai berikut:
1.
2.
3.
4.
METODE PENULISAN
Dalam proses penulisan ini, penulis mengumpulkan informasi mengenai Dasar-Dasar
Kebahasaan dan Aplikasinya dan metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan.
TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini ditujukan untuk masyarakat luas serta civitas akademik Fakultas Sains dan
Teknik Jurusan Matematika Undana dengan tujuan:
1.
2.
3.
4.
SISTEMATIKA PENULISAN
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari Bab
I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang mengenai kebahasaan itu sendiri, rumusan
masalah, metode penulisan, dan tujuan penulisan. Bab II Isi yang menjelaskan tentang hakikat
bahasa Indonesia, lahirnya bahasa Indonesia dan bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa
Indonesia, serta Bab III Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Hakikat Bahasa
Secara etimologi, istilah bahasa berasal dari bahasa Latinlingua. Dalam
bahasa Itali bahasa disebut linguaggio danlingua, bahasa Perancis menyebut
bahasa sebagai langagedan langue, dalam bahasa Spanyol bahasa disebut
denganlengua dan disebut dengan language dalam bahasa Inggris.
Penyebutan bahasa terdiri dari dua konsep utama dalam kajian lingustik
yaitu penyebutan bahasa secara umum (bersifat koloquel) seperti langage (bahasa
Prancis), linguaggio (bahasa Itali) dan juga penyebutan bahasa pada bahasa
tertentu atau suatu sistem linguistik tertentu seperti langue (dalam bahasa
Prancis), lingua (bahasa
Itali)
dan lengua (bahasa
Spanyol).
Akan
tetapi, language dalam bahasa Inggris dapat digunakan untuk menamakan bahasa
secara umum atau digunakan untuk menyebut satu bahasa tertentu, demikian
halnya dengan istilah bahasa dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan pengertian terminologis dari bahasa itu sendiri telah banyak
didefinisikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Saphir (1921) dalam Chaedar Alwasilah (1990) bahwa bahasa
adalah a purely human and non-instinctive method of communicating
ideas, emotion and desire by means of voluntarily produced symbol.
Saphir menyebutkan lima butir terpenting dalam definisi bahasa
yaitu: manusiawi, dipelajari, memilki sistem, arbitrer dan bersimbol.
2. Hall mengungkapkan bahwa bahasa merupakan suatu institusi dalam
pengertian alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar umat
manusia.
3. Wardhough menyebutkan bahwa bahasa adalah sistem lambangbunyi
yang arbitrer yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.
4. Hasan Lubis (1988) menyebutkan bahwa bahasa adalah sistem
lambang-lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu
masyarakat untuk menyampaikan fikiran dan perasaannya dengan
bunyi-bunyi.
5. Kridalaksana (2008) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang dipergunakan oleh anggota masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri.
6. Caroll (1959) beranggapan bahwa bahasa adalah sebuah sistem
berstruktur mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya
manasuka, yang digunakan atau yang dapat digunakan dalam
komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia yang secara agak
tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa dan
proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
7. Bloch dan Trager (1942) menyatakan bahwa bahasa adalah sistem
simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok
sosial bekerja sama.
Pakar linguistik telah merumuskan banyak hal tentang hakikat bahasa.
rumusan-rumusan tersebut jika dibutirkan akan menghasilkan sejumlah ciri atau
sifat yang merupakan hakikat bahasa. Sifat-sifat tersebut pula yang telah
didefinisikan oleh pakar-pakar linguistik diatas dalam menemukan pelbagai sifatsifat bahasa.
Sifat-sifat tersebut sebagaimana yang disebutkan oleh Chaer (2007) antara
lain: (1) Bahasa adalah sebuah sistem, (2) Bahasa itu berwujud lambang, (3)
Bahasa itu berupa bunyi, (4) Bahasa itu bersifat arbitrer, (5) Bahasa itu bermakna,
(6) Bahasa itu bersifat konvensional, (7) Bahasa itu bersifat unik, (8) Bahasa itu
bervariasi, (9) Bahasa itu bersifat produktif, (10) Bahasa itu bervariasi, (11) Bahasa
itu bersifat dinamis, (12) Bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, (13)
Bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Begitu pula yang dipaparkan oleh
Chaeda Alwasilah (1993) yang secara sederhana lagi menyebutkan hakikat bahasa
itu antara lain: (1) Bahasa itu sistematik, (2) Bahasa itu manasuka arbitrer, (3)
Bahasa itu ucapan/vokal, (4) Bahasa itu simbol atau lambang, (5) Bahasa itu
mengacu pada dirinya sendiri, (6) Bahasa itu manusiawi dan (7) Bahasa itu
masyarakat bahasa, karena disamping dia sebagai orang Indonesia, dia juga
menjadi pemilik dan pengguna bahasa daerahnya.
Anggota mayarakat suatu bahasa biasanya terdiri dari berbagai orang
dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang budaya yang tidak
sama, baik dari segi pendidikan, profesi, usia dan lain-lain. Oleh karena latar
belakang dan lingkungan yang tidak sama, maka bahasa yang digunakan
beragam atau bervariasi, dimana antara variasi atau ragam yang satu dengan
yang lain seringkali memiliki perbedaan yang besar.
Mengenai variasi bahasa, terdapat tiga istilah yang dipandang perlu untuk
diketahui, yaitu idiolek, dialek dan ragam. xix Idiolek adalah variasi atau ragam
bahasa yang bersifat perseorangan. Artinya setiap orang memiliki ciri khas
bahasa masing-masing, contohnya adalah bahasa-bahasa penulis seperti
Hamka, Andrea Hirata dan lain-lain yang tentu berbeda satu sama lain.
Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota
masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu. Contohnya adalah dialek
Banyumas, dialek Surabaya, bahasa Indonesia zaman Balai Pustaka dan
sebagainya.
Adapun ragam atau ragam bahasa adalah variasi bahasa yang digunakan
dalam situasi, keadaan atau untuk keperluan tertentu. Untuk situasi formal,
digunakan ragam bahasa yang disebu dengan ragam baku, untuk situasi yang
tidak formal, digunakan ragam yang tidak baku. Begitu pula dapat dilihat dari
sisi sarana, terdapat ragam tulisan dan lisan dan masih banyak lagi ragamragam lainnya.
9. Bahasa Itu Manusiawi
Bahasa itu manusiawi dalam pengertian bahwa apa-apa yang sudah
dipaparkan sebelumnya adalah suatu kekayaan yang hanya dimiliki umat
manusia. Ringkasnya bahwa manusia-lah yang berbahasa sedangkan hewanhewan lain tidak berbahasa.
Keistimewaan bahasa menusia akan semakin terasa jika dibandingkan
dengan komunikasi binatang misalnya. Hal ini dapat ditelusuri dari sejarah
evolusi manusia dan evolusi bahasanya, ahli-ahli biologi-pun membuktikan
bahwa sistem komunikasi binatang itu sama sekali tidak mengenal ciri ganda
bahasa manusia yaitu sistem bunyi dan makna (duality feature).xxi
Sering didengar dalam literatur-literatur yang mengatakan bahwa manusia
itu homo loquens (the speaking animal), hewan yang memiliki kemampuan
berbahasa. Jika manusia itu hewan yang berbahasa sedangkan bahasa adalah
seperangkat kalimat-kalimat yang lazim, sedangkan kalimat lazim dibedakan
dari yang tidak lazim dari tata bahasa, maka kesimpulan tentang manusia itu
adalah homo grammaticus, yakni hewan yang bertata bahasa.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa
buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di
Nusantara. Bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku
di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari
luar Nusantara.
Perkembangan bahasa melayu tersebut dinamakan perkembangan konseptual yang
memiliki tiga bentuk. Pertama, perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh interaksi antar
daerah, Kedua, perkembangan bahasa daerah yang lain, dan yang terakhir perkembangan bahasa
yang di akibatkan oleh pertemuan bahasa melayu dalam konteks yang lebih luas.
Bahasa melayu berkembang berdasarkan interaksi dengan lingkungan sosial yang
bersinggungan antar ruang dan waktu, yang mana terjadi suatu hal yang sedang mempengaruhi
penggunaan bahasa. Historis tersebut dapat dilihat dari asal usul bahasa yang merupakan awal
komunikasi antar orang yang menggunakan bahasa isyarat ke kata-kata yang semakin
komunikatif.
Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia didasarkan atas pertimbangan yang rasional,
baik secara politik, ekonomi, dan kebahasaan, yaitu:
1. Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia.
2. Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah dikenal dan digunakan
sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi dirasakan sebagai bahasa asing.
3. Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan tingkatan dalam
pemakaian sehingga meniadakan sifat feodal dan memudahkan orang memperlajarinya.
4. Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari bahasa daerah lain dan
bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan bahasa Indonesia di masa mendatang.
5. Bahasa Melayu sudah menjadi lingua franca atau bahasa pengantar di wilayah Indonesia dan
Asia Tenggara sejak ribuan tahun lalu.
6. Bahasa Melayu merupakan suatu kebudayaan bagi Indonesia, dan banyak sekali kemiripan
antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Melayu, mulai dari pengartian dan bahasannya.
7. Bahasa Melayu mempunyai peranan yang sangat penting di berbagai bidang atau kegiatan di
Indonesia di masa lalu.
DAFTAR PUSTAKA