Anda di halaman 1dari 4

Panduan diskusi III: Kasus Kembar Siam

TUGAS KELOMPOK :

Buatlah solusi etik dan atau solusi etikolegal setelah diskusi kelompok berjalan
dan terdapat pendapat kelompok. Ikutilah daftar tilik berikut ini.

Jelaskan isu etik (bukan isu medik) dari kasus Pinguina/i dalam setting (tata letak)
sebagai berikut :
Isilah matriks di atas sesuai dengan kisi-kisinya. Matriks dibuat sesuai panduan
(horizontal), dicatat dari kolom kiri ke kanan secara konsisten (lihat metode
modifikasi Howard Brody dan atau etikolegal AP). Pendapat kelompok sesuai dengan
teori etik utama yang disepakati kelompok.
Self assesment : adalah pendapat pribadi mahasiswa (bukan pendapat sbg aktor
role play) yang menilai kembali pendapat kelompok. Isinya analisis pendapat pribadi
tadi thd pendapat kelompok (kritik sesuai KDB dan sesuai teori etik yang diyakini).
Verification : suatu value clarification
Reason : alasan kenapa pendapat akhir kelompok menjadi demikian.
Tulislah hasil kelompok. Siapkan presentasi kelompok (tugas kelompok).
Pertahankan argumen atau nilai-nilai etis kelompok anda terhadap argumen
kelompok penyanggah.

Setelah diskusi ini, anda akan diberi tugas analisis individu yang
harus anda unggah ke SCeLE.

Kasus Etik Tim Medis Pemisahan Bayi Kembar


Siam
RS Hus-hus Sha-sha Dha-dha (HSD) paling terkenal peralatannya. Lokasinya
di P. Jelita Kepulauan Seribu Jakarta. Serba baru. Investor sekaligus pemiliknya
adalah seorang mantan bankir yang pernah mendekam di penjara 1 tahun penjara
akibat korupsi, namun kini telah tobat. Dalam rangka promosinya, ia berhasil
mengkontrak belasan dokter terkenal se Indonesia selama 1 tahun ini untuk bekerja
purna waktu dengan honor yang pantas. Ia mengumumkan di koran dan segenap
media elektronik, termasuk fitur infotainment, bahwa RS HSD siap melayani
pelbagai kasus rujukan apapun, termasuk bayi kembar siam. Bila perlu bagi yang
tak mampu, gratis.
Pinguina-Pinguini adalah seorang bayi kembar dempet thoraco-cephalo
complex usia 3 bulan yang resmi menjadi pasien pertama untuk dipisahkan.
Pinguina berjenis kelamin laki-laki, sedangkan Pinguini perempuan. Ia adalah anak
pasangan buruh tani di desa Minuta Kabupaten Akte Lampung Utara. Kebetulan
kembar siam Pinguina-Pinguini makin ngetop ketika ada putaran kampanye terakhir
pemilihan calon Kades setempat. Dua calon Kades tadi sama-sama berjanji akan
membawa ke RS HSD untuk operasi pemisahan Pinguina-Pinguini.
Dr. Camar, SH, SpF, direktur RS HSD membentuk Tim Operasi Pemisahan
Pinguina-Pinguini (TOP Pa-Pi) yang diketuainya sendiri. Ada 4 bidang dalam TOP PaPi tersebut, yakni A. Bedah, B. Medik dan C. Intensive Care dan D. Etikolegal. Ia
merangkap Ketua Bidang Etikolegal yang mengurus tentang informed-consent,
asuransi kesehatan istimewa Pinguina-Pinguini, surat keterangan medis
pascabedah, publikasi dan keamanan. Anggotanya adalah KH. Beo, MHum (ustadz),
Ms Prenjak MPsi, PhD (psikolog klinis anak), Manyar MSi, M.Kom (humas).
Sementara itu Ketua Tim Bedah adalah Prof.Dr. Cucakrowo SpBA (K) dengan
wakil Kutilang SpBS (K) dan anggota adalah dr. Nuri SpBT PhD, dr. Belibis SpBP (K),
dr. Kepodang SpTHT-KL (K), drg. Jalak SpBM. Ketua Tim Medik adalah Prof.dr. Merpati
SpA (K) ahli saraf anak, dengan anggota Prof. Dr. Gagak SpGK, dr. Elang B SpRad
(K), dr. Hantu, SpRM (K). Sedangkan Ketua Tim C (Intensive Care) adalah Prof. dr.
Kutilang SpAn (K-I), dengan anggota spesialis patologi klinik, spesialis farmakologi
klinik, sub-spesialis radiologi anak, sub-spesialis jantung anak, dan spesialis
pulmonologi. Di dalam Tim masing-masing terdapat perawat ahli, yang didatangkan
dari Malaysia dan Jakarta.
Dalam pemeriksaan prabedah, nampak bahwa secara MRI dan radiologis,
esofagus dan trakea hingga bronkhus kanan kembar siam tadi terpisah. Hanya
bifurkasio trakea ke arah bronkus kiri masih belum jelas terpisah antara Pinguina

dan Pinguini. Demikian pula ada lobus paru kiri yang melengket antara Pinguina dan
Pinguini. Dr. Camar didampingi para ketua bidang TOP Pa-Pi amat waspada dengan
hal ini dan telah menyampaikan secara jelas ke orangtua bayi dempet bahwa
kemungkinan terburuk adalah keduanya tak tertolong. Kemungkinan berikutnya
adalah salah satu bayi akan dikorbankan bila paru dan bronkus kiri yang
melengket tadi tak bisa dipisahkan. Orangtua mengangguk-angguk saja, termasuk
dua balon Kades Minuta yang sama-sama mendampingi mereka. Camar dalam
wawancara pers dalam dan luar negeri mengatakan operasi akan berjalan 9 jam
dan mohon doa restu masyarakat. Dua balon Kades, secara terpisah di depan
wartawan berjanji akan sama-sama membantu finansial warganya.

***
Operasi tengah berlangsung 3 jam. Perlengketan salah satu bronkus sudah
80% dilepas. Tiba-tiba terjadi komplikasi, jaringan distal bronkus dan paru kiri yang
menyatu tadi begitu rapuh. Tim bedah berkonsul dengan Tim Medik dan ICU di
meja operasi. Disimpulkan saat itu tim klinis akan memilih salah satu bayi,
sedangkan yang lain akan dikorbankan. Camar dan tim lain yang tak berada di
meja operasi harus menjelaskan ke orangtua untuk memilih mana bayinya yang
diprioritaskan. Kedua orangtua bingung, bahkan menangis, tak kuasa
menyampaikan keputusan. Kebetulan ayah si bayi didampingi oleh si Polan, balon
Kades laki-laki sedusun di Minuta yang ingin lebih mempertahankan Pinguina,
sementara Ibu si bayi didampingi oleh si Fulan, balon Kades perempuan yang samasama dari desa tetangganya, yang lebih membela Pinguini.
Merespon perkembangan, Polan beradu pendapat dengan Fulan, merasa
sebagai wakil orangtua, di depan TOP Pa-Pi, namun tidak segera kunjung selesai.
Nyaris terjadi baku hantam antar dua balon Kades tersebut. Camar dkk sempat
bingung memilih siapa yang berhak. Keributan tadi terdengar oleh semua anggota
TOP Pa-Pi yang berada di dalam kamar operasi. Namun anehnya, keributanpun
menjalar. Cucakrowo ribut terhadap Merpati karena Cucak lebih memilih Pinguina
utk diselamatkan karena prognosis dari sudut bedah lebih baik (posisi anatomisfisiologis), sementara Merpati memilih Pinguini karena dari sudut medik ia lebih baik
(mencegah status imuno-kompromais). Atas usul Camar, mereka sepakat menunda
pembedahan di atas meja operasi selama maksimal 15 menit dalam kondisi masih
dibius - untuk menetapkan skala prioritas. Sudahlah, utamakan Pinguini aja!!!,
teriak dr. Belibis SpBP. Kosmetis lebih elok kalo dia hidup nantinya lanjut spesialis
bedah plastik tersebut menghenyakkan perdebatan Cucakrowo Merpati.
Semuanya setuju. Camarpun bersiap untuk memberitahu keluarganya - bahwa
Pinguinilah yang diutamakan untuk diselamatkan.
***

Baik dok, Pinguini yang diutamakan. Saya terima, ujar ibunya spontan,
segera setelah Camar memberitahukan keputusan tim dokter intra-operatif. Sang
ibu kembar siam sambil melirik ke suaminya yang masih nampak kebingungan.
Gimana Pak? tanya Camar ke bapaknya. Tiba-tiba Polan memotong :Kok
alasannya kosmetis sih dok? Saya belum terima !!, kata balon Kades yang seolah
berfirasat dirinya bakal kalah. Belum sempat Camar menjelaskan, tiba-tiba TS
spesialis patologi klinik dari Tim C menghampirinya. Mas, Pinguini HIV-nya
positif!!, ujarnya meyakinkan sambil menjelaskan hasil tersebut baru saja (7 jam
masa berlangsungnya operasi) diperoleh sebagai pelengkap kondisi imunokompromaisnya.
Camar segera masuk kembali ke ruang operasi. Disitu ia melihat Prof.
Kutilang tengah mondar mandir. Ketika dihampirinya, Kutilang membisikinya: Saya
bingung, hasil lab HIV (+) ini baru kuterima. Namun anda lihat sendiri, operasi
sudah tinggal menutup jahitan luar saja secara jahitan plastik-rekonstruksi.
Kutilang dan Camar sama-sama tahu bahwa seharusnya pilihan prioritas dijatuhkan
kepada Pinguina.
Camar juga terhenyak. bingung mau memberitahu hasilnya kepada ortu
ketika tim bedah sudah mau menutup operasinya dengan operasi plastik masing2.
Camar juga bingung ketika mau memberi tahu balon kades.

Anda mungkin juga menyukai