Anda di halaman 1dari 34

METODE ILMIAH

Pokok bahasan: Rancangan Penelitian

Dr. Ir. MUHAMAD FIRDAUS, MP.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


Rancangan Penelitian dapat digolongkan berdasar :
a.
Sifat permasalahan
b. Tempat data
c.
Asal data
d. Analisis data
Rancangan penelitian berdasar sifat permasalahan:
1. Penelitian Historis
Tujuan: membuat rekonstruksi secara sistematis
dan obyektif dari kejadian masa yang lalu
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, dan mensistesiskan data-data
untuk menegakkan fakta dengan kesimpulan
yang kuat
2.

Penelitian Deskripsi
Tujuan: mendiskripsi secara sistematis, faktual dan
akurat terhadap suatu populasi atau daerah
tertentu, mengenai sifat-sifat atau faktor-faktor
tertentu

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


3.

Penelitian Perkembangan
Tujuan: mengetahui pola atau perurutan perkembangan
dan atau perubahannya sebagai fungsi dari waktu.

4.

Penelitian Kasus dan lapangan


Tujuan: mempelajari secara mendalam terhadap suatu:
individu, kelompok, lembaga atau masyarakat tertentu,
latar belakang, keadaan sekarang atau interaksi yang
terjadi didalamnya

5.

Penelitian Korelasional
Tujuan: mengetahui ada tidaknya hubungan dan jika ada
seberapa besar derajat hubungannya antara berbagai
variabel, walaupun tidak dapat diketahui apakah
h8ubungan tersebut hubungan yang sebab akibat atau
bukan

6.

Penelitian Kausal-komparatif
Tujuan: mengetahui kemungkinan adanya hubungan
sebab-akibat dengan cara: berdasar atas pengamatan
terhadap akibat yang ada, kemudian mencara kembali
faktor yang diduga menjadi penyebab, melalui
pengumpulan data tertentu

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


7.

Penelitian eksperimental
Tujuan: mengetahui kemungkinan hubungan sebab
akibat dengan cara memberikan satu atau lebih
perlakuan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan membandingkannya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol

8.

Penelitian tindakan
Tujuan: mengembangkan pendekatan atau
ketrampilan baru untuk memecahkan masalah
atau kesulitan dalam suatu bidang tertentu dengan
penerapan langsung dalam praktek

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


Rancangan penelitian berdasar tempat data:
1.

Penelitian Sejarah
Data tersimpan di alam.
Banyak kejadian telah terjadi sebelum peneliti hadir
dalam dunia penelitiannya.
Jadi, peneliti sangat bergantung pada observasi yang
telah dilakukan orang sebelumnya dan pada catatan
pribadi, surat menyurat, hasil perundingan, prasasti,
patung, arca, dan peninggalan lainnya, bahkan hasil
ingatan orang yang ada kaitannya dengan materi yang
diteliti.

2.

Penelitian Observasional
Fenomena atau kejadian baik yang terjadi dalam sekejap
atau berlangsung lama yang tidak dapat dikendalikan
atau diatur peneliti

3.

Penelitian Eksperimental
Fenomena yang dapat ditampilkan melalui manipulasi
atau perlakuan yang dengan sengaja dilakukan oleh
peneliti

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


Perbedaan penelitian observasional dan eksperimental
Penelitian Observasional

Penelitian Eskperimental

Persoalan pokok:
Persoalan pokok:
fenomena atau kejadian
kejadian atau fenomena
yang telah ada, tanpa
yang akan terjadi
dapat dikendalikan peneliti
Penelitian Ex post facto
Perlakuan dalam penelitian: Perlakuan dalam penelitian:
perubahan waktu (umur),
Dosis, Proporsi, kadar, dsb
perubahan iklim, dsb

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


Rancangan penelitian berdasar asal data:
1.

Penelitian primer
Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pada permulaan
penelitian, data belum ada dan harus dikumpulkan
sendiri oleh peneliti

2.

Penelitian sekunder
Data yang dikumpulkan peneliti adalah data yang sudah
ada dan diperoleh oleh peneliti terdahulu. Jadi pada
permulaan penelitian, data telah tersedia

MACAM RANCANGAN PENELITIAN


Rancangan penelitian berdasar analisis data:
1.

Penelitian deskripsi
Analisis data tidak keluar dari lingkup sampel.
Bersifat deduktif yaitu berdasarkan teori atau
konsep yang bersifat umum, lalu diaplikasikan
untuk menjelaskan tentang seperangkat data atau
menunjukkan komparasi atau hubungan
seperangkat data dengan seperangkat data lainnya

2.

Penelitian analisis
Analisis data mengarah dari sampel menuju
populasi.
Bersifat induktif atau inferensial, yaitu berdasarkan
data dari sampel (statistik) digeneralisasi menuju ke
data populasi (parameter)

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL


Persoalan pokok:
Kejadian yang akan terjadi akibat adanya intervensi
oleh peneliti terhadap kejadian yang telah ada di
alam
Prinsipnya:
Menguji hubungan antara sebab (cause) dengan
akibat (effect)
Unsurnya:
- Kelompok kontrol
- Kelompok uji/perlakuan
- Intervensi (perlakuan)
Kegunaan:
Mendapatkan informasi yang relevan dengan
masalah penelitian secara maksimal dengan bahan,
waktu, dan biaya yang minimal.

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENTAL


Tiga prinsip yang harus dipenuhi:
1. Replikasi
2. Randomisasi
3. Kontrol atau perlakuan pembanding
True experimantal: Jika tiga prinsip tersebut terpenuhi
Pra-experimental:
Sebagian prinsip tersebut terpenuhi
Quasi-experimental: Diusahakan memenuhi keseluruhan
prinsip, namun belum mencapai
tingkat sebenarnya.
Istilah:
- Unit eksperimen: unit materi, dimana suatu perlakuan
dikenakan
- Perlakuan: prosedur / kondisi yang efeknya akan
diukur dan dibandingkan dengan perlakuan
lainnya

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
1. REPLIKASI
Banyaknya unit eksperimen yang mendapat
perlakuan sama pada kondisi tertentu
Fungsi:
- mengestimasi kesalahan eksperimen
- meningkatkan presisi hasil
- meningkatkan dan memperluas jangkauan
generalisasi hasil
Penyebab kesalahan eksperimen:
- kesalahan pengukuran
- kesalahan cara melakukan prosedur
eksperimen
- perbedaan antar unit eksperimen
- pengaruh faktor dari luar eksperimen

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
KESALAHAN EKSPERIMEN:
- Kesalahan sistematik
Kesalahan yang sudah melekat pada prosedur
eksperimen, sehingga bersifat searah terhadap
benar, dapat diramalkan, dan bila direplikasi
akan berulang kembali
- Kesalahan random
Kesalahan yang tidak searah terhadap harga
benar, tidak dapat diramalkan, dan pada
pengulangan
akan saling mengeliminasi
Kesalahan eksperimen dapat dikurangi dengan cara:
1. menggunakan unit eksperimen yang homogen atau
membuat stratifikasi yang tepat
2. mencegah semaksimal mungkin masuknya faktor-faktor
dari luar
3. menggunakan rancangan eksperimental yang lebih efisien

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
2. RANDOMISASI
Random = acak, rambang, tanpa pilih-pilih
adalah keadaan dimana setiap unit eksperimen
mempunyai kesempatan (probabilitas) yang sama
untuk mendapat perlakuan.
atau
Setiap perlakuan dapat diaplikasikan dengan
probabilitas yang sama terhadap unit eksperimen.
Tujuan:

1. menjaga validitas generalisasi hasil eksperimen


2. sebagai asumsi dasar agar statistik inferensial
dapat digunakan

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
3. KONTROL atau PERLAKUAN PEMBANDING
Penelitian dikatakan eksperimental, jika dan hanya
jika menggunakan perlakuan kontrol
Tujuan:

1. Agar rancangan eksperimental menjadi lebih


efisien
2. menghasilkan uji kemaknaan menjadi lebih
sensitif atau meningkatnya uji (power test)

Rancangan eksperimental minimal ada dua kelompok


unit eksperimen:
- kelompok perlakuan
- kelompok kontrol

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
True experimental dianggap sebagai rancangan penelitian yang
paling mantap, karena mempunyai validitas external dan
validitas internal secara benar.
Validitas external
akan memberikan jawaban atas pertanyaan seberapa
besar derajat representatif hasil penelitian dapat
digeneralisasikan kepada populasinya.
Pada true experimental, validitas external dapat dijamin
karena adanya randomisasi
Validitas internal
akan memberikan jawaban atas pertanyaan: apakah
perlakuan memang benar-benar menghasilkan perbedaan
atau pemaknaan hasil. Apakah adanya perbedaan efek
bukan karena adanya kesalahan eksperimental atau
faktor luar eksperimen.
Pada true experimental, validitas internal terjamin karena
adanya replikasi dan kontrol

PRINSIP-PRINSIP EKSPERIMENTAL
Perlakuan kontrol dapat dihubungkan dengan
Grouping, Blocking, dan Balancing,
1. Grouping atau pengelompokan
Penempatan himpunan unit eksperimen yang
homogen menjadi kelompok-kelompok (group), dimana
tiap kelompok mendapat perlakuan yang berbeda.
Tiap kelompok jumlahnya dapat tidak sama
2. Blocking atau pemblokan
Pembagian himpunan unit eksperimen yang heterogen
menjadi blok-blok, dimana tiap blok adalah homogen
dan mendapat perlakuan yang berbeda.
Jadi tiap perlakuan akan dikenakan terhadap semua
blok atau setiap bloik akan mendapat semua
perlakuan
3. Balancing atau pengaturan keseimbangan
Usaha untuk mengatur terwujudnya jumlah yang
seimbang antar kelompok atau blok

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


PRA-EKSPERIMENTAL
1.

The one-shot case study


Rancangan ini diskemakan sbb:
P

Misal:

Sekelompok tambak udang vannamei yang terserang penyakit


diberi imunostimulan (P), kemudian diamati kesembuhannya (R)

Kelemahan
- Tidak ada kontrol, hingga hasil tidak dapat

dibandingkan
- Tidak dapat disimpulkan, kecuali yang bersifat impresif
dari peneliti
- Bahayanya, peneliti membuat pembenaran atas
kesimpulan

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


2. The one-group pretest-posttest Design
Rancangan ini diskemakan sbb:
Misal:

P1

P2

Udang vannamei dalam tambak terserang penyakit


diberi imunostimulan, kemudian diamati
kesembuhannya.
Sekelompok udang sakit mula-mula diamati
kadar antibodinya (P1). Pada kelompok udang ini
diperlakukan dengan -glukan dalam kurun
waktu ttt (R), kemudian kadar antibodinya
diukur lagi (P2). Bandingkan P1 dan P2 dengan
uji komparasi tertentu

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


Kelemahannya: Bervaliditas internal rendah, karena tidak ada kontrol,
sehingga tidak ada jaminan bahwa R adalah satu-satunya
penyebab terjadinya efek.
Dalam kasus ini, kadar antibodi kemungkinan dapat berubah
karena:
1. Selama perlakuan, gizi udang menjadi lebih baik, sehingga
terjadi perubahan kadar antibodi (history effect)
2. Dalam waktu yang bersamaan dengan perlakuan dalam tubuh
terjadi reaksi biokimiawi yang dapat memperbaiki proses
kekebalan (maturation effect)
3. Oleh karena telah diobati, akan meningkatkan nafsu makan
hingga kekebalan naik (testing effect)
4. Perbedaan alat atau cara pengukuran antibodi pada awal (P1)
dan akhir (P2) uji (instrumentation effect)
5. Perbedaan dihasilkan karena yang dibandingkan adalah
harga-harga ekstrim data terkecil dan terbesar saja
(statistical effect)

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


3. The static-group comparison
Rancangan ini diskemakan sbb:
P
-

R1
R2

Misal:
Penelitian tentang efek hipokolesterolemik alginat
Desainnya:
- Sekelompok orang dengan kadar kolesterol tinggi diberi diet
yang dicampur dengan alginat (P) sampai waktu tertentu,
kemudian diukur kadar kolesterol darahnya (R1)
- Sekelompok orang berkolesterol tinggi diberi diet tanpa
beralginat hingga waktu tertentu dan diukur kadar
kolesterolnya (R2)
- Lalu R1 dan R2 dibandingkan untuk melihat efek alginat
Dalam desain ini sudah ada kontrol, meski belum ada
randomisasi, sehingga histori, maturation, testing, and
instrumentation effect dapat dikendalikan

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


EKSPERIMENTAL SESUNGGUHNYA
1.

The pretest-posttest control group design


Rancangan ini diskemakan sbb:
P

P1

(C)

P2

P3

(T)

Misal:

Hepatotoksik ikan berformalin

Pelaksanaan:
- Secara random (U), tikus dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kelompok kontrol (C) dan perlakuan (T)
- Ukur SGPT/SGOT hati tikus saat awal, baik kontrol (P) dan
perlakuan (P2)
- Tikus perlakuan diberi ikan berformalin (R), sedang kontrol diberi
air (-)
- Setelah jangka waktu tertentu, ukur kembali SGPT/SGOT baik
pada kontrol (P1)maupun perlakuan (P3)
- Lakukan uji perbedaan (P1-P) dengan (P4-P3) untuk mengetahui

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


Rancangan ini dapat diperluas dengan menggunakan
beberapa macam perlakuan , misalnya R1, R2, R3 dst.
Untuk mengujinya dapat dilakukan dengan uji anova
atau anakova.
Rancangannya dapat diskemakan sbb:

P1

(C)

P2

R1

P3

(T1)

P4

R2

P5

(T2)

P6

R3

P7

(T3)

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


2. The posttest only control group design
Pengukuran awal tidak dilakukan dengan berasumsi bahwa unit
populasi homogen
Rancangan ini diskemakan sbb:
R

P1

(T)

P2

(C)

Misal:

Hepatotoksik ikan berformalin

Pelaksanaan seperti pretest-posttest control group design, tetapi tanpa


pengukuran awal:
- Secara random (U), tikus dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kelompok kontrol (C) dan perlakuan (T)
- Tikus perlakuan diberi ikan berformalin (R), sedang kontrol diberi
air (-)
- Setelah jangka waktu tertentu, ukur SGPT/SGOT baik pada kontrol
(P1) maupun perlakuan (P2)
- Lakukan uji perbedaan P1 dan P2 untuk mengetahui efek perlakuan (R)

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


Rancangan ini dapat diperluas dengan menggunakan
lebihdari satu perlakuan , misalnya R1, R2, R3 dst,
disamping kontrol. Untuk mengetahui adanya perbedaan
dapat dilakukan uji anova terhadap P1, P2, P3, dan P4.
Rancangannya dapat diskemakan sbb:

P1

(C)

R1

P2

(T1)

R2

P3

(T2)

R3

P4

(T3)

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


3. The Solomon four- group design
Rancangan ini adalah kombinasi dari rancangan yang
menggunakan pengukuran awal dan yang tanpa
pengukuran awal dengan asumsi hasil pengukuran awal
dari semua kelompok adalah sama
Rancangan ini dapat mengetahui ada tidaknya efek
pengukuran awal, testing effect, maturation effect, dan
history effect
Rancangan ini diskemakan sbb:

P1

P2

P3

P4

P5

P6

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


4. Treatment by subject design
Dalam rancangan ini, beberapa perlakuan dikenakan
pada subjek yang sama dengan selang interval atau
selang waktu tertentu.
Hal ini dilakukan agar perlakuan terdahulu sudah tidak
meninggalkan efek atau respon bawaan (residual effect)
Rancangan ini disebut Rancangan sama subjek
Beberapa keunggulan rancangan ini:
1. Variasi antar individu (unit eksperimen) dapat
dihilangkan
2. Jumlah individu yang dibutuhkan dapat diperkecil.
Hal ini penting bila unit eksperimennya manusia
Skema rancangannya
T1
T2

T3

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


5. Cross-over design
Dalam rancangan sama subjek dimungkinkan adanya
efek bawaan (residual effect) dari tiap perlakuan yang
mungkin pada selang waktu yang digunakan belum
hilang sama sekali.
Dalam rancangan ini, perlakuan dilakukan secara
bersilang
Skema rancangannya
T3
T2

T1

Analisis data pada by subject design dan cross over design


dapat dilakukan dengan anova dua arah.
Dengan anova dua arah dapat diketahui ada atau
tidaknya perbedaan antar perlakuan dan antar individu

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


6. Factorial design
Rancangan ini digunakan bila ingin mengetahui juga efek
kombinasi/interaksi dua atau lebih perlakuan pada unit
eksperimen.
Misal:
Peneliti ingin mengetahui efek pemberian pakan
bersamaan dengan probiotik terhadap pertumbuhan
udang
Tiga macam pakan udang (PU) yaitu: CP, Matahari, dan
Fearly dan dua macam probiotik (Pro) yaitu: EM4 dan
Pro1 dapat berupa 6 perlakuan kombinasi, yaitu:
PU1 Pro1
PU2 Pro1
PU1 Pro2
PU2 Pro2
PU1 Pro3
PU2 Pro3
Dalam rancangan tsb, faktor PU mengandung 3 level dan
faktor Pro mengandung 2 level, maka rancangannya
disebut Rancangan Faktorial 2 x 3, sebab terdiri dari 2
faktor, dimana faktor I berlevel 2 dan faktor II berlevel 3

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


Hal yang didapat dari rancangan faktorial adalah:

Efek utama (main effect), yaitu perbedaan efek dari PU1,


PU2, dan PU3

Efek sederhana (simple effect), yaitu perbedaan antar Pro


pada tiap PU

Efek interaksi (interaction effect) yaitu apakah perlakuan


PU memberikan efek yang seiring atau tidak dengan Pro
Analisis datanya berupa anova multivariat

Rancangan ini dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi


berbagai macam rancangan, antara lain:
- Rancangan faktorial atas tingkat (treatment by level design)
- Rancangan faktorial sama subjek
- Latin Square design
- Graecio-latin square design, dan lain-lain

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


EKSPERIMENTAL SEMU (QUASI-EXPERIMENTAL)
Penelitian ini berkembang karena randomisasi tidak dapat dilakukan
walau didapat kontrol atau randomisasi berjalan namun sulit
mendapatkan kontrol
1. The non-randomized control group pretest posttest design
Rancangan ini sama dengan the pretest posttest design controlled
group design, namun tidak ada randomisasi
Skemanya:
P1
P3

P2

P4

Untuk mengatasi ketiadaan randomisasi, kelompok kontrol


diusahakan sehomogen mungkin.
Analisis data yang digunakan adalah uji anakova, karena dapat
mereduksi adanya perbedaan awal

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


2. The time-series experiment
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
P1

P2

P3

P4

P5

P6

Dalam penelitian ini, dilakukan satu seri pengukuran


kelompok subjek, yaitu: P1, P2, dan P3. Kemudian pada
kelompok tersebut dikenakan perlakuan R dan selanjutnya
dilakukan kembali satu seri pengukuran ulang yaitu: P4, P5,
dan P6.
Bila ada perubahan hasil pengukuran pada sebelum dan
sesudah perlakuan maka dianggap ada efek dari perlakuan R
Kelemahannya:
Perubahan bisa terjadi bukan karena perlakuan, tetapi
oleh faktor lain. Hal ini terjadi mungkin selama seri
pengukuran kelompok ini, baik sebelum maupun
sesudahnya, dipengaruhi faktor lain

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


3. Control group time-series experiment
Rancangan ini adalah usaha perbaikan dari rancangan
sebelumnya, yaitu dengan menghadirkan kelompok
kontrol:
P1

P2

P3

P4

P5

P6

P1

P2

P3

P4

P5

P6

Rancangan ini mempunyai validitas internal yang lebih


mantap daripada time series experiment

MACAM RANCANGAN EKSPERIMENTAL


4. Equivalent time sample design
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
(R1

P1)

(R0

P2)

(R1

P3)

(R0

P4)

Rancangan ini berusaha menghilangkan pengaruh luar selama


seri pengukuran dengan cara melakukan pengukuran dalam
Waktu yang berurutan setelah masing-masing perlakuan
Perlakuan R1 kadang-kadang ada, tidak, lalu ada dst secara
berurutan
Contoh:
Sekelompok mahasiswa untuk mempelajari Bab I diajari
dengan R1, sedangkan Bab II dengan R0, Bab III dengan
R1, dan seterusnya
Untuk mengetahui perbedaan R0 dan R1, diuji perbedaan
rerata P1 dan P3 dengan rerata P2 dan P4

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai