Anda di halaman 1dari 2

Niken Wasianti Pratami

201151028
Wawasan Lingkungan C
Pelestarian Hutan Mangrove
Manusia memerlukan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Salah satunya adalah udara dan air, manusia tidak dapat hidup
tanpa kedua sember daya tersebut. Semakin banyak jumlah manusia semakin
banyak pula sumber daya yang digunakan, baik yang dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat diperbaharui. Besarnya penggunaan sumber daya
alam akan membuat sumber daya tersebut habis dengan seiring berjalannya
waktu.
Sebagian manusia berfikir tidaklah habis jika menggunakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui, karena dapat dikembangkan lagi jika
diperlukan. Tetapi tidak hanya sumber daya yang tidak dapat diperbaharui,
kedua jenis sumber daya tersebut memiliki keterbatasan ketersediaan, baik
kuantitas, kualitas, waktu, dan ruang. Maka dari itu, perlu adanya pelestarian,
pengelolaan, dan penjagaan alam, supaya dapat digunakan untuk jangka
waktu yang lebih panjang.
Sumber daya alam dapat digunakan sebagai pembangunan yang akan
mensejahterakan masyarakat, hal ini menjadi salah satu sebab perlu adanya
pemantauan pemerintah atas sumber daya yang digunakan. Pemerintah mulai
menciptakan kebijakan-kebijakan untuk melindungi sumber daya yang kini
mulai menipis. Kebijakan-kebijakan tersebut meliputi : sosialiasi yang lebih
banyak dan luas kepada masyarakat akan pentingnya menjaga sumber daya,
memperkuat lembaga-lembaga pelindung sumber daya dan lingkungan hidup,
dan sanksi tegas bagi yang melanggar.
Salah satu sumber daya alam yang dilindungi adalah hutan mangrove,
yang Indonesia sendiri memilikinya seluas 8,6 juta hektar dan 5,3 juta hektar
diantaranya mengalami kerusakan. Fungsi dari hutan mangrove adalah
menjaga kestabilan pantai, melindungi tebing sungai dan tebing pantai,
mencegah abrasi, dan sebagai perangkap zat polutan. Selain itu, mangrove
merupakan daratan yang subur serta dijadikan sebagai habitat benih ikan,
udang, kepiting, dan masih banyak fungsi yang lain.
Fungsi-fungsi ini dijadikan sebagai nilai tambah untuk melestarikan hutan
mangrove tersebut. Seperti ketika diadakannya budidaya udang, hutan
mangrove dijadikan sebagai biofilter yang artinya, disetiap pinggir tambak
tempat masuknya air ditanami tanaman mangrove. Selain budidaya udang,
penggemukan dan pematangan kepiting bakau, pentokolan benur windu,
pendederan nener bandeng, dan pembesaran nila dapat dilakukan dengan
sistem silvo-fishery. Di Cilacap (Jawa Tengah), Sukamandi dan Cikiong, (Jawa
Barat), hutan mangrove dijadikan sebagai tempat wisata. Sehingga tidak
semua orang dapat seenaknya sendiri merusak tanaman multi fungsi tersebut.
Kegiatan pelestarian ini dapat berdampak baik bagi ekosistem yang ada
disekitar serta organisme-organisme yang tumbuh disekitarnya. Sehingga
keragaman hayati masih tetap terjaga.
Sumber:

http://trit0824.student.ipb.ac.id/2010/06/20/analisis-kebijakan-pemerintahdalam-pengelolaan-sumber-daya-alam-yang-berkelanjutan/
http://www.thc.or.id/konservasi-hutan-mangrove/

Anda mungkin juga menyukai