Anda di halaman 1dari 17

EKG ABNORMAL

Kelainan jantung yang dapat dilihat dengan EKG adalah:


1.
Pembesaran ruang
2.
Gangguan pembentukan impuls
3.
Gangguan hantaran
4.
Penyakit jantung koroner

1. PEMBESARAN RUANG
Pada penyakit penyakit tertentu, ruang jantung dapat membesar, lebih besar dari pada
normal. Dengan mengetahui terjadinya pembesaran ruang jantung. Kita dapat mendapatkan
informasi tambahan untuk mendiagnosis penyakit tertentu.
Ada 2 pembesaran ruang yang dapat dinilai, yaitu pembesaran atrium dan ventrikel. Dari
masing masing tersebut dibagi menjadi 2 bagian:

1) ATRIUM
a.

Pembesaran Atrium Kanan (Right Atrium Hypertrophy - RAH)


Pembesaran atrium kanan dapat disebabkan oleh adanya peningkatan tekanan atau volume
di atrium kanan yang disebabkan oleh stenosis katup pulmonal, stenosis katup trikuspid
atau hipertensi pulmonal karena COPD, edema paru, emboli paru atau penyakit jantung
bawaan. Ciri-ciri RAH:
Gelombang P tinggi dan runcing (P Pulmonale atau Peak P) pada lead II dan V1.
Gambaran ini sering disebabkan oleh penyakit paru kronis.
Tinggi gelombang P > 2,5 mm pada lead II, III, dan aVF.
Tidak ada perubahan dalam durasi gelombang P
Defleksi positif gelombang p>1,5 mm pada lead V1 dan V2

(A) Gelombang P normal pada lead II


dan V1.
(B) Pembesaran Atrium Kanan.

b.

Pembesaran Atrium Kiri (Left Atrium Hypertrophy - LAH)


Pembesaran atrium kiri disebabkan oleh peningkatan volume atau tekanan di atrium kiri
karena adanya stenosis atau insufiensi katup mitral.
Ciri-ciri LAH:
Gelombang P berlekuk seperti huruf m (P mitral) pada lead II
Defleksi gelombang P negatif di V1 dengan lebar 0,04 detik dan dalam 1 mm.

(A) Gelombang P normal pada lead II


dan V1.
(B) Pembesaran Atrium Kiri.

2) VENTRIKEL
a. Pembesaran Ventrikel Kanan (Right Ventricular Hypertrophy RVH)
Pembesaran ventrikel kanan disebabkan oleh stenosis katup pulmonal, insufisiensi katup
trikuspid, jantung rematik atau hipertensi pulmonal.
Ciri-ciri RVH:

Gelombang R > gelombang S pada lead V1 (R>S).

Gelombang S menetap pada lead V5 atau V6, namun perlu


dikonfirmasi dengan memasang V3R (S>R).

Tedapat deviasi aksis ke kanan (RAD) (aksis QRS harus melebihi


+100 derajat)

Deviasi aksis ke kanan ( 100).

b. Pembesaran Ventrikel Kiri (Left Ventricular Hypertrophy LVH)


Pembesaran Ventrikel Kiri merupakan pembesaran ruang jantung yang sering terjadi yang
disebabkan oleh stenosis katup mitral, stenosis katup aorta, hipertensi sistemik atau AMI.
Ciri-ciri LVH:
Gelombang S di V1 atau V2 + gelombang R di V5 atau V6 35 mm.
Tinggi gelombang R pada V5 atau V6 > 27 mm .
Amplitudo gelombang R pada sadapan V6 melebihi amplitudo gelombang R pada V5

2. Gangguan Pembentukan Impuls

1)

Aritmia (gangguan pembentukan Impuls adalah variasi variasi di luar irama normal jantung,
kelainannya dapat berhubungan dengan frekuensi, keteraturan, atau gangguan pacemaker (asal
impuls listrik). Lima langkah yang perlu diingat dalam membaca Aritmia:
Irama
: (jarak R-R, teratur atau tidak) : reguler, irreguler-reguler, irreguler
Frekuensi
:
Gelombang P
: Normal atau tidak, ada atau tidak, diikuti kompleks QRS atau tidak.
Interval PR
: Normal (lebar: 0,12-0,20 detik) atau tidak, memanjang atau tidak.
Kompleks QRS
: Normal (lebar 0,06-0,12 detik) atau tidak.
Berdasarkan tempat asal impuls listrik, irama aritmia dibedakan menjadi :
ARITMIA SINUS adalah aritmia yang pacemaker-nya adalah SA node (NSA). Aritmia yang
berasal dari SA node ini terdiri dari:

a. Sinus Takikardi

Adalah irama sinus yang frekuensinya 100-150 x/menit. Ini disebabkan karena NSA terpicu
sehingga memproduksi impuls listrik lebih cepat dari normal. Disebut sinus takikardi bila
terjadi pada pasien yang dalam kondisi istirahat, bukan setelah beraktivitas berat. Sinus
takikardi bisa disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh, kehilangan darah, gagal jantung
atau hipermetabolik.
Ciri-ciri sinus takikardi:
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR) : 100 - 150x/menit
Gelombang P
: Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR
: Normal (0,12 0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

b. Sinus Bradikardi

Adalah irama sinus yang frekuensinya <60 x/menit Irama ini terjadi karena NSA
memproduksi listrik lebih lambat dari normal. Ini normal pada olahragawan. Sinus
bradikardi disebabkan oleh infark dinding inferior, sick sinus syndrome, intoksikasi digitalis,
beta blocker dan calcium channel blocker.
Ciri-ciri sinus bradikardi:
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR) : < 60x/mnt
Gelombang P
: Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR
: Normal (0,12 0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

c. Sinus Aritmia

2)

Irama sinus yang ireguler. Gambaran khas pada EKG adalah jarak R R berikutnya yang
berbeda. Jika menjadi lebih cepat dan lebih lambat dipengaruhi nafas, maka disebut
aritmia respiratoir. NSA menghasilkan impuls lebih cepat saat inspirasi sehingga jarak R R
lebih pendek. Sebaliknya saat ekspirasi, NSA menghasilkan impuls lebih lambat dan jarak R
R lebih panjang.
Ciri-ciri sinus aritmia:
Irama
: Tidak teratur
Frekuensi
: Biasanya antara 60 100x/mnt
Gelombang P
: Normal, setiap gelombang P diikuti gelombang QRS dan T
Interval PR
: Normal (0,12 0,20 detik)
Gelombang QRS : Normal (0,06 0, 12 detik)

ARITMIA ATRIAL
Irama Atrial adalah irama denyut jantung yang pemacu dominannya adalah sumber impuls
atrium. Ciri utama: gelombang P berbeda dengan P sinus. Sedangkan aritmia atrial adalah
aritmia yang pacemaker-nya adalah atrium. Aritmia atrial terdiri dari:

a.

Atrial Extra Sistole (AES) / Premature Atrial Complexes (PAC) /


Atrial Premature Beat (APB)

Gelombang atrial yang tiba-tiba muncul pada gelombang sinus. Gelombang ini muncul
karena pacemaker atrium lebih kuat dari NSA dalam memproduksi implus listrik atau tibatiba pacemaker-nya berpindah ke atrium. Dapat dilihat dari periode pausenya,ada periode
pause di belakangnya.
Ciri-ciri Atrial Extra Sistole (AES):
Irama
: Tidak teratur, karena ada irama yang timbul lebih awal
Frekuensi (HR) : Tergantung irama dasarnya
Gelombang P
: Bentuk berbeda dari irama dasarnya
Interval PR
: Normal atau memendek
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

Ket : jarak antara 3 gelombang R yang memiliki periode pause (AES/PAC/APB) sama dengan
jarak antara 3 gelombang R yang normal.
Atrial Extra Sistole (AES) dibedakan menjadi 3:
A ES Bigemini: 1 kompleks QRS normal diikuti 1 AES.
AES Trigemini: 2 kompleks QRS normal diikuti 1 AES.
AES Quadrigemini: 3 kompleks QRS normal diikuti 1 AES.

b. Atrial Takikardi

Atrial takikardi merupakan kasus emergensi, sulit dibedakan dengan sinus takikardi. Atrial
takikardi tejadi karena adanya impuls listrik yang dihasilkan sangat cepat oleh pacemaker
atrium. Atrial takikardi dapat disebabkan oleh merokok, alkohol, gangguan katup mitral,
penyakit jantung ematik, COPD, IMA dan keracunan digitalis.
Ciri-ciri Atrial takikardi:
Irama
: Teratur
Frekuensi/ HR
: 150-250 x/menit
Gelombang P
: Bentuk bervariasi, dapat mendahului QRS, tertutup QRS atau
tertutup T. Jarak antar P-P teratur pada atrial takikardi tanpa blok atau jarak antar P-P
menjadi irregular pada atrial takikardi dengan blok.
Interval PR
: Tidak dapat dihitung atau memendek
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)
Contoh atrial takikardi tanpa blok:

c. Supra Ventrikuler Takikardi (SVT)

Karena frekuensinya sangat cepat dan P sering tertutup T, maka sulit menentukan
apakah ini irama sinus, atrial atau junctional, sehingga disebut supraventrikuler takikardi.
SVT merupakan irama yang cukup mengancam jiwa (kasus emergensi).
Ciri-ciri SVT:
Irama
: Teratur
Frekuensi
: 150 250 x/menit
Gelombang P
: Sulit dinilai karena P tertutup oleh T dan kadang-kadang terlihat
kecil
Interval PR
: Tidak dapat dihitung jika gelombang P tertutup oleh T
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

d. Atrial Fibrilasi (AF)

Adalah gambaran yang muncul saat iritabilitas sel-sel jantung dalam atrium meningkat,
sehingga banyak bagian yang mencoba mengeluarkan impuls. Namun, karena tidak kuat
dan tidak dihantarkan sempurna, maka yang muncul adalah gambaran getaran. Ritmenya
ireguler. Atrial fibrilasi sering ditemukan pada pasien dengan riwayat aterosklerosis, PJR,
CHF, infark miokard, penyakit jantung bawaan atau pasca operasi bedah jantung.
Ciri-ciri atrial fibrilasi:
Irama
: Tidak Teratur
Frekuensi
: Bervariasi (bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P
: Tidak dapat diidentifikasikan, sering terlihat keriting
Interval PR
: Tidak dapat dihitung

Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

Berdasarkan frekuensi jantung. AF dibedakan menjadi 3:


AF Normo ventricular response (AFNVR), jika frekuensi 60 100 x/mnt
AF Slow ventricular response (AFSVR), jika frekuensi < 60 kali/mnt
AF Rapid ventricular response (AFRVR), jika frekuensi > 100 kali/mnt

e. Atrial Flutter

3)

Adalah gambaran yang muncul saat suatu tempat di atrium memulai banyak implus listrik
dengan frekuensi yang cepat sehingga gelombang P normal tidak terjadi. Sebagai ganti dari
P, munculah gelombang geletar seperti gergaji. Sama seperti Atrial fibrilasi, atrial flutter
dibedakan berdasarkan frekuensi jantung yang dihasilkan yaitu normo, slow dan rapid
ventricular response.
Ciri-ciri atrial flutter:
Irama
: Bisa teratur atau tidak
Frekuensi
: Bervariasi (bisa normal, lambat atau cepat)
Gelombang P
: Tidak normal, seperti gigi gergaji, teratur dan dapat dihitung.
Interval PR
: Tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : Normal, tetapi tidak semua gelombang QRS mengikuti gelombang P,
sehingga pada flutter atrial sering disertai blok 2 : 1 , 3 : 1 atau 4 : 1.

ARITMIA JUNCTIONAL adalah aritmia yang berasal dari nodus AV (junctional).

a. Irama Junctional

Jenis irama yang pacemaker-nya adalah nodus AV (junctional). Bila pacemaker-nya


junctional gambaran P akan inverse karena arah impuls berlawanan, dari bawah
(Junctional) ke atas (atrium). Bila junctional tengah (antara atrium dan ventrikel), P akan
hilang karena tertutup QRS (voltase depolarisasi atrium lebih rendah daripada voltase
depolarisasi ventrikel). Bila junctional bawah, maka P akan di belakang QRS.
Ciri-ciri Irama Junctional:
Irama
: Teratur
Frekuensi
: 40 60 x/ menit
Gelombang P
: Inverted di depan, menghilang atau di belakang kompleks QRS
Interval PR
: Kurang dari 0,12 detik atau tidak dapat dihitung
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

b. Junctional Extra Sistole (JES)

Adalah gelombang
karena pacemaker
listrik.
Ciri-ciri JES:
Irama
Frekuensi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS

jungtional yang tiba-tiba muncul pada gelombang sinus. Ini muncul


Nodus AV tiba- tiba lebih kuat dari NSA dalam memproduksi impuls

: Tidak teratur karena ada gelombang yang timbul lebih awal


: Tergantung irama dasarnya
: Tidak ada atau tidak normal, sesuai dengan letak impuls
: Tidak dapat dihitung atau memendek
: Normal (0,06 0,12 detik)

c. Junctional Takikardi

4)

Junctinal takikardi terjadi saat frekuensi impuls yang dihasilkan AV node sangat cepat (>100
x/mnt). Kondisi ini bisa disebabkan oleh keracunan digitalis, teofilin atau katekolamin.
Ciri-ciri junctional takikardi:
Irama
: Teratur
Frekuensi
: Lebih dari 100 x/ menit
Gelombang P
: Inverted di depan, menghilang atau di belakang kompleks QRS
Interval PR
: Tidak dapat dihitung atau memendek
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

ARITMIA VENTRIKEL
Adalah aritmia yang pacemaker-nya berasal dari ventrikel. Hampir semua aritmia ventrikel
berisiko mengancam jiwa (kasus emergensi) pada pasien dengan kelainan jantung. Beberapa
aritmia ventrikel, antara lain:

a. Irama Ventrikel
Irama yang pacemaker-nya adalah ventrikel. Ini terjadi kerena pacemaker di atrial (NSA,
nodus AV) tidak bekerja, sehingga diambil alih oleh ventrikel.
Ciri-ciri Irama ventrikel:
Irama
: Teratur
Frekuensi
: 20 40x/ menit

Gelombang P
: Tidak ada
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar > 0,12 detik

b. Ventrikel

Extra

Sistole

(VES)

atau

Premature

Ventricular

Complexes (PVC)

Adalah gelombang
ventrikel tiba-tiba
Irama
Frekuensi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS

ventrikel yang tiba-tiba muncul pada gelombang sinus karena pacemaker


lebih kuat dari NSA dalam memproduksi impuls listrik. Ciri-ciri VES:
: Tidak Teratur, karena ada irama yang timbul lebih awal
: Tergantung irama dasar
: Tidak ada
: Tidak ada
: Lebar > 0,12 detik

Bentuk VES yang berbahaya:


a)

Ventrikel Ekstra Sistole Uniform (VES Unifokal)


VES yang bentuknya serupa dalam lead yang sama. Jika berbeda bentuk tetapi dengan
lead yang berbeda, belum tentu bentuk uniform.

b)

Ventrikel Ekstra Sistole Multiform


VES yang memiliki bentuk beragam dalam lead yang sama disebut juga VES multifocal.

c)

Ventrikel Ekstra Sistole Bigemini


Setiap 1 Kompeks Normal diikuti 1 VES.

d)

Ventrikel Ekstra Sistole Trigemini


Setiap 2 Kompleks Normal diikuti 1 VES.

e)
f)

Ventrikel Ekstra Sistoel Quadrigemini Setiap 3 Kompleks Normal diikuti 1 VES.


Ventrikel Ekstra Sistole Couplet
Setelah Kompleks Normal Muncul 2 VES Sekaligus. Jika muncul lebih dari 2 VES
sekaligus disebut Run of..

c. Ventrikel Takikardi (VT)

Takikardi yang terjadi pada irama ventrikel karena pacemaker ventrikel menghasilkan
impuls secara cepat. Pengaruhnya terhadap jantung adalah ventrikel menjadi berdenyut
cepat tanpa sempat mengosongkan dan mengisi darah secara sempurna. Akibatanya
sirkulasi darah menjadi tidak cukup. Gambaran khas gigi gergaji.
Irama
: Teratur
Frekuensi
: 100-250 x/menit
Gelombang P
: Tidak ada
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar > 0,12 detik

d. Ventrikel Flutter
Adalah gambaran geletar ventrikel. Ini disebabkan oleh sebuah pacemaker di ventrikel
menghasilkan banyak impuls listrik dengan frekuensi 250-350x/menit. Gambarannya
adalah gelombang berlekuk dan rapat.

e. Ventrikel Fibrilasi
Adalah gambaran bergetarnya ventrikel. Ini disebabkan karena begitu banyak tempat di
ventrikel yang memunculkan impuls, sehingga sel jantung tidak sempat berdepolarisasi dan
repolarisasi sempurna. Ventikel fibrilasi termasuk irama jantung yang mengancam jiwa dan
umumnya diawali dengan ventrikel takikardi (VT).
Ciri-ciri ventrikel fibrilasi:
Irama
: Tidak Teratur
Frekuensi
: > 350x/menit sehingga tidak dapat dihitung

Gelombang P
: Tidak ada
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS : Lebar > 0,12 detik dan tidak teratur

f. Henti Ventrikel

Ventrikel berhenti, hanya tampak gelombang P


Tampak garis sedikit bergelombang
Sama sekali tidak ada aktivitas listrik jantung (Asistole)

3. GANGGUAN HANTARAN
Gangguan Hantaran ialah gangguan yang terjadi pada jaringan hantaran (jalur listrik) jantung
sehingga listrik jantung tidak berjalan lancar atau terhenti di tengah jalan. Kita ketahui sistem
hantaran jantung terdiri atas Nodus SinoAtrial (NSA), Nodus AtrioVentrikuler (NAV), Bundle His (RBB
dan LBB), dan serabut purkinje. Gangguan pada NSA menyebabkan sinus arrest dan SA Block,
gangguan pada NAV menyebabkan AV Block dan gangguan pada bundle his menyebabkan RBBB atau
LBBB.

1)

GANGGUAN HANTARAN NSA


a. Sinus arrest
Hilangnya gelombang sinus beberapa saat. Ini terjadi karena NSA gagal memproduksi impuls
listrik selama beberapa saat. Gambaran pada EKG adalah hilangnya gelombang PQRS
selama beberapa saat, minimal 1 siklus. Sinus arrest termasuk kasus emergensi. Sinus
Arrest : hilangnya gelombang sinus yang terbentuk bukanlah kelipatan dari R ke R
sebelumnya (misal: jaraknya 3,5 x jarak R-R, 4,5 x R-R, dll)
Ciri-ciri sinus arrest:
Irama
: Teratur, kecuali pada yang hilang
Frekuensi (HR) : Biasanya < 60x/mnt
Gelombang P
: Normal, kecuali yang hilang
Interval PR
: Normal, kecuali pada yang hilang
Gelombang QRS : Normal (0,06 0,12 detik)

b. SA Block/ Sinus Pause


SA Block terjadi karena adanya gangguan pada NSA sehingga produksi listrik terganggu
selama beberapa saat, akibatnya depolarisasi jantung menjadi terhambat.
Ciri khas SA Block:
Hilangnya gelombang PQRST selama beberapa saat (biasa drop beat/paused).
Hilangnya gelombang PQRST merupakan kelipatan R-R irama dasarnya

Setelah blok, irama kembali seperti semula

Ciri-ciri SA Block:
Irama
Frekuensi
beats.
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS

2)

: Teratur kecuali pada gelombang yang hilang


: Umumnya < 60x/menit, dipengaruhi durasi dan frekuensi dari drop
: Normal dan hilang pada saat terjadi blok
: Normal dan hilang saat terjadi blok
: Normal (0,06 0,12 detik)

GANGGUAN HANTARAN NAV

a. AV Blok derajat 1

Disebabkan oleh gangguan/kerusakan pada nodus AV sehingga impuls listrik menjadi


terlambat sampai di ventrikel, akibatnya depolarisasi juga terlambat. Gambar pada EKG
adalah interval PR melebar dan interval PR tersebut kurang lebih sama di setiap
gelombang.
Irama
: Teratur
Frekuensi
: Umumnya normal antara 60-100 x/menit
Gelombang P
: Normal
Interval PR
: Memanjang > 0,20 detik
Gelombang QRS : Normal

b. AV Blok derajat 2 tipe 1 atau Wenckebach

Disebabkan gangguan/kerusakan pada nodus AV sehingga impuls listrik menjadi terlambat


sampai di ventrikel, akibatnya depolarisasi ventrikel juga terlambat. Hambatan makin lama
makin besar, sampai suatu saat impuls dari atrium terblok total sehingga ventrikel tidak
terdepolarisasi. Gambaran pada EKG adalah interval PR melebar, dan semakin melebar
pada gelombang berikutnya, disusul drop beat.
Ciri-ciri AV Blok derajat 2 tipe 1:
Irama
: Tidak teratur
Frekuensi
: Normal atau kurang dari 60x/menit
Gelombang P
: Normal, tetapi ada 1 gelombang P yang tidak diikuti gel QRS
Interval PR
: Makin lama makin panjang sampai ada gelombang P yang tidak
diikuti gel QRS, kemudian siklus makin panjang diulang
Gelombang QRS : Normal

c.

AV Blok derajat 2 tipe 2 (Mobitz)


Karena gangguan/kerusakan pada NAV (di bawah NAV), sehingga impuls menjadi terlambat
sampai di ventrikel secara intermiten (sebentar-sebentar). Akibatnya depolarisasi ventrikel
juga terlambat. Ini terjadi secara mendadak. Gambaran EKG adalah gelombang P tanpa
diikuti QRS secara tiba-tiba.
Ciri-ciri AV Blok derajat 2 tipe 2:
Irama
: Umumnya tidak teratur, kadang bisa teratur
Frekuensi
: Umumnya lambat kurang dari 60x/menit
Gelombang P
: Normal, tetapi ada 1 gelombang P yang tidak diikuti gel QRS
Interval PR
: Normal atau memanjang secara konstan
Gelombang QRS : Normal

d. AV blok derajat 3

3)

Disebabkan kerusakan pada NAV sehingga impuls tidak mengalir ke ventrikel. Maka,
ventrikel berdepolarisasi dengan pacemaker-nya sendiri. Gambaran pada EKG adalah tidak
terkoneksinya gelombang P dan QRS, masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Ciri yang
khas adalah adanya T yang terdapat P di atasnya.
Ciri-ciri AV Blok derajat 3:
Irama
: Teratur, tetapi gelombang P dan QRS sendiri-sendiri
Frekuensi
: < 60x/menit
Gelombang P
: Normal, tetapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri-sendiri sehingga
kadang gelombang P diikuti gelombang QRS, kadang tidak
Interval PR
: Berubah-ubah
Gelombang QRS : Normal atau memanjang lebih dari 0,12 detik

GANGGUAN HANTARAN INTERVENTRIKULER (BUNDLE HIS)

a. Right Bundle Branch Block (RBBB)


Adalah gambaran yang muncul akibat cabang berkas kanan terblok sehingga impuls listrik
yang melalui cabang tersebut terhambat. Muncul gambaran EKG adalah gelombang QRS
melebar dengan gelombang rSR (M shape) di V1 dan V2 atau RSR di V1 disertai ST
depresi dan gelombang T inverted. Gelombang S lebar dan dalam di V5 dan V6.
Ciri-ciri RBBB:
Irama
: Teratur

Frekuensi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS

: Umumnya normal antara 60-100 x/min


: Normal, selalu diikuti QRS, T
: Normal
: > 0,12 detik

b. Left Bundle Branch Block (LBBB)

Adalah gambaran yang muncul akibat cabang berkas kiri terblok sehingga impuls listrik
yang melalui cabang tersebut terhambat.
Ciri-ciri LBBB:
Irama teratur
Frekuensi
: Umumnya normal antara 60-100 x/min
Gelombang P
: Normal, selalu diikuti QRS,T
Interval PR
: Berubah-ubah
Gelombang QRS melebar dengan gelombang R bertakik di V6 disertai segmen ST
depresi dan T inverted.
Ada bentuk rSR (M shape) di V5 dan V6.
Gelombang Q yang lebar dan dalam (Q patologis) di V1 dan V2.

4. PENYAKIT JANTUNG KORONER


Diawali oleh kurangnya asupan oksigen kepada otot jantung karena aliran darah yang melalui arteri
koroner terhambat. Proses yang terjadi: ISKEMIA INJURI INFARK.
1)
ISKEMIA
Keadaan dimana otot jantung mengalami kekurangan O 2, namun belum mengalami kerusakan,
dapat membaik kembali. Gambaran khas EKG: ST Depresi sejajar garis isoelektrik dan/atau T
Inverse yang simetris.

2)

INJURI
Otot jantung sudah mulai rusak dan dalam waktu singkat dapat mengalami infark. Gambaran
khas EKG: ST ELEVASI

3)

INFARK
Otot jantung yang telah mengalami kematian atau nekrosis. Gambaran khas EKG: Gelombang Q
Patologis.
Pada Akut MI: Q patologis disertai ST elevasi dan T inverse.
Pada Old MI: Q patologis, ST elevasi yang terjadi pada AMI telah menjadi isoelektrik.

PENENTUAN LOKASI KERUSAKAN


Anterior
Anteroseptal
Anteroapikal
Anterolateral
Lateral
High Lateral
Inferior

: V1-V6
: V1-V4
: V3-V5
: V4-V6, I, aVL
: V5-V6, I, aVL
: I, AVL
: II,III, aVF

DAFTAR PUSTAKA
Alim, A.M. 2008. Pocket ECG How to Learn ECG from zero. Yogyakarta: Intan Cendekia.
Brunner & Suddarth. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta: EGC.
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, edisi
keempat. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Thaler, M.S. 2007. The Only EKG Book Youll Ever Need Fifth Edition. Pennsylvania: Lippincot
& Williams Wilkins

Materi Teach Other Peminatan ICU/ICCU

EKG

ABNORMAL

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Profesi Stase Peminatan ICU/ICCU


Periode

Disusun oleh:
Lisa Vina Juwita

(04/174755/KU/10969)

Shinta Andriana

(05/186942/KU/11397)

Purwadi S

(05/187363/KU/11487)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011

Anda mungkin juga menyukai