Anda di halaman 1dari 10

BAB I

LAPORAN KASUS
I.

IDENTITAS PENDERITA
a Nama
b Usia
c Jenis kelamin
d Agama
e Suku
f Alamat
g Pekerjaan
h Nomer catatan medis

: Ny. S
: 69 tahun
: Perempuan
: Islam
: Jawa
:
: Ibu Rumah Tangga
:

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan aloanamnesis pada
tanggal 21 April 2015 pada pukul 9.30 WIB di Poli THT.
a Keluhan utama: nyeri telinga kanan
b Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh nyeri pada telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan
dirasakan terus-menerus dan mengganggu aktivitas. Keluhan muncul setelah
pasien membersihkan telinga dengan batang korek api. Sehari setelah itu
pasien mengeluhkan nyeri pada telinga kanan dan memberat saat telinga
ditekan, pasien memberi salep telinga di apotik tetapi keluhan tidak membaik.
Pasien juga mengeluhkan telinga kanan terasa gatal, batuk pilek sekitar 1
minggu yang lalu.
c Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Hipertensi
: diakui (kontrol rutin)
- Riwayat DM
: disangkal
- Riwayat Asma
: disangkal
- Riwayat Alergi : disangkal
- Riwayat ISPA
: diakui
d Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat DM
: disangkal
- Riwayat Hipertensi
: disangkal
- Riwayat ASMA
: disangkal
e Riwayat Sosial Ekonomi :
Biaya pengobatan dengan biaya pribadi.
III.

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2015 pada pukul 09.30
WIB
A. Keadaan Umum
B. Kesadaran
C. Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Respiratory rate
Suhu
D. Berat badan
E. Status Generalisata

: Baik
: Compos mentis
: 170 / 90 mmHg
: 90x/menit, reguler (isi dan tegangan cukup)
: 24x/menit, irama reguler
: 36oC (aksiler)
: 50 kg

Kulit

: Normal, sawo matang

Konjungtiva

: Tidak anemis

Jantung

: Dalam batas normal

Paru

: Dalam batas normal

Hati

: Dalam batas normal

Limpa

: Dalam batas normal

Limfe

: Tidak ada pembesaran limfe nodi

Ekstremitas

: Dalam batas normal

F. Status Lokalis
1) Telinga
Inspeksi
Pre aurikula
Aurikula
Retro Aurikula

Canalis
Auditus

Dektra
Fistula (-), Hiperemis (-),

Sinistra
Fistula (-), Hiperemis (-),

Massa (-)
Bentuk (normal dan simetris),

Massa (-)
Bentuk (normal dan simetris),

Hiperemis (-), massa (-)


Fistula (-), Hiperemis (-),

Hiperemis (-), massa (-)


Fistula (-), Hiperemis (-),

Massa (-), sulkus retroaurikula

Massa (-), sulkus

(normal)
Hiperemis (+), serumen (+),

retroaurikula (normal)
Hiperemis (-), serumen (+)

edema (+), darah (-), corpal (-), edema (-), corpus alienum (-),

Externus
Discharge

massa (-)
(+) lunak warna kuning

massa (-)
(+) lunak warna kuning

kecoklatan

kecoklatan

Dektra

Sinistra

Nyeri tekan tragus (+), massa

Nyeri tekan tragus (-), massa

(-), pembesaran KGB (-)


Nyeri tekan (-), massa (-),

(-), pembesaran KGB (-)


Nyeri tekan (-), massa (-),

Mastoid
Aurikula

pembesaran KGB (-)


Massa (-), nyeri ketok (-)
Nyeri tarik helix (+), massa (-)

pembesaran KGB (-)


Massa (-), nyeri ketok (-)
Nyeri tarik helix (-), massa (-)

Membran

Dektra

Sinistra

Palpasi/Perkus
i
Pre aurikula
Retro Aurikula

Timpani
Warna
Refleks cahaya
Bentuk
Retraksi
Perforasi
Sekret

Hiperemis (-)
Putih mengkilat (+)
(+)
Cone of light (+) pukul 5
Agak cembung
(-)
(-)
(-)

Hiperemis (-)
Putih mengkilat (+)
(+)
Cone of light (+) pukul 7
Agak cembung
(-)
(-)
(-)

2) Hidung dan Sinus Paranasal


a. Pemeriksaan luar
Hidung

Inspeksi
Warna seperti sekitar, Simetris,

Palpasi/Perkusi
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)

Paranasal

deformitas (-), massa (-), lesi(-)


Warna seperti sekitar, Simetris,

Nyeri tekan (-), nyeri ketok (-)

deformitas (-), massa (-), lesi(-)


3

Rinoskopi
Anterior
Vestibulum
Cavum nasi
Fotore ex nasi
Discharge
Mukosa
Konka
inferior
Tumor/massa
Septum

Dektra

Sinistra

Vibrise (+), hiperemis (-)


Vibrise (+), hiperemis (-)
Cukup lapang
Cukup lapang
(-)
(-)
(-)
(-)
Basah (+), Warna merah muda Basah (+), Warna merah muda
hiperemis (-),
hiperemis (-),
permukaan licin(+)
permukaan licin (+)
Edem (-), hipertrofi (-)
Edem (-), hipertrofi (-)
(-)
(-)
Septum deviasi (-)

b. Pemeriksaan hidung dalam dengan rinoskopi posterior : tidak dilakukan


c. Pemeriksaan Transluminasi : tidak dilakukan
3) Kepala, Wajah, Leher
Kepala
Wajah
Leher anterior

Dekstra
Sinistra
Kesan Mesosefal
Simetris
Pembesaran KGB (-), Pembesaran KGB (-),

Leher lateral

benjolan (-)
Pembesaran KGB (-),

benjolan (-)
Pembesaran KGB (-),

benjolan (-)

benjolan (-)

4) Orofaring dan Mulut


a. Gigi dan mulut
Penampakan luar
: Trismus (-), drooling (-)
Mulut/bibir
: Jejas (-), massa (-), simetris
Mukosa
: Warna sama dengan sekitar, lesi (-), darah (-),
Gigi geligi
Lidah
Palatum
b. Faring dan laring
Arcus faring
Tonsil
Uvula
Faring

massa (-)
: caries (-)
: Papil atrofi (-), simetris
: Hiperemis (-), jejas (-), massa (-)
: Hiperemis (-), simetris
: Ukuran T1-T1
: Simetris, hiperemis (-)
: dinding faring posterior hiperemis (-), granulasi (-)
, post nasal drip (-), eksudat (-)

c. Laringoskopi indirect : tidak dilakukan


IV.

PEMERIKSAAN KHUSUS
1) Tes Fungsi Pendengaran
a. Tes Bisik
b. Tes Garputala

: Tidak dilakukan
:

Dextra
Sinistra
Rinne (+)
Rinne (+)
Schwabach sama dengan pemeriksa
Weber tidak ada lateralisasi
2) Tes VFT (Nistagmus Test)
3) Tes Keseimbangan
4) Fungsi N.VII

: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
VI.

RESUME
Pasien perempuan usia 69 tahun datang ke Poli THT dengan keluhan
otalgia pada aurikula dextra sejak 3 hari.
Keluhan dirasakan terus-menerus dan mengganggu aktivitas. Keluhan
muncul setelah pasien membersihkan telinga dengan batang korek api.
Bertambah nyeri saat telinga ditekan. Pasien juga mengeluhkan telinga kanan
terasa gatal, rinore sekitar 1 minggu yang lalu. riwayat ISPA (+), Hipertensi
(+)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah: 170 / 90 mmHg, nadi:
90x/menit, reguler (isi dan tegangan cukup), Respiratory rate: 24x/menit,
irama reguler, Suhu: 36oC (aksiler) pada pemeriksaan lokalis: nyeri tekan
tragus (+), canalis auditus eksternus hiperemis (+), edema (+), serumen (+).

VII.

ASSESMENT
Diagnosis Kerja
:
- Otitis Eksterna Difus Aurikula Dextra

VIII. INITIAL PLAN


Ip Tx :

Cefadroxyl tab 2 x 1

Ofloxacin ear drops 3 x 1

Ip Mx :

Monitoring gejala klinis

Monitoring komplikasi

Ip Ex :

Pemakaian obat dengan teratur.

Kontrol kembali 5 hari berikutnya.

Hentikan pemaikaian salep dari apotik

Jangan membersihkan telinga dengan benda yang tidak steril dan dapat
menyebabkan infeksi se[erti batang korek api.

IX.

Kontrol rutin untuk penanganan hipertensi

PROGNOSIS
Quo ad Vitam

: ad bonam

Quo ad Sanam

: ad bonam

Quo ad Fungsionam

: ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

OTITIS EKSTERNA
1. Definisi
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal
atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada
keadaan yang hangat dan lembab , kuman dan jamur mudah tumbuh.
Presdisposisi ekterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga.
2. Otitis eksterna akut
a. Otitis ekterna sirkumkripta
Terjadi pada kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung
adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen maka dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga
membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus
atau Staphylococcus albus.
Gejala yangtimbul adalah nyeri hebat, tidak sesuai dengan besar
furunkel. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung
jaringan longgar dibawahnya, sehingga nyeri timbul karena penekanan
perikondrium. Rasa nyeri juga dapat timbul spontan saat membuka mulut
(sendi temporomandibula). Dapat juga terjadi gangguan pendengaran
apabila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses
diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanah. Lokal diberikan
antibiotik dalam bentuk salep, seperti polimixin B atau bacitracin, atau
antiseptik (asam asetat 2-5 % dalam alkohol)
b. Otitis eksterna difus
Otitis eksterna difus biasanya mengenai kulit liang telinga pada
dua pertiga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edem yang
tidak jelas batasnya. Biasanya disebabkan oleh kuman golongan
7

Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab adalah


Staphylococcus albus, escherichia coli dan sebagainya. Otitis eksterna
difus juga dapat terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis.
Gejala yang ditimbulkan nyeri tekan tragus, liang telinga sangat
sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan,
terapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung musin seperti
sekret yang keluar dari cavum timpani pada otitis media.

Gambar 1. Otitis eksterna dengan gambaran CAE hiperemis dan udem

Gambar 2. Otitis eksterna akut dengan gambaran CAE udem

Pengobatan dengan membersihkan liang telinga, memasukkan


tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga, kadang juga
diperlukan antibiotik sistemik.
3. Otomikosis
Infeksi jamur pada liang telinga dipermudah dengan kelembaban yang
tinggi di daerah tersebut. Penyebab tersering adalah Pityrosporum,
Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga candida albican atau jamur lain.
Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang menyerupai ketombe
dan merupakan predisposisi otitis eksterna bakterialis.Gejala biasanya berupa
rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering juga tanpa keluhan.

Gambar 3. Otomikosis oleh Candida

Gambar 4. Otomikosis oleh Aspergillus


Pengobatan dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2%
dalam alkohol, larutan iodium povidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan ke liang telinga.
Kadang-kadang juga diperlukan antijamur topikal yang mengandung nistatin,
klotrimazol.
4. Otitis Ekterna Maligna
Otitis eksterna maligna dalah infeksi difus di liang telinga luar dan struktur
lain di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit diabetes
melitus. Pada penderita diabetes, pH serumennya lebih tinggi dibanding pH
serumen non diabetes. Kondisi ini menyebabkan mudah terjadinya otitis
eksterna. Akibat adanya faktor immunocompromize dan mikroangiopati,
otitis eksterna berlanjut menjadi otitis ekterna maligna.
Pada otitis eksterna maligna peradangan meluas secara progesif ke lapisan
subkutis, tulang rawan dan ke tulang disekitarnya, sehingga timbul kondritis,
osteitis, dan osteomielitis yang menghancurkan tulang temporal.

Gejala berupa rasa gatal di liang telinga yang dengan cepat diikuti oleh
rasa nyeri, sekret yang banyak serta pembengkaka liang telinga. Rasa nyeri
semakin hebat, liang telinga tersumbat dengan jaringan granulasi yang cepat
tumbuhnya. Saraf fasialis dapat terken asehingga menimpulkan paresis fasial.
Kelainan patologik adalah osteomielitis progesif akibat kuman
Psedomonas aeroginosa. Penebalan endotel pada diabetes berat, kadar
glukosa darah tinggi oleh infeksi yang aktif menimbulkan susahnya
pengobatan yang adekuat. Pengobatan harus sesuai kultur dan resistensi.
Pengobatan biasanya diberikan antibiotik dosis tinggi karena penyebab
tersering biasanya adalah Psedomonas aeroginosa. Sementara menunggu
hasil kultur diberikan ciprofloksasin dosis tinggi per oral atau golongan
aminoglikosida selama 6-8 minggu.
Selain obat-obatan, sering diperlukan tindakan membersihkan luka
(debridemen) secara radikal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung

Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta, Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.
2. About Askaroellah. Oitis Eksterna. Sumatra Utara, Departemen Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Fakultas


Kedokteran USU
3. Abdullah F.Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruri Saring dengan

Salep Ichthyol pada Otitis Eksterna Akut. Program Pendidikan Dokter


Spesialis Bidang Studi Ilmu Penyakit THT-KL Fakultas Kedokteran
Universitas
Sumatra
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/thtfarhan.pdf
10

Anda mungkin juga menyukai