Anda di halaman 1dari 11

FOTOSINTESIS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Fisiologi Tumbuhan
Yang dibina oleh Ibu Hj. Dahlia

Oleh Kelompok 4 :
1. Robiatul Hadawiyah

(140342604500)

2. Siti Hartina Pratiwi

(140342603933)

3. Soeyati Poejiani

(140342608205)

Offering: H

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara makhluk hidup, maka kita tidak terlepas dari yang namanya
proses metabolisme. Metabolisme terjadi pada semua makhluk hidup. Dalam
proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun maupun
menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusunan tersebut disebut anabolisme,
sedang proses penguraiannya disebut katabolisme.
Salah satu contoh proses metabolisme (anabolisme) dalam tumbuhan
adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia yang dilakukan
tumbuhan untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya. Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau
pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi
cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak
kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu.
Fotosintesis tidak hanya terjadi pada tanaman hijau dan alga hijau.
Akan tetapi juga terjadi pada organisme prokariot seperti Cyanobacteria.
Kloroplas dalam organisme tersebut menangkap energi cahaya matahari dan
mengubahnya menjadi bentuk kimia. (Hopkins et al, 2009: 109)
Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian fotosintesis,
pigmen dan struktur piranti fotosintesis dan proses-proses yang terdapat dalam
fotosintesis.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian fotosintesis?
1.2.2 Bagaimana pigmen dan struktur piranti fotosintesis?
1.2.3 Bagaimana proses yang terjadi dalam reaksi terang?
1.2.4 Apakah perbedaan fotofosforilasi siklik dan non-siklik?
1.2.5 Apakah yang dimaksud dengan efek Emerson?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis merupakan dasar yang penting atas suksesnya persaingan
pada tanaman hijau daan organ utama untuk proses fotosintesis adalah daun.
Daun menyediakan demonstrasi yang luar biasa terkait dengan hubungan
strukrur dan fungsinya. Meskipun ada beberapa daun yang temodifikasi
untuku tujuan tertentu (seperti duri, sulur, dan bagian-bagian bunga), namum
fungsi primer dari daun itu sendiri adalah untuk proses fotosintesis. (Hopkins
et al, 2009: 109)
Dalam rangka penyerapan energi cahaya yang berupa foton, tipe daun
menunjukkan permukaan yang luas, rata dan bentuk yang tepat untuk
menangkap cahaya matahari. Dengan demikian daun dapat disebut sebagai
mesin dari proses fotosintesis.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk
memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan atau pembentukan
dengan menggunakan energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami
adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra merah (tidak kelihatan),
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan
langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan
sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari
fotosintesis. Reaksi penghasil glukosa :
6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Gambar: Struktur sel mesofil


Sumber: Campbell dan Reece,2002 :178
Untuk membuktikan adanya hasil hasil fotosintesis dibuktikan melalui
eksperimen, yaitu Ingenhousz, Engelmann, Sachs, Hill, Blackman, Rubin,
Kamen, Benson, Emerson, dan masih banyak lagi (Dwidjoseputro, 1989: 7).
Percobaan Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat
amilum. Eksperimen Engelmenn membuktikan bahwa kloroplas yang
mendapat sinar melepaskan oksigen.

Gambar: Percobaan IngenHousz


Sumber: http//www.imageIngenhouszekcperiment.com
2.2 Pigmen dan Struktur Piranti Fotosintesis
a. Pigmen Tumbuhan
Pigmen adalah zat kimia yang memberikan warna pada tumbuhan.
Menurut Dwidjoseputro (1989:15), pigmen-pigmen yang terdapat dalam

sel tumbuhan antara lain klorofil a (C 55H72O5N4Mg), klorofil b


(C55H70O6N4Mg), Karotinoida, Antosianin, dan fitokrom.
Klorofil a dan klorofil b memiliki rumus bangun berupa suatu cincin
yang terdiri atas empat pirol dengan Mg sebagai inti. Klorofil tidak larut
dalam air melainkan larut dalam metanol, eter, aseton, bensol dan
kloroform. Karotinoida merupakan suatu persenyawaan hidrokarbon
dengan rumus kimia C40H56. Karotinoida memberikan warna kuning
pada tumbuhan, misalnya jagung. Fitokrom memberikan warna kebirubiruan terutama pada kecambah yang tumbuh pada tempat gelap.
(Dwidjoseputro, 1989:18)
b. Struktur Piranti
1) Daun
Daun merupakan mesin utama dari fotosintesis (Hopkins, et al ,
2009: 111). Struktur dan bentuk daun dikondisikan sedemikian rupa
untuk dapat memperoleh cukup cahaya. Struktur dapat dilihat pada
daun dikotil seperti pada gambar 2a dan c, sedangkan struktur daun
monokotil dapat dilihat pada gambar 2 b dan d. Jaringan utama yang
terdapat pada daun antara lain epidermis, jaringan tiang, jaringan
bunga karang, dan jaringan pembuluh. Kloroplas lebih banyak terdapat
di daerah palisade.

Gambar 2: Anatomi daun dikotil a dan c, daun monokotil b dan d.

Sumber: Hopkins et al,m 2009

2) Intesitas Cahaya
Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang
gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran
cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya
merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500
nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda
pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen
penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang
terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada
panjang gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa
pigmen.

Gambar 3. Sprektrum Cahaya Matahari


Sumber:
2.3 Reaksi Terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi
terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja sama, yaitu fotosistem I
dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti bahwa
fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm,

sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap
cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai
berikut
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH + 3H+ + O2
2.4 Perbedaan Fotofosforilasi Siklik dan Non-Siklik
Dalam reaksi terang fotosintesis sebuah foton dengan panjang gelombang
yang sesuai diserap oleh berbagai molekul (klorofil a dan b, karotenoid) dari
fotosistem I dan energinya di transfer ke sebuah molekul klorofil a tertentu
pada situs reaktif. Sebuah elektron dari klorofil a tersebut terdorong naik ke
tingkat energi yang lebih tinggi, berkombinasi dengan sebuah molekul
reseptor, bergerak menuruni gradien energi bebas, dan pada akhirnya kembali
ke titik awalnya. Dalam proses ini dihasilkan ATP dalam jumlah kecil,seperti
juga di mitokondria, pembentukan ATP dipercaya terjadi secara kemiosmotik
melalui penciptaan gradien H+. Karena ATP dibentuk seiring dengan
penyerapancahaya, reaksi tersebut diberi nama fotofosforilas. Elektron klorofil
yang terene rgisasi pada akhirnya menyelesaikan satu sirkuit, sehingga jalur
itu dikenal sebagai fotofosforilasi siklik. (Goerge H. Fried, dkk. 2005)

Gambar:
Sumber: Goerge H. Fried, dkk. 2005
Kemungkinan kedua, yang mungkin berkembang dalam perkembangan
evolusi fotosintesis, terjadi pada elektron tereksitasiyang dihasilkan oleh

penyerapan cahaya pada fotosistem I. Elektron-elektron tersebut mungkin


berkombinasidengan sebuah molekul reseptor, tapi kemudian bukannya
kembali ke titik awal, malah bergerak sepanjang sebuah rantaiyang berakhir di
koenzim

NADP+

dan

mengkonversinya

menjadi

NADPH.

Dalam

perjalananan menuju NADP+, seperti juga pada kemungkinan pertama,


elektron bergerak menuruni gradien energi dan terlibat dalam pembentukan
ATP. Baik ATP maupunNADPH akan digunakan dalam reaksi gelap untuk
mereduksi CO2 menjadi karbohidrat.
Elektron yang terlepas dari klorofil dan diterima oleh NADP+ pada
akhirnya akan dikembalikan melalui intrvensi peristiwa terang kedua yang
melibatkan sistem pigmen yang berbeda dari yang digunakan dalam peristiwa
pertama. Dalamperistiwa terang kedua ini, molekul-molekul klorofil pada
fotosistem II menyerap cahaya dan mentransfer elektron-elektron tereksitasi
ke penerima yang mengawali perjalanan elektron-elektron itu sepanjang
gradien energi menuju fotosistem I. Hal ini mengisi kekosongan elektron di
fotosistem I tetapi meninggalkan kekososngan di fotosistem II. Kekosongan
difotosistem II itu diisi melalui reaksi dimana air dipecah oleh energi yang
diserap foton menjadi elektron, H+, dan oksigen. Elektron-elektron yang
diteirma oleh molekul-molekul klorofil di fotosistem II mengembalikan
molekul-molekul itu ke kondisiawal. H+ akan bergerak bersama elektronelektron yang ditangkap oleh NADP+ dan mempengruhi reaksi CO2 dalam
reaksi gelap yang membebaskan O2 selama berlangsungnya proses tersebut.
Keseluruhan jalur perpindahan elektron dariair menuju ke fotosistem II terus
ke fotosistem I lalu ke NADP+ disebut fotofosforilasi non siklik.

2.5 Efek Emerson pada Proses Fotosintesis


Pada tahun 1950an , Robert Emerson di University Illianois tertarik
pada cahaya merah dengan panjang gelombang lebih dari 690 nm yang sangat
tidak efektif dalam fotosintesis, walaupun sebagaian diserap oleh klorofil a
secara in vivo. Kelompok peneliti menemukan bahwa jika cahaya dengan
panjang gelombanga lebih pendek diberikan bersamaan dengan panjang

gelombang merah yang lebih panjang, maka laju fotosintesis akan lebih cepat
daripada diharapkan dari penjumlahan laju bila setiap warna di berikan
secara sendiri-sendiri. Peningkatan ini

kemudian di kenal dengan

Efek

peningkatan Emerson. Peningkatan ini terjadi karena panjang gelombang


merah panjang membantu gelombang yang lebih pendek, atau yang lebih
pendek membantu gelombang merah yang panjang. Ternyata ada dua
kelompok pigmen yang bekerja sama dalam fotosintesis dan panjang
gelombang merah tersebut hanya diserap oleh satu fotosistem yang terpisah,
yang bekerjasama dalam fotosintesis dan panjang gelombang merah tersebut
hanya diserap oleh satu fotosistem yaitu Fotosistem I (FS I). fotosistem kedua
(FS II), menyerap panjang gelombang yang pendek dari 690 nm dan untuk
fotosintesis maksimum , panjang gelombang yang diserap oleh kedua system
harus bekerja bersama-sama. Hasil kerja Emerson ini sangat penting kerena
menunjukkan adanya dua fotosistem yang terpisah.()

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan
untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan
energi cahaya. Fotosintesis juga dapat di artikan proses penyusunan
atau pembentukan dengan menggunakan energi cahaya atau foton.
3.1.2 Pigmen-pigmen yang terdapat dalam sel tumbuhan antara lain klorofil a
(C55H72O5N4Mg), klorofil b (C55H70O6N4Mg), Karotinoida, Antosianin,
dan fitokrom.
3.1.3 Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari.
Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai
antena. Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja
sama, yaitu fotosistem I dan II.
3.1.4 Elektron klorofil yang terene rgisasi pada akhirnya menyelesaikan satu
sirkuit, sehingga jalur itu dikenal sebagai fotofosforilasi siklik.
Keseluruhan jalur perpindahan elektron dariair menuju ke fotosistem II
terus ke fotosistem I lalu ke NADP+ disebut fotofosforilasi non siklik.
3.1.5 jika cahaya dengan panjang gelombanga lebih pendek diberikan
bersamaan dengan panjang gelombang merah yang lebih panjang, maka
laju fotosintesis akan lebih

cepat daripada

diharapkan

dari

penjumlahan laju bila setiap warna di berikan secara sendiri-sendiri.


Peningkatan ini kemudian di kenal dengan Efek peningkatan Emerson.
3.2 Saran
Untuk membuat makalah seharusnya penulis memilih materi dari bukubuku yang akurat.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N A.,J.B. Reece, & L.G. Mithchell. 2005. Biologi. Edisi Kelima. Terj.
dari: Biology.5th ed. oleh Manalu, W. Jakarta : Erlangga.
George, H. Fred. & George J. Hademenos. 2005. Schaums Otline Biologi. Ed 2.
Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro, D. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai