Jurnal 3
Jurnal 3
Pada
peringatan
Hari
Keluarga
Nasional (Harganas) tingkat Propinsi
NTT pada tahun 2007, Sugiri (Kepala
BKKBN Pusat) mengatakan bahwa
angka kelahiran di NTT masih
mencapai 4,1 per wanita usia subur dan
angka tersebut tertinggi di Indonesia
(nasional 2,6). Dia juga menambahkan
bahwa tingginya angka kematian ibu
berhubungan dengan tingkat kelahiran
total (seorang ibu rata-rata memiliki
empat anak) dan keikutsertaan ber-KB
yang masih rendah, yakni 34,8%. Hal
ini dipertegas oleh Kepala BKKBN NTT
G. Soter Parera yang mengatakan
bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) di
NTT berjumlah 376.500 keluarga,
namun yang mengikuti program KB
hanya 40%.9 Padahal partisipasi ber-KB
dan pemeliharaan kesehatan ibu
termasuk
salah
satu
upaya
pencegahan kematian ibu.2,3
Hal ini berhubungan juga dengan
tingkat pendapatan yang rendah
(kemiskinan)
yang
menyebabkan
mereka kesulitan untuk membeli alat
kontrasepsi. Dari sisi pemerintahan,
krisis ekonomi telah menyebabkan
kesulitan untuk memberikan subsidi
terhadap
harga
alat
kontrasepsi
sehingga harganya menjadi tidak
terjangkau oleh golongan menengah ke
bawah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perempuan yang memiliki empat anak
akan
memiliki
nilai
probabilitas
persentase angka kematian sebesar
1,23% sebagai akibat dari kehamilan
mereka.8
Tempat Tinggal
Berbagai
hasil
penelitian
mengungkapkan bahwa faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap kematian
ibu antara lain faktor tempat tinggal.
Tingkat kematian ibu di daerah
perkotaan lebih rendah dibanding
daerah pedesaan. Hal ini didasari
karena
masyarakat
kota
pada