PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang
Identifikasi Masalah
1.
2.
3.
1.3
1.
2.
3.
II
LANDASAN TEORI
2.1
tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan
baru yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan
kualitas. Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya
adalah :
1.
2.
Memudahkan Penyimpanan
Pengolahan pada bahan pakan dapat menjadikan suatu bahan pakan lebih
kecil ukurannya dan lebih homogen sehingga memudahkan dalam
penyimpanan.
3.
Pengawetan
Pengolahan dapat digunakan untuk tujuan pengawetan sehingga dapat
mempertahankan kualitas dari bahan pakan
4.
Meningkatkan Palatabilitas
Palatabilitas pakan dapat ditingkatkan melalui proses pengolahan pakan yang
sesuai dengan jenis, umur dan fase hidup ternak.
5.
2.2
fisik atau mekanik, kimiawi, biologis dan kobinasinya. Perlakuan secara fisik
dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pencacah atau pemotongan, penggiling,
penghancuran serta pembuatan pelet (Wahyono dan Hardiyanto, 2004). Perlakuan
secara kimiawi dilakukan dengan cara menanbahkan bahan kimia seperti dengan
penambahan asam atau basa. Perlakuan secara biologis dapat dilakukan dengan
cara fermentasi dengan menggunakan mikroba starter yang bermanfaat untuk
menurunkan kadar serat kasar, meningkatkan kecernaan dan meningkatkan kadar
protin bahan pakan (Tampoebolon, 1997).
2.3
Pengawetan pakan
2.
3.
4.
Meningkatkan palatabilitas
5.
6.
7.
III
PEMBAHASAN
3.1
menggunakan bahan kimia alkali seperti NaOH, KOH, Ca(OH)2, NH4OH, dan
bahan lain. Perlakuan alkali diperlukan pada bahan pakan limbah pertanian
dengan kandungan serat kasar yang tinggi selain adanya ikatan -1,4 glycosida
juga terjadi lignifikasi dari bagian selulosa yang menyebabkan sukar dicerna.
Terdapat 2 cara perlakuan kimia dengan alkali, yaitu cara basah dan juga cara
kering.
Tabel 1. Prosedur Perlakuan Pakan Kasar dengan NaOH (Sundstol, 1988)
2.
3.
3.2
soda merupakan alkali yang paling kuat dalam mendegradasi struktur dinding sel.
Perlakuan alkali dapat meningkatkan kelarutan hemiselulosa dan mengurangi
kandungan dinding sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Ginting, dkk (2008)
bahwa penggunaan larutan NaOH bertujuan untuk meningkatkan kecernaan
dengan memutus ikatan selulosa atau hemiselulosa dengan lignin, sehingga energi
tersedia dapat meningkat. Perlakuan dengan basa kuat akan terjadi proses
pemasakan dan dikenal dengan proses soaking.
2.
3.
4.
2.
3.
Residu NaOH di dalam saluran pencernaan dapat bersifat racun bagi ternak.
4.
5.
B.
dengan penggunaan kapur. Keuntungan memakai kapur yaitu harga kapur relatif
murah dan mudah didapat di desa sedangkan kerugian memakai kapur yaitu perlu
adanya penambahan suplemen yang lebih bergizi dalam pakan agar nutrisinya
terpenuhi dan perlu pembilasan dengan air karena dalam ransum terdapat mineral
Ca cukup tinggi dan sisa kapur terbawa cukup tinggi.
Pengolahan alkali dapat juga dilakukan dengan penambahan amonia yang
digunakan sebagai fungisidal dan bakterisida sehingga dapat berfungsi sebagai
pengawet. Amonia dapat berikatan dengan gugus asetat dari bahan pakan (jerami)
menjadi garam ammonium asetat dan dapat menjadi sumber nitrogen bagi
mikrobia rumen.
3.3
NH4OH atau amoniasi. Proses ini merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan pakan kasar sebagai pengganti NaOH. Amoniasi mampu
meningkatkan nilai nutrisi pakan kasar melalui peningkatan daya cerna, konsumsi,
kandungan protein kasar pakan dan memungkinkan penyimpanan bahan pakan
berkadar air tinggi dengan menghambat pertumbuhan jamur. Sama dengan alkali
lainnya, amonia menyebabkan perubahan komposisi dan struktur dinding sel yang
berperan dalam pembebasan ikatan antara lignin dengan selulosa dan
hemiselulosa (Marjuki, 2013).
Beberapa keuntungan pengolahan pakan dengan proses amoniasi
diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
amonia cair, urea maupun urin. Daya kerja amonia dalam perlakuan amoniasi
diantaranya sebagai bahan pengawet terhadap bakteri dan fungi yang berkembang
pada bahan selama proses, sumber nitrogen yang berfiksasi dengan jaringan
tanaman dan pemecah ikatan lignin dan karbohidrat.
amonia sangat baik, selain dapat meningkatkan kecernaan dinding sel juga
amoniasi
menggunakan gas
pengadaannya yang mungkin sulit dan membutuhkan kontainer kedap udara. Urin
merupakan sumber amonia yang murah tetapi sulit untuk mengumpulkannya
kecuali pada manusia. Sedangkan urea merupakan sumber amonia yang murah
karena setiap 1 kg urea akan menghasilkan 0,57 kg amonia.
Pengolahan pakan dengan amoniasi urea (CO(NH2)2 memiliki tujuan
diantaranya
menghidrolisis
ikatan
lignoselulosa
dan
ligno-hemiselulosa,
urea
yaitu
mudah
ditemukan,
harga
relatif
terjangkau
dan
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
1.
2.
menggunakan
kaustik
soda
(NaOH)
dan
kapur
(Ca(OH)2).
3.
4.2
Saran
Pada pengolahan pakan secara kimiawi menggunakan basa perlu
DAFTAR PUSTAKA
Ginting, Simon Dkk. 2008. Teknologi Pakan Berbahan Dasar Hasil Sampingan
Perkebunan Kelapa Sawit. Lokakarya Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi.
Hendra. 2010. Pengolahan Dan Pengawetan Hijauan. FKH Universitas
Airlangga.
Marjuki. 2013. Metode Pemanfaatan Limbah Sebagai Pakan. Brawijaya
University. Malang.
Mcellhiary, R.R. 1994. Feed Manufacturing Technology IV. Am. Feed Industry
Assoc. Inc. Arlington
Pfost, H.B. 1964. Feed Production Handbook. Feed Production School Inc.
Kansas City.
Sundstol, F. 1988. Improvement of Poor Quality Forage and Roughes. In : Feed
Science. Orskov (ed). Elswier Science Publisher Ltd. Amsterdam. Pp 257290.
Tampoebolon, B. I. M. 1997. Seleksi dan Karakterisasi Enzim Selulase Isolat
Mikrobia Selulolitik Rumen Kerbau. Program Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta (Tesis Magister Ilmu Ternak).
Tim Pengajar. 2006. Modul Kuliah TPP. Fakultas Peternakan Universitas
Diponegoro.
Wahyono. D.E. dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal
Untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Jurnal Lokakarya Sapi Potong.
Grati. Pasuruan.
Oleh :
Etya Nurrimas Gustiarani
200110130333
D-9
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015