Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang telah memberikan rasa cinta dan kasih
sayang kedalam sanubari setiap kehidupan yang tidak akan pernah
terkikiskan oleh gejolaknya zaman sehingga dengan rasa cinta dan kasih
sayangnya lah membawa kita kepada pemikiran-pemikiran yang slalu
diridhoinya yang berupa penyusunan makalah ini yang bertemakan
Pengertian hukum perdata dan sistematika menurut BW dan ilmu
pengetahuan Sesuai dengan harapan yang kita inginkan..
Sholawat dan salam semuga tetap tercurah limpahkan kepada nabi
kita nabi besar Muhammad SAW, karena denga berkat perjuangan beliau
kita dapat terangkis dari alam jahiliya menuju alam kemahiran, sehingga
kita dapat menikmati ilmu yang dengan baik seperti apa yang kita
rasakan sekarang ini.
Melihat kemanpuan kami yang kurang, kami yakin dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan , maka dari itu , kami sangat butuh
saran dan kritik yang bersifat membangun yang mampu membawa kami
kepada kesempurnaan makalah ini.

Hukum Perdata : Domisili/Tempat tinggal


1. Pengertian domisili
Domisili adalah terjemahan dari domicile atau woonplaats yang artinya tempat
tinggal. Menurut sri soedewi Masjchoen sofwan domisili atau tempat kediaman itu
adalah

tempat di mana seseorang dianggap hadir mengenai hal melakukan hak-haknya dan
memenuhi kewajibannya juga meskipun kenyataannya dia tidak di situ

Menurut kitab Undang-Undang Hukum Perdata tempat kediaman itu seringkali ialah
rumahnya, kadang-kadang kotanya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap
orang dianggap selalu mempunyai tempat tinggal di mana ia sehari-harinya
melakukan kegiatannya atau di mana ia berkediaman pokok. Kadang-kadang
menetapkan tempat kediaman seseorang itu sulit, karena selalu berpindah-pindah

(banyak rumahnya). Untuk memudahkan hal tersebut dibedakan antara tempat


kediaman hokum (secara yuridis) dan tempat kediaman yang sesungguhnya.

Tempat kediaman hokum adalah:


Tempat dimana seseorang dianggap selalu hadir berhubungan dengan hal melakukan
hak-haknya serta kewajiban-kewajibannya, meskipun sesungguhnya mungkin ia
bertempat tinggal di lain tempat.

Menurut Pasal 77, Pasal 1393; 2 KUHPerdata tempat tinggal itu adalah tempat
tinggal dimana sesyatu perbuatan hokum harus dilakukan.

Bagi orang yang tidak mempunyai tempat kediaman tertentu,maka tenpat tinggal
dianggap di mana ia sungguh-sungguh berada.

2. Macam domisili
a. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tenpat yang bertalian dengan hak-hak melakukan
wewenang seumumnya. Tempat tinggal sesungguhnya dibedakan antara:

Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung hubungannya dengan


orang lain.

Tempat tinggal yang wajib/tidak bebas yaitu yang ditentukan oleh hubungan yang ada
antara seseorang dengan orang lain.
Misalnya: tempat tinggal suami istri, tempat tinggal anak yang belum dewasa di
rumah orang tuanya, orang di bawah pengampuan di tempat curatornya.

b. Tempat tinggal yang dipilih, yaitu tempat tinggal yang berhubungan dengan hal-hal
melakukan perbuatan hokum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ini untuk
memudahkan pihak lain atau untuk kepentingan pihak yang memilih tempat tinggal tersebut.
Tempat tinggal yang dipilih ada dua macam yaitu:

Tempat kediaman yang dipilih atas dasar undang-undang misalnya dalam hokum
acara dalam menentukan waktu eksekusi dari vonis.

Tempat kediaman yang dipilih secara bebas misalnya dalam melakukan pembayaran
memilih kantor notaries (menurut sri soedewi M. Sofwan).

Menurut subekti ada juga yang disebut rumah kematian atau domisili penghabisan, yaitu
rumah di mana seseorang meninggal dunia.
Rumah penghabisan ini mempunyai arti penting untuk:

Menentukan hokum waris yang harus diterapkan

Untuk menentukan kewenagan mengadili kalau ada gugatan

Tempat kediaman untuk Badan Hukum disebut tempat kedudukan badan hokum ialah
tempat dimana pengurusnya menetap
Menurut KUHPerdata domisili/tempat tinggal itu ada dua jenis, yaitu:
1. Tempat tinggal umum terdiri dari:

Tempat tinggal sukarela atau bebas:


Pasal 17 KUHperdata menyatakan bahwa setiap orang dianggap mempunyai
tempat tinggal di mana ia menempatkan kediaman utamanya. Dalam hal
seseorang tidak mempunyai tempat kediaman utama maka tempat tinggal
dimana ia benar-benar berdiam adalah tempat tinggal nya.

Tempat tinggal yang bergantung pada orang lain, misalnya:


-wanita bersuami mengikuti suaminya
-anak di bawah umur mengikuti tempat tinggal orang tuanya/walinya
-orang dewasa yang ada di bawah pengampuan mengikuti curatornya
-pekerja /buruh mengikuti tempat tinggal majikannya

1. Tempat tinggal khusus atau yang dipilih menurut pasal 24 KUHperdata ada dua
macam, yaitu:

Tempat tinggal yang terpaksa dipilih ditentukan undang-undang (pasal 106:2


KUHPerdata)

Tempat tinggal yang dipilih secara sukarela harus dilakukan secara tertulis
artinya harus dengan akta (pasal 24:1 KUHPerdata), bila ia pindah maka untuk

tindakan hokum yang dilakukannya ia tetap bertempat tinggal di tempat yang


lama.

1. Arti pentingnya domisili untuk seseorang


Domisili itu penting untuk seseorang dalam hal sebagai berikut:

Untuk menentukan atau menunjukan suatu tempat di mana berbagai perbuatan


hokum harus dilakukan, misalnya mengajukan gugatan, pengadilan mana yang
berwenang mengadili (menurut sri soedewi sofwan)

Untuk mengetahui dengan siapakah seseorang itu melakukan hubungan


hokum serta apa yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing (ridwan
syahrani)

Untuk membatasi kewenangan berhak seseorang.

C. Badan Hukum
Badan hukum adalah subyek hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan
hukum, yang diberi hak dan kewajiban seperti manusia pribadi. Menurut
ketentuan pasal 1653 KUHPdt ada tiga macam klasifikasi badan hukum
berdasarkan eksistensinya, yaitu :
1. badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah (penguasa), seperti badanbadan pemerintahan, perusahan-perusahan Negara.
2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah (penguasa), seperti Persero
Terbatas, Koperasi.
3. badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang
bersifat ideal, seperti yayasan (pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain).
Badan hukum yang dibentuk oleh pemerintah adalah badan hukum yang sengaja
diadakan oleh pemerintah untuk kepentingan Negara, baik lembaga-lembaga
Negara maupun perusahaan-perusahaan milik Negara. Badan hukum ini
dibentuk pemerintah dengan undang-undang atau dengan peraturan
pemerintah.
Badan hukum yang diakui oleh pemerintah adalah badan hukum yang dibentuk
oleh pihak swasta atau pribadi warga Negara untuk kepentingan pribadi
pembentuknya sendiri. Tetapi badan hukum tersebut mendapat pengakuan dari
pemerintah menurut undang-undang.
Badan hukum yang diperbolehkan adalah badan hukum yang tidak dibentuk oleh
pemerintah dan tidak pula memerlukan pengakuan dari pemerintah menurut
undang-undang, tetapi diperbolehkan karena tujuannya yang bersifat ideal
dibidang sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, keagamaan, badan
hukum ini selalu berupa yayasan.

Dalam hukum perdata tidak ada ketentuan yang mengatur tentang syarat-syarat
material pembentukan badan hukum, yang ada adalah syarat formal, yaitu harus
dengan akta notaris. Karena tidak ada ketentuan demikian, maka menurut
Prof.Mayers (1948) doktrin ilmu hukum menetapkan syarat-syarat itu ialah :
1. ada harta kekayaan sendiri
2. ada tujuan tertentu
3. ada kepentingan sendiri

ORANG SEBAGAI SUBYEK HUKUM


A. Subyek Hukum
Subyek hukum ialah pendukung hak dan kewajiban. Pendukung hak dan
kewajiban adalah orang. Dalam hukum, perkataan orang (person) berarti
pembawa hak atau subyek didalam hukum. Yang dinamakan kematian perdata,
yaitu suatu hukuman yang menyatakan bahwa seseorang tidak dapat memiliki
sesuatu hak lagi tidak terdapat dalam hukum sekarang ini (pasal 3 B.W.).
berlakunya seseorang pembawa hak, mulai dari saat ia dilahirkan dan berakhir
pada saat ia meninggal.
Disamping orang-orang (manusia), telah tampak pula di dalam hukum ikut
sertanya badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan yang dapat juga memiliki
hak-hak dan melakukan-melakukan perbuatan hukum seperti seorang manusia.
Badan hukum adalah subyek hukum dalam arti yuridis, sebagai gejala dalam
hidup bermasyarakat, sebagai badan ciptaan manusia berdasarkan hukum,
mempunyai hak dan kewajiban seperti manusia pribadi.
Menurut B.W., orang dikatakan masih dibawa umur apabila ia belum mencapai
usia 21 tahun, kecuali jikalau ia sudah kawin.selanjutnya di dalam B.W. terdapat
berbagai pasal yang secara khusus memperbedakan antara kecakapankecakapan orang lelaki dan orang perempuan, misalnya :
1. seorang perempuan dapat kawin, jika ia sudah berumur 15 tahun dan seorang
lelaki jika ia sudah berumur 18 tahun;
2. seorang perempuan tidak diperbolehkan kawin lagi sebelum lewat 300 hari
setelah perkawinan diputuskan, sedangkan untuk seorang laki-laki, tidak
terdapat larangan semacam ini;
3. seorang lelaki baru diperbolehkan mengakui seorang anaknya, jika ia sudah
berusia paling sedikit 19 tahun, sedangkan untuk seorang perempuan tiada
suatu pembatasan umur sperti ini.

B. Pengakuan Sebagai Subyek Hukum


Pengakuan terhadap manusia pribadi sebagai subyek hukum dapat dilakukan
sejak ia masih di dalam kandungan ibunya, asal ia dilahirkan hidup (pasal 2
KUHPdt). Hal ini mempunyai arti penting (reievan) apabila kepentingan anak itu
menghendakinya, misalnya dalam hal menerima warisan, menerima hibah, asas
ini dapat diikuti dalam pembinaan hukum perdata nasional.
Dalam pasal 3 KUHPdt dinyatakan bahwa tidak ada satu hukuman pun yang
dapat mengakibatkan kematian perdata (burgelijke dood) atau kehilangan segala
hak perdata. Ini berarti betapa pun kesalahan seseorang, sehingga ia dijatuhi
hukuman oleh Hakim, hukuman Hakim tersebut tidak boleh menhilangkan
kedudukan sebagai pendukung hak dan kewajiban perdata.
Negara Republik Indonesia sebagai Negara hukum mengakui manusia pribadi
sebagai subyek hukum, pendukung hak dan kewajiban. Dalam pasal 27 ayat 1
UUD45 dinyatakan bahwa semua warga Negara adalah sama kedudukannya
dalam hukum. Di Negara lain, seperti Afrika selatan, yang menganut
rasdiskriminasi, tidak semua manusia pribadi diakui sebagai subyek hukum.
Manusia kulit berwarna hitam tidak diakui sebagai pendukung hak, melainkan
hanya sebagai pendukung kewajiban saja.

Kewarganegaraan dapat mempengaruhi kewenangan berhak seseorang, contoh : dalam pasal


21 (1) UUPA ? hanya WNI yang dapat mempunyai hak milik.
Domisili / tempat tinggal adalah tempat dimana seseorang melakukan kegiatannya seharihari.
Macam-macam domisili :
A. tempat kediaman sesungguhnya, terbagi atas :
tempat kediaman bebas ? bebas memilih tenpa dipengaruhi pihak manapun.
tempat kediaman tidak bebas ? terikat oleh pihak lain, mis: rumah dinas.
B. tempat kediaman yang dipilih, terbagi atas :
dipilih atas dasar ketetapan UU ? dalam hukum acara, waktu melakukan eksekusi dari
vonis.
Dipilih secara bebas ? misal dalam waktu melakukan pembayaran, dipilih kantor notaris.
Tempat tinggal
Contoh: seseorang yang berdomosili di kota Batam tidak dapat menjadi pemilih pada Pemilu
walikota Tanjungpinang.

Di Inggris berlaku hukum Common law, Hukum equity dan Statuta Law.
1.

Hukum Common law adalah hukum yang terbentuk dan merupakan unifikasi hukum yang
telah diputus Hakim (Yurisprudensi)

2.

Equity ialah hukum kanonik atau gereja yang bersumber pada natural law dan timbul karena
Common law tidak dapat menampung seluruh masalah-masalah tertentu seperti masalah
trust.

3.

Statute Law adalah Hukum tertulis yang dibuat oleh parlemen karena Common law yang
didasarkan pada yurisprudensi kadang-kadang belum lengkap dan ketinggalan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang baru (sesuai perkembangan zaman)

Bahwa dalam perkembangannya saling kait mengkait :


1.

Hukum Equity timbul karena hukum Common law tidak dapat mengatasi permasalahan trust
sehingga para pencari keadilan minta keadilan pada Court of Chancery yang mendasarkan
Equity yang bersumber pada natural law.

2.

Statuta law dilahirkan untuk mengkoreksi dan mengisi kekurangan-kekurangan Common law
yang tidak dapat mengimbangi kebutuhan keadilan dari masyarakat yang terus berkembang.

3.

Karena adanya penyalahgunaan dalam pengadilan Menorial court oleh para lord

BAB XIII
DOMISILI
A. Domisili adalah tempat tinggal seseorang
Menurut Hukum Indonesia didalam domisili terkandung arti teritorian sehingga yang
dimaksud domisili adalah tempat tinggal seseorang atau tempat kedudukan badan hukum.
Yang dimaksud tempat tinggal dapat juga kota dan dapat juga rumahnya
B. BERBAGAI PENGERTIAN TENTANG DOMISILI
1.

Prof J.Hardjawidjaja SH (1979) dan Prof.Ko Tjai Sing SH mengatakan bahwa dalam arti
hukum domisili adalah tempat dimana seseorang harus dianggap selalu berada untuk
memenuhi kewajiban serta melaksanakan hak-haknya itu (Aloysius 1989)

C. DOMISILI MENURUT HUKUM INGGRIS


1. Dalam Hukum Inggris domisili mempunyai arti yang lebih luas dapat berarti tanah asal atau
tanah air seseorang yang tentunya ada ikatan batin antara orang dengan tempatnya. Domisili
dibagi dalam :
a. Domicile of origin
b. Domicile of dependence
c. Doicile of choice
D. TEMPAT KEDUDUKAN BADAN HUKUM

Mengenai badan hukum yang berlaku di RI adalah hukum lama atau vennootschapsrecht
(BW dan WvK). Menurut hukum ini tempat kedudukan hukum ialah tempat didirikannya
badan hukum yang bersangkutan. Peraturan seperti itu dapat mendorong adanya
penyelundupan

6. TEMPAT TINGGAL (Domisili)


Tempat tinggal (domisili) adalah tempat di mana seseorang tinggal /
berkedudukan serta mempunyai hak dan kewajiban hukum. Tempat tinggal
dapat berupah wilayah atau daerah dan dapat pula berupa rumah
kediaman/kantor yang
berada dalam wilayah / daerah tertentu. Tempat tinggal manusia pribadi biasa
disebut tempat kediaman. Sedangkan tempat tinggal badan hukum biasa disebut
tempat kedudukan. Tempat tinggal sering juga disebut alamat. Arti penting
(relevansi) tempat tinggal seseorang atau badan hukum ialah dalam hal
pemenuhan hak dan kewajiban, penentuan status hukum seseorang dalam hal
lalu lintas hukum, dan berurusan dengan pengadilan.
Tipa orang menurut hukum , harus mempunyai tempat tinggal yang dapat dicari.
Tempat tersebut dinamakan domisii l. Juga Badan Hukum harus mempunyai
tempat keduduk tertentu. Biasanya orang mempunyai domisili di tempat
kediaman pokok. Tetapi bagi orang yang tidak mempunyai tempat kediaman
tertentu, domicile dianggap berada di tempat ia sungguh-sungguh berada.
Status hukum seseorang juga menentukan tempat tinggalnya, sehingga akan
menentukan pula hak dan kewajiban menurut hukum. Tempat tinggal seorang
istri ditentukan oleh pemufakatan dengan suaminya. Dengan demikian hak dan
kewajiban hukum mengikuti tempat tinggal yang ditentukan itu. Tempat tinggal
anak dibawa umur ditentukan oleh tempat tinggal orang tuanya. Dengan
demikian hak dan kewajiban anak tersebut ditentukan oleh tempat tinggal orang
tuanya itu.

Dilihat dari segi terjadinya peristiwa hukum, tempat tinggal itu dapat
digolongkan empat jenis, yaitu :
1. tempat tinggal yuridis
2. tempat tinggal nyata
3. tempat tinggal pilihan
4. tempat tinggal ikutan (tergantung)
Tempat tinggal yuridis terjadi karena peristiwa hukum kelahiran, perpindahan
atau mutasi, perpindahan atau mutasi. Tempat tinggal yuridis dibuktikan oleh
Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau bukti-bukti lain.
Tempat tinggal nyata terjadi karena peristiwa hukum keberadaan sesungguhnya.
Umumnya dibuktikan dengan kehadiran selalu ditempat itu. Tempat tinggal
nyata sifatnya sementara karena adanya perbuatan atau keperluan tertentu
yang tidak terus - menerus untuk jangka lama.

Tempat tinggal pilihan terjadi karena peristiwa hukum membuat perjanjian, dan
tempat tinggal itu dipilih oleh pihak-pihak yang membuat perjanjian itu. Tempatv
tinggal itu dibuktikan oleh akta otentik yang mereka buat di muka Notaris.
Pengertian Rumah Kematian yang sering dipakai dalam undang-undang tidak lain
seperti domisili penghabisan dari seorang yang meninggal. Pengertian ini,
penting untuk menentukan hukum mana yang berlaku dalam soal warisan ,
hakim mana yang berkuasa mengadili perkara tentang warisan itu dan
pentingpula berhubungan dengan peraturan yang memperkenankan kepada
orang-orang yang menghutangkan si meninggal untuk menggugat seluruh ahli
waris pada rumah kematian tersebut dalam waktu enam bulan sesudah
meninggalnya orang itu.
Hokum internasional

Anda mungkin juga menyukai