PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Iklim sangat berpengaruh terhadap hewan ternak. Beberapa ahli
mempelajari pengaruh iklim terhadap objek yang spesifik, di antaranya iklim
berpengaruh terhadap bentuk tubuh (Hukum Bergmann), insulasi pelindung
atau kulit dan bulu (Hukum Wilson), warna (Hukum Gloger), tubuh bagian
dalam/internal (Hukum Claude Bernard), dan kesehatan dan produksi ternak.
Temperatur lingkungan mempengaruhi penggunaan energi yang diperoleh
ternak dari makanan, produksi panas, dan disipasi panas hewan ternak ke
lingkungannya. Radiasi sinar matahari
Penampilan produksi ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor,
(genetic), pakan, pengelolaan, perkandangan, pemberantasan dan pencegahan
penyakit serta faktor lingkungan lainnya. Salah satu faktor lingkungan yang
cukup dominan dalam mempengaruhi produktivitas ternak adalah iklim
mikro. Iklim mikro di suatu tempat yang tidak mendukung bagi kehidupan
ternak membuat potensi genetik seekor ternak tidak dapat ditampilkan secara
optimal. Ada empat unsur iklim mikro yang dapat mempengaruhi
produktivitas ternak secara langsung yaitu : suhu, kelembaban udara, radiasi
dan kecepatan angin, sedangkan dua unsur lainnya yaitu evaporasi dan curah
hujan mempengaruhi produktivitas ternak secara tidak langsung. Interaksi
keempat unsur iklim mikro.
B. Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mempunyai rumusan
masalahantara lain sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan iklim
2. Apa sajakah pengruh iklim terhadap ternak
3. Bagaimana upaya pengelolanya
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mempunyai tujuan antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian iklim dalam Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh iklim terhadap ternak
3. Untuk mengetahui upaya pengelolaan pengaruh iklim terhadap ternak
II
PEMBAHASAN
1
Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang
memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air laut
menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi.
Klasifikasi Lingkungan
Berdasarkan tumbuhan dan hewan yang hidup dominan di
dalamnya, lingkungan hidup dapat digolongkan menjadi enam,
yaitu kawasan tundra, hutan berdaun jarum, hutan bermusim,
hutan tropik basah, padang rumput dan padang pasir. Secara
umum, ada dua komponen lingkungan, yaitu abiotik dan biotik.
Komponen abiotik adalah semua unsur lingkungan yang tidak
bernyawa yang bersifat fisik, kimia, dan sosial, misalnya lahan, air,
kandang dan nilai-nilai sosial budaya dan agama; sedangkan
komponen biotik adalah semua unsur hayati yang ada dalam
kehidupan, misalnya musim, tumbuh-tumbuhan, dan hewan lain.
Perilaku merumput
Lamanya waktu merumput saat siang hari sangat
dipengaruhi oleh iklim, bangsa, kualitas, tipe mamalia, dan pastur
yang tersedia (padang rumput). Jika ternak digembalakan pada
daerah bukan asalnya, maka masa merumput akan berkurang .
Internal
terdiri
dari
penyakit
,vaksinasi
C. UPAYA PENGELOLAANYA
Iklim merupakan faktor penentu ciri khas dan pola hidup dari suatu
ternak. Misalnya, ternak pada daerah tropik tidak sama dengan ternak yang
berada di daerah subtropis. Namun, pada saat ini telah mampu diatasi dengan
penyesuaian pegaturan suhu tubuh secara langsung seperti yang dilakukan
oleh peternak di israel yang menggunakan Air Condition (AC) untuk
beternak. Iklim sendiri merupakan bagian terpenting dari penentuan kerja
status faali dari ternak.
Pengaruh langsung iklim terhadap ternak adalah pada
produktivitasnya. Penentuan status faali dari ternak sangat penting untuk
diketahui karena dengan mengetahui status faali pada ternak, maka peternak
dapat menentukan dan menemukan pengaruh lingkungan pada ternak. Karena
pada dasarnya dengan mengetahui temperatur lingkungan, kelembaban,
temperatur kulit, suhu tubuh, suhu rektal, respirasi dan denyut jantung,
peternak akan mengetahui cara dan pengaruh buruk faktor-faktor iklim
terhadap ternak serta untuk mengetahui pada termperatur dan kelembaban
berapa ternak memilki produktivitas yang baik dan efisien, maka perlu adanya
pengelolaan yang lebih lanjut dan intensif.
Dalam usaha meningkatkan produktivitas ternak maka salah satu
upaya lain selain iklim adalah perbaikan mutu makanan pakan ternak.
Kelembaban udara dari suatu lingkungan kehidupan ternak merupakan salah
satu unsur iklim. Dimana kelembaban lingkungan mempengaruhi kesehatan
ternak. Kelembaban yang terlalu tinggi akan mempertinggi kejadian penyakit
saluran pernapasan yang pada gilirannya memakai biaya perawatan kesehatan
yang tinggi pada usaha produksi ternak.
Kelembaban udara tinggi disertai suhu udara yang tinggi
menyebabkan meningkatnya frekuensi respirasi. Karena faktor lingkungan
juga berpengaruh terhadap tingkah laku ternak. Bila suhu lingkungan berada
diatas atau dibawah comfort zone untuk mempertahankan suhu tubuhnya
9
10
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi yang dibahas diatas adalah :
1) Lingkungan berpengaruh besar terhadap sifat genetik ternak
2) Penerapan ternak di daerah yang iklimnya sesuai akan menunjang
dihasilkannya produksi secara optimal
3) Suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi dapat menyebabkan stress
terhadap ternak sehingga fisiologis ternak tersebut meningkat dan konsumsi
pakan menurun, sehingga produktivitasnya menurun
4) Suhu tubuh dengan suhu rektal dan suhu kulit saling berpengaruh karena suhu
tubuh di dapat dari kedua suhu tersebut
5) Frekuensi pernapasan berpengaruh kepada lingkungan, apabila suhu dan
kelembaban naik maka frekuensi respirasi dan denyut jantung akan meningkat
6) Daya tahan terhadap panas dapat dihitung dengan melihat jumlah keringat
yang diekskresikan oleh hewan atau ternak.
B. Saran
Pada pembahasan telah dijelaskan tentang pengruh iklim terhadap
ternak,maka penyusun menyarankan untuk perlu dilakukan tindakan-tindakan
penanggulangan, agar pengaruh iklim tersebut baik secara langsung maupun
secara tidak langsung dapat dihindari maupun dicegah semaksimal mungkin.
Berbagai alternatif penanggulangan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Penggunaan bahan bangunan kandang yang tidak memantulkan panas.
2) Pengaturan ventilasi kandang yang sesempurna mungkin.
3) Menempatkan bangunan kandang pada tempat- tempat yang lebih tinggi,
agar angin dengan leluasa dapat keluar masuk kandang.
4) Menanam pohon-pohon penenduh disekitar kandang, akan tetapi
penanaman pohon-pohon itu harus diatur seclemikian rupa agar jangan
menghalangi pergerakan angin dari luar clan dalam kandang (Siregar.
1997).
11
DAFTAR PUSTAKA
12