Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan sumber daya alam dan penanganan limbah

Material
Kegiatan pertambangan di Adaro Indonesia bersama 5 kontraktornya menggunakan metode
open pit dengan mengendalikan teknik stripping, yaitu mengupas lahan dengan membongkar
lapisan demi lapisan hingga mencapai lapisan yang mengandung batu bara. Selama tahun
2011 kegiatan produksi kami menghasilkan tanah buangan (overburden) sebesar 299,27 juta
bank cubik meter (bcm), sedangkan banyaknya timbunan overburden di bekas lahan tambang
(backfilling) kini mencapai 29,10 Ha dan di luar lahan tambang 989,03 Ha.
Menurunkan penggunaan minyak solar hingga 50% dari jumlah minyak solar yang
dibutuhkan untuk peledakan
Di lokasi tambang kami yaitu Paringan, Tutupan, dan Wara, kami melakukan kegiatan
peledakan untuk mempermudah proses pembongkaran lapisan. Pembongkaran tersebut
menggunakan material yang tidak dapat didaur ulang, seperti detonator, bahan peledak,
amonium nitrat, dan Ammonium Nitrate-Fuel Oil. Untuk menekan jumlah material , terutama
minyak solar, kami mencampur limbah oli bekas ke dalam bahan peledak. Dalam tiga tahun
terakhir komposisi penggunaan oli bekas terus kami naikkan dan penggunaan minyak solar
kami turunkan.

Energi

Kami menggunakan minyak solar sebagai sumber energi langsung pada sebagian besar
proses kerja kami, seperti proses penggalian, pengangkutan, dan penghancuran batu bara
dengan menggunakan peralatan dan kendaraan berat. Selain itu kami juga memanfaatkan
minyak solar sebagai sumber energi tidak langsung untuk menciptakan energi listrik yang
kami kelola sendiri melalui generator.
Sebanyak kurang lebih 543 juta liter solar kami manfaatkan pada tahun 2011. Ini setara
dengan 19,8 juta Giga Joule atau 1,5 juta ton emisi CO 2 ekuivalen. Jumlah tersebut
meningkat seiring dengan kenaikan jumlah produksi kami selama tahun 2011. Dengan
menggunakan panel surya , pada tahun 2011 kami mampu menghemat bahan bakar solar
hingga 256 liter atay 67 US gallon per hari dan meningkat dari tahun sebelumnya.

Upaya lain yang kami lakukan untuk menghemat penggunaan energi secara tidak langsung
adalah penyediaan angkutan untuk karyawan. Meski belum dilakukan perhitungan khusus
mengenai perhitungan energi dan emisi gas yang dihasilkan serta jumlah energi yang
berhasil dihemat, namun kami yakin langkah ini cuku efektif.
AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH
Air dalam proses pertambangan kami sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan
domestik, proses produksi batu bara, penyiraman jalan dan tanaman, serta kebutuhan lainnya.
Sumber air yang kami gunakan berasal dari air permukaan seperti sungai, limpasan air hujan,
dan air permukaan dari proses penambangan batu bara. Pada tahun 2011, tercatat sebanyak
316 juta meter kubik air berasal dari sum pit dan runoff yang kami kelola. Sebanyak 211 ribu
meter kubik air menjadi bahan baku pengolahan air bersih di water Treatment Plant.
Kemudian sekitar 1,5 juta meter kubik kami gunakan untuk penyiraman jalan. Sebagian besar
lainnya dialirkan ke settling pond untuk kemudian diproses sesuai dengan baku mutu dan
dialirkan ke masyarakat. Kami memiliki fasilitas WTP T3000 yang mampu menghasilkan air
bersih 20 liter per detik atau 72 meter kubik per jam. Hasil pengolahan tersebuit dapat
langsung digunakan untuk kebutuhan domestik internal sebesar 120 m3 per hari dan juga
masyarakat sekitar sebesar 105 m3 per hari.
Pengolahan air bersih kami pantau secara rutin untuk menjaga konsistensi air yang
dihasilkan. Pemantauan dilakukan dengan mengukur warna, bau, rasa, kekeruhan dan zat

padat terlarut. Berdasarka pemantauan rutin kualitas air bersih pada tahun 2011 dalam
keadaan baik

Sebagai bentuk kepedulian kami terhadap lingkungan hidup, kami memiliki mekanisme
pengolahan air limbah di setiap lokasi kerja. Hasil pengolahan air limbah juga kami pantau
untuk memastikan kualitas hasil pengolahan sesuai dengan baku mutu. Pengukuran air
limbah sepanjang tahun 2011 menunjukkan tidak ada yang melebihi batas baku mutu, baik
untuk parameter warna, bau, kandungan zat padat, kekeruhan, serta konsentrasi pH, TSS, Fe,
Mn, dan Cd. Pengukuran dilakukan pihak eksternal terakreditasi dan memiliki fasilitas
laboratorium yang kami tunjuk. Hasilnya dilaporkan setiap bulan ke instansi terkait seperti
Kementerian Lingkungan Hidup, kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, BLH tingkat
Propinsi.

Sejak tahun 2008, Adaro Indonesia juga telah melakukan proses daur ulang air limbah.
Melalui daur ulang air limbah ini kami turut mencegah dampak negatif terhadap ekosistem
akibat pembuangan air limbah. Setelah didaur ulang air dimanfaatkan kembali untuk
memenuhi kebutuhan produksi dan domestik kami. Dari kegiatan produksi kami di Kelanis

pada tahun 2011 kami mendaur ulang 499,104 m3 air limbah. Total volume air limbah yang
kami olah ini menurun jumlahnya sebanyak 27 persen dari jumlah tahun 2010, yaitu sebesar
687,163 m3. Terjadinya penurunan volume air limbah yang didaur ulang ini dikarenakan
adanya upgrading project pada pompa daur ulang di Kelanik. Diharapkan dengan kapasitas
pompa yang meningkat maka volume pemanfaatannya akan meningkat pada tahun tahun ke
depan.

LIMBAH B3 DAN NON B3


Di Adero Indonesia, limbah organik dari sampah domestik kami proses menjadi kompos,
sementara limbah B3 diperlakukan khusus guna menghindari dampak terhadaplingkungan
hidup. Limbah organik yang kami olah menjadi kompos selama 2011 mencapai 11,3 ton,
meningkat sedikit dari tahun 2010 yang berjumlah 11,2 ton. Dari jumlah tersebut kami dapat
menghasilkan kompos sebanyak 4,3 ton sepanjam tahu 2011.

Untuk limbah B3 kami menyerahkan pada pihak ketiga yang telah mendapatkan lisensi dari
KLH untuk mengelolanya. Mereka bertanggung jawab mengumpulkan, membawa dan
memroses limbah B3 di luar area lahan perusahaan. Meskipun masuk kategori berbahaya dan
beracun limbah oli bekas masih dapat diolah kembali untuk kepentingan internal perusahaan,
teritama untuk dicampur dengan bahan peledak. Hal tersebut sesuai dengan SK Menteri

Lingkungan Hidup No. 20 Tahun 2010. Lebih jauh lagi kami menerapkan secara tegas
optimasi prosedur pemanfaatan dan penyimpanan minyak maupun cairan kimia lainnya.
Tindakan ini dilakukan untuk mencegah potensi bahaya bagi lingkungan yang mungkin
timbul akibat kesalahan pengelolaan bahan ini. Upaya ini cukup berhasil karena pada tahun
2011 kami tidak menemukan laporan kasus kebocoran limbah beracun yang menimbulkan
polusi lingkungan hidup dari seluruh lokasi kerja Adaro.

LIMBAH GAS
Emisi terbesar gas buangan muncul dari pekerjaan teknis pengolahan lahan tambang.
Peralatan berat yang dijalankan untuk mengambil dan mengolah batu bara memberi
kontribusi besar pada emisi gas rumah kaca. Begitu pula dengan pemakaian genset untuk
memenuhi kebutuhan listrik kami. Secara khusus kami tidakl melakukan perhitungan total
emisi gas seperti SO4 dan NO2 serta substansi perusak ozon di wilayah kerja kami. Namun
kami melakukan uji emisi terhadap genset kami bekerja sama dengan ITB.

REKLAMASI DAN KEPEDULIAN TERHADAP KEANEKARAGAMAN HAYATI


Hingga kini area tambang masih aktif digunakan untuk kegiatan pertambangan sehingga
reklamasi paska tambang belum dilakukan secara menyeluruh. Namun demikian, rencana
penutupan tambang sudah dipersiapkan, misalnya penanaman pohon meranti, kayu ulin,
karet, dan sawit di beberapa wilayah Paringin, Tutupan , dan Wara. Pada tahun 2011 kami
telah merealisasikan penghijauan dengan luas total 218,11 Ha. Dari awal Adaro Indonesia

menginventarisasi jenis flora dan fauna endemik yang berada pada ketiga area pertambangan
dan wilayah operasi kami di Kelanis sebagai bagian dari perencanaan manajemen
keanekaragaman hayati. Dari hasil inventarisai tersebut, kami dengan serius menginisiasi
sejumlah kegiatan pemulihan habitat di lokasi bekas tambang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Setidaknya ditemukan 4 jenis hewan langka di wilayah
operasional kami dan perencanaan rehabilitasihewan langka tersebut keseluruhannya sudh
ada dalam Rencana Pemantauan Lingkungan maupun Rencana Pengelolaan Lingkungan.

Langkah kami dalam mempersiapkan reklamasi paska tambang dan menjaga


keanekaragaman hayati dilakukan bersama sama para pemangku kepentingan terkait. Di
antaranya adalah Universitas Lambung Mangkurat, lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Balai Penelitian Kehutanan Banjar Baru, dan Universitas Gajah Mada. Terkait upaya
pemeliharaan lingkungan hidup di wilayah sekitar, Adero Indonesia turut melakukan upaya
penghijauan melalui penanaman 1 miliar pohon serta membantu pembuatan hutan kota.

Anda mungkin juga menyukai