Respirasi
Kelompok 5
Kelompok 5
Syarifah Nazilah
Tarsiah Ningsih
Tiafanni Azzahrah
Tria Utaminingsih
Tutut Fitriani
Vanya Hermalia
Klarifikasi Istilah
Batuk: Merupakan suatu mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan benda
asing atau mukus dari paru dan jalan
napas atas, atau merupakan sebuah
reaksi terhadap jalan napas yang
teriritasi.
Penetapan Masalah
Analisis Masalah
Tuan
Bawel, 34
tahun
Batuk
Mekanisme
,
epidemiolo
gi
Klasifikasi,
komplikasi
Diagnosis,
DD,
tatalaksan
a
Anatomi
Etiologi
Respiratori
k
Nonrespiratorik
Histologi
Fisiologi
Learning
Objectives:
Anatomi respirasi
Histologi respirasi
Fisiologi respirasi
Klasifikasi batuk
Etiologi batuk
Epidemiologi batuk
Mekanisme batuk
Penegakkan diagnosis yang
berhubungan dengan batuk
Diagnosis banding yang
berhubungan dengan batuk
Prinsip penatalaksanaan
Komplikasi yang diakibatkan
oleh batuk
Learning Issue:
Anatomi respirasi
Histologi respirasi
Fisiologi respirasi
Klasifikasi batuk
Etiologi batuk
Epidemiologi batuk
Mekanisme batuk
Penegakkan diagnosis yang
berhubungan dengan batuk
Diagnosis banding yang
berhubungan dengan batuk
Prinsip penatalaksanaan
Komplikasi yang diakibatkan
oleh batuk
ANATOMI RESPIRASI
fig 13-1
10
fig 13-2
11
12
13
HISTOLOGI RESPIRASI
Hidung
Epiglotis
Laring
Trakea
Paru
Bronkus
Bronkiolus Terminal
Bronkiolus Respiratorius
Alveolus
FISIOLOGI RESPIRASI
Ventilasi
DIFUSI
Stadium ke dua proses respirasi
mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran antara alveoluskapiler yang tipis (tebalnya kurang
dari 0.5 um). Kekuatan pendorong
untuk pernindahan ini adalah selisih
tekanan parsial antara darah dan
fase gas.
PENGATURAN RESPIRASI
1. Medulla Oblongata
2. Pons
Secara garis besar bahwa Paru-paru
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu
mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan gas
carbondioksida dari alveoli keudara
atmosfer.
2. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran
gas-gas
KLASIFIKASI BATUK
Klasifikasi Batuk
Durasi
1.Akut
2.Subakut
3.Kronis
Tanda Klinis
1.Kering
2.Berdahak
Batuk Kering
Sering kali sangat menggangu, tidak
dimaksudkan untuk membersihkan
saluran nafas dan pada kondisi
tertentu berbahaya (pasca operasi)
perlu ditekan.
Batuk Berdahak
Batuk yang terjadi karena adanya
dahak dalam tenggorokan
Lebih sering terjadi pada saluran
nafas yang peka terhadap paparan
debu, lembab berlebih dan
sebagainya
Sebaiknya tidak ditekan.
ETIOLOGI BATUK
Etiologi
Batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya terjadi akibat
respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi
saluran pernafasan atas maupun bawah, asap rokok, abu dan bulu
hewan terutama kucing.
Antara lain penyebab akibat penyakit respiratori adalah seperti
asma, postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis,
bronkiektasis, trakeitis, croup, dan fibrosis interstisial.
Batuk juga bisa terjadi akibat dari refluks gastro-esofagus atau terapi
inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu, paralisis
pita suara juga bisa mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi
nervus laryngeus misalnya akibat tumor.
EPIDEMIOLOGI BATUK
Epidemiologi
Sangat sering terjadi
Prevalensi antara 5- 40 % paling banyak di
negara berkembang
Bisa menunjukkan keadaan patologis yang
MEKANISME BATUK
Mekanisme Batuk
Reseptor batuk:
farings, larings,
trakea, bronkus,
hidung
(sinus
paranasal),
telinga, lambung,
dan perikardium
Saraf eferen
Proses batuk:
- Inspirasi maksimal: untuk mendapatkan volume udara sebanyakbanyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal
- Penutupan glotis: mempertahankan volume
paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini terjadi
kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi
sehingga selain tekanan intratorakal tinggi tekanan
intraabdomen pun tinggi.
-Setelah tekanan intratorakal dan intraabdomen meningkat maka
glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang
cepat, singkat dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan
yang tidak diperlukan seperti mukus dan lain-lain.
- Setelah fase tersebut
maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung
singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya
Efektor: otot
faring, laring, diafragma,
interkostal, dan lain-lain.
Anamnesis
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Identitas
2. Keluhan Utama: Batuk, sesak nafas,
batuk darah, nyeri dada
3. Keluhan Tambahan: sputum, demam,
anoreksia
50
51
53
Pemeriksaan Fisik
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Tanda vital :
-Tekanan darah
-Nadi
-Suhu
-Pernapasan
Pemeriksaan Penunjang
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
Bermanfaat menunjukkan massa intratorakal, opaksifikasi lokal
parenkim paru, ataupun penyakit interstisial/alveolar difus
Pemeriksaan sputum
Dapat memberikan gambaran penyebab batuk
Pemeriksaan gram dan BTA rutin dilakukan
Kultur dilakukan pada pasien yang didapatkan adanya kelainan pada
foto thorax berupa infiltrat di apeks atau kavitas atau pada pasien
imunokompromis
Pewarnaan silver untuk mencari Pneumocystis cranii pada pasien
imunokompromis
Sitologi sputum
Dapat menggambarkan keganasan paru
Foto sinus
Dianjurkan pada pasien yang merasa nyeri pada palpasi sinus
atau adanya ingus purulen dari ostium
Harus dilakukan ketika mencari sinusitis kronik pada pasien
dengan bronkospasme
CT-Scan
Untuk menentukan stadium tumor atau penyakit paru difus
Bronkoskopi
Untuk menyingkirkan benda asing atau mengambil jaringan
untuk mendiagnosis tumor
Monitor pH esofagus
Kadang digunakan untuk mendiagnosis penyakit refluks
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding
Batuk Akut (< 3 minggu)
Diagnosis Banding
Common Cold
Gejala:
Sakit tenggorokan
Ingusan
Hidung tersumbat
Bersin
Batuk
Kelelahan
Nyeri otot ringan
Sakit kepala
Menggigil / demam ringan
Diagnosis Banding
Tuberkulosis
Gejala:
BB turun malnutrisi tanpa sebab
Demam lama/berulang
Pembesaran kelenjar limfe yang superficial
Batuk > 3 minggu
Diare persisten
Diagnosis Banding
Asma
Gejala:
Batuk hebat, sesak, dada
mengembang, otot-otot interkostal,
supraklavikuler, dan
sternokleidomastoideus ikut bergerak
suara mengi, ronki kering, ronki
basah sedang
Diagnosis Banding
Bronkiektasis
Gejala:
-Batuk dengan sputum menyertai batuk
pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada
gejala sama sekali (Bronkiektasis ringan )
-Batuk yang terus menerus dengan sputum
yang banyak, disertai demam, tidak ada
nafsu makan, penurunan berat badan,
anemia, nyeri pleura, dan lemah badan
kadang-kadang sesak nafas dan sianosis.
Diagnosis Banding
Pneumonia
Batuk, sesak nafas
Dispneu, takipneu, nafas cuping
idung, sianosis
Retraksi dinding dada, perkusi sonor
sampai redup relatif
PRINSIP
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana
Penatalaksanaan batuk yang paling baik adalah pemberian obat
spesifik terhadap etiologinya.
3 bentuk penatalaksanaan batuk adalah :
Pengobatan spesifik
Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk.
Pengobatan simtomatik
Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan
penyebab batuknya maupun kepada penderita yang batuknya
merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat
menimbulkan komplikasi.
Pengobatan Spesifik
Pengobatan Simptomatik
Antitusif
menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran
nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi, untuk
batuk jenis kering
Espektoran
meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran
sekret dari saluran napas
Mukolitik
memecah rantai molekul mukoprotein sehinggaa
menurunkan viskositas mukus.
KOMPLIKASI BATUK
Komplikasi Batuk
Referensi
Kritek P, Fanta C. Cough and Hemoptysis. In: Longo DL, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrisons principle of internal
medicine.18th ed. New York: Mc-GrawHill; 2012. p.282-6.
Amin Z. Manifestasi Klinik dan Pendekatan pada Pasien dengan
Kelainan Sistem Pernapasan. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing. 2014. p.1586.
Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005. p.23.
Junqueira, LC dan Carneiro J. 1980. Histologi Dasar. Diterjemahkan
oleh Adji Dharma. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Terima Kasih