Anda di halaman 1dari 73

Kasus 1 Modul Sistem

Respirasi
Kelompok 5

Kelompok 5

Syarifah Nazilah
Tarsiah Ningsih
Tiafanni Azzahrah

Tiar Ilman Hernawan

Tiara Larasati Widya Swara

Tiara Larasati Jaya Putri

Tria Utaminingsih

Tutut Fitriani

Ucok Jerry Tampubolon

Uray Annisya Defia Putri

Vanya Hermalia

Batuk Tuan Bawel yang Tak Pernah


Hilang
Suatu hari Tuan Bawel 34 tahun datang
ke poliklinik RS dengan keluhan batuk
berdahak sejak 3 hari yang lalu.
Tuan Bawel sering mengalami batuk
yang hilang timbul, kadang batuk
kering, kadang berdahak, sesekali
disertai demam, tetapi sering sembuh
sendiri atau badan terasa lebih enak
selesai minum obat.

Klarifikasi Istilah
Batuk: Merupakan suatu mekanisme
tubuh untuk mengeluarkan benda
asing atau mukus dari paru dan jalan
napas atas, atau merupakan sebuah
reaksi terhadap jalan napas yang
teriritasi.

Penetapan Masalah

Masalah yang ditemukan


dalam kasus:

Tuan Bawel, 34 tahun


Batuk berdahak sejak 3
hari lalu
Batuk hilang timbul,
kadang batuk kering,
kadang berdahak
Sesekali disertai
demam, tetapi sering
sembuh sendiri atau
badan terasa lebih
enak selesai minum
obat

Analisis Masalah
Tuan
Bawel, 34
tahun

Batuk

Mekanisme
,
epidemiolo
gi

Klasifikasi,
komplikasi

Diagnosis,
DD,
tatalaksan
a

Anatomi

Etiologi

Respiratori
k

Nonrespiratorik

Histologi

Fisiologi

Learning
Objectives:

Mahasiswa dapat memahami


dan menjelaskan:

Anatomi respirasi
Histologi respirasi
Fisiologi respirasi
Klasifikasi batuk
Etiologi batuk
Epidemiologi batuk
Mekanisme batuk
Penegakkan diagnosis yang
berhubungan dengan batuk
Diagnosis banding yang
berhubungan dengan batuk
Prinsip penatalaksanaan
Komplikasi yang diakibatkan
oleh batuk

Learning Issue:

Learning Objectives yang


masih harus dicari secara
mandiri:

Anatomi respirasi
Histologi respirasi
Fisiologi respirasi
Klasifikasi batuk
Etiologi batuk
Epidemiologi batuk
Mekanisme batuk
Penegakkan diagnosis yang
berhubungan dengan batuk
Diagnosis banding yang
berhubungan dengan batuk
Prinsip penatalaksanaan
Komplikasi yang diakibatkan
oleh batuk

ANATOMI RESPIRASI

Respiratory tract anatomy

fig 13-1
10

Conducting zone vs. respiratory zone

fig 13-2
11

12

13

HISTOLOGI RESPIRASI

Hidung

Epiglotis

Laring

Trakea

Paru

Bronkus

Bronkiolus Terminal

Bronkiolus Respiratorius

Alveolus

FISIOLOGI RESPIRASI

dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi


dapat dibagi menjadi tiga stadium.
1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya
campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru.
2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari
beberapa
aspek :
(a) difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paruparu
(respirasi eksterna) dan antara darah sistemik
dan selsel
jaringan;
(b) distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam
alveolusalveolus; dan
(c) reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon
dioksida
dengan darah.
3. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan
stadium akhir
dari respirasi. Selama respirasi ini metabolit
dioksidasi untuk
mendapatkan energi, dan karbon dioksida
terbentuk sebagai

Ventilasi

Udara bergerak masuk dan keluar


dari paru-paru karena selisih tekanan
yang terdapat antara atmosfer dan
alveolus oleh kerja mekanik otototot.

DIFUSI
Stadium ke dua proses respirasi
mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membran antara alveoluskapiler yang tipis (tebalnya kurang
dari 0.5 um). Kekuatan pendorong
untuk pernindahan ini adalah selisih
tekanan parsial antara darah dan
fase gas.

TRANSPORT OKSIGEN DALAM DARAH


Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru
ke jaringan melalui dua jalan :
1. secara fisik larut dalam plasma atau
2. secara kimia berikatan dengan
hemoglobin sebagai oksihemoglobin
(HbO2).
ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini
bersifat reversibel.

TRANSPORT KARBON DIOKSIDA DALAM DARAH


Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui
tiga cara sebagai berikut:
1. Secara fisk larut dalam plasma (10 %)
2. Berikatan dengan gugus amino pada
Hb dalam sel darah merah (20%)
3. ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%)
Karbon dioksida berikatan dengan air dengan
reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-

PENGATURAN RESPIRASI
1. Medulla Oblongata
2. Pons
Secara garis besar bahwa Paru-paru
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu
mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan gas
carbondioksida dari alveoli keudara
atmosfer.
2. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran
gas-gas

KLASIFIKASI BATUK

Klasifikasi Batuk
Durasi
1.Akut
2.Subakut
3.Kronis

Tanda Klinis
1.Kering
2.Berdahak

Batuk Akut (< 3 Minggu)


Penyebab :
ISPA
Namun bisa juga karena pneumonia,
pulmonary embolus, atau congestive
heart failure.

Batuk Subakut (3-8


Minggu)
Penyebab :
Jika batuk terjadi setelah kejadian
ISPA yang tidak terkomplikasi
pneumonia
Jika ada wheezes, ronchi

Batuk Kronis (>8


Minggu)
Penyebab :
Pada perokok : mungkin disebabkan
oleh COPD atau bronchogenic
carcinoma
Pada non-perokok : yang hasil foto
thorax-nya normal dan tidak sedang
menggunakan ACE inhibitor, penyebab
yang mungkin : postnasa drip, asthma,
gastroesophageal reflux.

Batuk Kering
Sering kali sangat menggangu, tidak
dimaksudkan untuk membersihkan
saluran nafas dan pada kondisi
tertentu berbahaya (pasca operasi)
perlu ditekan.

Batuk Berdahak
Batuk yang terjadi karena adanya
dahak dalam tenggorokan
Lebih sering terjadi pada saluran
nafas yang peka terhadap paparan
debu, lembab berlebih dan
sebagainya
Sebaiknya tidak ditekan.

ETIOLOGI BATUK

Etiologi
Batuk bisa terjadi secara volunter tetapi selalunya terjadi akibat
respons involunter akibat dari iritasi terhadap infeksi seperti infeksi
saluran pernafasan atas maupun bawah, asap rokok, abu dan bulu
hewan terutama kucing.
Antara lain penyebab akibat penyakit respiratori adalah seperti
asma, postnasal drip, penyakit pulmonal obstruktif kronis,
bronkiektasis, trakeitis, croup, dan fibrosis interstisial.
Batuk juga bisa terjadi akibat dari refluks gastro-esofagus atau terapi
inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme). Selain itu, paralisis
pita suara juga bisa mengakibatkan batuk akibat daripada kompresi
nervus laryngeus misalnya akibat tumor.

EPIDEMIOLOGI BATUK

Epidemiologi
Sangat sering terjadi
Prevalensi antara 5- 40 % paling banyak di

negara berkembang
Bisa menunjukkan keadaan patologis yang

serius,namun umumnya tidak terlalu


signifikan dan tidak harus ditindak lanjut
dengan pemeriksaan penunjang

MEKANISME BATUK

Mekanisme Batuk
Reseptor batuk:
farings, larings,
trakea, bronkus,
hidung
(sinus
paranasal),
telinga, lambung,
dan perikardium

rangsangan pada reseptor


batuk

Pusat batuk (medula)

Saraf eferen

Proses batuk:
- Inspirasi maksimal: untuk mendapatkan volume udara sebanyakbanyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal
- Penutupan glotis: mempertahankan volume
paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini terjadi
kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi
sehingga selain tekanan intratorakal tinggi tekanan
intraabdomen pun tinggi.
-Setelah tekanan intratorakal dan intraabdomen meningkat maka
glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang
cepat, singkat dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan
yang tidak diperlukan seperti mukus dan lain-lain.
- Setelah fase tersebut
maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung
singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya

Efektor: otot
faring, laring, diafragma,
interkostal, dan lain-lain.

Anamnesis

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Anamnesis
1. Identitas
2. Keluhan Utama: Batuk, sesak nafas,
batuk darah, nyeri dada
3. Keluhan Tambahan: sputum, demam,
anoreksia

50

4. Riwayat Penyakit Sekarang:


Lokasi
Onset
Faktor memperberat
Faktor memperingan

51

5. Riwayat Penyakit Dahulu


Pernah menderita keluhan yang sama
sebelumnya
Riwayat penyakit TB
Riwayat DM dan hipertensi
Riwayat pemakaian obat
Riwayat Alergi
52

6. Riwayat Penykit Keluarga


7. Riwayat Kebiasaan
8. Status Sosial Ekonomi

53

Pemeriksaan Fisik

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik

Tanda vital :
-Tekanan darah
-Nadi
-Suhu
-Pernapasan

Inspeksi : bentuk thorax simetris/tidak, gerak napas.

Palpasi : frekuensi napas dan friction rub.

Perkusi : keadaan paru dan cavum pleura


( sonor/hipersonor/pekak/redup/timpani) ?

Auskuktasi : dinilai suara napas, ada suara napas tambahan/tidak


(ronki/krepitasi/pleura friction rub)?

Pemeriksaan Penunjang

PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
Bermanfaat menunjukkan massa intratorakal, opaksifikasi lokal
parenkim paru, ataupun penyakit interstisial/alveolar difus

Uji fungsi paru


Berguna untuk menggambarkan abnormalitas fungsional obstruktif
maupun restriktif

Pemeriksaan sputum
Dapat memberikan gambaran penyebab batuk
Pemeriksaan gram dan BTA rutin dilakukan
Kultur dilakukan pada pasien yang didapatkan adanya kelainan pada
foto thorax berupa infiltrat di apeks atau kavitas atau pada pasien
imunokompromis
Pewarnaan silver untuk mencari Pneumocystis cranii pada pasien
imunokompromis

Sitologi sputum
Dapat menggambarkan keganasan paru

Foto sinus
Dianjurkan pada pasien yang merasa nyeri pada palpasi sinus
atau adanya ingus purulen dari ostium
Harus dilakukan ketika mencari sinusitis kronik pada pasien
dengan bronkospasme

CT-Scan
Untuk menentukan stadium tumor atau penyakit paru difus

Bronkoskopi
Untuk menyingkirkan benda asing atau mengambil jaringan
untuk mendiagnosis tumor

Monitor pH esofagus
Kadang digunakan untuk mendiagnosis penyakit refluks

DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding
Batuk Akut (< 3 minggu)

Infeksi saluran nafas oleh virus: penyebab


tersering berhubungan dengan nyeri
tenggorokan/rinitis
infeksi akut lain: pneumonia dan eksaserbasi
aktif pada PPOK
Benda asing: riwayat tersedak dengan onset
mendadak

Diagnosis Banding
Common Cold
Gejala:
Sakit tenggorokan
Ingusan
Hidung tersumbat
Bersin
Batuk
Kelelahan
Nyeri otot ringan
Sakit kepala
Menggigil / demam ringan

Diagnosis Banding
Tuberkulosis
Gejala:
BB turun malnutrisi tanpa sebab
Demam lama/berulang
Pembesaran kelenjar limfe yang superficial
Batuk > 3 minggu
Diare persisten

Diagnosis Banding

Asma

Gejala:
Batuk hebat, sesak, dada
mengembang, otot-otot interkostal,
supraklavikuler, dan
sternokleidomastoideus ikut bergerak
suara mengi, ronki kering, ronki
basah sedang

Diagnosis Banding
Bronkiektasis
Gejala:
-Batuk dengan sputum menyertai batuk
pilek selama 1-2 minggu atau tidak ada
gejala sama sekali (Bronkiektasis ringan )
-Batuk yang terus menerus dengan sputum
yang banyak, disertai demam, tidak ada
nafsu makan, penurunan berat badan,
anemia, nyeri pleura, dan lemah badan
kadang-kadang sesak nafas dan sianosis.

Diagnosis Banding
Pneumonia
Batuk, sesak nafas
Dispneu, takipneu, nafas cuping
idung, sianosis
Retraksi dinding dada, perkusi sonor
sampai redup relatif

PRINSIP
PENATALAKSANAAN

Tatalaksana
Penatalaksanaan batuk yang paling baik adalah pemberian obat
spesifik terhadap etiologinya.
3 bentuk penatalaksanaan batuk adalah :

Tanpa pemberian obat


Penderita-penderita dengan batuk tanpa gangguan yang
disebabkan oleh penyakit akut dan sembuh sendiri biasanya tidak
perlu obat.

Pengobatan spesifik
Pengobatan ini diberikan terhadap penyebab timbulnya batuk.

Pengobatan simtomatik
Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan
penyebab batuknya maupun kepada penderita yang batuknya
merupakan gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat
menimbulkan komplikasi.

Pengobatan Spesifik

Asma diobati dengan bronkodilator atau kortikosteroid


Post nasal drip karena sinusitis diobati dengan antibiotik, obat
semprot hidung dan kombinasi antihistamin-dekongestan,
Post nasal drip karena alergi atau rinitis non alergi ditanggulagi
dengan menghindari lingkungan yang mempunyai faktor pencetus
dan kombinasi antihistamin-dekongestan.
Refluks gastroesofageal diatasi dengan meninggikan kepala,
modifikasi diet, antasid dan simetidin.
Batuk pada bronkitis kronis diobati dengan menghentikan
merokok.
Pneumonia diberikan antibiotik
Sarkoidosis diobati dengan kortikosteroid
Batuk pada gagal jantung kongestif dengan digoksin dan
furosemid.
Pengobatan spesifik juga dapat berupa tindakan bedah seperti
reseksi paru pada kanker paru, polipektomi, menghilangkan
rambut dari saluran telinga luar.

Pengobatan Simptomatik

Antitusif
menekan refleks batuk, digunakan pada gangguan saluran
nafas yang tidak produktif dan batuk akibat teriritasi, untuk
batuk jenis kering

Espektoran
meningkatkan jumlah cairan dan merangsang pengeluaran
sekret dari saluran napas

Mukolitik
memecah rantai molekul mukoprotein sehinggaa
menurunkan viskositas mukus.

KOMPLIKASI BATUK

Komplikasi Batuk

-Lemah, anoreksia, pusing, mual, muntah


-Bradiaritmia, perdarahan nasal.

-Pneumotoraks, ruptur otot-otot, fraktur iga


-Cough Syncope (terjadi setelah batuk-batuk yang
paroksismal kemudian penderita akan kehilangan
kesadaran yang disebabkan oleh peningkatan tekanan
cerebrospinal akibat peningkatan tekanan intrathorax
dan intraabdomen ketika batuk.

Referensi
Kritek P, Fanta C. Cough and Hemoptysis. In: Longo DL, Hauser SL,
Jameson JL, Loscalzo J, editors. Harrisons principle of internal
medicine.18th ed. New York: Mc-GrawHill; 2012. p.282-6.
Amin Z. Manifestasi Klinik dan Pendekatan pada Pasien dengan
Kelainan Sistem Pernapasan. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyono AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing. 2014. p.1586.
Davey P. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2005. p.23.
Junqueira, LC dan Carneiro J. 1980. Histologi Dasar. Diterjemahkan
oleh Adji Dharma. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai