Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
Infeksi jaringan tulang disebut sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul
akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam sistemik
maupun manifestasi local yang berjalan dengan cepat. Pada anak-anak infeksi
tulang seringkali timbul sebagai komplikasi dari infeksi pada tempat-tempat lain
seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis media) dan kulit (impetigo).
Bakterinya (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophylus influenzae)
berpindah melalui aliran darah menuju metafisis tulang didekat lempeng
pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam sinusoid.1,3
Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat
peradangan yang terbatas ini akan terasa nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali
mendiagnosis osteomyelitis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak,
sehingga pengobatan dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan
pembedahan yang sesuai dapat dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi
yang masih terlokalisasi dan untuk mencegah jangan sampai seluruh tulang
mengalami kerusakan yang dapat menimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang
salah pada anak-anak yang menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan
keterlambatan dalam memberikan pengobatan yang memadai.1,2
Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam
aliran darah, namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.
Osteomyeelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak ditangani
dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomyelitis sangan
resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit untuk
ditangani, bahkan tindakan drainase dan debridement, serta pemberian antibiotika
yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan penyakit.2
Spondilitis tuberkulosa (TB) merupakan infeksi granulomatosis dan
bersifat kronis destruktif yang di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu
Mycobacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra8.
1

Penyakit ini pertama kali dideskripsikan oleh Percival Pott pada tahun
1779 yang menemukan adanya hubungan antara kelemahan alat gerak bawah
dengan kurvatura tulang belakang, tetapi hal tersebut tidak dihubungkan dengan
basil tuberkulosa hingga ditemukannya basil tersebut oleh Koch tahun 1882,
sehingga etiologi untuk kejadian tersebut menjadi jelas.8
Di

beberapa

negara

berkembang,

TB

spinal

masih

menjadi

manifestasi pada kasus TB anak maupun dewasa, dan merupakan perhatian


cukup serius karena dapat menimbulkan komplikasi yang berat berupa
gangguan neurologis berupa paraplegi. Hal ini disebabkan karena penderita
spondylitis TB biasanya datang terlambat untuk mendapatkan pengobatan dan
pada pemeriksaan klinis serta radiologis sudah ditemukan adanya kerusakan
tulang belakang yang sudah lanjut dan disertai gangguan neurologis. Tuberkulosa
sebagai suatu penyakit sistemik dapat menyerang berbagai organ termasuk tulang
dan sendi. Lesi pada tulang dan sendi disebabkan oleh penyebaran hematogen
dari lesi primer pada bagian tubuh yang lain. 9
Pada spondilitis TB, vertebra torakalis bagian bawah lebih sering terkena
dan biasanya akan melibatkan struktur diskus intervertebralis dan menyebar ke
korpus vertebra. Manifestasi klinis yang terjadi merupakan gejala dan tanda
TB secara umum, disertai dengan gejala dan tanda neurologis sesuai dengan level
radiks spinal yang terkena.9

Anda mungkin juga menyukai