Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu indikator pencapaian Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial serta beriman dan bertaqwa
untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut maka di wujudkan adanya visi pembangunan kesehatan.
Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Jika masyarakat sudah dapat menciptakan hidup sehat maka derajat
kesehatan masyarakatpun

meningkat.

Untuk itu,

perlu

ada

suatu

pendekatan

dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan
keperawatan komunitas. Melalui pendekatan asuhan keperawatan dapat meningkatkan
pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu
dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Asuhan yang diberikan merupakan suatu asuhan keperawatan komunitas yang
melibatkan seluruh komponen masyarakat diantaranya kader, ketua RW, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat itu sendiri yang terdiri dari individu, kelompok
dan keluarga dengan pendekatan PHBS, penyuluhan serta vital sign.
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk
menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga untuk berprilaku
PHBS. PHBS di rumah tangga di arahkan untuk memberdayakan setiap keluarga atau
anggota rumah tangga agar tahu, mau,dan mampu menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
yang

ada,

serta

berperan

aktif

mewujudkan

kesehatan

masyarakatnya

dan

mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya


masyarakat. Selain itu, diadakannya penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mengubah
atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Dan Vital Sign dikatakan
penting karena memberikan informasi penting mengenai status kesehatan pasien.

Pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengetahui secara cepat derajat kesakitan
seseorang.
Dasar Teori

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat
(Depkes RI, 2007).
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga
dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu
menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari
gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat
(Depkes RI, 2007).
PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada
keluarga, artinya harus ada komunikasi antara kader dengan keluarga/masyarakat
untuk memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan (Depkes RI,
2007).
Tujuan PHBS
1. Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a.Meningkatkan

pengetahuan,

kemauan

dan

tangga untuk melaksanakan PHBS.


b.Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.
Manfaat PHBS

kemampuan

anggota

rumah

1. Manfaat PHBS bagi rumah tangga:


a.Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b.Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c.Produktivitas

kerja

anggota

keluarga

meningkat

dengan

meningkatnya

kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk

biaya investasi

seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi

keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.


2. Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Indikator PHBS
Indikator nasional PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Keterangan INDIKATOR PHBS:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh
tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan 24 jam

terakhir.
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0 59 bl) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat dalam
KMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan
lainnya minimal 8 kali setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Syarat fisik air
bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Jarak sumber air bersih
dengan tempat penampungan limbah minimal 10 m.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga umur 5 th untuk mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB) dalam 1 minggu
terakhir.
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan septik
tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan akhir.
Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau kotoran
manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit
dan pencemaran dari kotoran manusia.
Syarat jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan lubang
penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih

7. Memberantas jentik di rumah


Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik di dalam atau
di lingkungan rumah.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur > 10 th mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi
sayuran setiap hari dalam 1 minggu terakhir
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit
dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud adalah kegiatan olah tubuh yang
membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari, jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dls.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga umur > 10 th tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama
anggota keluarga lainnya selama 1 bulan terakhir.

Vital Sign (Tanda Vital)


Tanda vital merupakan gabungan dua kata, yaitu tanda dan vital, yang merupakan

terjemahan istilah bahasa inggris yaitu vital sign. Vital sign adalah suatu tanda yang
sifatnya objektif yang dapat berubah setiap saat yang mencerminkan hidup yang terdiri
dari tekanan darah, respirasi, nadi, suhu tubuh. Tanda vital merupakan cara yang cepat dan
efisien untuk memantau kondisi klien dan mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi
respon klien terhadap intervensi teknik dasar (Patricia , 2005).

A. Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan tekanan darah merupakan suatu tindakan melakukan pengukuran tekanan
darah,

yaitu

hasil

dari

curah

jantung

dan

tahanan

perifer, menggunakan

Sphygmomanometer. Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding


arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung,
ketegangan arteri, dan volume, laju serta kekentalan (viskositas) darah. Tekanan darah
terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi yang
disebut tekanan sistolik. Sedangkan tekanan terendah terjadi saat jantung beristirahat
yang disebut tekanan diastolik. Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan

sistolik terhadap tekanan diastolic dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60
sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80.
Pemeriksn tekanan darah bertujuan untuk menilai system kardiovaskular/keadaan
hemodinamik klien (curah jantung, tahanan vaskuler perifer, volume darah dan
viskositas, dan elastisitas arteri). Pemeriksaan dilakukan pada setiap pasien yang masuk
ke ruang pemeriksaan atau ruang perawatan, secara rutin pada pasien yang dirawat, dan
sewktu-waktu sesuai kebutuhan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah, hindari
pemeriksaan pada ekstrimitas yang terpasang infus, trauma ataupun gips; apabila akan
mengulang prosedur pemeriksaan, tunggu sekitar 30 detik sampai satu menit setelah
skala nol; serta periksa terlebih dahulu arteri brachialis dengan tepat.
Tekanan darah dapat diukur secara langsung atau tidak langsung. Pada metode
langsung, kateter arteri dimasukkan langsung ke dalam arteri. Pengukuran tidak
langsung dilakukan dengan sfigmomanometer dan stetoskop.
Sfigmomanometer atau tensimeter dikenalkan pertama kali oleh dr. Nikolai Korotkov,
seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter atau
sphygmomanometer pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur ini.
Sekarang, kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan
dari

air

raksa

telah

menjadi

perhatian

seluruh

dunia.

Bagaimanapun,

sphygmomanometer air raksa masih digunakan sehari-hari bahkan di banyak negara


modern. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat
diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa
jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa. Sfigmomanometer tersusun atas manset
yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan rongga
dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada
manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh
arteri brakialis. Agar sphygmomanometer masih dapat digunakan untuk mengukur
tekanan darah dengan baik, perlu dilakukan kalibrasi. Cara melakukan kalibrasi yang
sederhana adalah sebagi berikut:
1.

Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).

2.

Pompa manset sampai 200mmHg kemudian tutup katup buang rapat-rapat.


Setelah beberapa menit, pembacaan mestinya tidak turun lebih dari 2mmHg (ke
198mmHg). Disini kita melihat apakah ada bagian yang bocor.

3.

Laju Penurunan kecepatan dari 200mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan


cara melepas selang dari tabung kontainer air raksa.

4.

Jika kecepatan turunnya air raksa di sphygmomanometer lebih dari 1 detik, berarti
harus diperhatikan keandalan dari sphygmomanometer tersebut. Karena jika kecepatan
penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk terjadi kesalahan dalam menilai. Biasanya
tekanan darah sistolic pasien akan terlalu tinggi (tampilan) bukan hasil sebenarnya.
Begitu juga dengan diastolik.
Ukuran Manset
Pengukuran tekanan darah yang akurat tergantung pemakaian manset yang sesuai bagi
pasien. Bila manset terlalu besar untuk lengan pasien, seperti pada anak-anak, maka
pembacaannya akan lebih rendah dari tekanan sebenarnya. Bila manset terlalu kecil,
misalnya pada penggunaan manset ukuran standar pada pasien obesitas, maka
pembacaan tekanan akan lebih tinggi dibanding tekanan sebenarnya. Maka diproduksi
berbagai ukuran manset untuk berbagai ukuran lingkar lengan.

Jenis Manset

Lebar Kantong Karet


(cm)

Panjang
Karet
(cm)

Neonatus

2.5 4.0

5.0 9.0

Bayi

4.0 6.0

11.5 -18.0

Anak

7.5 9.0

17.0 19.0

Dewasa

11.5 -13.0

22.0 26.0

Lengan besar

14.0 -150

30.5 33.0

Kantong

Paha

18.0 -19.0

36.0 38.0

Tabel 1: Ukuran Manset

Rentang Nilai Tekanan Darah


a. Neonatus dan Anak
Umur (Tahun)

Sistole (mmHg)

Diastole (mmHg)

Neonatal

75-105

45-75

26

80-110

50-80

85-120

50-80

90-120

55-85

90-120

55-85

10

95-130

60-85

11

95-135

60-85

12

95-135

60-85

13

100-140

60-90

14

105-140

65-90

Tabel 2: Rentang Nilai (Batasan Normal) Tekanan Darah


pada Bayi dan Anak

b. Remaja dan Dewasa (> 15 tahun)


Kategori

Sistole (mmHg)

Diastole (mmHg)

Hipotensi

< 90

< 60

Normal

90 119

60 79

Prehipertensi

120 139

80 89

Hipertensi derajat 1

140 159

90 99

Hipertensi derajat 2

160 179

100 109

Krisis Hipertensi

180 atau lebih

110 atau lebih

Tabel 3: Rentang Nilai Tekanan Darah pada Dewasa

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah (Perry dan Potter, 1993)


a.

Umur

Tekanan darah akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini
dikaitkan dengan berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri, dinsing arteri semakin
kaku sehingga tahanan pada arteri semakin basar dan meningkatkan tekanan darah.
b.

Waktu Pengukuran

Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah
pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan
puncaknya pada senja hari atau malam. Tidak ada orang yang pola dan derajat
variasinya sama.
c.

Latihan dan Aktivitas Fisik

Latihan dan aktivitas fisik dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. Hal
ini berkaitan dengan peningkatan metabolism tubuh. Aktivitas fisik membutuhkan
energi sehingga membutuhkan aliran yang lebih cepat untuk mensuplai oksigen dan
nutrisi (tekanan darah naik).
d.

Stress (kecemasan, takut, emosi dan nyeri)

Stress ini akan merangsang syaraf simpatik, mengakibatkan peningkatan denyut


jantung serta peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga mengakibatkan
vasokonstriksi arteri.
e.

Miscellaneus Faktor/Posisi Tubuh

Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan efek
gravitasi bumi. Pada saat berbaring, gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah
karena arah peredaran tersebut horizontal, sehingga jantung tidak terlalu memompa dan
tidak terlalu melawan gaya gravitasi. Pada saat duduk maupun berdiri, kerja jantung
dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi bumi, sehingga
kecepatan denyut jantung meningkat. Posisi berbaring tekanan darah lebih rendah
daripada duduk atau berdiri. Baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan
berusaha menstabilankan tekanan darah.
f.

Obat-obatan

Terdapat beberapa obat yang dapat menyebabkan peningkatan ataupun penurunan


tekanan darah, seperti analgetik yang dapat menurunkan tekanan arah.
B.

Pemeriksaan Suhu Tubuh

Pemeriksaan suhu tubuh akan memberikan tanda/hasil suhu inti yang secara ketat
dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Pemeriksaan suhu tubuh dapat
dilakukan di beberapa tempat, yaitu:
a.

Aksila/Ketiak, dilakukan selama 5-10 menit (Eoff dan Joyce, 1981

b.

Oral/mulut, dilakukan selama 2 menit (Baker et.al, 1984)

c.

Rectal/Anus, dilakukan selama 2 menit (Kucha, 1972)

d.

Timpanik/Telinga, dilakukan selama 2 detik (Erickson et.al,1991)

Nilai standar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi menjadi empat
yaitu :
a.

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36C. Untuk mengukur suhu hipotermi

diperlukan termometer ukuran rendah (low reading thermometer) yang dapat mengukur
sampai 25 derajat Celcius.
b.

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36,5 - 37,5C

c.

Febris / pireksia / panas, bila suhu tubuh diatas 37,5 - 40C

d.

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40C

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


a.

Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Suhu tubuh sangat terkait
dengan laju metabolisme.
b.

Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%


lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat
yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir seluruh metabolisme
lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan
norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
c.

Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan (growth hormone) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan


metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
d.

Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh
sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat memengaruhi laju metabolisme menjadi 50100% diatas normal.
e.

Hormone kelamin

Hormone kelamin pria (testosterone)dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal


kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada
perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran
hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C
di atas suhu basal.
f.

Demam (peradangan)

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar


120% untuk tiap peningkatan suhu 10C.
g.

Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 30%. Hal
ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah
mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan
lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan
isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan
sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
h.

Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan


antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 40,0 C.
i.

Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang
dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh.
Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan
mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
j.

Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,
lingkungan dapat memengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia
dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui
kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai
langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung
banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang
mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh
ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang
efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

C. Pemeriksaan Frekuensi Nadi


Pemeriksaan denyut nadi merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri,
dengan cara menghitung kecepatan/loncatan aliran darah yang dapat teraba pada
berbagai titik tubuh melalui perabaan. Pemeriksaan nadi dihitung selama satu menit
penuh, meliputi frekuensi, keteraturan dan isi. Selain melalui perabaan dapat juga
diperiksa melalui stetoskop.
Pemeriksaan denyut nadi bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien,
mengetahui integritas system kardiovaskuler, dan mengikuti perkembangan jalannya
penyakit.
Titik denyut, misalnya: denyut arteri temporalis dan arteri frontalis pada kepala, arteri
karotis pada leher, arteri brachialis pada lengan atas/siku bagian dalam, arteri radialis
dan ulnris pada pergelangan tangan, arteri poplitea pada belakang lutut, dan arteri
dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki.
Frekuensi denyut nadi sangat bervariasi, tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan
usia. Demikian juga halnya waktu berdiri, sedang makan, mengeluarkan tenaga atau
waktu emosi.
Batasan dan Klasifikasi (Whaley dan Wong, 1993)
Bayi yang baru dilahirkan (1-3 bulan): 120-140 kali/menit, bayi 4 bulan-2 tahun: 80150 kali/menit, anak 2-10 tahun: 70-110 kali/mnit, anak anak >10 tahun: 55-90
kali/menit, dewasa: 60-90 kali/menit, dan usia lanjut yang sehat: 60/100 kali/menit.
Nadi yang cepat disebut tathicardia atau pulsus frekuens, dan nadi yang lambat disebut
bradicardia atau pulsus rarus. Pulsus frekuens dijumpai pada demam tinggi,
tirotoksikosis, infeksi streptokokus, difteria dan berbagai jenis penyakit jantung. Nadi
yang lambat terdapat pada penyakit miksudema (kekurangan tiroksin), penyakit kuning
dan tifoid. Irama nadi sifatnya teratur pada orang sehat, akan tetapi nadi yang tidak
teratur belum tentu abnormal. Aritmia sinus adalah gangguan irama nadi, dimana
frekuensi nadi menjadi cepat pada saat inspirasi dan melambat waktu ekspirasi. Hal
demikian adalah normal dan mudah dijumpai pada anak-anak. Jenis nadi tidak teratur
lainnya adalah abnormal.
D. Pemeriksaan Frekuensi Pernafasan

Pemeriksaan frekuensi pernafasan dilakukan dengan menghitung jumlah pernafasan,


yaitu inspirasi yang diikuti ekspirasi dalam satu menit penuh. Selain frekuensi,
pemeriksa juga menilai kedalaman dan irama gerakan ventilasi (jenis/sifat pernafasan).
Selain itu, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan umum klien,
mengikuti perkembangan penyakit, dan membantu menegakkan diagnosa.
Jenis Pernafasan
1.

Chyne Stokes: pernafasan yang sangat dalam yang berangsur-angsur menjadi dangkal
dan berhenti sama sekali (apnoe) selama beberapa detik untuk kemudian menjadi dalam
lagi. (keracunan obat bius, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit ginjal kronis, dan
perdarahan pada susunan saraf pusat)

2.

Biot : pernapasan dalam dan dangkal yang disertai masa apnoe yang tidak teratur.
(meningitis)

3.

Kusmaul : pernapasan yang inspirasi dan ekspirasi sama panjangnya dan sama
dalamnya, sehingga keseluruhan pernafasan menjadi lambat dan dalam. (keracunan
alkohol dan obat bius, koma, diabetes, uremia
Batasan Normal
Batasan normal beraneka ragam tergantung usia. Pada bayi: 30 60 kali/menit, anakanak: 20 30 kali/menit, remaja: 15 24 kali/menit, dan dewasa: 16 20 kali/menit.
Jenis Ketidaknormalan Bunyi Pernafasan

1.

Crackel (bunyi nafas seperti retakan/pecahan)

2.

Friction (bunyi nafas seperti ada tarikan dinding dada ke dalam)

3.

Grunting (bunyi nafas seperti rintihan)

4.

Ronchi (bunyi nafas seperti terengah-engah)

5.

Stridor (bunyi nafas kasar)

6.

Wheezing (bunyi nafas seperti siulan).

Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan

kesehatan

adalah

penambahan

pengetahuan

dan

kemampuan

seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok

atau masyarakat

secara

keseluruhan ingin hidup

sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta pertolongan (Effendy,
2003)

Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan
kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga
yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan
keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di
berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat
dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat

pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003)


Tujuan
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan kesehatan pada
hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan
penyuluhan kesehatan adalah :11,13
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian

Tujuan
1. Mampu melakukan samung rasa dan komunikasi efektif kepada masyarakat dengan
lebih baik
2. Mampu melakukan analisis situasi keadaan lingkungan serta perilaku dan gaya hidup
yang merugikan
3. Mampu melakukan pemeriksaan TTV sederhana pada seluruh anggota keluarga
4. Mampu merencanakan dan melakukan penyuluhan kesehatan untuk peningkatan
kesehatan lingkungan sesuai dengan masalah yang ada.

RINGKASAN KASUS

Visitasi dilakukan dalam tiga tahap, yaitu wawancara, penyuluhan, dan vital sign.
Wawancara dilakukan dengan menanyakan sepuluh indicator PHBS terhadap apakah
sepuluh indicator tersebut sudah terlaksana dengan baik. Wawancara dilakukan kepada 1
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak.
Setelah melakukan wawancara,dilanjutkan dengan penyuluhan. Kami memberi
penjelasan mengenai PHBS secara bergantian dan memberi kesempatan kepada anggota
keluarga tersebut untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang mereka pahami.
Tahap terakhir adalah pemeriksaan vital sign yang terdiri atas pemeriksaan suhu
tubuh, frekuensi napas, denyut nadi, dan tekanan darah. Kami melakukan vital sign secara
bergantian kepada anggota keluarga, dan memberikan penjelasan mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.

NO
1

INDIKATOR PHBS
Persalinan ditolong oleh

HASIL

2
3
4
5
6

tenaga kesehatan
Memberi ASI eksklusif
Menimbang balita setiap bulan
Ketersediaan air bersih
Ketersediaan jamban sehat
Kesesuaian luas tanah dengan

7
8

penghuni
Lantai rumah bukan tanah
Melakukan aktivitas fisik

setiap hari
Makan buah dan sayur setiap

10

hari
Tidak merokok

X
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari wawancara dan penyuluhan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
PHBS di keluarga ini cukup baik. Indikasi ini dihitung dari berapa banyaknya indikator

PHBS yang dipenuhi, yaitu 8 indikator yang dipenuhi dan hanya 2 indikator yang tidak
dipenuhi.
Saran
Dari kegiatan visitasi yang telah dilakukan, sebaiknya anggota keluarga yang
merokok tidak merokok di dalam rumah karena bisa mengganggu kesehatan anggota
keluarga lainnya. Selain itu, sebaiknya juga melakukan aktivitas fisik setiap hari untuk
menjaga kebugaran dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai