Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS MOBILE LEARNING UNTUK MATERI SPLDV


SMP KELAS VIII

OLEH
DANI KUSUMA
202012058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu yang mendidik manusia untuk berpikir logis, teoritis,
rasional, dan percaya diri sehingga dapat dikatakan matematika merupakan dasar dari
ilmu pengetahuan lain (Arfina: 2012). Sedangkan menurut Ismail (2003, 15) menyatakan
bahwa matematika salah satu bidang studi, diberikannya matematika disetiap jenjang
pendidikan dengan bobot yang kuat menunjukan bahwa salah satu bidang studi di sekolah
kedudukan pelajaran matematika sangatlah penting.
Mengingat peran penting matematika dalam kehidupan manusia,Permendiknas No. 22
(Depdiknas, 2006) merumuskan tujuan pembelajaran matematika meliputi hal berikut:
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luas, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dan
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelasakan gagasan dan peryataan
matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan modeldan menyelesaikan solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah,
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan sikap percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan siswa
untuk menjelaskan hubungan antar konsep dan pengaplikasiannya diperlukan agar
tercapai pemahaman konsep oleh siswa.
Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika diperlukan untuk memecahkan
semua permasalahan sekarang, namun seiring perkembangan zaman kesulitan masih
dirasakan oleh beberapa siswa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hasratuddin (2008:
4) yang menyatakan bahwa dengan keabstrakan objek dalam matematika, maka suatu
hal yang wajar apabila dalam memahami suatu konsep dalam matematika akan
memerlukan suatu analisis yang lebih dibanding dengan ilmu lain, dan kerap sekali siswa
akan menemui kesulitan. Kesulitan siswa berhubungan dengan pemahaman suatu konsep

matematika. Sebuah pemahaman dalam matematika akan tercapai apabila siswa sudah
mampu untuk mengatasi kesulitannya.
Oleh sebab itu teori belajar yang dikembangkan oleh Dienes mendorong pemahaman
matematika dengan enam tahapan belajar sehhingga sisw dapat mengkontruksi sendiri
pemahamannya sehingga konsep matemtika tidak dihafalkan namun dibentuk dan
dipahami oleh siswa sendiri. Enam tahapan itu meliputi permainan bebas (free play),
permainan yang menggunakan aturan (games), permainan kesamaan sifat (searching for
communalities), permainan representasi (representation), permainan dengan simbolisasi
(symbolization), permainan dengan formalisasi (formalization).
Berdasarkan teori tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Analisis Pemahaman Siswa Siswa SMP Kelas VII Pada Kemampuan Matematika
Berdasarkan Teori Belajar Dienes
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah tingkat pemahamanan siswa SMP kelas VII berdasarkan teori
belajar Dienes ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah

untuk

mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa SMP berdasarkan konsep dari teori belajar
Dienes.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengembangan cara berpikir siswa kelas VII berdasarkan tingkatan
berfikir menurut teori belajar Dienes dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Menjadikan suasana pembelajaran baru kepada siswa.
2) Meningkatkan keaktifan, dan keterampilan siswa dalam pembelajaran
matematika.
3) Membangun kepercayaan diri siswa untuk berani berbicara atau mengemukakan
pendapat serta melatih siswa untuk dapat bekerja sama dengan kelompok.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Bagi guru
Sebagai referensi bagi guru mengenai cara berpikir siswa kelas VIII SMP sehingga
guru bisa menemukan strategi dan model pembelajaran yang tepat.
c. Bagi sekolah

1) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


2) Memperbaiki mutu pendidikan di sekolah.
Bagi peneliti lain, menjadi sumber informasi dan referensi tentang tingkat
pemahaman siswa berdasarkan teori belajar Dienes.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
E. Kajian Teori
1. Pemahaman
a) Pengertian Pemahaman
Pemahaman merupakan suatu proses memahami arti/makna tertentu dan
kemampuan menggunakannya pada situasi lainnya (Mrozek, 2000). Selanjutnya,
Dubinsky (2000) menyatakan, pemahaman tentang konsep matematika merupakan
hasil konstruksi atau rekonstruksi dari objek-objek matematika yang dilakukan
melalui aktivitas aksi, proses, dan objek yang dikoordinasi dalam suatu skema.
Skema merupakan struktur kognitif yang digunakan seseorang untuk
mengadaptasi dan mengorganisasikan stimulus (pengetahuan) yang datang dari
lingkungan (Hudojo, 2003: 59). Sedangkan Bartlett (dalam Davis & Tall, 1999: 1)
menyatakan bahwa skema merupakan penuntun dalam melakukan pengorganisasian
informasi (pengetahuan) yang masuk dalam sistem memori pada suatu kumpulan
pengetahuan. Secara sederhana, skema diibaratkan sebagai konsep-konsep atau
kategori-kategori yang dipergunakan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
stimulus-stimulus (pengetahuan/informasi) yang datang dari luar.
Pemahaman terhadap suatu konsep sangat penting apabila siswa menguasai
konsep materi prasyarat maka siswa akan mudah untuk memahami konsep materi
selanjutnya. Selain itu, siswa yang menguasai konsep dapat mengidentifikasi dan
mengerjakan soal baru yang lebih bervariasi. Oleh karena itu, guru perlu merancang
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap suatu
materi (Suleman,2013).
Kelly dalam Yeni (2011) menyatakan bahwa berbagai hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa peran benda manipulatif dalam matematika dapat membantu
anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. Kelly berpendapat
bahwa benda manipulatif dalam hal ini merupakan bagian dari media pembelajaran
yang berupa alat. Kelly (2006: 184) menyatakan bahwa :
The term, manipulative, will be defined as any tangible object, tool, model, or
mechanism that may be used to clearly demonstrate a depth of understanding,
while problem solving, about a specified mathematical topic or topics.

Berdasarkan pengertian pemahaman konsep diatas dapat disimpulkan bahwa


pemahaman konsep merupakan kemampuan seseorang untuk menterjemahkan
ataupun menafsirkan suatu materi lebih mendalam.
b) Indikator Pemahaman Konsep
Kipatrick, dkk dalam Afrilianto (2012) menyatakan bahwa indikator dari pemahaman
konsep matematis siswa adalah sebagai berikut:
1) Menyatakan ulang secara verbal konsep yang telah dipelajari
2) Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya
persyaratan untuk membentuk konsep tersebut.
3) Menerapkan konsep secara algoritma.
4) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika.
5) Mengaitkan berbagai konsep (internal dan eksternal matematika).
2. Teori belajar Dienes
Dienes (dalam Ruseffendi, 1992) berpendapat bahwa pada dasarnya
matematika dapat dianggap sebagai studi tentang struktur, memisah-misahkan
hubungan-hubungan di antara struktur-struktur dan mengkategorikan hubunganhubungan di antara struktur-struktur. Seperti halnya dengan Bruner, Dienes
mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan
dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti
bahwa jika benda-benda atau objek-objek dalam bentuk permainan akan sangat
berperan bila dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.
Perkembangan konsep matematika menurut Dienes (dalam Resnick, 1981)
dapat dicapai melalui pola berkelanjutan, yang setiap seri dalam rangkaian kegiatan
belajar dari kongkret ke simbolik. Tahap belajar adalah interaksi yang direncanakan
antara yang satu segmen struktur pengetahuan dan belajar aktif, yang dilakukan
melalui media matematika yang disain secara khusus. Menurut Dienes, permainan
matematika sangat penting sebab operasi matematika dalam permainan tersebut
menunjukkan aturan secara kongkret dan lebih membimbing dan menajamkan
pengertian matematika pada anak didik. Dapat dikatakan bahwa objek-objek kongkret
dalam bentuk permainan mempunyai peranan sangat penting dalam pembelajaran
matematika jika dimanipulasi dengan baik. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi,
1992:125-127), konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahaptahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu
a) Permainan Bebas (Free Play)
Dalam setiap tahap belajar, tahap yan paling awal dari pengembangan konsep
bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep

yang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan
untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini
anak mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri
untuk memahami konsep yang sedang dipelajari.
b) Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)
Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan
keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin terdapat
dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak yang telah
memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa diajak untuk
mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Makin banyak
bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akan semakin jelas
konsep yang dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan
matematis dalam konsep yang dipelajari itu. Menurut Dienes, untuk membuat konsep
abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan untuk mengumpulkan bermacammacam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak relevan dengan pengalaman itu.
c) Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communalities)
Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan menemukan
sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih dalam
mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan
menstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu
tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula. Contoh
kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic, anak dihadapkan pada
kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta mengidentifikasi
sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut (anggota kelompok).
d) Permainan Representasi (Representation)
Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang sejenis.
Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah mereka
berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi yang
dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan demikian
telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak yang
terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari.
e) Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)

Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan


merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol
matematika atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencari
banyaknya diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya
menentukan rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari
pola yang didapat anak.
f) Permainan dengan Formalisasi (Formalization)

Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini siswasiswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan sifatsifat baru konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal dasar-dasar
dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan teorema
dalam arti membuktikan teorema tersebut. Contohnya, anak didik telah mengenal
dasar-dasar dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan
suatu teorema berdasarkan aksioma, dalam arti membuktikan teorema tersebut. Karso
(1999:1.20) menyatakan, pada tahap formalisasi anak tidak hanya mampu
merumuskan teorema serta membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah
mempunyai pengetahuan tentang sistem yang berlaku dari pemahaman konsep-konsep
yang terlibat satu sama lainnya. Misalnya bilangan bulat dengan operasi penjumlahan
peserta sifat-sifat tertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, an
mempunyai elemen invers, membentuk sebuah sistem matematika.

Dienes (dalam Resnick, 1981) menyatakan bahwa proses pemahaman


(abstracton) berlangsung selama belajar. Untuk pengajaran konsep matematika yang
lebih sulit perlu dikembangkan materi matematika secara kongkret agar konsep
matematika dapat dipahami dengan tepat. Dienes berpendapat bahwa materi harus
dinyatakan dalam berbagai penyajian (multiple embodiment), sehingga anak-anak
dapat bermain dengan bermacam-macam material yang dapat mengembangkan minat
anak didik. Berbagai penyajian materi (multiple embodinent) dapat mempermudah
proses pengklasifikasian abstraksi konsep.
Menurut Dienes, variasi sajian hendaknya tampak berbeda antara satu dan lainya
sesuai dengan prinsip variabilitas perseptual (perseptual variability), sehingga anak
didik dapat melihat struktur dari berbagai pandangan yang berbeda-beda dan
memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep matematika yang disajikan.
Berbagai sajian (multiple embodiment) juga membuat adanya manipulasi secara
penuh tentang variabel-variabel matematika. Variasi matematika dimaksud untuk
membuat lebih jelas mengenai sejauh mana sebuah konsep dapat digeneralisasi
terhada konteks yang lain. Dengan demikian, semakin banyak bentuk-bentuk
berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, semakinjelas bagi anak dalam
memahami konsep tersebut.

Anda mungkin juga menyukai