dv
= dr
yang
menggambarkan
sifat
alir
dinamakan
reogram.
a.
Cairan Newtonian
Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat-sifat aliran cairan
makin besar pula gaya per satuan luas (tegangan geser) yang diperlukan untuk
menghasilkan suatu laju geser tertentu (Sinko, 2011).
1) Hukum Aliran Newton
Jika lapisan dasar ditempel pada tempatnya dan bidang puncak cairan
digerakkan dengan kecepatan konstan, setiap lapisan yang lebih rendah akan
bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dengan
lapisan dasar yang diam. Perbedaan kecepatan antara dua bidang cairan yang
dipisahkan oleh suatu jarak yang sangat kecil adalah gradien kecepatan (velocity
gradient) atau laju geser (rate of shear). Gaya per satuan luas yang diperlukan
untuk menyebabkan aliran disebut tegangan geser (shearing stress).
Lajugeser
Tegangangeser
Kurva aliran Newton ditunjukkan pada gambar tersebut di atas, dimana besarnya
tegangan geser sebanding dengan laju geser sehingga diperoleh garis lurus yang
melalui titik asal (0,0).
Menurut Newton :
F ' dv
=
A dx
F ' dv
=
A dx
G=
F'
A
dv
dx
Dimana,
: laju geser
: tekanan geser
F=
dv
dx
F'
A
mak
a
F
G
2) Viskositas Kinematis
Viskositas kinematis adalah viskositas absolut dibagi dengan densitas cairan
tersebut pada temperatur tertentu.
Viskositas kinematis=
Satuan viskositas kinematis adalah stoke (s) dan centistoke (cs). Skala sembarang
untuk pengukuran viskositas digunakan dalam berbagai industri, skala-skala ini
kadang-kadang diubah dengan menggunakan tabel atau rumus tertentu.
(Sinko, 2011)
Menurut Astuti (2008), viskositas suatu zat dipengaruhi oleh suhu. Viskositas
gas meningkat dengan bertambah tingginya suhu, sedangkan viskositas zat cair
menurun dengan meningginya suhu. Hubungan antara viskositas dengan suhu
tampak pada persamaan Arrhenius :
= A e Ev/RT
Dimana,
A
: konstanta yang tergantung pada berat molekul dan volume molar zat cair
Ev : energi aktivasi
R
: konstanta gas
: suhu mutlak
(Astuti, 2008)
b.
Cairan Non-Newtonian
Sebagian besar produk farmasetik cair bukan merupakan cairan sederhana
dan tidak mengikuti hukum aliran Newton. Sistem ini disebut sistem non-Newton.
Sifat non-Newton biasanya ditunjukkan oleh dispersi heterogen cairan dan
padatan seperti larutan koloid, emulsi, supensi cair, dan salep (Sinko, 2011).
Cairan non-Newtonian dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :
1) Time Independent (Tidak Dipengaruhi Waktu)
a) Aliran Plastis
Kurva aliran plastik tidak melalui titik nol tetapi agak memotong sumbu
tekanan geser (atau akan memotong jika bagiannya yang lurus diekstrapolasikan
terhadap sumbu tersebut) pada titik tertentu yang dinamakan yield value. Zat
Bingham tidak akan mengalir sampai tekanan geser yang diberikan padanya
melampaui yield value tersebut. Pada tekanan-tekanan di bawahnya zat tersebut
akan berkelakuan sebagai zat yang elastik. Para ahli reologi mengklasifikasikan
zat-zat Bingham (yaitu zat yang mempunyai yield value) sebagai zat padat, sedang
zat yang mulai mengalir pada tekanan geser yang paling kecil didefinisikan
sebagai zat cair. Yield value merupakan suatu sifat yang penting dari sistem
dispersi tertentu (Sinko, 2011).
Laju geser
f
Tegangan geser
b) Aliran Pseudoplastik
Sejumlah besar produk farmasi, termasuk gom alam dan sintetik misalnya
dispersi cair dari tragakan, natrium alginat, metal selulosa dan karboksilmetilselulosa, menunjukkan aliran pseudoplastis. Gambar 1 (c) memperlihatkan
suatuan aliran pseudoplastik mulai pada titik nol (atau paling sedikit mendekati
pada tekanan-tekanan geser yang rendah). Tidak ada yield value seperti yang
terlihat pada zat plastik. Tegangan geser berkurang dengan bertambahnya
kecepatan geser. Pada bekerjanya gaya geser yang lebih tinggi aliran yang mulamula terhambat beralih menjadi sikap aliran ideal atau nyaris ideal (bagian lurus
dari kurva) viskositas turun dengan menaiknya kebutuhan geseran, sistem tersebut
menjadi lebih cair. Contoh bahan beraliran pseudoplastik ini adalah sediaan cair
dari turunan selulosa dan lendir tanaman dan suspensi konsentrasi rendah. Sifat
pseudoplastik dapat berubah pada suhu yang lebih tinggi atau pada penempatan
konsentrasi bahan lainnya menjadi kekentalan ideal (Wijayanti, 2008).
Laju geser
Tegangan geser
c) Aliran Dilatan
Laju geser
Tegangan geser
2) Time Dependent (Dipengaruhi Waktu)
a) Tiksotropi
pseudoplastis
Lajugeser
Tiksotropi bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan
yang isoterm dan
plastis
lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena
shearing. Gejala tiksotropi sering dikenal dengan shear thinning systems (aksi
plastis dan pseudoplastis). Kurva menurunTegangangeser
seringkali diganti ke sebelah kiri dan
Lajugeser
Tegangangeser
c) Antitiksotropi
Lajugeser
Tegangangeser
Batas atas
Batas bawah
Tabungkapiler
diantara dua tanda tersebut dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan oleh zat
cair yang telah diketahui viskositasnya (biasanya air).
2) Viskometer Bola Jatuh
Dalam tipe ini, suatu bola gelas atau bola besi jatuh ke bawah dalam suatu
tabung gelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada
temperature konstan. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kerapatan dan diameter
tertentu adalah kebalikan fungsi viskositas sampel tersebut. Viskometer Hoeppler,
merupakan alat yang kerjanya berdasarkan pada prinsip ini.
b.
Dalam viskometer cup dan bob, sampel digeser dalam ruangan di antara
dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup di mana bob masuk persis di
tengah-tengahnya. Ada bermacam-macam alat tipe ini, yang perbedaannya
terutama terletak pada putaran bob yang dihasilkan oleh cup atau bobnya sendiri
yang berputaran. Dalam viskometer tipe couette, cupnya yang berputar. Tarikan
sampel yang kental pada bob menyebabkannya berputar. Resultan putarannya
berbanding lurus dengan viskositas sampel. Viskometer Mac Michael adalah salah
satu contoh dari alat tersebut di atas. Viskometer tipe Searle mempunyai prinsip
cup-nya diam dan bob-nya berputar. Putaran yang dihasilkan oleh tarikan sistem
yang kental yang diteliti pada umumnya diukur dengan satuan per atau sensor
dalam batang penggerak yang berhubungan dengan bob. Contoh alat yang
mempunyai prinsip demikian adalah Viskometer Rotovisco. Alat tersebut juga
dapat dimodifikasikan agar bekerja sebagai suatu alat cone and plate. Viskometer
yang populer yang kerjanya berdasarkan prinsip Searle adalah alat Stormer.
3. Viskometer Brookfield
Batang pengaduk
Gelas kimia 100 mL
Piknometer
Pipet tetes
Pipet volume 10 mL
Propipet
Statif
Stopwatch
Timbangan analitik
Viskometer Rion
Viskometer Oswald
2.
a.
b.
c.
d.
e.
Alat
Bahan
Aquades
Etanol 96%
Sorbitol
Susu kental manis
Krim
D. Prosedur Kerja
1.
a.
mL.
b.
c.
penjepit.
d.
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
a. Percobaan dengan viskometer kapiler
Waktu alir (detik)
Bahan
T1
T2
T3
T ratarata
(detik)
rel
Cpoise
Aquades
10
8,116
Etanol
16
15
15
15
1,50221
12
13
12
12
1,60512
17
18
18
17
2,32838
32
33
33
32
4,61508
Aquades
: sorbitol
3:1
Aquades
: sorbitol
2:1
Aquades
: sorbitol
1:1
EtOH
H2O :
Sorbitol
3:1
H2O :
Sorbitol
2:1
H2O :
Sorbitol
1:1
21,67
19,65
3
22,38
22,64
23,23
11,52
11,52
11,52
11,52
11,52
10,14
8,12
10,85
11,11
11,70
V pikno (mL)
bahan
10
10
10
10
10
(Cpoise)
8,11
12,50
15,51
17,36
31,13
Parameter
M pikno +
bahan
(gram)
M
(gram)
pikno
M
(gram)
bahan
Tipe
Viskometer
Nomor
Spindel
Jenis
Cairan
Susu
kental
Rion
Non
newtonian
Krim
Rion
Newtonian
No
Tipe
Viskometer
RPM
Nomor
Spindel
Waktu
(menit)
Viskositas
(dpa.s)
Susu
Krim
1.
Rion
62,5
(1) Susu
(2) Krim
30
100
2.
Rion
(1) Susu
62,5 (2) Krim
26
70
3.
Rion
62,5
(1) Susu
(2) Krim
10
25
50
4.
Rion
(1) Susu
62,5 (2) Krim
15
24
50
5.
Rion
(1) Susu
62,5 (2) Krim
20
24
50
6.
Rion
62,5
(1) Susu
(2) Krim
25
23
50
Jenis
Viskometer
Nomor
Jenis
Cairan
Susu
Kental
Spindel
Suhu
Kamar
60o
C
80o
C
26
Non
New
tonian
Suhu
kamar
(2)
60o dan
80o (3)
100
0,3
0,5
New
tonian
Rion
Krim
Rion
2. Perhitungan
a. T rata-rata
Aquades
T1 + T2 + T3
= 10 + 8 + 8
=
26
3
=8s
Etanol
T1 + T2 + T3
= 16 + 15 + 15
=
46
3
= 15 s
Aquades : Sorbitol
T1 + T2 + T3
= 3:1
= 12 + 13 + 12
=
37
3
= 12 s
Aquades : Sorbitol
T1 + T2 + T3
= 2:1
= 17 + 18 + 18
=
53
3
= 17 s
Aquades : Sorbitol
T1 + T2 + T3
= 1:1
= 32 + 33 + 33
98
3
= 32 s
b. M pikno + Bahan = M pikno + M bahan
Aquades
= 11,525 + 10,145
= 21,670 gr/cm3
Etanol
= 11,525 + 8,128
= 19,653
c.
m
v
=P
bahan
bahan x T rata-rata
Aquades
10 x 145
=1,0145
10
1,0145 x 8 = 8,116 cps
Etanol
0,128
10
=0,8128
= 3:1
10,856
10
=1,0856
= 2:1
=1,1116
= 1:1
=1,1705
rel
rel
rel
x T rata-rata
= Aquades
0,8128 x 15
= 8,116
= 1,50221 gr/mL.s
1,0856 x 12
8,116
= 1,60512 gr/mL.s
1,1116 x 17
8,116
= 2,37838 gr/mL.s
1,1705 x 32
8,116
= 4,61508 gr/mL.s
3. Kurva
a. Waktu vs Viskositas
1) Susu
waktu vs viskositas
30
26
25
24
24
23
10
15
20
25
Viskositas
Waktu (menit)
2) Krim
Waktu vs viskositas
100
70
Viskositas
50
50
50
50
10
15
20
25
Waktu (menit)
0.85
0.95
Log Viskositas
3.3557046979865806E-3
3.0030030030030047E-3
2.8328611898016981E-3
1/T
2) Krim
Log Viskositas
3.3557046979865806E-3
3.0030030030030047E-3
-0.52
1/T
F. Pembahasan
2.8328611898016981E-3
-0.3
pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada batas
atas. Cairan kemudian dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati
batas atas, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas
bawah, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui
jarak antara atas dan bawah dapat ditentukan. Tekanan merupakan perbedaan
antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan berat jenis
cairan. Viskometer kapiler biasanya digunakan untuk menentukan viskositas
cairan Newtonian. Sedangkan prinsip dari viskometer Rion adalah mengamati
besarnya hambatan yang dialami oleh spindle yang berputar didalam sediaan yang
akan diperiksa sebagai akibat dari pemberian laju geser. Sedangkan besarnya
viskositas, dapat langsung diperoleh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan pengukuran parameter dengan
menggunakan viskometer kapiler yaitu massa jenis, kekentalan, dan konsentrasi.
Massa jenis etanol adalah 0,83781 gram/cm3, massa jenis air adalah 1,03634
gram/cm3, dan masa jenis sorbitol adalah 1,34744gram/cm 3. Dalam pengukuran
viskometer satu titik dengan viskometer kapiler menggunakan aquades dan larutan
sorbitol dengan perbandingan volume yang berbeda, yaitu 3:1, 2:1, dan 1:1.
Berdasarkan hasil percobaan menggunakan viskometer kapiler menunjukkan
bahwa menunjukkan larutan aquades dan sorbitol dengan perbandingan 1:1
memerlukan waktu terlama untuk melewati batas bawah yaitu 32 detik, aquades
dan sorbitol dengan perbandingan 2:1 yaitu 17 detik, dan yang tercepat yaitu
aquades dengan waktu 8 detik. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil massa
jenis suatu cairan atau larutan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan suatu
cairan tersebut untuk melampaui garis awal sampai garis akhir. Sebaliknya,
semakin besar massa jenis suatu cairan atau larutan maka semakin lambat waktu
yang dibutuhkan cairan tersebut untuk melampaui garis awal sampai garis
akhir.Penentuan massa jenis cairan dari setiap
untuk sampai digaris akhir. Dan semakin kecil masa jenis suatu cairan maka
semakin kecil viskositasnya, sehingga cairan hanya membutuhkan waktu yang
singkat untuk sampai digaris akhir. Dari hasil praktikum diketahui viskositas
sorbitol lebih besar daripada air, sehingga daya alir sorbitol memerlukan waktu
yang lambat.Dengan kata lain, waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk
mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya
Sampel yang digunakan untuk pengujian menggunakan alat viskometer rion
adalah cairan susu kental manis dan sediaan krim, sampel ini akan diuji apakah
termasuk dalam cairan Newton atau cairan non Newton. Pada percobaan ini
spindle yang digunakan untuk susu kental manis adalah spindle nomer 1
sedangkan pada krim adalah spindle nomer 2.Spindleadalah salah satu komponen
viskometer yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu sampel. Semakin
kecil ukuran spindel, kekentalan suatu sampel semakin besar (kental). Sebaliknya,
semakin besar ukuran spindel yang digunakan, kekentalan suatu sampel semakin
kecil. Ukuran spindel dari terkecil sampai terbesar yaitu spindel no. 7, 6, 5, 4, 3, 2,
1. Kecepatan spindel dalam mengukur sampel dinyatakan dalam TOR (%).
Kecepatan yang digunakan dalam praktikum in adalah 100 rpm. semakin kecil
nomor spindel, ukurannya akan semakin besar dan Cp yang diperoleh akan
semakin kecil.Susu kental manis termasuk dalam cairan Newton. Hal ini
dikarenakan pada menit ke-15 hingga menit ke-20 angka viskositasnya tetap yaitu
24 cps. Hal ini menandakan bahwa cairan yang mengikuti hukum Newton,
viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada
kecepatan geser. Sedangkan krim termasuk kedalam cairan non Newton. Hal ini
dikarenakan pada menit ke-5 cairan turun dari 100 cps menjadi 70 cps. Setelah itu
angka viskositas menjai stabil hingga menit ke-20 yaitu 50 cps. Hasil yang
didapatkan menandakan bahwa susu kental manis memiliki sifat cairan non
Newton karena angka viskositasnya tidak stabil atau berubah-ubah
Selanjutnya penentuan pengaruh temperatur terhadap viskositas susu kental
manis dan krim. Spindle yang digunakan pada pengukuran susu kental manis
adalah spindle nomer 1 sedangkan pada krim menggunakan spindle nomer 3. Hal
ini dikarenakan krim yang awalnya berkonsistensi padat berubah menjadi cair
G. Kesimpulan
Berasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Semakin kecil masa jenis suatu cairan maka semakin besar viskositasnya,
sehingga cairan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai digaris akhir,
begitupun sebaliknya.
2. Viskositas berbanding terbalik dengan suhu, jika suhu naik maka viskositas akan
turun, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerak partikelpartikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan
kekantalannya.
3. Cairan susu kental manis termasuk cairan non-Newton.
4. Krim termasuk cairan non Newtonian karena angka viskositasnya tidak stabil atau
berubah-ubah.
5. Susu kental manis dan krim termasuk jenis cairan non-Newton yaitu aliran
tiksotropi
DAFTAR PUSTAKA