Anda di halaman 1dari 3

Andri wongso

Sering dijumpai bahwa seorang pemimpin yang hanya piawai dibidang strategi dan taktik
(manajemen), kepemimpinannya tidak mampu bertahan lama. Kenyataannya, menjadi seorang
pemimpin, tidaklah semudah yang dibayangkan. Disamping ketrampilan leadership yang
memadai, juga harus dilengkapi dengan etika moral. Jika tidak, bisa saja orang orang yang
dipimpin, hanya akan nunduk di depan dan nanduk dibelakang. Untuk itu, agar proses
kepemimpinan bisa berlangsung langgeng, selain dimiliki ketrampilan (strategi dan taktik), etika
moral juga harus dipenuhi, misalnya :
1. CHARITY.
Sebagai makhluk sosial, yang apapun derajat / status sosialnya, beramal adalah salah satu
perbuatan mulia terdasar, yang sudah seharusnya dikembangkan secara universal. The highest
exercise of charity is charity towards the uncharitable." J. S. BUCKMINSTER.
2. MORALITY.
Seorang pemimpin hendaknya menghindari (* Mengharamkan) segala bentuk dari perbuatan
perbuatan tercela, misalnya : mabuk mabukan, judi, zinah, korupsi, manipulasi, provokasi,
intimidasi dan lain sebagainya. Dia harus mampu merawat, menjaga moralitasnya. Morality is
the best of all devices for leading mankind by the nose. FRIEDRICH NIETZSCHE.
3. SACRIFICE.
Seorang pemimpin harus mampu berkorban waktu, materi dan perasaan. Jangan egois atau
mementingkan diri sendiri. Ingat, keberhasilan seorang pemimpin sangatlah ditentukan oleh
kontribusi dari bawahan bawahannya. Leadership is practiced not so much in words as in
attitude and in actions HAROLD S. GENEEN.
4. HONESTY AND UNIVERSAL.
Dalam berucap,bertindak dan berpikir, seorang pemimpin haruslah selalu berhati tulus,ikhlas dan
universal, yang tanpa adanya niat niat terselubung, misalnya: - Bantuan yang diberikan,
dasarnya adalah murni dan tanpa adanya niat niat terselubung.- Apapun yang diperbuat atau
diputuskan,dasarnya adalah universal. Sistim punish dan reward yang diterapkan adalah
benar benar tulus, ikhlas, universal dan adil, yang tanpa diboncengi oleh sentimen pribadi,
kepicikan pikiran atau kefanatikan. Make yourself an honest man, and then you may be sure
there is one less rascalin the world. THOMAS CARLYLE.
5. HOSPITALITY.
Seorang pemimpin haruslah selalu ramah tamah / etika sopan santun selalu diterapkan dalam
kondisi atau keadaan apapun juga. Seyogianya, semakin tinggi jabatan/ posisi seseorang,
hendaknya juga diiringi oleh semakin ramah dan santun sikapnya. Bagaikan padi, yang semakin
berisi akan semakin menunduk.Hospitality sitting with gladness. HENRY WADSWORTH
LONGFELLOW.
6. LOW PROFILE.
Pimpinan yang over acting, sok / angkuh / norak, tidaklah mencerminkan ke-professionalismean. Tidak seorangpun, yang akan senang dan suka dipimpin oleh pemimpin yang bertipe
demikian. Oleh karena itu, jadilah pemimpin yang selalu berpenampilan sederhana, rapi dan
tidak norak. Tipe pemimpin low profile, pasti akan disenangi, dikagumi dan dihormati oleh
bawahannya. Keepa cool head and maintain a low profile. Never take the lead but aim to do
something big. DENGXIAOPING.
7. LOVE.
Seorang pemimpin hanya akan menggunakan kekuasaan / wewenang untuk menegakkan
fungsinya, misalnya : a) Jika ada yang terbukti melanggar / merusak peraturan perusahaan,

langsung diberikan sanksi yang mendidik. b) Jika bawahan memberikankontribusi yang


konstruktif, diberi penghargaan. Dasar dari penerapan sanksi dan pemberian penghargaan adalah
murni dan tanpa adanya sentimen pribadi atau niat niat lain. Wise men appreciate all men, for
they see the good in each and know how hard it is to make anything good. BALTASAR
GRACIN.
8.EMOTION.
Memutuskan apapun jika dilandasi oleh emosional, efeknya pasti destruktif. Oleh karena itu,
emosi seorang pemimpin haruslah terkontrol dengan baik. Jika lagi emosi, jangan sekali kali
mengeluarkan keputusan karena efeknya selain merugikan diri sendiri tetapi juga orang orang
lain. When dealing with people, remember you are not dealing with creatures of logic, but
creatures of emotion. DALE CARNEGIE.
9. PATIENCE.
Apapun yang akan terjadi / yang akan diperbuat / diputuskan, kesabaran adalah salah satu sifat
terbaik yang harus dimiliki. Melalui kesabaran, hal hal yang tidak diharapkan terjadi, akan bisa
di-minimalis. Patience and perseverance have a magical effect before which difficulties
disappear and obstacles vanish. JohnQuincy Adams.
10. POSITIVE ATTITUDE.
Seorang pemimpin harus mampu menilai siapapun seobjektif mungkin yang didasarkan oleh apa
yang dikontribusikan. Jika kontribusinya konstruktif maka harus segera diberi penghargaan dan
begitu pula sebaliknya. You really can change the world if you care enough. MARIAN
WRIGHT EDELMAN.
Selamat berjuang dan semoga sukses sebagai pemimpin yang bijaksana.
Profil Penulis:
Nama : Peter Lim
No. Telepon : 0812 600 2482
Prinsip hidup adalah apapun akan bisa diraih asalkan ada kemauan dan daya upaya untuk
merealisirnya. Semua keberhasilan dan kegagalan, sumber utamanya adalah diri sendiri. Lari dari
kenyataan atau mengkambinghitamkan orang lain atas kondisi yang dialami adalah cikal bakal
dari timbulnya kehancuran. Disamping itu, racun bathin yang terdiri dari iri, cemburu, sirik,
dengki harus disembuhkan / disirnakan sedinimungkin.
Karir diawali di bidang pharmasi, industri, perhotelan, property, dosen dan sampai sekarang aktif
sebagai General Manager disalah satu leading hospitality business di Medan. Selain aktif
menduduki tampuk pimpinan di perusahaan, juga aktif menulis di mass media yang berhubungan
dengan management (marketing & motivation) dan filsafat. Sampai saat ini, juga aktif di kampus
sebagai salah satu dosen tetap untuk program BBA bidang study Marketing, Management,
Leadership & Motivation.
Hobby utama adalah selain fokus di marketing, juga management terutama yang berhubungan
dengan motivasi. Adakalanya juga diundang untuk memberikan motivasi yang sifatnya lebih
cenderung sosial (menyalurkan inspirasi) dan free lance (tanpa ikatan). Hidup haruslah bermakna
dengan sejumlah kontribusi konstruktif, baik dalam bentuk materi maupun non materi.
Di setiap pemaparan makalah, selalu ditekankan dan ditegaskan bahwa apa yang disampaikan,
sifatnya hanyalah sharing semata, yang bisa saja bermanfaat bagi si peserta atau sama sekali
tidak ada manfaatnya. Semua tergantung dari persepsi dan pola pikir dari masing - masing
peserta. Ini sama ibaratnya dengan makanan. Si A bisa saja mengatakan bahwa Pizza Hut adalah
menu yang terlezat karena dia menyukainya. Tetapi bagi si B, Sate Padang - lah yang terlezat

karena dari kecil sudah familiar dengan makanan tersebut. Jadi bagus / bermanfaat tidaknya
suatu kondisi, sangatlah tergantungoleh pribadi masing - masing.

Anda mungkin juga menyukai