Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan berkembangnya segala bentuk industri yang ada di Indonesia, maka
semakin banyak diperlukan tenaga terampil yang mampu mengatasi berbagai
masalah perbaikan dan perencanaan mesin. Namun justru dalam keadaan demikian
itu akhir-akhir ini dirasakan adanya kelemahan dalam pengetahuan-pengetahuan
dasar mesin pada para engineering yang berkecimpung dalam bidang permesinan.
Maka dari itu, perancang akan melakukan analisa perancangan pada salah satu
elemen mesin yaitu berupa poros. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar,
biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi
(gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang
bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward
Shigley, 1983).Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga
melalui putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli
sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang
berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung
yang berputar.

1.2 Tujuan Analisa Perancangan


1. Untuk mengetahui kekuatan poros pemarut kelapa
2. Untuk mengetahui berapakah kecepatan kritis poros, apakah poros dalam
keadaan cukup aman.

1.3 Batasan Masalah


Beban berupa momen puntir dan momen lentur. Daya dapat
ditransmisikan melalui kopling, roda gigi, belt, rantai, dan lain-lain.

Pada hal ini, perancang ingin merancang perencanaan ulang pada poros
pemarut kelapa. Perancang ingin mengetahui berapa diameter yang
digunakan pada poros pemarut kelapa jika digunakan daya dalam 10
kW, diputaran 1500 rpm,maka perlu dilakukannya pemecahan masalah
yang merujuk pada buku karangan Sularso dan Kiyokatsu Suga.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Hal Penting Dalam Perencanaan Poros


A. Kekuatan Poros
Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menahan bebanbeban pada poros, seperti beban poros transmisi yang meliputi beban puntir, lentur,
gabungan puntir dan lentur, beban tarikan atau tekan (misal : poros baling-baling
kapal, turbin). Selain itu juga untuk menahan kelelahan, tumbukan, konsentrasi
tegangan seperti pada poros bertingkat dan beralur pasak.
B. Kekakuan Poros
Sebuah poros harus direncanakan sehingga kuat untuk menerima beban
lentur atau defleksi akibat pntiran yang lebih besar.
C. Putaran Kritis
Sebuah poros harus direncanakan sehingga putaran kerja lebih kecil dari
putaran kritisnya. Putaran kritis adalah getaran luar biasa yang ditimbulkan oleh
dinaikkannya putaran pada suatu mesin.

D. Korosi

Perlindungan terhadap korosi untuk kekuatan dan daya tahan terhadap


beban. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi.
E. Bahan Poros
Disesuaikan dengan kondisi operasi. Baja konstruksi mesin, baja paduan
dengan pengerasan kulit tahan terhadap keausan, baja krom, nikel, baja krom
molibden dan lain-lain.
Standard diameter poros transmisi 25 s/d 60 mm dengan kenaikan 5 mm
60 s/d 110 mm dengan kenaikan 10 mm 110 s/d 140 mm dengan kenaikan 15 mm
140 s/d 500 mm dengan kenaikan 20 mm

2.2 Poros dengan Beban Puntir dan Lentur


Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada
mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros
tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja
pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai
roda gigi untuk meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat
mulai atau sedang berputar.

BAB III
METODE PERANCANGAN

A. Daya yang ditransmisikan (P = kW) dan putaran poros (n = rpm)


B. Faktor koreksi (

fc

C. Daya Rencana

Jika daya dalam satuan daya kuda (HP) maka harus dikalikan dengan 0,735.
D. Momen Puntir Rencana

E. Bahan Poros, Kekuatan Tarik, dan Faktor Keamanan


1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik ()

2. Faktor Keamanan
1
2
untuk faktor keamanan terhadap kelelahan puntir, sedangkan untuk
Sf
Sf
faktor keamanan karena pengaruh konsentrasi tegangan jika poros diberi alur pasak
atau dibuat bertangga. Harga 1 adalah 5,6 untuk bahan SF, dan 6,0 untuk bahan SC. Sedangkan harga 2 adalah 1,3-3,0.
F. Tegangan Geser yang Diizinkan

G. Faktor Koreksi dan Faktor Lenturan


1. Faktor Koreksi untuk Momen Puntir (Kt)

2. Faktor Lenturan (Cb)


Jika diperkurakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat
digunakan Cb dengan harga 1,2-2,3. Jika diperkirakan tidak ada beban lentur
maka dapat memakai harga 1,0.
H. Diameter Poros

H. Tegangan Geser

I.Perbandingan

Jika tidak sesuai, maka perhitungan kembali ke langkah (H). diameter poros,
bahan poros, jari-jari filet poros bertangga, ukuran pasak, serta alur pasak dapat
diperbesar.

J. Keadaan Beban

F. Perhitungan Beban Vertikal dan Horisontal


G. Gaya Reaksi Engsel

H. Gambar Bidang Momen Lentur

I. Momen Lentur Gabungan

O. Faktor Koreksi Lenturan dan Puntiran

P. Jari-Jari Filet dari Poros Bertangga, Ukuran Pasak, dan Alur


Pasak.

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Jadi, diameter poros pada pemarut kelapa dengan daya 10 Kw adalah
sebesar 30 mm.
5.2 Daftar pustaka
Sularso,Dasar Perencanaan dan Pemilihan elemen mesin/oleh
sularso,kiyokatsu Suga.Cet. 9 Jakarta :1997
5.3 Lampiran
1. Bahan Poros dan Kekuatan Tarik ()

Elemen Mesin
Rancangan Poros dengan Beban Puntir dan Lentur

Disusun oleh
M Oki Nugraha Lubis
1304102010141

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
Tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai