Mengataasi Nyeri Persalinan
Mengataasi Nyeri Persalinan
PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan turunnya janin ke jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu),
spontan, presentasi belakang kepala dan berlangsung selama 18-24 jam serta tidak terjadi
komplikasi terhadap ibu ataupun janin3.
Rasa nyeri selama persalinan akan berbeda
satu dengan lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri: rasa takut, cemas,
jumlah kelahiran sebelumnya, presentasi janin,
budaya melahirkan, posisi saat melahirkan,
dukungan keluarga, tingkat beta-endorphin,
kontraksi rahim yang intens selama persalinan
dan ambang nyeri alami.
Beberapa wanita melaporkan sensasi nyeri
sebagai sesuatu yang menyakitkan, meskipun
tingkat nyeri bervariasi bagi setiap individu; diperlukan teknik yang dapat membuat pasien
merasa nyaman saat melahirkan1, 2.
Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala4, 5:
Kala I : Sejak persalinan dimulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung selama 18 - 24 jam, dibagi dalam 2 fase :
fase laten ( 8 jam); serviks membuka 3 cm dan
fase aktif ( 7 jam) serviks membuka 3 - 10 cm
dengan kecepatan 1 cm perjam. Pada fase
aktif, kontraksi lebih sering dan kuat.
Kala II : Sejak pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung: primipara 2 jam dan multipara 1 jam.
Kala III : Setelah bayi lahir sampai plasenta lahir,
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV : sejak plasenta lahir sampai 2 jam post
partum.
RASA NYERI PADA PERSALINAN
Kontraksi ritmik uterus dan dilatasi serviks yang
progresif pada kala I akan menyebabkan rasa
nyeri selama kala I persalinan. Impuls saraf
aferen dari serviks dan uterus ditransmisikan ke
medula spinalis melalui segmen Thorakal X Lumbal I.Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri
di perut bagian bawah dan daerah pinggang
serta sakrum. Rasa nyeri bersifat visceral, tumpul
dan tidak jelas lokasinya. Keadaan ini dapat
diatasi dengan opioid.
294
Pada kala II, rasa nyeri disebabkan oleh peregangan vulva/vagina serta perineum, tumpang
tindih dengan nyeri akibat kontraksi uterus;
transmisi nyeri melalui segmen Sakral II IV .
Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri yang
bersifat somatic, tajam dan jelas lokasinya. Rasa
nyeri ini dapat diatasi dengan anestesi lokal3, 5.
PERSALINAN BEBAS NYERI
Tubuh memiliki metode mengontrol rasa nyeri
persalinan dalam bentuk beta-endorphin.
Sebagai opiat alami, beta-endorphin memiliki
sifat mirip petidin, morfin dan heroin serta
telah terbukti bekerja pada reseptor yang sama
di otak. Seperti oksitosin, beta-endorphin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dan kadarnya
tinggi saat berhubungan seks, kehamilan dan
kelahiran serta menyusui. Hormon ini dapat
menimbulkan perasaan senang dan euphoria
pada saat melahirkan.
dan dihubungkan dengan kabel stimulator bertenaga baterai kecil. TENS bekerja merangsang
tubuh untuk memproduksi endorpin dan mengurangi jumlah sinyal rasa nyeri yang dikirim
oleh saraf tulang belakang ke otak.
5. Analgesik
Diberikan secara intravena atau intramuskuler,
adapula secara per rektal (suppositoria). Kerja
obat ini bersifat sistemik.
6. Analgesia Regional.
Merupakan metode paling efektif untuk menghilangkan rasa nyeri selama persalinan.
Analgesia regional dapat dilakukan jika:
Tidak ada distres janin
Kontraksi regular dan baik ( setiap 3-4 menit
dan lamanya 1 menit )
Dilatasi serviks adekuat ( nulipara 5-6 cm dan
multipara 4-5 cm )
Janin dengan presentasi kepala
PRAKTIS
Lakukan penusukan dengan jarum epidural
Masukan jarum epidural dengan cara loss of
resistance dengan udara atau Saline
Pasang kateter epidural (single atau multi
orifice), tempatkan kateter di dalam ruang
epidural 4-5 cm (minimal 4 cm agar tidak terjadi displacement, jika 7 cm banyak komplikasi)
Masukan Bupivacaine 0,125 % 12 ml dan
Fentanyl 2 g/ml.
Mempertahankan analgesi epidural:
a. Bolus intermiten.
Bupivacaine 0,0625 % - 0,125 % ditambah
fentanyl 2 g/ml setiap 8 jam. atau ropivacaine
0, 08% - 0,15% ditambah fentanyl 2 g/ml
setiap 8 jam
b. Infus kontinu.
Bupivacaine 0,0625 % - 0,125 % ditambah
fentanyl 2 g/ml, dengan kecepatan 10-15 ml/
jam. atau Ropivacain 0, 08% - 0,15% ditambah
fentanyl 2 g/ml setiap 10-15 ml/jam.
Keuntungan teknik ini adalah mempertahankan analgesia yang adekuat sepanjang periode
persalinan, hemodinamik maternal lebih stabil,
sedikit membutuhkan bolus tambahan, menurunkan risiko toksisitas anestetik lokal, dan
mengurangi kebutuhan tenaga medis.
c. Patient controlled epidural analgesia (PCEA)
PCEA mempunyai keuntungan lain dibanding
bolus intermiten dan teknik infus kontinyu :
analgesia yang diberikan sama dengan yang
diberikan oleh bolus intertmiten dan infus
kontinyu tetapi kepuasan maternal lebih besar
dengan PCEA.
B. Analgesia spinal
Teknik:
Penderita duduk atau tidur miring ke kiri
Tempat punksi : Tarik garis melalui kedua krista iliaka, garis ini akan memotong vertebra
Lumbal setinggi L4 atau celah L4-5. Tempat
insersi jarum yang optimal celah L3 L4 1
Teknik:
Penderita duduk atau tidur miring ke kiri
Tempat punksi: Tarik garis melalui kedua Krista
Iliaka, garis ini akan memotong vertebra
Lumbal setinggi L4 atau celah L4-5. Tempat
insersi jarum yang optimal celah L3 L4 1
Desinfeksi kulit dengan Povidon
Setelah desinfeksi atau draping, jaringan
kulitdan subkutis dianestesi lokal dengan
Lidokain 2 % .
Lakukan penusukan dengan jarum epidural
Masukan jarum epidural dengan cara loss of
resistance dengan udara atau Saline
Masukan jarum spinal hingga keluar cairan
LCS, kemudian masukkan obat spinal
Pasang kateter epidural (single atau multi orifice), tempatkan kateter di dalam ruang epidural 4-5 cm (minimal 4 cm agar tidak terjadi
displacement, jika 7 cm banyak komplikasi)
Masukkan Bupivacaine 0,125 % 12 cc dan Fentanyl 2 g/ml
295
Teknik PCEA sangat bervariasi. Ada yang menggunakan infus basal (anestetik lokal+opioid)
yang memberikan analgesia pada sebagian
besar parturian dan dosis bolus baru akan
dilakukan parturian bila nyeri timbul dan
sesuai kebutuhan. Teknik epidural kontinyu ini
membutuhkan pemantauan ketat. Parturian
harus dinilai setiap 1-2 jam , yaitu tekanan
darah ibu, denyut jantung janin, kualitas
analgesia, level sensoris, intensitas blok motoris,
dan kemajuan persalinan.
Kerugian
Durasi kerja terbatas dan analgesi selama persalinan tidak dapat dipertahankan
PRAKTIS
anestetik lokal, menurunkan risiko spinal anestesia tinggi, menurunkan konsentrasi plasma
anestetik lokal pada janin dan menurunkan
intensitas blok motorik. Penambahan anestetik
lokal pada opioid menurunkan dosis opioid
sehingga menurunkan risiko mual dan pruritus4, 5.
PRAKTIS
Morfin merupakan opioid pertama yang digunakan untuk memberikan neuroaksial analgesia pada persalinan. Karena mula kerjanya
lama (mencapai 60 menit), efek samping dan
analgesia yang inkonsisten menyebabkan
pemilihan opioid lipofilik seperti fentanyl dan
sufentanyl lebih disukai. Pemberian fentanyl 50
100 mcg ke dalam ruang epidural memberikan
analgesia yang adekuat untuk awal persalinan.
Sufentanyl mempunyai potensi besar dan
penetrasinya baik ke dalam medulla spinalis
(solubilitas lemak tinggi). Karena solubilitas dan
volume distribusi yang tinggi, hanya sejumlah
kecil obat yang melewati plasenta, sehingga
konsentrasi obat dalam sirkulasi janin rendah.
Epinefrin
Penambahan epinefrin ke dalam bupivacaine
epidural dapat mempercepat mula kerja analgesia dan meningkatkan intensitas blok motorik,
tanpa efek pada luaran neonatus. Epinefrin juga
dapat meningkatkan efikasi opioid epidural.
Obat
Konsentrasi
Larutan obat
Konsentrasi
Konsentrasi
opioid
Kecepatan
Infus
Bupivacaine-fentanyl
0,0625 - 0,125%
2 - 4 mcg/mL
10 -15 mL/jam
Bupivacaine-sufentanyl
0,0625 - 0,125%
10 -15 mL/jam
Ropivacaine- fentanyl
0,08 - 0,15%
2 - 4 mcg /mL
10 - 15 mL/jam
Ropivacaine
0,2%
10 - 15 mL/jam
SIMPULAN
Rasa nyeri pada persalinan merugikan ibu dan
janin. Pemahaman mekanisme rasa nyeri selama
proses persalinan merupakan syarat mengelola rasa nyeri pada persalinan secara optimal.
Teknik blok regional saat ini berkembang pesat
dan dapat meredakan rasa nyeri persalinan
Dosis
DAFTAR PUSTAKA
Anestetik Lokal
Bupivacaine
0,125%
10 15ml
Ropivacaine
0,1 0,2%
10 15ml
Lidocaine
0,75- 1,5%
10 15ml
1.
2.
3.
4.
5.
Opioid
Fentanyl
10 100mcg
Sufentanyl
5 10 mcg
Levobupivacaine
Levobupivacaine merupakan hasil purifikasi levatori enantiomer dari rasemik bupivacaine. Efek
kardiotoksik dan toksisitas SSP lebih rendah dari
bupivacaine. Pada epidural analgesia untuk persalinan tidak ada perbedaan pada blok motorik
dan sensorik dibanding bupivacaine4,5.
Lidocaine
Anestetik lokal golongan amida dengan durasi
kerja antara bupivacaine dan 2-chlorprocaine.
Larutan 0,75% - 1,5% memberikan analgesia
yang memuaskan namun tidak sebanding
dengan bupivacaine.
Opioid
Opioid dapat ditambahkan ke dalam anestetik
lokal untuk pemberian ke dalam ruang epidural. Akan terjadi interaksi sinergis bila anestetik lokal dan opioid diberikan secara epidural.
Opioid menekan rasa sakit viseral tetapi kurang
efektif untuk rasa sakit somatik selama kala II
persalinan, sedangkan anestetik lokal memberikan analgesia yang baik untuk rasa sakit
somatik. Kombinasi anestetik lokal konsentrasi
rendah dengan opioid larut lemak dosis rendah
akan memberikan analgesia yang sangat baik
dan meminimalkan efek samping kedua obat;
juga akan menurunkan risiko toksisitas sistemik
297
298
C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1
PRAKTIS
anestetik lokal, menurunkan risiko spinal anestesia tinggi, menurunkan konsentrasi plasma
anestetik lokal pada janin dan menurunkan
intensitas blok motorik. Penambahan anestetik
lokal pada opioid menurunkan dosis opioid
sehingga menurunkan risiko mual dan pruritus4, 5.
PRAKTIS
Morfin merupakan opioid pertama yang digunakan untuk memberikan neuroaksial analgesia pada persalinan. Karena mula kerjanya
lama (mencapai 60 menit), efek samping dan
analgesia yang inkonsisten menyebabkan
pemilihan opioid lipofilik seperti fentanyl dan
sufentanyl lebih disukai. Pemberian fentanyl 50
100 mcg ke dalam ruang epidural memberikan
analgesia yang adekuat untuk awal persalinan.
Sufentanyl mempunyai potensi besar dan
penetrasinya baik ke dalam medulla spinalis
(solubilitas lemak tinggi). Karena solubilitas dan
volume distribusi yang tinggi, hanya sejumlah
kecil obat yang melewati plasenta, sehingga
konsentrasi obat dalam sirkulasi janin rendah.
Epinefrin
Penambahan epinefrin ke dalam bupivacaine
epidural dapat mempercepat mula kerja analgesia dan meningkatkan intensitas blok motorik,
tanpa efek pada luaran neonatus. Epinefrin juga
dapat meningkatkan efikasi opioid epidural.
Obat
Konsentrasi
Larutan obat
Konsentrasi
Konsentrasi
opioid
Kecepatan
Infus
Bupivacaine-fentanyl
0,0625 - 0,125%
2 - 4 mcg/mL
10 -15 mL/jam
Bupivacaine-sufentanyl
0,0625 - 0,125%
10 -15 mL/jam
Ropivacaine- fentanyl
0,08 - 0,15%
2 - 4 mcg /mL
10 - 15 mL/jam
Ropivacaine
0,2%
10 - 15 mL/jam
SIMPULAN
Rasa nyeri pada persalinan merugikan ibu dan
janin. Pemahaman mekanisme rasa nyeri selama
proses persalinan merupakan syarat mengelola rasa nyeri pada persalinan secara optimal.
Teknik blok regional saat ini berkembang pesat
dan dapat meredakan rasa nyeri persalinan
Dosis
DAFTAR PUSTAKA
Anestetik Lokal
Bupivacaine
0,125%
10 15ml
Ropivacaine
0,1 0,2%
10 15ml
Lidocaine
0,75- 1,5%
10 15ml
1.
2.
3.
4.
5.
Opioid
Fentanyl
10 100mcg
Sufentanyl
5 10 mcg
Levobupivacaine
Levobupivacaine merupakan hasil purifikasi levatori enantiomer dari rasemik bupivacaine. Efek
kardiotoksik dan toksisitas SSP lebih rendah dari
bupivacaine. Pada epidural analgesia untuk persalinan tidak ada perbedaan pada blok motorik
dan sensorik dibanding bupivacaine4,5.
Lidocaine
Anestetik lokal golongan amida dengan durasi
kerja antara bupivacaine dan 2-chlorprocaine.
Larutan 0,75% - 1,5% memberikan analgesia
yang memuaskan namun tidak sebanding
dengan bupivacaine.
Opioid
Opioid dapat ditambahkan ke dalam anestetik
lokal untuk pemberian ke dalam ruang epidural. Akan terjadi interaksi sinergis bila anestetik lokal dan opioid diberikan secara epidural.
Opioid menekan rasa sakit viseral tetapi kurang
efektif untuk rasa sakit somatik selama kala II
persalinan, sedangkan anestetik lokal memberikan analgesia yang baik untuk rasa sakit
somatik. Kombinasi anestetik lokal konsentrasi
rendah dengan opioid larut lemak dosis rendah
akan memberikan analgesia yang sangat baik
dan meminimalkan efek samping kedua obat;
juga akan menurunkan risiko toksisitas sistemik
297
298
C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1