Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIS

Mengatasi Nyeri Persalinan


Ery Leksana
SMF/Bagian Anestesi dan Terapi Intensif RSUP dr. Kariadi/FK Undip Semarang

PENDAHULUAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan turunnya janin ke jalan
lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu),
spontan, presentasi belakang kepala dan berlangsung selama 18-24 jam serta tidak terjadi
komplikasi terhadap ibu ataupun janin3.
Rasa nyeri selama persalinan akan berbeda
satu dengan lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri: rasa takut, cemas,
jumlah kelahiran sebelumnya, presentasi janin,
budaya melahirkan, posisi saat melahirkan,
dukungan keluarga, tingkat beta-endorphin,
kontraksi rahim yang intens selama persalinan
dan ambang nyeri alami.
Beberapa wanita melaporkan sensasi nyeri
sebagai sesuatu yang menyakitkan, meskipun
tingkat nyeri bervariasi bagi setiap individu; diperlukan teknik yang dapat membuat pasien
merasa nyaman saat melahirkan1, 2.
Proses persalinan dibagi menjadi 4 kala4, 5:
Kala I : Sejak persalinan dimulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini berlangsung selama 18 - 24 jam, dibagi dalam 2 fase :
fase laten ( 8 jam); serviks membuka 3 cm dan
fase aktif ( 7 jam) serviks membuka 3 - 10 cm
dengan kecepatan 1 cm perjam. Pada fase
aktif, kontraksi lebih sering dan kuat.
Kala II : Sejak pembukaan lengkap (10 cm)
sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung: primipara 2 jam dan multipara 1 jam.
Kala III : Setelah bayi lahir sampai plasenta lahir,
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Kala IV : sejak plasenta lahir sampai 2 jam post
partum.
RASA NYERI PADA PERSALINAN
Kontraksi ritmik uterus dan dilatasi serviks yang
progresif pada kala I akan menyebabkan rasa
nyeri selama kala I persalinan. Impuls saraf
aferen dari serviks dan uterus ditransmisikan ke
medula spinalis melalui segmen Thorakal X Lumbal I.Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri
di perut bagian bawah dan daerah pinggang
serta sakrum. Rasa nyeri bersifat visceral, tumpul
dan tidak jelas lokasinya. Keadaan ini dapat
diatasi dengan opioid.

294

Pada kala II, rasa nyeri disebabkan oleh peregangan vulva/vagina serta perineum, tumpang
tindih dengan nyeri akibat kontraksi uterus;
transmisi nyeri melalui segmen Sakral II IV .
Keadaan ini menyebabkan rasa nyeri yang
bersifat somatic, tajam dan jelas lokasinya. Rasa
nyeri ini dapat diatasi dengan anestesi lokal3, 5.
PERSALINAN BEBAS NYERI
Tubuh memiliki metode mengontrol rasa nyeri
persalinan dalam bentuk beta-endorphin.
Sebagai opiat alami, beta-endorphin memiliki
sifat mirip petidin, morfin dan heroin serta
telah terbukti bekerja pada reseptor yang sama
di otak. Seperti oksitosin, beta-endorphin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dan kadarnya
tinggi saat berhubungan seks, kehamilan dan
kelahiran serta menyusui. Hormon ini dapat
menimbulkan perasaan senang dan euphoria
pada saat melahirkan.

dan dihubungkan dengan kabel stimulator bertenaga baterai kecil. TENS bekerja merangsang
tubuh untuk memproduksi endorpin dan mengurangi jumlah sinyal rasa nyeri yang dikirim
oleh saraf tulang belakang ke otak.
5. Analgesik
Diberikan secara intravena atau intramuskuler,
adapula secara per rektal (suppositoria). Kerja
obat ini bersifat sistemik.
6. Analgesia Regional.
Merupakan metode paling efektif untuk menghilangkan rasa nyeri selama persalinan.
Analgesia regional dapat dilakukan jika:
Tidak ada distres janin
Kontraksi regular dan baik ( setiap 3-4 menit
dan lamanya 1 menit )
Dilatasi serviks adekuat ( nulipara 5-6 cm dan
multipara 4-5 cm )
Janin dengan presentasi kepala

Berbagai cara menghilangkan nyeri:


1. Self-help
Banyak ibu hamil belajar teknik pernafasan dan
relaksasi untuk membantu menghilangkan
rasa nyeri saat melahirkan (1, 2)
Teknik yang dapat mengurangi rasa nyeri:.
Mempelajari tentang persalinan
Mempelajari cara bersantai dan tetap tenang,
menarik nafas dalam
Perubahan posisi: berjalan, berlutut, goyang
ke depan/belakang
Membawa pendukung: saudara, teman, suami
Mandi
2. Hidroterapi (berada di air)
Air dapat membantu agar santai dan membuat
kontraksi kurang menyakitkan. Air diatur suhunya agar terasa nyaman, tidak lebih dari 37 C
dan suhu tubuh pasien selalu dipantau.
3. Gas dan udara (Entonox)
Merupakan campuran Oksigen dan gas N2O;
dihirup melalui masker hanya pada saat kontraksi. Mula kerja 15-20 detik,
4. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS tidak efektif pada fase aktif saat kontraksi
makin kuat, sering dan lama.
Cara kerja : elektroda ditempelkan di punggung

Ada 3 cara : Epidural analgesia, Spinal blok dan


gabungan epidural spinal blok.
A. Epidural Analgesia
Keuntungan :
Katekolamin pada sirkulasi maternal turun
perfusi uteroplasental baik
Siklus hipoventilasi-hiperventilasi tumpul
alkalosis respiratorik maternal baiktidak
terjadi kurva disosiasi bergeser ke kiri penghantaran oksigen ke janin baik
Bila dilakukan SC, tinggal diubah menjadi
anestesia epidural
Komplikasi5:
Dini : hipotensi, blok motorik ekstensif, retensi
urin, efek fetal, terhadap proses persalinan.
Lambat : postdural puncture headache, hematom/ abses epidural, nyeri punggung, cedera
saraf.
Teknik :
Penderita duduk atau tidur miring ke kiri
Tarik garis melalui kedua krista iliaka, garis ini
akan memotong vertebra lumbal setinggi L4
atau celah L4-5. Tempat insersi jarum yang
optimal celah L3 L4 1
Lakukan desinfeksi kulit dengan Povidon
Jaringan kulit dan subkutis dianestesi dengan
Lidokain 2 % .
C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / J u n i- J u l il 2 0 1 1

PRAKTIS
Lakukan penusukan dengan jarum epidural
Masukan jarum epidural dengan cara loss of
resistance dengan udara atau Saline
Pasang kateter epidural (single atau multi
orifice), tempatkan kateter di dalam ruang
epidural 4-5 cm (minimal 4 cm agar tidak terjadi displacement, jika 7 cm banyak komplikasi)
Masukan Bupivacaine 0,125 % 12 ml dan
Fentanyl 2 g/ml.
Mempertahankan analgesi epidural:
a. Bolus intermiten.
Bupivacaine 0,0625 % - 0,125 % ditambah
fentanyl 2 g/ml setiap 8 jam. atau ropivacaine
0, 08% - 0,15% ditambah fentanyl 2 g/ml
setiap 8 jam
b. Infus kontinu.
Bupivacaine 0,0625 % - 0,125 % ditambah
fentanyl 2 g/ml, dengan kecepatan 10-15 ml/
jam. atau Ropivacain 0, 08% - 0,15% ditambah
fentanyl 2 g/ml setiap 10-15 ml/jam.
Keuntungan teknik ini adalah mempertahankan analgesia yang adekuat sepanjang periode
persalinan, hemodinamik maternal lebih stabil,
sedikit membutuhkan bolus tambahan, menurunkan risiko toksisitas anestetik lokal, dan
mengurangi kebutuhan tenaga medis.
c. Patient controlled epidural analgesia (PCEA)
PCEA mempunyai keuntungan lain dibanding
bolus intermiten dan teknik infus kontinyu :
analgesia yang diberikan sama dengan yang
diberikan oleh bolus intertmiten dan infus
kontinyu tetapi kepuasan maternal lebih besar
dengan PCEA.

Lakukan desinfeksi kulit dengan Povidon


Setelah desinfeksi atau draping, jaringan kulit
dan subkutis dianestesi lokal dengan Lidokain 2 %.
Lakukan penusukan dengan jarum spinal
Masukkan campuran 1,0 ml bupivakain 0,25%
dengan fentanil 25 ug (0,5 ml) dan ditambah
dengan NaCl 0,5 ml/ LCS (total 2 ml)
Komplikasi:
Hipotensi
Analgesia tidak adekuat
Masuknya obat ke dalam vena
Tinggi blok yang tidak diharapkan
Retensi urin
Blok yang diperpanjang
Nyeri punggung

C. Combined Spinal - Epidural (CSE ).


CSE analgesia adalah teknik baru yang telah
menggantikan epidural tradisional baik untuk
analgesia persalinan maupun anestesia pembedahan. CSE memberikan analgesia yang lebih
baik dari epidural analgesia tradisional.
Kelebihan dibanding epidural :
Cepat dan kualitas analgesia lebih baik
Dosis awal dan total lebih kecil
Petanda objektif dengan keluarnya LCS
Blokade motorik dan simpatis minimal
Blokade sensorik selektif
Tidak mengganggu mobilisasi

B. Analgesia spinal
Teknik:
Penderita duduk atau tidur miring ke kiri
Tempat punksi : Tarik garis melalui kedua krista iliaka, garis ini akan memotong vertebra
Lumbal setinggi L4 atau celah L4-5. Tempat
insersi jarum yang optimal celah L3 L4 1

Teknik:
Penderita duduk atau tidur miring ke kiri
Tempat punksi: Tarik garis melalui kedua Krista
Iliaka, garis ini akan memotong vertebra
Lumbal setinggi L4 atau celah L4-5. Tempat
insersi jarum yang optimal celah L3 L4 1
Desinfeksi kulit dengan Povidon
Setelah desinfeksi atau draping, jaringan
kulitdan subkutis dianestesi lokal dengan
Lidokain 2 % .
Lakukan penusukan dengan jarum epidural
Masukan jarum epidural dengan cara loss of
resistance dengan udara atau Saline
Masukan jarum spinal hingga keluar cairan
LCS, kemudian masukkan obat spinal
Pasang kateter epidural (single atau multi orifice), tempatkan kateter di dalam ruang epidural 4-5 cm (minimal 4 cm agar tidak terjadi
displacement, jika 7 cm banyak komplikasi)
Masukkan Bupivacaine 0,125 % 12 cc dan Fentanyl 2 g/ml

C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/Juni -Jul i l 2011

295

Teknik PCEA sangat bervariasi. Ada yang menggunakan infus basal (anestetik lokal+opioid)
yang memberikan analgesia pada sebagian
besar parturian dan dosis bolus baru akan
dilakukan parturian bila nyeri timbul dan
sesuai kebutuhan. Teknik epidural kontinyu ini
membutuhkan pemantauan ketat. Parturian
harus dinilai setiap 1-2 jam , yaitu tekanan
darah ibu, denyut jantung janin, kualitas
analgesia, level sensoris, intensitas blok motoris,
dan kemajuan persalinan.

Kerugian
Durasi kerja terbatas dan analgesi selama persalinan tidak dapat dipertahankan

PRAKTIS

anestetik lokal, menurunkan risiko spinal anestesia tinggi, menurunkan konsentrasi plasma
anestetik lokal pada janin dan menurunkan
intensitas blok motorik. Penambahan anestetik
lokal pada opioid menurunkan dosis opioid
sehingga menurunkan risiko mual dan pruritus4, 5.

Dosis Combined Spinal - Epidural


campuran 1,0 ml bupivakain 0,25% dengan
fentanil 25 ug (0,5 ml) dan ditambah dengan
NaCl 0,5 ml/ LCS (total 2 ml)
Continuous infusion via Kateter Epidural
Bupivacaine : konsentrasi 0,0625% - 0,25%
dengan kecepatan 8 15 ml/jam
Ropivacaine : konsentrasi 0,125% - 0,25%
dengan kecepatan 6 12 ml/jam
Lidocaine : konsentrasi 0,5% - 1% dengan
kecepatan 8 15 ml/jam
Penambahan adrenalin 1 : 200.000 atau fentanyl
50 g dapat menambah lama kerja selama 30
menit.
CSE memberikan keuntungan baik epidural
maupun spinal. Injeksi subarachnoid opioid ,
anestetik lokal atau kombinasi keduanya akan
segera meredakan rasa sakit ( 2-3 menit setelah
pemberian) dan tidak berhubungan dengan blok
motorik. Mula kerja analgesia sakral lebih cepat
dibandingkan lumbal epidural analgesia. Ini
sangat bermanfaat pada persalinan kala dua.
Apabila waktu persalinan melebihi durasi blok
subarachnoisd, campuran dosis rendah bupivacaine dan fentanyl dapat diberikan melalui
kateter epidural untuk mempertahankan analgesia hingga persalinan selesai. Jika persalinan
pevaginam gagal, kateter epidural dapat digunakan untuk induksi anestesia pada bedah sesaria.
Teknik ini dapat dilakukan pada posisi dekubitus lateral kiri atau posisi duduk. Posisi pasien
akan mempengaruhi level blok sensoris, dan
ditentukan oleh barisitas larutan injeksi. Teknik
CSE dapat gagal meskipun sukses melakukan
penusukan dura, sebab jarum spinal mengalami
pergeseran pada saat koneksi dengan syringe,
aspirasi LCS, atau injeksi obat anestetik lokal.
Jarum spinal mudah mengalami pergeseran
karena hanya dipertahankan oleh duramater.
OBAT LAIN4, 5
Ropivacaine
Ropivacaine adalah anestetik lokal yang diformulasikan sebagai levorotatory enantiomer
tunggal dan merupakan homolog bupivacaine
dan mepivacaine. Efek depresi miokard dan
toksisitas neurologiknya lebih ringan dibandingkan bupivacaine. Larutan ropivacaine 0,08%
dengan fentanyl 2 mcg /mL memberikan analgesia persalinan yang efektif dan memungkinkan ambulasi pasien. Studi memperlihatkan
blok motorik ropivacaine lebih kecil namun
bupivacaine memberikan analgesia lebih baik.
Keuntungan obstetrik dan luaran neonatal
antara ropivacaine dan bupivacaine hampir
sama tetapi ropivacaine lebih mahal4, 5.
C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011

PRAKTIS

Morfin merupakan opioid pertama yang digunakan untuk memberikan neuroaksial analgesia pada persalinan. Karena mula kerjanya
lama (mencapai 60 menit), efek samping dan
analgesia yang inkonsisten menyebabkan
pemilihan opioid lipofilik seperti fentanyl dan
sufentanyl lebih disukai. Pemberian fentanyl 50
100 mcg ke dalam ruang epidural memberikan
analgesia yang adekuat untuk awal persalinan.
Sufentanyl mempunyai potensi besar dan
penetrasinya baik ke dalam medulla spinalis
(solubilitas lemak tinggi). Karena solubilitas dan
volume distribusi yang tinggi, hanya sejumlah
kecil obat yang melewati plasenta, sehingga
konsentrasi obat dalam sirkulasi janin rendah.
Epinefrin
Penambahan epinefrin ke dalam bupivacaine
epidural dapat mempercepat mula kerja analgesia dan meningkatkan intensitas blok motorik,
tanpa efek pada luaran neonatus. Epinefrin juga
dapat meningkatkan efikasi opioid epidural.

Tabel 1. Obat obat untuk Inisiasi Epidural pada Persalinan

Obat

Konsentrasi

Tabel 2. Obat obat untuk mempertahankan epidural analgesia untuk persalinan.

Larutan obat

Konsentrasi

Konsentrasi
opioid

Kecepatan
Infus

Bupivacaine-fentanyl

0,0625 - 0,125%

2 - 4 mcg/mL

10 -15 mL/jam

Bupivacaine-sufentanyl

0,0625 - 0,125%

0,2 - 0,33 mcg/mL

10 -15 mL/jam

Ropivacaine- fentanyl

0,08 - 0,15%

2 - 4 mcg /mL

10 - 15 mL/jam

Ropivacaine

0,2%

10 - 15 mL/jam

KOMPLIKASI DAN EFEK SAMPING4, 5:


1. Neurotoksisitas
2. Pruritus
3. Retensi Urine
4. Pengosongan lambung yang lama dan mual
muntah
5. Postdural puncture headache
6. Efek pada janin.

dengan sangat baik. Teknik blok regional yaitu


spinal analgesia, epidural analgesia, dan kombinasi spinal epidural analgesia.

SIMPULAN
Rasa nyeri pada persalinan merugikan ibu dan
janin. Pemahaman mekanisme rasa nyeri selama
proses persalinan merupakan syarat mengelola rasa nyeri pada persalinan secara optimal.
Teknik blok regional saat ini berkembang pesat
dan dapat meredakan rasa nyeri persalinan

Makin berkembangnya teknik-teknik analgesia


regional khususnya untuk penanganan rasa
nyeri pada persalinan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayinya4, 5.

Melakukan evaluasi seksama sangat penting


untuk menghindari risiko yang dapat terjadi dan
penjelasan harus diberikan dengan baik dan
jelas pada ibu yang akan bersalin.

Dosis
DAFTAR PUSTAKA

Anestetik Lokal
Bupivacaine

0,125%

10 15ml

Ropivacaine

0,1 0,2%

10 15ml

Lidocaine

0,75- 1,5%

10 15ml

1.
2.
3.
4.
5.

ACOG, pain relief labor and delivery, www.acog.org/publications/patient_education/bp086.cfm


Dowswell T, Bedwell C, Lavender T, et al; Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for pain relief in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2009 Apr 15;(2):CD007214. [abstract]
Smith CA, Collins CT, Cyna AM, et al; Complementary and alternative therapies for pain management in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2006 Oct 18;(4):CD003521. [abstract]
Borahima Lami, Analgesia regional untuk persalinan pervaginam, Majalah Anestesiologi Indonesia. 2009 sept: 23-32.
Saleh M.Labor Pain Management Option What is the best ? Consultant Anesthetist Arab Medical center www.jsaic.org/congress/Third%20days/mohamad/LaborAnalgesia AnUpdate2.ppt

Opioid
Fentanyl

10 100mcg

Sufentanyl

5 10 mcg

Levobupivacaine
Levobupivacaine merupakan hasil purifikasi levatori enantiomer dari rasemik bupivacaine. Efek
kardiotoksik dan toksisitas SSP lebih rendah dari
bupivacaine. Pada epidural analgesia untuk persalinan tidak ada perbedaan pada blok motorik
dan sensorik dibanding bupivacaine4,5.
Lidocaine
Anestetik lokal golongan amida dengan durasi
kerja antara bupivacaine dan 2-chlorprocaine.
Larutan 0,75% - 1,5% memberikan analgesia
yang memuaskan namun tidak sebanding
dengan bupivacaine.

Opioid
Opioid dapat ditambahkan ke dalam anestetik
lokal untuk pemberian ke dalam ruang epidural. Akan terjadi interaksi sinergis bila anestetik lokal dan opioid diberikan secara epidural.
Opioid menekan rasa sakit viseral tetapi kurang
efektif untuk rasa sakit somatik selama kala II
persalinan, sedangkan anestetik lokal memberikan analgesia yang baik untuk rasa sakit
somatik. Kombinasi anestetik lokal konsentrasi
rendah dengan opioid larut lemak dosis rendah
akan memberikan analgesia yang sangat baik
dan meminimalkan efek samping kedua obat;
juga akan menurunkan risiko toksisitas sistemik

297

298

C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1

PRAKTIS

anestetik lokal, menurunkan risiko spinal anestesia tinggi, menurunkan konsentrasi plasma
anestetik lokal pada janin dan menurunkan
intensitas blok motorik. Penambahan anestetik
lokal pada opioid menurunkan dosis opioid
sehingga menurunkan risiko mual dan pruritus4, 5.

Dosis Combined Spinal - Epidural


campuran 1,0 ml bupivakain 0,25% dengan
fentanil 25 ug (0,5 ml) dan ditambah dengan
NaCl 0,5 ml/ LCS (total 2 ml)
Continuous infusion via Kateter Epidural
Bupivacaine : konsentrasi 0,0625% - 0,25%
dengan kecepatan 8 15 ml/jam
Ropivacaine : konsentrasi 0,125% - 0,25%
dengan kecepatan 6 12 ml/jam
Lidocaine : konsentrasi 0,5% - 1% dengan
kecepatan 8 15 ml/jam
Penambahan adrenalin 1 : 200.000 atau fentanyl
50 g dapat menambah lama kerja selama 30
menit.
CSE memberikan keuntungan baik epidural
maupun spinal. Injeksi subarachnoid opioid ,
anestetik lokal atau kombinasi keduanya akan
segera meredakan rasa sakit ( 2-3 menit setelah
pemberian) dan tidak berhubungan dengan blok
motorik. Mula kerja analgesia sakral lebih cepat
dibandingkan lumbal epidural analgesia. Ini
sangat bermanfaat pada persalinan kala dua.
Apabila waktu persalinan melebihi durasi blok
subarachnoisd, campuran dosis rendah bupivacaine dan fentanyl dapat diberikan melalui
kateter epidural untuk mempertahankan analgesia hingga persalinan selesai. Jika persalinan
pevaginam gagal, kateter epidural dapat digunakan untuk induksi anestesia pada bedah sesaria.
Teknik ini dapat dilakukan pada posisi dekubitus lateral kiri atau posisi duduk. Posisi pasien
akan mempengaruhi level blok sensoris, dan
ditentukan oleh barisitas larutan injeksi. Teknik
CSE dapat gagal meskipun sukses melakukan
penusukan dura, sebab jarum spinal mengalami
pergeseran pada saat koneksi dengan syringe,
aspirasi LCS, atau injeksi obat anestetik lokal.
Jarum spinal mudah mengalami pergeseran
karena hanya dipertahankan oleh duramater.
OBAT LAIN4, 5
Ropivacaine
Ropivacaine adalah anestetik lokal yang diformulasikan sebagai levorotatory enantiomer
tunggal dan merupakan homolog bupivacaine
dan mepivacaine. Efek depresi miokard dan
toksisitas neurologiknya lebih ringan dibandingkan bupivacaine. Larutan ropivacaine 0,08%
dengan fentanyl 2 mcg /mL memberikan analgesia persalinan yang efektif dan memungkinkan ambulasi pasien. Studi memperlihatkan
blok motorik ropivacaine lebih kecil namun
bupivacaine memberikan analgesia lebih baik.
Keuntungan obstetrik dan luaran neonatal
antara ropivacaine dan bupivacaine hampir
sama tetapi ropivacaine lebih mahal4, 5.
C DK 1 8 5 / Vo l. 38 no. 4/M ei -Juni 2011

PRAKTIS

Morfin merupakan opioid pertama yang digunakan untuk memberikan neuroaksial analgesia pada persalinan. Karena mula kerjanya
lama (mencapai 60 menit), efek samping dan
analgesia yang inkonsisten menyebabkan
pemilihan opioid lipofilik seperti fentanyl dan
sufentanyl lebih disukai. Pemberian fentanyl 50
100 mcg ke dalam ruang epidural memberikan
analgesia yang adekuat untuk awal persalinan.
Sufentanyl mempunyai potensi besar dan
penetrasinya baik ke dalam medulla spinalis
(solubilitas lemak tinggi). Karena solubilitas dan
volume distribusi yang tinggi, hanya sejumlah
kecil obat yang melewati plasenta, sehingga
konsentrasi obat dalam sirkulasi janin rendah.
Epinefrin
Penambahan epinefrin ke dalam bupivacaine
epidural dapat mempercepat mula kerja analgesia dan meningkatkan intensitas blok motorik,
tanpa efek pada luaran neonatus. Epinefrin juga
dapat meningkatkan efikasi opioid epidural.

Tabel 1. Obat obat untuk Inisiasi Epidural pada Persalinan

Obat

Konsentrasi

Tabel 2. Obat obat untuk mempertahankan epidural analgesia untuk persalinan.

Larutan obat

Konsentrasi

Konsentrasi
opioid

Kecepatan
Infus

Bupivacaine-fentanyl

0,0625 - 0,125%

2 - 4 mcg/mL

10 -15 mL/jam

Bupivacaine-sufentanyl

0,0625 - 0,125%

0,2 - 0,33 mcg/mL

10 -15 mL/jam

Ropivacaine- fentanyl

0,08 - 0,15%

2 - 4 mcg /mL

10 - 15 mL/jam

Ropivacaine

0,2%

10 - 15 mL/jam

KOMPLIKASI DAN EFEK SAMPING4, 5:


1. Neurotoksisitas
2. Pruritus
3. Retensi Urine
4. Pengosongan lambung yang lama dan mual
muntah
5. Postdural puncture headache
6. Efek pada janin.

dengan sangat baik. Teknik blok regional yaitu


spinal analgesia, epidural analgesia, dan kombinasi spinal epidural analgesia.

SIMPULAN
Rasa nyeri pada persalinan merugikan ibu dan
janin. Pemahaman mekanisme rasa nyeri selama
proses persalinan merupakan syarat mengelola rasa nyeri pada persalinan secara optimal.
Teknik blok regional saat ini berkembang pesat
dan dapat meredakan rasa nyeri persalinan

Makin berkembangnya teknik-teknik analgesia


regional khususnya untuk penanganan rasa
nyeri pada persalinan diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan ibu dan bayinya4, 5.

Melakukan evaluasi seksama sangat penting


untuk menghindari risiko yang dapat terjadi dan
penjelasan harus diberikan dengan baik dan
jelas pada ibu yang akan bersalin.

Dosis
DAFTAR PUSTAKA

Anestetik Lokal
Bupivacaine

0,125%

10 15ml

Ropivacaine

0,1 0,2%

10 15ml

Lidocaine

0,75- 1,5%

10 15ml

1.
2.
3.
4.
5.

ACOG, pain relief labor and delivery, www.acog.org/publications/patient_education/bp086.cfm


Dowswell T, Bedwell C, Lavender T, et al; Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS) for pain relief in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2009 Apr 15;(2):CD007214. [abstract]
Smith CA, Collins CT, Cyna AM, et al; Complementary and alternative therapies for pain management in labour. Cochrane Database Syst Rev. 2006 Oct 18;(4):CD003521. [abstract]
Borahima Lami, Analgesia regional untuk persalinan pervaginam, Majalah Anestesiologi Indonesia. 2009 sept: 23-32.
Saleh M.Labor Pain Management Option What is the best ? Consultant Anesthetist Arab Medical center www.jsaic.org/congress/Third%20days/mohamad/LaborAnalgesia AnUpdate2.ppt

Opioid
Fentanyl

10 100mcg

Sufentanyl

5 10 mcg

Levobupivacaine
Levobupivacaine merupakan hasil purifikasi levatori enantiomer dari rasemik bupivacaine. Efek
kardiotoksik dan toksisitas SSP lebih rendah dari
bupivacaine. Pada epidural analgesia untuk persalinan tidak ada perbedaan pada blok motorik
dan sensorik dibanding bupivacaine4,5.
Lidocaine
Anestetik lokal golongan amida dengan durasi
kerja antara bupivacaine dan 2-chlorprocaine.
Larutan 0,75% - 1,5% memberikan analgesia
yang memuaskan namun tidak sebanding
dengan bupivacaine.

Opioid
Opioid dapat ditambahkan ke dalam anestetik
lokal untuk pemberian ke dalam ruang epidural. Akan terjadi interaksi sinergis bila anestetik lokal dan opioid diberikan secara epidural.
Opioid menekan rasa sakit viseral tetapi kurang
efektif untuk rasa sakit somatik selama kala II
persalinan, sedangkan anestetik lokal memberikan analgesia yang baik untuk rasa sakit
somatik. Kombinasi anestetik lokal konsentrasi
rendah dengan opioid larut lemak dosis rendah
akan memberikan analgesia yang sangat baik
dan meminimalkan efek samping kedua obat;
juga akan menurunkan risiko toksisitas sistemik

297

298

C D K 1 8 5 / V o l . 3 8 n o . 4 / Me i- J u n i 2 0 1 1

Anda mungkin juga menyukai