Anda di halaman 1dari 2

Syarat - Syarat Imam Shalat

Syarat Utama menjadi Imam Shalat seperti disebutkan dalam kitab Fiqh Al Islami Wa karya
Syaikh Wahbah Al Zuhaili antara lain ; Islam, Berakal, Baligh, Laki Laki, Suci dari Hadats,
Bagus Bacaan dan Rukunnya, Bukan Makmum, Sehat dan belum tua serta Lidahnya Fasih
dapat mengucapakan Lafal Arab dg Tepat dan jelas.

Yang paling berhak menjadi imam shalat secara berurutan adalah ;


1. Yang paling pandai membaca al-Quran. Jika sama-sama pandai,
2. Yang paling mengerti tentang sunnah Nabi radhiyallahu anhu. Jika sama-sama
mengerti,
3. Yang paling pertama melaksanakan hijrah. Jika sama dalam hal hijrah,
4. Yang lebih dahulu masuk Islam. Jika bersama masuk Islam,
5. Yang lebih tua.
(HR. Muslim, Kitab Al Masaajid, Bab Man Ahaqqu Bil Imamah)

Urutan di atas adalah cara memilih imam (tetap) yang baik dan benar secara syariat, namun
bila telah terpilih imam tetap di daerahnya, maka urutannya sebagai berikut:
1. Imam tetap suatu masjid
2. Tuan rumah (misal shalat jamaah di rumah karena ada udzur, karena pemilik rumah
lebih utama daripada tamu, meski tamu lebih bagus bacaannya)
3. Yang bacaannya paling baik
4. Yang paling mengerti sunnah
5. Yang lebih dahulu hijrah
6. Yang lebih dahulu masuk islam
7. Yang lebih tua.

Bimbingan Untuk Imam

Ada beberapa hal yang sangat perlu diketahui oleh setiap imam, diantaranya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Menjadi imam dalam shalat berjamaah adalah tanggung jawab yang besar.
Hendaknya yang menjadi imam adalah orang yang baik bacaan Al-Qurannya.
Hendaknya ia memerintahkan agar para makmum meluruskan shaf sebelum shalat.
Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram, agar makmum mengetahui bahwa
imam telah memulai shalat.
Menyaringkan takbir-takbir serta bacaan i'tidal, dan salam sehingga makmum
mengetahui adanya perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.
Mengeraskan bacaan Aamiin-nya setelah membaca surat al-Fatihah pada shalat
jahriyah (shalat yang bacaan suratnya dikeraskan).
Diwajibkan bagi seorang imam untuk thumaninah (tenang) dalam melakukan
gerakan-gerakan shalat dan tidak tergesa-gesa berpindah dari satu gerakan ke gerakan
berikutnya.
Diwajibkan bagi setiap imam untuk memperhatikan keadaan makmumnya dan tidak
memberatkan mereka.
Disunahkan bagi imam, setelah selesai shalat untuk menghadap makmum.

Pakaian dalam Sholat


1. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk aurat.
2. Tidak tipis dan tidak transparan.
3. Tidak membuka aurat.

Aurat Imam Terbuka dan Terlihat Makmum


Makmum melihat aurat imam terbuka dari belakang ketika shalat, baik karena bajunya robek
atau terlalu ketat sehingga tertarik. Apa yang harus dilakukan makmum?
Ada dua cara yang bisa dilakukan makmum:
Pertama, dia maju kemudian membenahi pakaian imam atau menutupinya dengan kain yang
lain. Cara pertama ini jika memungkinkan untuk dilakukan.
Kedua, membatalkan shalatnya dan keluar dari jamaah, kemudian mengingatkan imam.
Misalnya dengan mengatakan: tutup aurat Anda atau semacamnya.
Makmum yang mengetahui aurat imam terbuka tidak boleh diam saja dan tetap melanjutkan
shalat. Karena dia mengetahui bahwa shalatnya imam tidak sah (dengan terbukanya aurat
pen.), sehingga bermakmum di belakangnya juga tidak sah. Demikian keterangan dari Fatwa
Syaikh Ibn Baz secara lisan.

Anda mungkin juga menyukai