OLEH :
ARIF MUTTAQIN
NIM : 010130353 B
Hipertemia
Gangguan persefsi Gangguan kesadaran
sensori
nyaman
fisik
Perubahan keseimbangan
dan sel netron
jaringan
Lepas muatan listrik
Kejang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak.
Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra
kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas
nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya
ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar
glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar
glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.
Pemeriksaan Radiografi
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf
lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :
Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan
Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit
Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris
Kriteria hasil
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Rasa sakit kepala berkurang
Kesadaran meningkat
Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan
intrakranial yang meningkat.
Rencana Tindakan
INTERVENSI
RASIONALISASI
Monitor tanda-tanda status neurologis dengan Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt
GCS.
Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan
Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik
keadaan tekanan darah sistemik berubah secara
fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan
kerusakan
vaskuler
cerebral
yang
dapat
dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan
diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan
peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan
infeksi.
Monitor intake dan output
per oral
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial
Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu
apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.
bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri
dari efek valsava
Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan
tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat
menurunkan edema cerebral
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan
pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat
menyebabkan terjadinya iskhemik serebral
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Terapi yang diberikan dapat menurunkan
Steroid, Aminofel, Antibiotika.
permeabilitas kapiler.
Menurunkan edema serebri
Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.
Kesadaran composmentis
Rencana Tindakan :
INTERVENSI
RASIONALISASI
Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang
mudah menyerap keringat
Berikan kompres dingin
INTERVENSI
RASIONALISASI
RASIONALISASI
Independent
monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otototot muka lainnya
Rencana Tindakan :
INTERVENSI
RASIONALISASI
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 April 2003 pukul 10.00 WIB di Ruang anak (Ruang
neurologi/ B II) RSUD Dr. Soetomo surabaya
a. Biodata
Nama
: By. L
Tempat tanggal lahir
: Jombang, 17 Desember 2002
Usia
: 5 bulan/ anak ke-5
Jenis kelamin
: Perempuan.
Nama ayah/ ibu
: Tn. S/ Ny. S
Pendidikan ayah/ ibu
: SMA/ SMP
Agama
: Islam
Suku bangsa
Alamat
No. DMK
Tgl MRS
Sumber informasi
Diagnosa medis
: Jawa/ Indonesia
: Mojowarno/ Jombang
: 10-392-85
: 13 April 2003
: Ibu
: S. Meningitis
b. Keluhan utama
Kejang.
c. Riwayat penyakit sekarang
Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan batuk. klien mulai
kejang pada tanggal 13 April 2003 jam 23.00 (pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang
pada seluruh badan, setelah kejang klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih
lewat mulut) dan langsung dibawa ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan MRS di Ruang
anak B2 Neorologi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam keluarga tidak ada
yang menderita sakit flu/ batuk.
f. Riwayat kehamilan dan persalinan
Ibu mengungkapkan bahwa selama hamil ia rajin kontrol ke bidan didekat rumahnya, ia
mengatakan bahwa ia juga mengkonsumsi jamu selama hamil yaitu jamu. Menurut ibu, klien
lahir kembar di rumah sakit Mojowarno Jombang dengan berat badan lahir 1200 gram, tidak
langsung menangis, menurut ibu air ketubannya berwarna kehitaman dan kental.
g. Status imunisasi
Menurut ibu anaknya telah mendapatkan imunisasi BCG, polio I, DPT I dan hepatitis
h. Status nutrisi
Ibu mengungkapkan An.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1 bulan, setelah dirawat di
ruang anak ibu tidak menenteki dan diganti dengan PASI Lactogen. Pada saat pengkajian BB
3700 gram, panjang badan 56 cm, lingkar lengan atas 7 cm. Ibu mengungkapkan anak tidak
mual dan tidak pernah muntah.
i. Riwayat perkembangan
Pada saat ini anak memasuki masa basic trust Vs Mistrust (dimana rasa percaya anak kepada
lingkungan terbentuk karena perlakuan yang ia rasakan). Ia juga berada pada fase oral dimana
kepuasan berasal pada mulut.
j. Data Psikososial
Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap agar anaknya bisa
cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan keluarga serta kakak klien. Ibu dan
nenek klien selalu menunggui klien dan hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang
mengunjungi klien, karean harus bekerja dan sekolah.
k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran
compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 385 OC, pernafasan 40 x/mnt teratur.
10
2. Rencana tindakan
No
Diagnosa keperawatan
Gangguan perfusi
jaringan sehubungan
dengan peningkatan
tekanan intrakranial
Tujuan
Pasien
kembali pada,
keadaan
status
neurologis
sebelum sakit
Meningkatnya
kesadaran
pasien dan
fungsi sensoris
Kriteria hasil
-
Tanda-tanda
vital dalam
batas normal
Kesadaran
meningkat
Adanya
peningkatan
kognitif dan
tidak ada atau
hilangnya
tanda-tanda
tekanan
intrakranial
yang
meningkat
Rencana tindakan
1.
Rasional
1.
11
No
Diagnosa
keperawatan
Resiko terjadi kejang
ulang berhubungan
dengan hipertermi.
Diagnosa
keperawatan
Resiko terjadinya
injuri sehubungan
dengan adanya
kejang,
perubahan status
mental dan
penurunan tingkat
kesadaran
Tujuan:
Tujuan
Kriteria hasil
Rencana tindakan
Klien tidak
mengalami
kejang
selama
berhubungan
dengan
hiperthermi
1. Longgarkan pakaian,
berikan pakaian tipis yang
mudah menyerap keringat
2. Berikan kompres dingin
3. Berikan ekstra cairan (susu,
sari buah, dll)
4. Observasi kejang dan
tanda vital tiap 4 jam
5. Batasi aktivitas selama anak
panas
6. Berikan anti piretika dan
pengobatan sesuai advis
Tujuan
Kriteria hasil
Rasional
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Rencana tindakan
Pasien
Klien bebas dari 1. Independent
bebas dari resiko injuri
monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan ototinjuri yang
otot muka lainnya
disebabkan
2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan
oleh kejang
ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu
dan
berada dekat pasien
penurunan
3. Pertahankan bedrest total selama fase akut
kesadaran
Kolaborasi
4. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti;
diazepam, phenobarbital, dll.
Rasional
1.
12
No
Diagnosa
keperawatan
Kurangnya
pengetahuan
keluarga
sehubungan
keterbataaan
informasi
Tujuan
Kriteria hasil
Pengetahuan
keluarga
bertambah
tentang
penyakit
anaknya
Keluarga tidak
sering bertanya
tentang penyakit
anaknya.
Keluarga mampu
diikutsertakan
dalam proses
keperawatan.
keluarga mentaati
setiap proses
keperawatan
Rencana tindakan
Rasional
1.
2.
13
5. Pelaksanaan
Tgl/ Pukul
15 April 2003
15 April 2003
15 April 2003
15 April 2003
No. DP
Pelaksanaan tindakan
1.
1. Melakukan bed rest total pada klien dengan posisi tidur terlentang tanpa
bantal
2. Memonitor tanda-tanda status neurologis
3. Memonitor intake dan output
4. memonitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hatihati pada hipertensi sistolik
5. Membantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik di tempat tidur.
6. Kolaborasi
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel,
Antibiotika
2.
1. Melonggarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap
keringat
2. Memberikan kompres dingin di daerah kepala, leher dan ketiak
3. Memberikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll)
4. Mengobservasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam
5. Membatasi aktivitas selama anak panas
- Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai advis.
3 Independent
1. monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya
2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan
pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien
3. Pertahankan bedrest total selama fae akut
Kolaborasi
1. Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll..
4
1.
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga
2.
Memberi penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat
kejang
3.
Menjelaskan setiap tindakan perawatan yang akan dilakukan
4.
Memberikan Health Education tentang cara menolong anak
kejang dan mencegah kejang, antara lain :
o
Jangan panik saat kejang
o
Baringkan anak ditempat rata dan lembut.
o
Kepala dimiringkan.
o
Pasang gagang sendok yang telah dibungkus kain yang
basah, lalu dimasukkan ke mulut.
o
Setelah kejang berhenti dan pasien sadar segera minumkan
obat tunggu sampai keadaan tenang.
o
Jika suhu tinggi saat kejang lakukan kompres dingin dan beri
banyak minum
o
Segera bawa ke rumah sakit bila kejang lama
5.
Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun
panas, bila anak panas
6.
Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit
infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit
menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu
7.
Beritahukan keluarga jika anak akan mendapatkan imunisasi
agar memberitahukan kepada petugas imunisasi bahwa anaknya pernah
15
Tanggal
16-4-2003
16-4-2003
16-4-2003
16-4-2003
17-4-2003
17-4-2003
17-4-2003
18-4-2003
18-4-2003
SOAP
S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi
O : - Jam 11.00 klien kejang
- Suhu tubuh jam 11.00 38,6 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan
O : Ibu klien terlihat lebih tenang
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan bahwa kejang masih terjadi
O : - Jam 09.00 klien kejang
- Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda tanda spastik masih terjadi
O : - Tangan dan kaki klien masih terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan bahwa pada malam jam 0300 klien kejang
O : - Suhu tubuh jam 10.00 38,4 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum teratasi
16
18-4-2003
21-4-2003
21-4-2003
21-4-2003
22-4-2003
P : Lanjutkan intervensi
I : Melakukan kolaborasi untuk memeriksa hasil lab elektrolit : Na, K, Cal
S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
-Klien masih bedrest total ditempat tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan bahwa tanda tanda spastik tidak terjadi
O : - Tangan dan kaki klien sebelah kiri tidak terlihat kaku dan tegang
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
S : Ibu klien mengatakan sejak tanggal 18-4-2003 klien tidak mengalami
kejang
O : - Suhu tubuh jam 09.00 37,1 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah belum sepenuhnya teratasi
P : Lanjutkan intervensi
S : Ibu klien mengatakan tidak terjadi injuri pada tubuh klien
O : - Klien masih terjadi spastik
- Lingkungan tempat tidur terlihat aman
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
S : Ibu klien merasa tenang karen keadaan klien mulai membaik dan klien
tidak mengalami kejang
O : - Suhu tubuh jam 17.00 36,7 0 C
- Keadaan umum klien masih lemah
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta
Kapita Selekta Kedokteran FKUI, (1999) Media Aesculapius, Jakarta
Brunner / Suddarth,( 2000). Buku saku keperawatan medikal bedah,EGC, Jakarta,