Anda di halaman 1dari 10

PARA KHALIFAH

DARI MASA KE MASA


Oleh Anwar Iman

Muqadimah
Kebanyakan kaum Muslim tidak
mengenal siapa saja para khalifah yang
pernah memimpin Dunia Islam setelah
Rasulullah
saw.
wafat.
Kalaulah
mengenal, kebanyakan hanya sampai
masa Khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar
Ash-Shiddiq, Umar bin al-Khaththab,
Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
Bahkan, tidak sedikit di antara mereka
yang menyangka bahwa Kekhilafahan
Islam berhenti hanya sampai pada masa
itu.
Kebanyakan kaum Muslim saat ini
memang sudah tidak lagi mengenal sejarah
panjang keemasan Islam. Sejarah Islam yang
membentang selama 1.300 tahun itu seolah
telah sirna dari ingatan mereka. Padahal,
dalam sejarah peradaban manusia, belum
pernah ada sebuah sistem kehidupan yang
mampu bertahan sepanjang kurun itu.
Sosialisme,
misalnya,
hanya
mampu
bertahan selama 74 tahun, yakni sejak
ideologi tersebut eksis secara internasional
tahun 1917 dengan berdirinya negara Uni
Soviet hingga kehancurannya tahun 1991.
Karena itu, penting sekali untuk menyegarkan
kembali ingatan kaum Muslim terhadap
sejarah panjang masa Kekhilafahan Islam.
Hal ini diperlukan untuk membangun kembali
kesadaran umat terhadap kewajiban utama
mereka memperjuangkan kembali tegaknya
Kekhilafahan Islam.

Kontinuitas Kekhilafahan
Rasulullah saw. telah memerintahkan
kaum Muslim untuk mengangkat khalifah,
sepeninggal beliau. Khalifah inilah yang
di-baiat secara syar untuk memimpin
kaum Muslim berdasarkan Kitabullah dan
Sunnah Rasul-Nya. Dia pula yang akan

menerapkan syariat Allah sekaligus


menyebarluaskan Islam ke seluruh
penjuru dunia dengan dakwah dan jihad.
Rasulullah saw. berwasiat kepada kaum
Muslim agar jangan sampai mereka hidup
tanpa memiliki khalifah. Apabila tidak ada
khalifah, kerena berbagai sebab, maka tidak
ada aktivitas yang patut dilakukan kaum
Muslim kecuali segera mengangkat khalifah
yang baru. Dialah yang akan melanjutkan
estafet kepemimpinan pada masa berikutnya.
Rasulullah saw. bersabda:

Siapa saja yang mati dalam keadaan


tidak ada baiat di atas pundaknya, maka
ia mati dalam keadaan Jahiliah (HR
Muslim).

Dari sinilah kita dapat memahami


mengapa para sahabat r.a. memprioritaskan
pemilihan khalifah, setelah Rasulullah saw.
wafat, daripada memakamkan jenazah beliau
terlebih dulu. Padahal, para sahabat tentu
tahu, bahwa menyegerakan pemakaman
jenazah adalah perkara yang wajib, apalagi
jenazah Rasulullah saw. Namun, hal itu tidak
dilakukan, karena mereka paham bahwa
mengangkat
khalifahyang
akan
menggantikan Rasulullah saw. dalam hal
kepemimpinan umat (bukan dalam urusan
kenabian)adalah kewajiban yang harus
lebih didahulukan.
Umat Islam generasi terdahulu telah

tahun. Pada periode ini, kaum Muslim telah


meraih masa keemasan, khususnya pada
masa Kekhilafahan Abu Bakar ash-Shiddiq
hingga separuh dari masa kepemimpinan
Utsman bin Affan. Khalifah terakhir pada
periode ini adalah Hasan bin Ali, cucu
Rasulullah saw.

Para Khalifah masa Khulaf ar-Rsyidn


No
1
2
3
4
5

Khalifah
Abu Bakar ash-Shiddq
Umar bin al-Khathb
Utsman bin Afn
Al bin Abi Thlib
Al-Hasan bin Ali

menjaga wasiat Nabi Muhamad saw. itu,


dengan tetap memiliki khalifah dalam kurun
waktu yang amat panjang, yaitu selama 13
abad. Mereka bahkan tidak pernah
membayangkan kaum Muslim akan hidup
tanpa khalifah sebagaimana yang tejadi saat
ini. Kaum Muslim waktu itu terus menjaga
eksistensi
khalifah.
Apabila
khalifah
meninggal atau tidak ada karena satu dan
lain sebab, maka Majelis Umat (Ahlul Halli
wal Aqd) segera mengangkat khalifah
pengganti. Demikian seterusnya sehingga
kaum Muslim senantiasa hidup dengan
memiliki seorang khalifah atau imam.

Estafet Kepemimpinan Para Khalifah


Masa kekhilafahan kaum Muslim di awali
dengan kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
yang berlangsung selama kurang lebih 30

Th (H)
11-13
13-23
23-35
35-40
40-41

Th (M)
632-634
634-644
644-656
656-661
661

Th
2
10
12
5

Masa kepemimpinan Hasan bin Ali


tidak berlangsung lama, hanya sekitar
enam bulan beberapa hari. Pada tahun

------Bagan Para Khalifah Masa Umayyah----

Para Khalifah masa Umayyah


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Khalifah
Muawiyah bin Abi Sofyn
Yazd bin bin Muawiyah
Muawiyah bin Yazd
Marwn bin al-Hakam
Abdul Malik bin Marwn
Al-Wald bin Abdul Malik
Sulaiman bin Abdul Malik
Umar bin Abdul Azz
Yazd bin Abdul Malik
Hisyam bin Abdul Malik
Al-Wald bin Yazd
Yazd bin al-Wald
Ibrahm bin al-Wald
Marwan bin Muhammad

Th (H)
41-60
60-64
64
64-65
65-86
86-96
96-99
99-101
101-105
105-125
125-126
126
126-127
127-132

Th (M)
661-679
679-683
683
683-684
684-705
705-714
714-717
717-719
719-723
723-742
742-743
743
743-744
744-749

Th
19
4
1
21
10
3
2
4
20
1
1
5

41 H, beliau mengundurkan diri dari


jabatan khalifah. Selanjutnya, Muawiyah
bin
Abi
Sufyan
dibaiat
untuk
menggantikan Hasan bin Ali. Mulai saat
itu,
kekhilafahan
memasuki
masa
kepemimpinan
Bani
Umayyah.
Kepemimpinan
Bani
Umayyah
berlangsung selama kurang lebih 91
tahun, dari tahun 41 H sampai 132 H
(661-749M), dengan pusat pemerintahan
di Damaskus. Pada masa ini, banyak
negeri yang berhasil ditaklukkan. Di
antaranya, di sebelah timur sampai ke
negeri Cina; di sebelah barat sampai ke
Andalusia
(Spanyol)
dan
selatan
Perancis.
Di antara khalifah yang terkenal pada
masa Bani Umayyah adalah Umar bin Abdul
Azz. Masa pemerintahannya diwarnai
dengan banyak reformasi dan perbaikan. Dia
banyak menghidupkan dan memperbaiki
tanah-tanah yang tidak produktif, menggali

sumur-sumur baru, dan membangun masjidmasjid. Dia juga mendistribusikan sedekah


dan zakat dengan cara yang benar sehingga
kemiskinan tidak ada lagi pada zamannya.
Pada masa pemerintahannya tidak ada lagi
orang yang berhak menerima zakat ataupun
sedekah.
Berkat
ketakwaan
dan
kesalihannya,
dia
dianggap
sebagai
Khulafaur Rasyidin yang ke-5.
Masa kepemimpinan Bani Umayyah
berakhir pada tahun 132 H. Ini terjadi setelah
Marwan
bin
Muhammad
mengalami
kekalahan dalam Perang Zab, melawan
pasukan yang dipimpin Abu Abbas as-Saffah
dari Bani Abbasiyah. Sejak saat itu
kekhilafahan beralih ke Bani Abbasiyah.

-------Bagan Para Khalifah Masa Abbasiyah yang berpusat di Irak--------

Para Khalifah masa Abbasiyah yang berpusat di Irak


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Khalifah
Abu al-Abbs as-Saffh
Abu Jafar al-Manshr
Al-Mahdi
Al-Hdi
Hrn al-Rasyd
Al-Amn
Al-Ma`mn
Al-Mutashim Billah
Al-Wtsiq Billah
Al-Mutawakkil Alallah
Al-Muntashir Billah
Al-Mustan Billah
Al-Mutaz Billah
Al-Muhtad Billah
Al-Mutamad Alallah
Al-Mutadhid Billah
Al-Muktaf Billah
Al-Muqtadir Billah
Al-Qhir Billah
Ar-Rdh Billah
Al-Muttaq Lillah
Al-Mustakf Lillah
Al-Muth Lillah
Ath-Thi Lillah
Al-Qdir Billah
Al-Qim Biamrillah
Al-Muqtad Biamrillah
Al-Mustazhhir Billah
Al-Musytarsyid Billah
Ar-Rsyid Billah
Al-Muqtaf Liamrillah
Al-Mustanjid Billah
Al-Mustadh Biamrillah
An-Nshir Lidnillah
Azh-Zhhir Biamrillah
Al-Mustanshir Billah
Al-Mutashim Billah

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah


berlangsung selama kurang lebih 783 tahun.

Th (H)
132-137
137-159
159-169
169-170
170-193
193-198
198-218
218-227
227-232
232-247
247-248
248-252
252-255
255-256
256-279
279-289
289-295
295-320
320-322
322-329
329-333
333-334
334-363
363-381
381-422
422-467
467-487
487-512
512-529
529-530
530-555
555-566
566-575
575-622
622-623
623-640
640-656

Th (M)
Th
749-753
5
753-774
22
774-785
10
785-786
1
786-808
23
808-813
5
813-833
20
833-841
9
841-846
5
846-861
15
861-862
1
862-866
4
866-868
3
868-869
1
869-892
23
892-901
10
901-907
6
907-932
25
932-933
2
933-940
7
940-944
4
944-945
1
945-973
9
973-991
18
991-1030
41
1030-1074 45
1074-1094 10
1094-1118 25
1118-1134 17
1134-1135
1
1135-1160 25
1160-1170 11
1170-1179
9
1179-1225 47
1225-1226
1
1226-1242
7
1242-1258 16

Khalifah pertamanya adalah Abu Abbas asSaffah dan yang terakhir adalah al-

Mutawakkil Alallah. Masa kepemimpinan


Bani Abbasiyah dapat dibagi menjadi dua
periode,
yaitu
periode
Kekhilafahan
Abbasiyah yang berpusat di Irak dan yang
berpusat di Mesir.
Pada masa kepemimpinan al-Mutashim
Billah terjadi peristiwa tragis yang menimpa
kaum Muslim. Peristiwa itu adalah serangan
tentara Tartar, pada tahun 656 H, ke jantung
Ibu Kota Negara Khilafah, di Baghdad.
Tentara Tartar yang dipimpin Hulagu ini
menyerang kaum Muslim secara biadab.
Perang yang berlangsung selama 40 hari itu,
selain berhasil membunuh Khalifah, juga
membunuh anak-anak dan pamannya.
Sebagian dari mereka ada yang ditawan.
Dikisahkan, tidak seorang pun yang selamat
dari pembantaian sadis tentara Tartar, kecuali
mereka yang bersembunyi di sumur atau di
kolong jembatan. Diperkirakan lebih dari satu
juta penduduk menjadi korban kebiadaban
pasuka Tartar. Akibat serangan ini, kaum
Muslim tidak memiliki khalifah selama kurang
lebih tiga setengah tahun.
Pada tahun 658 H, tentara Tartar
meyeberangi sungai Furat dan mereka
sampai di Halb. Di tempat itu mereka
menghunus
pedang
dan
melanjutkan
perjalanan ke Damaskus. Bersamaan dengan
itu, kaum Muslim yang ada di Mesir tengah
mengkosolidasikan
kekuatan
untuk
menyongsong
tentara
Tartar
dengan
semangat jihad yang membara. Saat itu,
kaum Muslim dipimpin oleh Saifuddin Quthuz
al-Muizzi, yang menjadi sultan di Mesir,
dengan gelar al-Malik al-Muzhaffar. AlMuzhaffar dan panglimanya, Ruknuddin
Baybars al-Bandaqadari, memimpin pasukan
Islam untuk menyambut serangan orang
Tartar. Mereka bertemu di Ayn Jalut. Kedua
pasukan ini terlibat dalam pertempuran sengit
pada hari Jumat, 15 Ramadhan. Tentara
Tartar
akhirnya
kalah
telak
dalam
pertempuran yang sangat monumental di
dalam catatan sejarah kaum Muslim.
Memasuki tahun 659 H, Dunia Islam
belum juga memiliki seorang khalifah.
Akhirnya, didirikanlah kekhilafahan di Mesir.
Al-Muntanshir-lah yang diangkat sebagai
khalifah pertama Bani Abbasiyah di Mesir.
Dia adalah seorang keturunan Bani
Abbasiyah, yang berhasil lolos dari

pembantaian tentara Tartar, dan berhasil


menyelamatkan diri ke Mesir. Sejak saat itu,
pusat kekuasaan Islam berpindah ke Kairo.
Pembaiatan al-Muntanshir sebagai khalifah
berlangsung pada tanggal 1 Rajab 659 H.

------Bagan Para Khalifah Masa Abbasiyah yang berpusat di Mesir-----

Para Khalifah masa Abbasiyah yang berpusat di Mesir


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Khalifah
Al-Mustanshir Billah (II)
Al-Hkim Biamrillah (I)
Al-Mustakf Billah (I)
Al-Wtsiq Billah (I)
Al-Hkim Biamrillah (II)
Al-Mutadhid Billah (I)
Al-Mutawakkil Alallah (I)
Al-Wtsiq Billah (II)
Al-Mutashim
Al-Mutawakkil Alallah (II)
Al-Mustan Billah
Al-Mutadhid Billah (II)
Al-Mustakf Billah (II)
Al-Qim Biamrillah
Al-Mustanjid Billah
Al-Mutawakkil Alallah (III)
Al-Mutamassik Billah
Al-Mutawakkil Alallah (IV)

Th (H)
659-661
661-701
701-736
736-742
742-753
753-763
763-785
785-788
788-791
791-808
808-815
815-845
845-854
854-859
859-884
884-893
893-914
914-918

Th (M)
Th
1260-1262
2
1262-1301 40
1301-1335 35
1335-1341
6
1341-1352 11
1352-1361 10
1361-1383 22
1383-1386
3
1386-1388
3
1388-1405 17
1405-1412
7
1412-1441 30
1441-1450
9
1450-1454
5
1454-1479 15
1479-1487
9
1487-1508 11
1508-1512
4

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah


yang perpusat di Mesir berakhir tahun 918 H.
Ini terjadi ketika kondisi politik saat itu sudah
sangat tidak stabil. Di samping karena
adanya konflik internal, yang menyebabkan
persatuan khilafah lemah, juga karena
adanya ancaman serangan orang-orang
Portugis yang sudah sampai di Luat Merah.
Pada saat itu, kekuatan Utsmani yang ada di
Turki muncul di bawah pimpinan Sultan
Salim. Akhirnya, khalifah Abbasiyah terakhir,
al-Mutawakkil Alallah (III) turun tahta dan
menyerahkan kekuasaan kepada Sultan
Salim.
Kepemimpinan
Khilafah
Utsmaniyah
berlangsung dalam kurun waktu yang cukup
lama, sekitar 424 tahun, dari tahun 918-1342
H (1512-1924 M). Khalifah pertamanya
adalah Salim al-Ula dan yang terkahir adalah
Abdul Majid ats-Tsani. Banyak prestasi yang
berhasil diraih Kekhilafahan Utsmaniah, di
antaranya adalah penaklukan Konstantinopel.

Mereka telah mendatangi Eropa sampai di


Austria, lalu mengepungnya lebih dari dua
kali. Negeri-negeri Eropa yang
berhasil
dikuasai antara lain Hungaria, Beograd,
Albania, Yunani, Rumania, Serbia, dan
Bulgaria. Mereka juga telah menguasai
seluruh kepulauan di Laut Tengah dan
menariknya ke dalam pangkuan Islam.

Kelemahan
demi
kelemahan
pun
melanda Kekhilafahan Ustmaniah, setelah
mencapai puncak keemasannya, dengan
wilayah kekuasaan yang luas. Masuknya
pemikiran
nasionalisme,
yang
dipropagandakan agen-agen negara kafir ke

-----Bagan Para Khalifah Masa Utsmaniyah-----

Para Khalifah masa Utsmaniyah


No

Khalifah
1Salm al-Ula
2Sulaiman Qnn
3Salm ats-Tsan
4Murd ats-Tslits
5Muhammad ats-Tslits
6Ahmad al-Ula
7
Mushthafa al-Ula

Th (H)
918-926
926-974
974-982
982-1003
1003-1012
1012-1026
1026

Th (M)
Th
1512-1520
8
1520-1566 48
1566-1574
8
1574-1595 21
1595-1603
9
1603-1617 14
1617

8Utsman ats-Tsn
1026-1031 1617-1621
9
1031-1032 1621-1622
Mushthafa al-Ula (ke dua
kali)

5
1

10Murd ar-Rbi
11Ibrhm al-Ula
12Muhammad ar-Rbi
13Sulaiman ats-Tsn
14Ahmad ats-Tsn
15
Mushthafa ats-Tsn

1032-1049
1049-1058
1058-1099
1099-1102
1102-1106
1106-1115

1622-1639
1639-1648
1648-1687
1687-1691
1991-1994
1694-1702

17
9
41
3
4
9

16Ahmad ats-Tslits
17Mahmd al-Ula
18Utsman ats-Tslits
19
Mushthafa ats-Tslits

1115-1143
1143-1168
1168-1171
1171-1187

1703-1730
1730-1754
1754-1757
1757-1773

28
25
3
16

20Abdul Hamd al-Ula


21Salm ats-Tslits
22
Mushthafa ar-Rbi

1187-1203 1773-1788
1203-1222 1789-1807
1222-1223 1807-1808

16
19
1

23Mahmd ats-Tsn

1223-1255 1808-1839

32

wilayah kekuasaan Utsmaniah, telah memicu


terjadinya perpecahan dalam tubuh kaum
Muslim. Pengabaian terhadap kemaslahatan
rakyat dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
mereka
juga
menjadi
faktor
yang
mempercepat laju kemerosotan kekuatan
Khilafah Utsmaniah. Akhirnya, melalui
seorang agen Inggris, Musthafa Kamal, pada
tanggal 3 Maret 1924 M (27 Rajab 1342H),
Kekhilafahan Utsmaniah dihapus. Negerinegeri Muslim pun terpecah-belah menjadi
banyak negara, dengan pemimpinnya
masing-masing, prinsip masing-masing, dan
aturan masing-masing.

Delapan
Khalifah

Puluh

Tahun

Berlalu

Tanpa

Waktu terus berlalu, 80 tahun sudah


kaum Muslim hidup tanpa khalifah. Padahal,
batas waktu yang diberikan kepada kaum
Muslim untuk mengangkat khalifah dari sejak
berhentinya seorang khalifah hanya dua
malam tiga hari.
Dalil yang menunjukkan tenggang waktu
dua malam tiga hari bagi kaum Muslim untuk
mengangkat khalifah adalah Ijma Sahabat.
Ketika Khalifah Umar bin al-Khaththab
merasa ajalnya hampir tiba, beliau menunjuk
ahlu syura dan memberikan batas waktu
kepada mereka tiga hari. Kemudian beliau
berwasiat, apabila dalam jangka waktu tiga
hari tidak tercapai kesepakatan untuk
mengangkat khalifah, maka hendaknya orang
yang tidak ikut bersepakat dibunuh. Beliau
menugaskan
50
orang
untuk
melaksanakannya. Padahal mereka adalah
ahlu syura dan pemuka para sahabat. Semua
itu terjadi di hadapan para sahabat yang lain,
diketahui dan didengar mereka, namun tidak
seorang pun menyangkal hal itu. Dengan
demikian terdapat Ijma Sahabat bahwa kaum
Muslim tidak boleh mengalami masa
kekosongan kekhilafahan lebih dari dua
malam tiga hari. Ijma Sahabat merupakan
dalil syariat sebagaimana al-Quran dan asSunnah, yang menyebabkan kaum Muslim
wajib terikat kepadanya.

Khatimah
Demikianlah sejarah panjang perjalanan
Kekhilafahan Islam. Sejarah tersebut kadangkadang mengalami masa pasang dan
kadang-kadang mengalami masa surut. Hal
itu sangat ditentukan oleh kualitas dan
kapasitas khalifah yang memimpin serta
situasi politik yang mempengaruhinya.
Meskipun
demikian,
seburuk-buruknya
kondisi saat itu masih lebih baik jika
dibandingkan dengan kondisi saat kaum
Muslim tidak memiliki khilafah sebagaimana
sekarang ini. Tanpa khilafah, kaum Muslim
tidak
memiliki
pemimpin
yang
mempersatukan mereka, yang menjaga dan
melindungi mereka.
Karena itu, kaum Muslim harus segera
menyingsingkan lengan bajunya untuk
berjuang bersama-sama dengan mereka
yang saat ini tengah memperjuangkan
tegaknya khilafah.
Yakinlah, hanya dengan perjuangan
pertolongan Allah akan turun, dan hanya
dengan pertolongan Allah tegaknya Islam
akan bisa diwujudkan. Hanya dengan
tegakknya Islam, kemaslahatan seluruh umat
manusia akan bisa tercapai. []

Daftar Pustaka

1.
2.

As-Suyuthi. Trkh al-Khulf.

3.

Al-Usairi, Ahmad. 1999. At-Trkh alIslm.


Ash-Shalabi, Ali Muhammad. 2002. AdDawlah al-Utsmniyyah Awmil anNuhdh wa Asbb as-Suqth.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 1995. AlKhilfah. Khazanah Islam. Jakarta.
An-Nabhani, Taqiyuddin. 1996. Nizhm
al-Hukmi f al-Islm.
Pusat Pengkajian Islam Strategis. 1995.
Al-Khilfah al-Islmiyyah.

4.
5.
6.

Dikutip dari majalah al-waie. Eds.43


Penerbit : Hizbut tahrir Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai