Pertanian Terpadu
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I . PENDAHULUAN...................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................
BAB III. PENUTUP..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
I.
PENDAHULUAN
iklim menjadi tantangan baru dalam dunia pertanian. Sistem pertanian industri
yang selama ini menerapkan metode monokultur dan penggunaan input dari luar.
Munculnya revolusi hijau disadari telah menimbulkan permasalahan lain dalam
dunia pertanian, diantaranya menciptakan ketergantungan para petani pada
penggunaan pupuk kimia dan pestisida serta menurunnya kesuburan lahan. Dalam
jangka panjang justru menurunkan hasil produksi dan daya dukung lingkungan.
Cakupan pertanian sangat luas, namun sesungguhnya saling berinteraksi
dalam suatu ekosistem. Apabila pertanian dikembangkan secara sendiri-sendiri
maka sisa tanaman, atau kotoran dari ternak merupakan limbah yang dapat
menimbulkan masalah dan penanganannya memerlukan biaya tinggi sehingga akan
meningkatkan biaya produksi usaha pertanian. Bila demikian halnya sama seperti pada
pengembangan ilmu pertanian, secara produksi pun pertanian memerlukan keterpaduan
atau pertanian terpadu. Oleh karena itu pertanian terpadu merupakan pilar utama
kebangkitan bangsa Indonesia karena akan mampu menyediakan pangan yang aktual bagi
bangsa ini secara berkelanjutan.
Pertanian terpadu dalam dinilai sebagai solusi alternatif yang juga mampu
memberikan kemanfaatan lebih besar bagi para petani di Indonesia. Pertanian
terpadu
pada
hakekatnya
merupakan
pertanian
yang
mampu
menjaga
II.
PEMBAHASAN
Jika seluruh limbah pertanian diolah dan digunakan sebagai pakan ternak,
Tentu para petani tidak akan kekurangan pakan ternak yang pada musim
kemarau sulit di dapat. Selain itu akan menurunkan biaya produksi karena
rendahnya biaya pakan. Bekatul, dedak, limbah kacang, limbah kedele, ampas
tahu dan ampas tempe bisa digunakan sebagai pakan konsentrat untuk
meningkatkan pertumbuhan ternak.
Hasil utama yang didapat petani dari peternakan adalah daging, susu,
telur dan bibit (anakan). Hasil samping dari peternakan adalah berupa kotoran
dan dari kotoran ternaklah terutama ternak ruminansia banyak manfaat yang
bisa diperoleh. Manfaat tersebut Pertama adalah kompos. Kompos diperoleh
dari kotoran ternak yang difermentasi dan dicampur dengan dedak selama 3-5
hari. Kompos digunakan sebagai pupuk untuk tanaman yang bisa
memperbaiki
tekstur
tanah,
meningkatkan
kapasitas
tukar
kation,
dengan memasak 2-3 jam penuh. Selain menghasilkan biogas, reaktor biogas
juga menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat organik yang siap digunakan.
Pupuk organik yang dihasilkan dari reaktor biogas memiliki nilai yang lebih
tinggi karena manfaatnya lebih tinggi dibandingkan dengan kompos. Biogas
juga berperan dalam memutus siklus penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena kotoran ternak yang mengandung
penyakit akan masuk ke dalam reaktor yang anaerob. Hanya bakteri penghasil
gas metanlah yang mampu hidup di dalamnya dan hampir semua organisme
aerob termasuk mikroorganisme penyakit akan mati. Oleh karena wajar jika
biogas dapat dijadikan pemutus rantai penyakit.
Kelima adalah urine ternak dan limbah cair lainnya dari yang bisa
dimanfaatkan menjadi pupuk cair. Limbah cair paling banyak dihasilkan dari
peternakan sapi perah, namun peternakan yang lain juga menghasilkan limbah
cair yang berpotensi untuk dimanfaatkan. Kegunaan pupuk cair banyak untuk
pupuk tanaman hias yang diberikan secara semprot atau kegunaan lainnya.
Manfaat terakhir adalah kotoran ternak sebagai pakan ternak. Kotoran
ternak yang bisa digunakan sebagai pakan ternak adalah kotoran ayam karena
kandungan protein kotoran ayam yang masih tinggi. Begitu juga kotoran
kambing juga layak dijadikan pakan ternak. Cara pemanfaatannya adalah
kotoran ternak diberikan mikroorganisme dekomposisi dan di simpan selama
waktu tertentu yang kemudian ditepungkan untuk siap digunakan. Karena nilai
proteinnya masih tinggi maka tepung kotoran ternak bisa dijadikan substitusi
jagung, kedele atau sumber protein lainnya yang biasa digunakan sebagai
pakan ternak. Namun pemanfaatan kotoran ternak sebagai pakan masih belum
banyak dilakukan karena adanya nilai kepantasan bagi yang mengkonsumsi.
Dari penjelasan di atas dapat digambarkan bagaimana sistem pertanian
terpadu bekerja. Pertanian menghasilkan hasil utama yang bisa dimanfaatkan
langsung oleh petani. Namun hasil samping pertanian menjadi input bagi
peternakan. Petani juga bisa mendapatkan hasil utama peternakan dan hasil
samping peternakan menjadi input bagi pertanian. Ketersediaan input dari
dalam sistem pertanian terpadu sangat memberikan manfaat bagi petani dan
Siklus dan keseimbangan nutrien serta energi yang akan membentuk suatu
ekosistem yang mirip dengan cara alam bekerja. Sebagaimana diketahui
bersama bahwa hanya bencana alamlah yang menyebabkan terjadi
kerusakan lingkungan pada masa lampau. Namun, akhir-akhir ini banyak
kerusakan lingkungan akibat ulah manusia yang memanfaatkan alam dengan
tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penggunaan energi yang
polutif berperan dalam meningkatkan suhu bumi dan pencairan es di kutub.
Penggunaan bahan kimia seperti pupuk dan pestisida yang berlebihan
menyebabkan
lingkungan
tercemar
dan
banyak
penyakit
yang
bermunculan.
2.
10
III.
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
11
12