Anda di halaman 1dari 3

Secara etimologi korupsi berasal dari kata korupsi yang berarti buruk, buruk rusak dna busuk.

korup juga berarti dapat diogok (melalui kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
Secara terminologi diartikan sebagai pemberian dan penerimaan suap, baik yang memberi
maupun menerima suap keduanya termasuk koruptor.
Prinsip-prinsip Anti Korupsi
Prinsip ini pada dasarnya dimaksudkan gar segera kenijakan dan langkah-langkah yang dijalnkan
sebuah lembaga dapat dipertanggungjawabkan secara sempurna
Prinsip akuntabilitas sebagai prinsip pemecahan tindak korupsi membutuhkan perangkatperankat pendukung, baik brupa perundangan mauppun dalam bentuk kemitraan dan dukungan
masyarakat. Keberadaan undang-undang maupun peraturan secara otomatis mengharuskan
adanya akuntabilitasi prinsip akuntabilitasi
Agenda-agenda yang harus ditempuh untuki mewujudkan prisnsip-prinsip akuntabilitas :
1. Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban mekanisme.
2. Berkenaan dengan upaya-upaya evaluasi.
Transparansi
Prinsip ii mengharuskan kebijakan dilakukan selama terbuka, sehingga segala bentuk
penyimpangan dapat diketahui oleh publik dan ini harus melibatkan masyarakat dan sektorsektornya adalah :
1. Proses penganggaran yang bersifat dari bawah ke atas.
2. proses penyusunan jegiatan
3. proses pembahasan tentang pembuatan rencana peraturan yang berkaitan dengan strategi
pengolahan dana.
4. proses pembahasan tentang tata cara mekanisme penggalan proyek.
2.2 Bentuk-bentuk Korupsi dan Penyebab Korupsi
1. Penyuapan
Penyuapan merupakan sebuah bentuk perbuatan kriminal yang melibatkan sejumlah pemberian
kepada seseorang dengan maksud agar penerimaan pemberian tersebut mengubah dengan
maksud agar penerimaan pemberian tersebut mengubah perilaku sedemikian rupa sehingga
bertentangan dengan tugas dan tanggung jawab yang dapat berbebntuk, uang, rujukan, hak-hak
istimewah atau berupa barang yang berharga
2. Penggelapan dan pemalsuan
Penggelapan merupakan suatu bentuk korupsi yang melibatkan pencurian uang, properti, atau
barang berharga oleh seoerang yang diberikan amanat untuk menjaga dan mengurus uang,
properti atau barang berharga.
3. Pemerasan merupakan penggunaan ancaman kekerasan atau penampilan informasi yang
menghancurkan guna membujuk seseorang agar mau bekerjasama.
4. Nepotisme

Nepotisme merupakan bentuk tindak kriminal yang memilih keluarga atau teman dekat
berdasarkan pertimbangan hubungan bukan, karena kemampuannya.
II. Faktor-faktor Penyebab Korupsi
Banyak faktor yang memilu terjadinya penyimpangan korupsi baik karena faktor penyebab
internal maupun eksternal
1) Dorongan dari dalam diri sendiri
2) Rangsangan dari teman-teman
1. Faktor internal
a. Persepsi terhadap korupsi
Ada anggapan yang mengatakan bahwa korupsi bersifat fungsional karena dapat menigkatkan
derajat ekonomi sekarang karenanya uang suap dianggap dapat memberikan konstribusi positif
yaitu dapat mengatasi rigiditas dan kompeksitas sistem administrasi yang kaku.
b. Moralitas dan integrasi individu
Persoalan moralitas banyak dihubungkan dengan pemahaman dan internasional nilai-nilai
keagamaan pada seseorang sayangnya keagamaan hanya dipahami dari kulit luarnya banyak
orang yang mengaku telah menjadi penganut agama yang fanatik hanya dengan menjalankan
sholat, puasa, hari, akan tetapi dalam prilaku kehidupan sehari-hari masih tidak peduli dengan
kepentingan orang lain.
2. Faktor eksternal
a. Sistem hukum
Penyebab korupsi sering dilihat dari beberapa besar sistem hukum untuk mencegahnya. Akan
tetapi sistem tersebut hanya efektif dalam mencegah korupsi dinegara yang memiliki
administrasi hukum yang efektif dengan tradisi keadailan yang kuat.
Sedangkan sistem hukum dimana hakim memiliki banyak wewenang akan mendorong perilaku
korupsi bila diterapkan di negara yang tidak memiliki pengadilan yang indenpendent lain sistem
hukum yang tidak efektif angat berpengaruh terhadap munculnya perilaku korup.
Hukum yang tidak tegas juga membuat masyarakat menjadi biasa dengan pelanggaranpelanggaran yang dianggap kecil tetapi jika diukkur dengan biaya ekonomi bisa berkumpul demo
yang sangat besar.
b. Sistem Politik

Sistem politik yang berkembang lebih berorentasi pada hubungan patron klien yaitu satu
hubungan personal antara pimpinan dan bwahan yang tidak berdasarkan asas persamaan,
hubungan alasan dan bawahan lebih mencerminkan hubungan persaudaraan yang lebih banyak
menggunakan hubungan dan cara yang bersifat emosional dan cenderung untuk memberikan
tolerasnis terhadap penyelewengan.
Oleh karena itu sering kali kita mendengar korupsi disandingkan dengan kolusi dan nepotisme.
c. Budaya lembaga
Budaya lembaga kebiasaan kerja seluruh perangkat perusahaan/baik lembaga manajemen
maupun seluuruh lapisan karyawan yang dibentuk dan dibakukan serta diterima sebagai stanar
perilaku kerja, serta membuat seluruh perangkat terikat terhadap perusahaan lembaga.
d. Struktur dan sistem sosial
Struktur dan sistem politik akan emakin memberi peluang untuk korupsi jika ditingkat
masyarakat juga muncul budaya ..... karena tradisi akan memberikan peluang atau sebagai biang
beladi munculnya korupsi, demikian nilai kekeluargaan dianggap menjadi penyebab munculnya
nepotisme karena tradisi biasanya di lakukan selara sukarela kepada teman saudara atau pihakpihak yang membutuhkan tanpa motif motif tertentu.
e. Faktor ekonomi
Persoalan kemiskinan yang tidak memadai menjadi faktor yang sangat klasik untuk
membenarkan tindakan korupsi contoh pegawai kelurahan mencari tambahan dengan menarik
uang administrasi seiklasnya.
A. Kesimpulan
Semua bentuk korupsi dicirkan tiga aspek. Pertama pengkhianatan terhadap kepercayaan atau
amanah yang diberikan, kedua penyalahgunaan wewenang, pengambilan keuntungan material
ciri-ciri tersebut dapat ditemukan dalam bentuk-bentuk korupsi yang mencangkup penyapan
pemersasn, penggelapan dan nepotisme.
Kesemua jenis ini apapun alasannya dan motivasinya merupakan bentuk pelanggaran terhadap
norma-norma tanggung jawab dan menyebabkan kerugian bagi badan-badan negara dan publik.

Anda mungkin juga menyukai