Anda di halaman 1dari 6

Papper ini membahas tentang Elf yang telah go online melalui sosial media Twitter.

Elf merupakan kepanjangan dari Everlasting Friend. Elf merupakan penggemar dari boyband
Super Junior asal Korea Selatan. Super Junior sebagai salah satu boyband asal Korea Selatan
membawa pengaruh terhadap tersebarnya kebudayaan Korea Selatan yang biasa disebut
Korean Wave dalam bidang musik yang kini menjadi salah satu budaya populer di Indonesia.
Dalam industri hiburan keberadaan artis tidak akan mampu bertahan lama tanpa
adanya penggemar. Para penggemar merupakan pendukung keberadaan artis ini. Jika artis tak
memiliki penggemar, maka mereka tidak bisa lagi eksis. Menurut Storey (2006, p.157)
kelompok penggemar dilihat sebagai perilaku yang berlebihan dan berdekatan dengan
kegilaan. Mereka cenderung terobsesi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu hal
yang digemari, dalam hal ini adalah pekerja hiburan yang mereka idolakan. Semua hal yang
dilakukan berhubungan dengan idolanya hanya sebagai pembuktian pada lingkungannya
bahwa mereka adalah penggemar sejati sang idola.
Kelompok penggemar bisa disebut fanatik karena mereka cenderung terikat kepada
preferensi mereka. Komunitas penggemar biasanya melakukan pertukaran pesan mengenai
idolanya. Bagi para penggemar ada kepuasan tersendiri untuk mampu berbagi informasi satu
sama lain. Menurut Jenkins, bahwa kelompok penggemar hakikatnya adalah perjuangan para
penggemar untuk menciptakan budaya partisipatoris (Storey 2006, 166). Para penggemar ini
berbagi informasi untuk semakin banyak yang mengetahui mengenai idolanya, dari yang
tidak tahu menjadi tahu, dan yang sudah tahu menjadi semakin ketergantungan konsumsi
informasi.
Mereka menggunakan internet sebagai media mereka untuk memuaskan keinginan
mereka terkait dengan idola mereka. Keinginan itu bisa berupa pemenuhan informasi dan
juga kebutuhan berekspresi. Arus informasi utama mengenai musik, film, ataupun dramadrama Korea Selatan berasal dari internet. Konten internet lainnya yang membuktikan
kekuatan Korean Wave benar-benar ada adalah jejaring sosial Twitter. Menurut Nancy Baym,
adanya internet mempermudah bagi penggemar untuk berekspresi dan berkomunikasi (Bylin
2009).
Sebagai salah satu jejaring sosial yang cukup besar, para Kpopers (sebutan bagi
penggemar aliran musik Korea) memanfaatkan Twitter sebagai salah satu media untuk
mereka saling bersosialisasi dan bertukar informasi mengenai idolanya. Twitter dipilih
menjadi salah satu media bersosialisasi adalah karena Twitter merupakan sosial media yang
banyak digunakan. Karakteristik Twitter adalah jumlah karakter yang disediakan hanya 140

kata saja, sehingga pesan yang dibagikan padat. Twitter juga bisa diakses di handphone, PC,
dan gadget lainnya. Twitter juga memiliki fitur khas, yakni Trending Topic. Fitur ini bisa
membantu pengguna untuk mengetahui hal-hal yang dibicarakan para pengguna Twitter
dimanapun berada.
Elf juga telah banyak yang menggunakan media internet untuk kegiatan fandom. Baik
untuk saling berkomunikasi, maupun juga menulis berita mengenai idolanya. Dalam sosial
media Twitter, Elf cukup memiliki peran besar dengan menempatkan Super Junior sebagai
perhatian. Elf dipilih karena dijejaring sosial Twitter Super Junior sering dijadikan Trending
Tropic World Wide. Pada tahun 2010 Super Junior mendapat gelar Must-Follow Personality
di peringkat ketiga (Lavrusik 2011) dan tahun 2011 sebagai Must-Follow Musician or Band
on Social Media di peringkat pertama (Silverman 2011). Trending topic berkenaan dengan
Super Junior adalah di peringkat ketujuh sebagai Top Trending Topic on Twitter juga pada
urutan keempat sebagai Top Trending Musical Artist (Silverman 2011). Elf sendiri juga
mendapat gelar Best Fans dalam AllKpop Awards 2012 (AllKpop 2012)

Komunitas ELF (Penggemar Super Junior) Surabaya


Elf merupakan kepanjangan dari Everlasting Friend. Elf merupakan penggemar dari
boyband Super Junior asal Korea Selatan. Super Junior sebagai salah satu boyband asal
Korea Selatan membawa pengaruh terhadap tersebarnya kebudayaan Korea Selatan yang
biasa disebut Korean Wave dalam bidang musik yang kini menjadi salah satu budaya populer
di Indonesia.
Dalam industri hiburan keberadaan artis tidak akan mampu bertahan lama tanpa
adanya penggemar. Para penggemar merupakan pendukung keberadaan artis ini. Jika artis tak
memiliki penggemar, maka mereka tidak bisa lagi eksis. Menurut Joli Jenson, kelompok
penggemar dilihat sebagai perilaku yang berlebihan dan berdekatan dengan kegilaan. Mereka
cenderung terobsesi terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu hal yang digemari,
dalam hal ini adalah artis yang mereka idolakan. Semua hal yang dilakukan berhubungan
dengan idolanya hanya sebagai pembuktian pada lingkungannya bahwa mereka adalah
penggemar sejati sang idola (Storey, 2006).
Penggemar boyband Super Junior (Elf) ini telah tersebar dipenjuru dunia. Bahkan
komunitas ini telah bercabang di setiap daerah di Indonesia. Seperti, Elf Surabaya, Elf
Bandung, sampai Elf Indonesia yaitu gabungan dari seluruh Elf yang tersebar di Indonesia.
Elf Surabaya sendiri mulai resmi dibentuk pada tanggal 30 juli 2011. Mereka masih aktiv
melakukan kegiatan-kegiatan mereka hingga sekarang. Seperti, big gathering, buka bersama,
merayakan ulang tahun para member Super Junior, serta hingga saat ini, mereka berencana
melakukan tour bersama untuk menonton konser Super Junior di Tanggerang pada tanggal 3
mei 2015.
Komunitas ini dikenal sangat kompak, mereka sering sekali melakukan project untuk
mempromosikan Elf Surabaya pada Elf bahkan fandom lain di seluruh dunia. Seperti
membuat video flash mob di tugu pahlawan, lalu mereka menyebarkan video tersebut melalui
youtube, facebook sampai website resmi Super Junior. Mereka pun mempunyai basecamp
yang selalu menjadi tempat berkumpul mereka yaitu Taman Korea di Surabaya. Hal ini
dilakukan untuk mempererat rasa kekeluargaan mereka dan sharing informasi tentang gosipgosip member Super Junior yang sedang beredar.
Bagi para penggemar, ada kepuasan tersendiri untuk mampu berbagi informasi satu
sama lain. Menurut Jenkins, bahwa kelompok penggemar hakikatnya adalah perjuangan para
penggemar untuk menciptakan budaya partisipatoris. Para penggemar ini membentuk suatu

komunitas untuk berbagi informasi semakin banyak mengenai idolanya, dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dan yang sudah tahu menjadi semakin ketergantungan konsumsi informasi
(Storey 2006).
Dengan menjadi seorang penggemar, seseorang akan menjadi individu yang terarah.
Para penggemar dapat mencontoh idola mereka. Seperti halnya cara berbicara, respect pada
orang lain hingga fashion. Menjadi seorang penggemar akan membuat seseorang menjadi
lebih tahu bagaimana cara menghadapi suatu masalah yang terjadi di dalam komunitas dan
para penggemar akan mendapat keluarga baru untuk menyalurkan hobi dan bakat mereka
melalui komunitas. Seperti contoh dance, bernyanyi, hingga akting. Akan tetapi, sebagai
seorang penggemar, mereka tidak boleh sampai kehilangan jati diri mereka sebagai warga
dan generasi muda Indonesia. Sebagai seorang penggemar, haruslah tetap bangga akan
budaya di Indonesia. Mempunyai seorang idola adalah suatu hal yang akan mendorong kita
untuk mengembangkan potensi kita dalam berkarya.

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu melakukan interaksi sosial yang melibatkan orang disekitarnya.
Frekuensi yang lebih intensif dari interaksi ini sering kali menghasilkan kelompok-kelompok sosial yang
dinamakan Komunitas. Suatu kelompok sosial dinamakan komunitas , jika memiliki ciri komunitas itu sendiri.
Menurut ahli sosiologi, sebuah komunitas akan memiliki empat ciri utama, yaitu (Jasmadi, 2008:17):

Adanya keanggotaan di dalamnya


Adanya saling memengaruhi.
Adanya integrasi dan pemenuhan antaranggota
Adanya ikatan emosional antaranggota

Keberadaan sebuah komunitas dapat ditemukan dalam dunia nyata (Off line) dan di dunia maya (Online).
Umumnya, terbentuknya sebuah komunitas dilatarbelakangi oleh kesamaan dari setiap anggotanya.
Seperti yang dikatakan Azizi Bin Yahya (2006:174),
Individu biasanya mudah tertarik pada individu lain yang mempunyai persamaan dengan dirinya. Ada individu
yang mudah tertarik karena mereka mempunyai persamaan, seperti minat, hobi, cita-cita, cita rasa, kerjaya, dan
sebagainya. Ini akan memudahkan mereka berkongsi antara satu sama lain.

Pada dasarnya, komunitas dibentuk dengan berorientasi pada kesenangan atau kepuasan. Hampir
seluruh kegiatan yang dilakukan setiap anggota komunitas, untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan batin.
Misalnya, komunitas pecinta alam yang sering melakukan kegiatan reboisasi di kawasan hutan gundul. Mereka
melakukan ini di dorong oleh hal yang sama, yaitu sama-sama mencintai alam. Fasilitas yang ada dalam proses
reboisasi ini merupakan sumbangan secara suka rela oleh setiap anggota. Bagi mereka, kegiatan reboisasi
memberi kepuasan batiniah.

Kehadiran sebuah komunitas sering mendapat penilaian oleh masyarakat lewat kegiatan atau program
yang dilakukan. Komunitas yang di anggap memberi kontribusi positif kepada masyarakat lebih banyak di ingat
dan dihargai keberadaannya, demikian juga sebaliknya. Komunitas yang kehadirannya di anggap hanya berupa
forum untuk mencapai kesenangan atau bahkan kehadirannya di anggap aneh karena kegiatan yang
dilakukannya, akan lebih susah untuk di kenal dan di ingat masyarakat. Bahkan sering kali masyarakat terlebih
dahulu menilainya negatif tanpa mengenal komunitas itu dengan baik.
Dalam tulisan ini, penulis akan mengulas tentang keberadaan sebuah komunitas off line, di masyarakat
Indonesia, yaitu Komunitas Cosplay. Cosplay merupakan semacam kegiatan para
penggemar anime dan mangayang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan membuat dan mengenakan
kostum dan berdandan meniru karakter tertentu dari anime dan atau manga (atau game computer, literarur, idol
group, film popular, atau ikon) dengan tujuan untuk tampil di depan publik dan melakukan pemotretan .Orang
yang melakukan cosplay disebut cosplayer.
Penilaian masyarakat akan kehadiran komunitas cosplay di Indonesia, tidaklah selalu memberi respon
positif. Sering kali kegiatan yang dilakukan oleh mereka di anggap sesuatu yang aneh oleh masyarakat manakala
mereka mengkonsumsi budaya Jepang, terutama penggunan pakaian yang identik dengan
tokoh manga atau anime.
Banyak menilai hobi dari anggota komunitas ini terlalu kekanak-kanakan, tidak cinta budaya sendiri, dan
masih banyak anggapan negatif lain nya. Kebanyakan judge seperti itu hadir karena masyarakat Indonesia
secara luas belum mengenal baik kehadiran komunitas ini.

Anda mungkin juga menyukai