Anda di halaman 1dari 2

Agar Anak Tak Takut ke Dokter Gigi

Jika ditanya apa tantangan terbesar Anda saat memiliki anak, jawaban apa yang akan terlontar dari mulut Anda?
Berbagai jawaban bisa saja muncul, tapi salah satu yang pasti akan selalu dianggap sebagai tantangan besar
adalah membawa anak ke dokter gigi. Membawa anak pertama kali ke dokter gigi memang bukan hal mudah.
Padahal, American Academy of Pediatric Dentistry menyarankan untuk membawa anak ke dokter gigi sejak gigi
pertama anak mulai tumbuh di usia 6-12 bulan. Dalam Bright Futures Guidelines, American Academy of
Pediatrics pun yang semula menyarankan untuk membawa anak ketika sudah berusia tiga tahun, kini
menyatakan hal senada dengan American Academy of Pediatric Dentistry.
Orang tua dan dokter gigi anak memiliki peran penting dalam kunjungan pertama anak ke dokter gigi. Yang jelas,
bila Anda pun cemas, getaran kecemasan ini juga akan dirasakan oleh anak. Sudah terbayang betapa sulitnya
Anda harus menyeret si kecil untuk berhadapan dengan bor dan suntik? Jangan pernah membayangkan
sulitnya karena ada beribu jalan menuju Roma. Banyak cara untuk membuat anak mau ke dokter gigi tanpa
merasa takut.
Pikiran Membawa Takut
Sekalipun belum lancar berbicara, batita sudah memiliki ingatan dan persepsi tersendiri. Pengalaman pertama
ke dokter anak yang tidak mengenakkan, bisa menempel dalam ingatannya dan membuat si kecil memiliki
persepsi bahwa dokter menakutkan. Jika anak memiliki pengalaman buruk dengan dokter, biasanya dia memiliki
persepsi tersendiri yang membuatnya menjadi takut ke dokter gigi juga. Apalagi saat melihat dokter yang berjas
putih yang siap menanganinya dengan berbagai peralatan yang asing, tutur Drg. Wina Darwis, MDSc, SpKGA,
dokter spesialis gigi anak dari Klinik Family Dentistry, Jakarta Selatan.
Selain persepsi anak yang sudah lebih dulu takut terhadap dokter gigi, kemampuan batita untuk menyampaikan
apa yang dirasanya pun masih sangat terbatas. Anak-anak berusia tiga tahun ke bawah umumnya masih sulit
diajak bicara, sehingga jika ada bagian yang sakit mereka belum bisa mengungkapkannya. Usia tiga tahun ke
atas umumnya sudah bisa diajak mengobrol untuk meredakan takutnya, apalagi mereka juga sudah punya rasa
ingin tahu terhadap alat-alat, tambah Drg. Wina. Ini yang membuat batita kadang lebih susah ditangani.
Berteman dengan Bor dan Suntikan
Masih ingat dengan suara dengingan bor yang terdengar ngilu di telinga? Kenyataannya memang tindakan yang
paling menakutkan bagi anak-anak adalah saat gigi akan dibor dan gusi disuntik. Untuk menyiasatinya,
biasanya ketika akan disuntik, anak tidak diberitahu akan disuntik. Cukup dengan mengatakan, Nah, gusinya
dibuat gendut dulu ya, biar kebal. Rasanya nanti seperti dicubit sedikit, ujar Drg. Wina. Yang penting, anak tidak
merasa cemas sehingga bisa menjadi lebih rileks. Ada juga beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
menghilangkan rasa takut anak.
* Kenalkan sejak dini. Tidak ada saat yang terlalu dini untuk membawa anak ke dokter gigi. Anda bisa
membiasakan anakbahkan yang baru berusia beberapa bulandengan suasana ruang praktik dokter gigi
dengan ikut membawanya masuk saat Anda sedang diperiksa dan berobat ke dokter gigi.
* Mengendalikan diri. Kendati masih kecil, anak bisa menyimpan memori yang berkesan dalam benaknya. Jadi
hindari menakut-nakuti anak saat bertingkah nakal dengan berkata, Kalau tidak mau sikat gigi nanti Mama bawa
ke dokter gigi ya, biar nanti dibor giginya!

* Persiapan. Sebelum membawanya, pilih beberapa buku anak yang menceritakan tentang si tokoh yang pergi
ke dokter gigi dengan senang hati. Bacakan untuknya dan jangan heran jika dia akan meminta pergi ke dokter
gigi seperti si Elmo.
* Memberi contoh. Anak pasti mencontoh orang tuanya. Orang tua bisa duduk di kursi periksa dengan wajah
riang, sehingga anak juga tidak menganggap pemeriksaan gigi sebagai hal menakutkan, kata Drg. Wina. Bisa
juga dengan mengajaknya mencoba duduk di kursi periksa bersama-sama. Anda duduk di kursi periksa dan si
kecil dipangku.
* Tunjukkan dan jelaskan. Ketidaktahuan anak akan peralatan di dokter gigi bisa mendatangkan rasa takut.
Drg. Wina menambahkan, Siasati bersama dokter gigi Anda, dengan menunjukkan alat-alat tersebut,
menjelaskan cara kerja dan fungsinyatentunya dengan cara riangagar anak mendapatkan persepsi yang tidak
menakutkan.
* Reward. Jangan heran dokter gigi memiliki persediaan balon atau mobil-mobilan di lacinya. Memberi
anak reward atas keberaniannya bisa membuat kunjungan ke dokter gigi menjadi lebih bersahabat untuk
anak. Reward bisa berupa pujian, pelukan, atau barang-barang kecil seperti sikat gigi anak-anak dengan warna
yang bisa dipilihnya sendiri.
* Suasana menyenangkan. Pilih dokter gigi anak dengan ruang praktik yang mendukung kegiatan
pemeriksaan gigi. Ruang praktik dengan wallpaper berwarna cerah khas anak-anak, lengkap dengan TV yang
memutar acara anak-anak atau film kartun favorit si kecil akan membuatnya merasa lebih rileks.
* Waktu yang tepat. Mengajarkan kesehatan gigi sejak dini kepada anak bisa dimulai dengan membiasakan
anak berkunjung ke dokter gigi secara berkala. Pengalaman pertama membawa anak ke dokter gigi ketika anak
dalam keadaan sakit gigi bisa membuatnya jera dan trauma. Jadi jangan pernah menunggu anak sakit gigi untuk
membawanya ke dokter, tutur Drg. Wina.
Satu hal penting yang juga perlu diperhatikan, seberapa cemasnya Anda sebagai orang tua, jangan
memerlihatkan kekhawatiran tersebut di depan anak. Selamat berkunjung!

Anda mungkin juga menyukai