Anda di halaman 1dari 4

SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI PADA ANEMIA

1. DEFINISI
a. Sistem imunologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan
fungsi pertahanan tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
b. Sistem hematologi adalah suatu ilmu yang mempelajari antigen, antibodi, dan
fungsi pertahanan tubuhyang diperantarai oleh sel, terutama berhubungan imunitas
terhadap penyakit, reaksi biologis hipersensitif, alergi dan penolakan jaringan.
c. Anemia adalah Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan/atau masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsi untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan tubuh. Secara laboratories anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar
hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal.
2. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akbiat beberapa faktor di luar
sel darah. Lisis sel darah merah terjadi di dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah segera direfleksikan dengan mningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang, kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin dan sel darah merah. Fungsi darah adalah membawa oksigen ke seluruh
organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen akan berkurang, akibatnya
dapat menghambat kerja organ-organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5
milyar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer
yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak dapat diperbaiki.

Anemia


viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung
3. KLASIFIKASI ANEMIA
a. Anemia normositik normokrom
Dimana ukuran dan bertuk sel darah merah normal serta mengandung
hemoglobin dalam jumlah yang normal. (MCV dan MCHC normal atau
normal rendah) tetapi individu menderita anemia. Penyebab anemai jenis ini
adalah kehilangan darah akut, hemolisis, penyakit kronik termasuk infeksi,
gangguan endokrin, gangguan ginjal, kegagalan sumsum tulang, dan penyakitpenyakit infiltrat metastatik pada susum tulang.
b. Anemia makrositik normokrom
Makrositik berarti ukuran sel-sel darah merah lebih besar dari normal tetapi
normokrom karena konsentrasi hemoglobinnya normal (MCV meningkat;
MCHC normal). Hal ini diakibatkan oleh gangguan atau terhentinya sintesis
asam nukleat B12 dan/atau asam folat. Ini dapat juga terjadi pada kemoterapi
kanker, sebab agen-agen yang digunakan mengganggu metabolisme sel.
c. Mikrositik hipokrom
Mikrositik berarti kecil, hipokrom berarti mengandung hemoglobin dalam
jumlah yang kurang dari normal(MCV kurang; MCHC kurang). Hal ini
umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada
anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik,
atau gangguan sintesis globin, seperti pada talasemia (penyakit hemoglobin
abnormal kongenital)

Gambar jenis-jenis anemia.

4. KRITERIA ANEMIA
Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hemotokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
Batasan umum yang digunakan adalah kreteria WHO. Dinyatakan sebagai
anemia bila terdapat nilai dengan kriteria sebagai berikut :
Laki-laki dewasa

Hb < 13 gr/dl

Perempuan dewasa tidak hamil

Hb < 12 gr/dl

Perempuan hamil

Hb < 11 gr/dl

Anak usia 6-14 tahun

Hb < 12 gr/dl

Anak usia 6 bulan-6


tahun

Hb < 11 gr/dl

5. DERAJAT ANEMIA
Derajat Anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum
dipakai adalah sebagai berikut :
Ringan sekali

Hb 10 gr/dl 13 gr/dl

Ringan
Sedang
Berat

Hb 8 gr/dl 9,9 gr/dl


Hb 6 gr/dl 7,9 gr/dl
Hb < 6 gr/dl

6. Gejala Klinis
Gejala anemia sangat bervariasi, tetapi pada umunya dapat dibagi menjadi 3 golongan
besar, yaitu sebagai berikut :
a. Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia atau anemic
syndrom.
Gejala umum atau sindrom adalah gejala yang timbul pada semua jenis
anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa dibawah
titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompensasi tubuh terhadap penurunan hemoglobin.
b. Gejala khas anemia

Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut :

Anemia defisiensi besi


: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis
angularis.

Anemia defisiensi asam folat : lidah merah ( buffy tongue )

Anemia hemolitik
: ikterus dan hepatosplenomegali

Anemia aplastik
: perdarahan kulit atau mukosa dan
tanda-tanda infeksi.
c. Gejala akibat penyakit dasar

Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemi. Gejala ini timbul karena
penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersebut. Misalnya anemia
defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan
menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan bewarna
kuning seperti jerami.
d.

7. Nk
8. Nm
9. M
10. Nn
11. m

Anda mungkin juga menyukai