Anda di halaman 1dari 6

TP.

PKK Prov insi NTB Realisasikan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan

Administrator | Selasa, 09 Desember 2014 - 15:50:15 WIB | dibaca: 587


pembaca
Share on facebook
Share on twitter
Share on email
Share on print
More Sharing Services
1

TP. PKK Provinsi NTB Realisasikan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan

TP. PKK Provinsi NTB, diketuai oleh Hj. Erica Zainul Majdi, menginisiasi rapat
lintas SKPD untuk mengaktifkan kembali Pokjanal (Kelompok Kerja
Operasional) Posyandu dalam rangka merealisasikan program 1000 Hari
Pertama Kehidupan, Selasa (2/12/2014).
Dalam rapat yang digelar di Gedung TP. PKK Provinsi NTB, hadir Kepala
Badan BPMPD, Bapak Ir. Tajudin Erpendi, M.Sc. selaku Ketua Pokjanal
Posyandu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB drg. Eka Djunaidi, Kepala
Kantor Kementrian Agama Provinsi NTB Bapak Drs. H. Sulaiman Hamid dan
sejumlah pengurus TP. PKK lainnya.
Kepala BPMPD selaku Ketua Pokjanal Posyandu mengakui tidak koordinasi
dengan anggota Pokjanal Posyandu tingkat provinsi tetapi langsung
koordinasi dengan Kabupaten Kota. Keluhan akan ketiadaan koordinasi dari
ketua Pokjanal, yang hanya melibatkan TP PKK sebagai juri berbagai lomba,
namun tidak melibatkan TP PKK dalam pembinaan, ditanggapi Ketua BPMPD
dengan menyampaikan usulan agar Ketua TP PKK saja yang dijadikan Ketua
Pokjanal. Padahal usulan tersebut jelas menyalahi Peraturan Menteri Dalam
Negeri yang menjadi landasan dari pembentukan Pokjanal di seluruh
Indonesia.

Kalau untuk melaksanakan realisasi 1000 hari pertama kehidupan, seperti

kelas pranikah tersebut PKK bisa melaksanakannya sendiri, pasti sudah kami
laksanakan sejak kemarin. Tapi inikan jenis pekerjaan yang komprehensif,
masif, kami cita-citakan bisa dilaksanakan di seluruh NTB. Pasti Mendagri
tahu itu, sehingga dikeluarkanlah Permendagri pembentukan Pokjanal, ucap
Ketua TP.PKK NTB.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Kakanwil Agama menyetujui
usulan TP PKK Proponsi NTB untuk segera membentuk kelas pranikah yang
diwajibkan bagi seluruh calon pasangan yang akan menikah agar menjadi
calon keluarga yang sadar gizi. Usulan ini diajukan TP PKK dengan landasan
pemikiran bahwa gizi generasi mendatang NTB bergantung kepada
pengetahuan orang tua akan gizi jauh sebelum jabang bayi ada di kandungan
Ibu.
Erica menjelaskan, kita tahu, jika seorang Ibu setelah hamil baru disupply
dengan berbagai macam gizi, banyak zat-zat yang relatif tidak sempurna
penyerapannya. Beberapa jenis vitamin, mineral dan zat-zat yg bermanfaat
bagi pembentukkan janin, bayi, generasi NTB di masa mendatang, sudah
harus ditumpuk di tubuh sang Ibu, minimal beberapa bulan sebelum si Ibu
memasuki masa kehamilan. Itulah mengapa pengetahuan pentingnya sadar
gizi ditanamkan sedari dini.
Sesungguhnya bukan cuma gizi, pengetahuan akan kesehatan reproduksi,
pola asuh anak dan masih banyak lagi kelak juga akan kita masukkan
sebagai materi di program kelas pranikah ini.
Ini program yang jika direalisasikam dengan sungguh, secepat-cepatnya
dalam kira-kira 1 tahun ke depan, NTB sudah dapat memiliki bayi-bayi yang
lebih sehat, calon generasi NTB yang benar beriman, berdaya saing,
berbudaya dan sejahtera, tegas Erica. (ANN-Humas NTB

Sumber Berita: www.teraskreasi.com


http://www.ntbprov.go.id/berita-tp-pkk-provinsi-ntb-realisasikanprogram-1000-hari-pertama-kehidupan.html#ixzz3n5fP5s9C
http://www.ntbprov.go.id/berita-tp-pkk-provinsi-ntb-realisasikan-program-1000hari-pertama-kehidupan.html

Sosialisasi 1000 Hari Pertama


Kehidupan (HPK) di Provinsi NTB,
Kakanwil: Kami Siap Bersinergi

Mataram, Inmas_ Dalam Sosialisasi 1000 Hari Pertama


Kehidupan (HPK) di Provinsi Nusa Tenggara Barat bertempat
di Gedung PKK Jl. Pendidikan Mataram, turut dihadiri oleh
perwakilan Kepala Dinas Kesehatan, Bappeda, BKKBN dan
SKPD Lingkup Pemerintah Provinsi NTB. Kakanwil
Kementerian Agama hadir selaku narasumber dalam acara ini.
Dalam pemaparannya, Kakanwil menyampaikan bahwa
Kementerian Agama Provinsi NTB pada Tahun 2014 telah
melakukan beberapa program sosial keagamaan antara lain
berkenaan dengan bidang Bimbingan Masyarakat Islam dan
Bantuan Oleh Dharmawanita Persatuan Kementerian Agama.
Program-program tersebut antara lain adalah program
pembinaan keluarga sakinah se-NTB, Pembinaan remaja pranikah, Bantuan modal untuk keluarga pra-sakinah, Bantuan
Paket Dhuafa, Pembinaan majelis taklim, Bantuan bagi Panti
Asuhan, serta Bhakti Sosial dalam rangka Hari Amal Bhakti
(HAB) Kemenag RI bersinergi dengan Dharmawanita meliputi
kegiatan Bantuan bagi Panti Jompo, Bantuan Panti Asuhan
dan Santunan untuk Pensiunan.
Pada kesempatan yang sama, Kakanwil juga menyampaikan
kesediaannya untuk bersama-sama dengan PKK provinsi

untuk bersama-sama melaksanakan program sosial


keagamaan serta ingin bersinergi dengan pemerintah provinsi
NTB untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya bidang keagamaan. kami siap bersinergi dengan
pemerintah provinsi untuk meningkatkan kualitas kehidupan
sosial keagamaan tegasnya.
Beberapa hal yang menjadi fokus dalam forum sosialisasi ini
adalah kesepakatan dan rencana tindak lanjut pada aspek
peningkatan koordinasi Pokjanal Posyandu dari Tingkat
Provinsi, Kabupaten/Kota sampai Kecamatan, termasuk Pokja
Desa/Kelurahan dengan melibatkan unsur dari Kementerian
Agama. Selain itu, terdapat rencana pemberlakuan kelas pranikah bagi remaja yang dikoordinatori oleh Kepala Perwakilan
BKKBN NTB.
Sosialisasi ini juga ditujukan untuk mengoptimalkan kegiatan
posyandu sesuai dengan sasarannya, pemutakhiran data
kelompok Dasawisma dan peningkatan kemampuan
Dasawisma tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).amr
http://ntb.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=225878

KebijakanPNPMMPdGenerasi2014
Posted by: redaksiApril 18, 2014

RelatedPosts

Reply

FestivalMoyo2015,BarapanKeboSuksesDigelar

SosialiasiSaatJayaLunyukPenuhHikmah

DinasPUSumbawaSiapkanTigaKawasanStrategis

BelasanCJHPlusTinggalkanSumbawaMenujuJeddah

RatusanPelanggarLalinDiajukankeMejaHijau

Sumbawa Besar, Gaung NTB Mendorong partisipasi seluruh masyarakat,


khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan dalam
pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
pelestarian pembangunan serta mendorong kemandirian masyarakat dalam
mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. Inilah salah tujuan dari

keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri


Perdesaan (PNPM MPd Generasi), kata Kepala BPM-PD Kabupaten
Sumbawa, H Yahya Adam BA dalam kegiatan Workshop di Hotel Cirebon
Sumbawa, belum lama ini.
Kegiatan PNPM MPd Generasi ini, lebih fokus untuk mempermudah akses
masyarakat mendapatkan layanan kesehatan ibu dan anak terutama untuk
intervensi periode 1000 hari pertama kehidupan khususnya kepada kelompok
masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Selain itu mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan layanan
pendidikan dasar termasuk anak berkebutuhan khusus dan mendorong anakanak putus sekolah, serta yang belum sekolah untuk kembali sekolah minimal
menyelesaikan pendidikan SMP atau sederajat. Diakuinya, ada berbagai
persoalan yang terjadi selama proses pelaksana kegiatan PNPM. Namun ada
sejumlah kebijakan yang menyangkut penanganan pengaduan masalah di
antaranya penyimpangan dana harus ditangani secara intensif dan cepat.
Kemudian melakukan evaluasi atas status kecamatan potensi bermasalah
untuk mengetahui secara dini permasalahan yang terjadi. Bila dalam triwulan
tidak terdapat kemajuan yang signifikan dalam penyelesaian masalah, maka
kecamatan itu harus direkomendasikan statusnya menjadi Kecamatan
bermasalah, jelasnya.
Selain itu sambung H Yahya, segala bentuk kesalahan atau penyimpangan
yang terjadi, harus mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dalam
program PNPM. Terhadap temuan audit BPKP Tahun Anggaran 2013, (atas
pelaksanaan program Tahun Anggaran 2012) telah ditindaklanjuti yang
didukung dengan bukti-bukti, dan sudah diupdate pada Aplikasi SIM HP
BPKP (Sistem Informasi Manajemen Hasil Pengawasan BPKP). Ke depan
dalam pelaksanaan kegiatan PNPM ini, perlu dibangun sinergitas khususnya
bagi penyedia layanan dengan konsultan, dan fasilitator. Pelibatan penyedia
layanan pada tahapan persiapan dan sosialisasi PNPM MPd Generasi ini
jelas H Yahya, untuk membangun kesepahaman, komitmen dan dukungan
program.
Selain itu pelibatan penyedia layanan pada kegiatan Musyawarah Antar Desa
(MAD) Alokasi Dana dan Lokakarya untuk sinergi program/kegiatan dan
anggaran untuk optimalisasi penanganan sasaran program dan pelibatan
penyedia layanan pada pelatihan masyarakat.
Sementara untuk pelibatan Konsultan dan Fasilitator PNPM MPd Generasi
pada kegiatan dinas yang berkaitan atau sejalan dengan PNPM MPd
Generasi untuk saling menguatkan. Kemudian sharing data kegiatan dan
sasaran penerima manfaat antara penyedia layanan dengan PNPM MPd
Generasi.
Selain itu, konsultan dan fasilitator ditugaskan mendukung kegiatan
monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengendalian serta pelaporan,
maupun pengembangan kapasitas pelaku dan penguatan kelembagaan
(UPK, TPMD, BKAD, PK, dan Pokja). Di bagian lain H Yahya menyinggung
perubahan indikator keberhasilan PNPM MPd Generasi Tahun Anggaran
2014. Disebutkan terdapat 10 indikator keberhasilan bidang kesehatan.

Adalah setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali pemeriksaan
selama masa kehamilannya sesuai trimester kehamilannya, Setiap ibu hamil
mendapatkan minimal 90 butir pil Fe (penambah darah) selama masa
kehamilannya. Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan atau
dokter, setiap ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan
perawatan nifas oleh bidan atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam
waktu 42 hari setelah proses persalinan, dan setiap bayi usia 12 bulan ke
bawah mendapatkan imunisasi standar secara lengkap. Setiap bayi usia 12
bulan ke bawah, berat badannya ditimbang dan selalu naik pada setiap
bulannya mengikuti grafik pertumbuhan (untuk bayi di bawah usia 6 bulan,
berat badannya naik lebih dari 500 gram per bulan dan bayi usia 6-12 bulan
naik lebih dari 300 gram), setiap anak usia 6 bulan sampai 59 bulan wajib
mendapatkan vitamin A 2 kali dalam setahun. Kemudian setiap anak balita
(bawah lima tahun) ditimbang sebulan sekali secara rutin, setiap ibu hamil
dan/atau pasangannya mengikuti kegiatan konseling perawatan kehamilan
dan gizi minimal satu bulan sekali, setiap orang tua/pengasuh yang memiliki
bayi usia 0-2 tahun mengikuti kegiatan pengasuhan balita dan pemenuhan
gizi minimal satu bulan sekali.
Disampaikan juga 2 indikator keberhasilan bidang pendidikan, meliputi, setiap
anak usia SD/MI dan SMP/MTs yang belum sekolah dan putus sekolah
kembali bersekolah, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), setiap anak
lulus SD/MI termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Melanjutkan sekolah
di tingkat SMP/MTs.

http://www.gaungntb.com/2014/04/kebijakan-pnpm-mpdgenerasi-2014/

Anda mungkin juga menyukai