PKK Prov insi NTB Realisasikan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
TP. PKK Provinsi NTB Realisasikan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan
TP. PKK Provinsi NTB, diketuai oleh Hj. Erica Zainul Majdi, menginisiasi rapat
lintas SKPD untuk mengaktifkan kembali Pokjanal (Kelompok Kerja
Operasional) Posyandu dalam rangka merealisasikan program 1000 Hari
Pertama Kehidupan, Selasa (2/12/2014).
Dalam rapat yang digelar di Gedung TP. PKK Provinsi NTB, hadir Kepala
Badan BPMPD, Bapak Ir. Tajudin Erpendi, M.Sc. selaku Ketua Pokjanal
Posyandu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB drg. Eka Djunaidi, Kepala
Kantor Kementrian Agama Provinsi NTB Bapak Drs. H. Sulaiman Hamid dan
sejumlah pengurus TP. PKK lainnya.
Kepala BPMPD selaku Ketua Pokjanal Posyandu mengakui tidak koordinasi
dengan anggota Pokjanal Posyandu tingkat provinsi tetapi langsung
koordinasi dengan Kabupaten Kota. Keluhan akan ketiadaan koordinasi dari
ketua Pokjanal, yang hanya melibatkan TP PKK sebagai juri berbagai lomba,
namun tidak melibatkan TP PKK dalam pembinaan, ditanggapi Ketua BPMPD
dengan menyampaikan usulan agar Ketua TP PKK saja yang dijadikan Ketua
Pokjanal. Padahal usulan tersebut jelas menyalahi Peraturan Menteri Dalam
Negeri yang menjadi landasan dari pembentukan Pokjanal di seluruh
Indonesia.
kelas pranikah tersebut PKK bisa melaksanakannya sendiri, pasti sudah kami
laksanakan sejak kemarin. Tapi inikan jenis pekerjaan yang komprehensif,
masif, kami cita-citakan bisa dilaksanakan di seluruh NTB. Pasti Mendagri
tahu itu, sehingga dikeluarkanlah Permendagri pembentukan Pokjanal, ucap
Ketua TP.PKK NTB.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dan Kakanwil Agama menyetujui
usulan TP PKK Proponsi NTB untuk segera membentuk kelas pranikah yang
diwajibkan bagi seluruh calon pasangan yang akan menikah agar menjadi
calon keluarga yang sadar gizi. Usulan ini diajukan TP PKK dengan landasan
pemikiran bahwa gizi generasi mendatang NTB bergantung kepada
pengetahuan orang tua akan gizi jauh sebelum jabang bayi ada di kandungan
Ibu.
Erica menjelaskan, kita tahu, jika seorang Ibu setelah hamil baru disupply
dengan berbagai macam gizi, banyak zat-zat yang relatif tidak sempurna
penyerapannya. Beberapa jenis vitamin, mineral dan zat-zat yg bermanfaat
bagi pembentukkan janin, bayi, generasi NTB di masa mendatang, sudah
harus ditumpuk di tubuh sang Ibu, minimal beberapa bulan sebelum si Ibu
memasuki masa kehamilan. Itulah mengapa pengetahuan pentingnya sadar
gizi ditanamkan sedari dini.
Sesungguhnya bukan cuma gizi, pengetahuan akan kesehatan reproduksi,
pola asuh anak dan masih banyak lagi kelak juga akan kita masukkan
sebagai materi di program kelas pranikah ini.
Ini program yang jika direalisasikam dengan sungguh, secepat-cepatnya
dalam kira-kira 1 tahun ke depan, NTB sudah dapat memiliki bayi-bayi yang
lebih sehat, calon generasi NTB yang benar beriman, berdaya saing,
berbudaya dan sejahtera, tegas Erica. (ANN-Humas NTB
KebijakanPNPMMPdGenerasi2014
Posted by: redaksiApril 18, 2014
RelatedPosts
Reply
FestivalMoyo2015,BarapanKeboSuksesDigelar
SosialiasiSaatJayaLunyukPenuhHikmah
DinasPUSumbawaSiapkanTigaKawasanStrategis
BelasanCJHPlusTinggalkanSumbawaMenujuJeddah
RatusanPelanggarLalinDiajukankeMejaHijau
Adalah setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali pemeriksaan
selama masa kehamilannya sesuai trimester kehamilannya, Setiap ibu hamil
mendapatkan minimal 90 butir pil Fe (penambah darah) selama masa
kehamilannya. Setiap proses kelahiran ditangani oleh tenaga bidan atau
dokter, setiap ibu yang melahirkan (termasuk bayinya) mendapatkan
perawatan nifas oleh bidan atau dokter, minimal 3 kali perawatan dalam
waktu 42 hari setelah proses persalinan, dan setiap bayi usia 12 bulan ke
bawah mendapatkan imunisasi standar secara lengkap. Setiap bayi usia 12
bulan ke bawah, berat badannya ditimbang dan selalu naik pada setiap
bulannya mengikuti grafik pertumbuhan (untuk bayi di bawah usia 6 bulan,
berat badannya naik lebih dari 500 gram per bulan dan bayi usia 6-12 bulan
naik lebih dari 300 gram), setiap anak usia 6 bulan sampai 59 bulan wajib
mendapatkan vitamin A 2 kali dalam setahun. Kemudian setiap anak balita
(bawah lima tahun) ditimbang sebulan sekali secara rutin, setiap ibu hamil
dan/atau pasangannya mengikuti kegiatan konseling perawatan kehamilan
dan gizi minimal satu bulan sekali, setiap orang tua/pengasuh yang memiliki
bayi usia 0-2 tahun mengikuti kegiatan pengasuhan balita dan pemenuhan
gizi minimal satu bulan sekali.
Disampaikan juga 2 indikator keberhasilan bidang pendidikan, meliputi, setiap
anak usia SD/MI dan SMP/MTs yang belum sekolah dan putus sekolah
kembali bersekolah, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK), setiap anak
lulus SD/MI termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). Melanjutkan sekolah
di tingkat SMP/MTs.
http://www.gaungntb.com/2014/04/kebijakan-pnpm-mpdgenerasi-2014/