KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga
Laporan Akhir (Final Report) berhasil diselesaikan.
Laporan Akhir ini merupakan laporan keempat dalam kegiatan Kajian Model
Pembiayaan Infrastruktur PU Dan Permukiman Dalam Rangka Optimalisasi Kerjasama
Pemerintah
dan
Swasta
(KPS)
dengan
Kontrak
Nomor
KU.01.03/POKJA-
Jakarta,
Nopember 2013
R.Kartono
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air
Persampahan
Tol
Minum
dan Sanitasi
2010
2011
2012
2010
18
2011
17
2012
13
2010
17
18
2011
18
2012
13
Proyek Prioritas
Proyek Potensial
Sampai dengan penerbitan PPP Book tahun 2012, telah ada beberapa
proyek infrastruktur PU dalam tahapan pelaksanaan tender yaitu Proyek
KPS Air Minum Umbulan (Jawa Timur), Air Minum Bandar Lampung,
dan Air Minum Maros (Sulawesi Selatan), 6 ruas Jalan Tol DKI, serta
Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa. Walaupun proyek-proyek tersebut
menunjukkan peningkatan status dari tahun 2010 ke tahun 2012, namun
diidentifikasi beberapa proyek tidak mengalami perubahan status dan
beberapa proyek baru muncul di tahun 2012.
Seberapa besar proyek-proyek KPS di PPP Book dapat berjalan
optimal?
Bagaimana pengusahaan jalan tol yang layak secara ekonomi
tetapi tidak layak secara finansial bila dikelola oleh BUMN?
Selama ini, penyelenggaraan KPS infrastruktur PU dan Permukiman
dinilai belum mencapai hasil yang diharapkan. Beberapa tantangan yang
dihadapi dalam penerapan pola pembiayaan KPS pada penyelenggaraan
I-2
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menghasilkan strategi yang
diperlukan
dalam
upaya
mengoptimalkan
penyelenggaraan
KPS
1.3.1 Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1.
yang
telah
diusulkan
dalam
PPP
Book
beserta
dasar
hukum,
model-model
pembiayaan
KPS,
terkait
di
beberapa
wilayah
di
Indonesia
mengenai
I-4
D. Menyusun
berbagai
permasalahan
strategi
yang
ada
intervensi
dalam
yang
upaya
sesuai
terhadap
mengoptimalkan
I-6
nasional yang
I-7
I-8
Eksisiting
Parameter
To be
best-practice,
terutama
kaitannya
dengan
proses,
I-9
Tinjauan
Literatur,
Kebijakan dan
Peraturan
Perundangan
terkait
Identifikasi Proyek-Proyek
yang Diusulkan PPP Book
terkait dari Perkembangan
Statusnya
Analisis
- Bentuk
kerjasama/pola/model
KPS yang dimungkinkan
- Bentuk dukungan
pemerintah
- Alokasi dan
manajemen
resiko yang tepat
Analisis Permasalahan
yang Dihadapi Selama
Pengusulan Proyek
Sampai dengan Kondisi
terakhir
Review Analisis
Kelayakan Proyek
yang Dimiliki
Masukan dan
Rekomendasi
Alternatif Model
Pembiayaan KPS
Alternatif Model
Pembiayaan
Infrastruktur
yang Optimal
1.6
1.6.1 Gambaran
Umum
Investasi
Infrastruktur
Pekerjaan
Umum
Infrastruktur memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat dan
sebagai sarana bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan
infrastruktur menimbulkan aspek pull dan push ekonomi. Ketersediaan
infrastruktur yang handal akan meningkatkan efisiensi produksi dan
distribusi (produktifitas), serta kualitas hidup masyarakat sehingga
meningkatkan daya saing nasional menuju ekonomi yang berkelanjutan.
Pengalaman global menyebutkan bahwa infrastruktur mempunyai fungsi
produksi bagi peningkatan kualitas hidup diantaranya pada aspek
kesehatan, kesamaan gender, pendidikan, dan lingkungan yang berujung
pada peningkatan kemakmuran dan standar hidup. Secara lebih luas,
ketersediaan
infrastruktur
memberikan
multiplier
efffect
bagi
I - 10
Gambar 1.5
Peran Infrastruktur PU dan Permukiman dalam Pembangunan
Nasional
I - 11
Indonesia hanya sedikit lebih baik dari Vietnam (83) dan Filipina (103),
jauh dibandingkan Malaysia (27) dan Thailand (41). Berdasarkan
Gambar 1.3, terlihat bahwa sebelum krisis, pertumbuhan ekonomi
Indonesia selaras dengan besaran investasi infrastruktur. Sedangkan pada
saat krisis terjadi penurunan pembiayaan infrastruktur yang berimplikasi
pada penurunan pertumbuhan ekonomi dan kembali meningkat setelah
tahun 2000.
Gambar 1.6
Hubungan Investasi Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi
I - 12
perkotaan
dan
40%
penduduk
pedesaan,
dan
untuk
2011
2012
2013
2014
TOTAL
5.794,997
6.443,746
7.157,939
7.965,934
8.864,492
36.227,103
Kebutuhan Investasi
Infrastruktur
289,750
322,187
357,897
398,197
443,225
1.811,256
Kebutuhan Investasi
Infrastruktur (RPJM 2010-2014)
228,642
254,238
282,417
314,296
349,749
1.429,342
69,810
79,003
87,978
99,998
113,903
450,699
Perkiraan PDRB
Gambar 1.7
Perkiraan Kebutuhan dan Sumber Pendanaan Infrastruktur 20102014
32%
68%
Pemerintah
Swasta
I - 13
Gambar 1.8
Perkiraan Kebutuhan dan Sumber Pendanaan Infrastruktur PU
2010-2014
Kebutuhan Investasi Infrastruktur
Sektor PU 2010 - 2014
(Rp. Trilyun)
Pemerintah ~275,6
Swasta~ 413,4
40%
60%
Untuk
dapat
mengatasi
defisit/backlog
penyediaan
infrastruktur,
I - 15
Tabel 1.2
Rekapitulasi Perbandingan Nilai Proyek Infrastruktur Pekerjaan Umum
Sektor
Proyek Prioritas
Proyek Potensial
Total
PPP Book
PPP Book
PPP Book
PPP Book
Satuan
2010
Jalan Tol
Air Minum
Persampahan
& Sanitasi
2012
2010
Buah
2011
2
18
2011
17
2012
13
2010
17
2011
3
2012
2010
35
2011
22
2012
14
Juta
US$
25.670,4
628,0
7.591,6
8.221,2
32.519,53
19.261,4
1.810,5
26.852,9
35.702,1
33.147,53
Buah
18
18
13
24
24
18
Juta
US$
311,5
521,9
590,67
1.327,50
1.363,83
1.388,15
1.849,4
1.675,3
1.978,82
Buah
Juta
US$
130,0
100,0
220,0
120,0
150,0
52,27
50,27
203,0
277,3
300,3
453,0
Sumber: PPP Book 2010, PPP Book 2011 dan PPP Book 2012
Nama Proyek
Proyek Potensial
Jalan Tol
PekanbaruKandis-Dumai
(Riau)
Kisaran-Tebing
Tinggi (Sumatera
Utara)
Batu AmparMuka KuningBandara Hang
Nadim (Riau)
Terbanggi BesarMenggalaPematang
Panggang
(Lampung)
BakauheniTerbanggi Besar
(Lampung)
Jembatan Selat
Sunda
CilegonBojonegara
(Banten)
Kamal-Teluk
Naga-Batu Ceper
(Banten)
GedebageMajalaya (Jawa
Barat)
Bandara JuandaTanjung Perak
(Surabaya)
Bukit Tinggi-
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
528,00
Proyek Potensial
Jalan Tol
PekanbaruKandis-Dumai
(Riau)
BalikpapanSamarinda Toll
Road, East
Kalimantan
220,00
Manado-Bitung
Toll Road, Nort
Sulawesi
1
844,62
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
Proyek Potensial
Jalan Tol
Nilai
Investasi
(jt US$)
844,60
705,00
260,90
578,00
820,00
11.000,00
92,00
359,00
90
503,00
1023,00
I - 16
Nama Proyek
Pondok Gede
Water Supply,
Bekasi Municipal
(Jawa Barat)
Water Supply
Distribution of
Cimahi City
(Jawa Barat)
Nilai
Investasi
(jt US$)
Nama Proyek
No
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
11.000,00
296,00
608,50
800,00
750,00
561,21
2
690,00
375,66
Air Minum
South Pekanbaru
Water Supply
(Riau)
Karian Water
Supply (Banten)
North Bekasi
Regency Water
Supply (Jawa
Barat)
4,50
33,53
690,00
3,79
33,53
Karian Water
Supply (Banten)
North Bekasi
Regency Water
Supply (Jawa
Barat)
690,00
13,00
Jatigede Water
Supply (Jawa
Barat)
375,66
Water Treatment
Plant and
Distribution of
Sindang Heula
Dam, Serang
(Banten)
Sukabumi Water
Supply (Jawa
Barat)
22,40
116
Air Minum
South
Pekanbaru
Water Supply
(Riau)
4,00
Jatigede Water
Supply (Jawa
Barat)
14,33
Surakarta Water
Supply, Central
Java
No
Nilai
Investasi
(jt US$)
4,50
15,06
Water Treatment
Plant and
Distribution of
Cimahi
Municipal Water
Supply (Jawa
Barat)
Expansion of
Padang Water
Supply, West
376,00
East Agam and
Bukittinggi
Water Supply,
West Sumatera
3.780,00
Expansion of
Padang Water
Supply, West
Sumatera
Ungaran Water
Supply,
Semarang
Regency, Central
Java
133,00
15,93
20,00
28,00
Central Lombok
Water Supply,
West Nusa
690,00
I - 17
Nama Proyek
West Semarang
City Water
Supply, Central
Java
Blora Regency
Water Supply,
Central Java
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Sumatra
Sukabumi
Regency Water
Supply, West
Java
West Semarang
Municipal Water
Supply, Central
Java
Ungaran Water
Supply,
Semarang
Regency, Central
Java
84,40
42,42
Lamongan
Regency Water
Supply, East
Jawa
12,00
Krabayakan
Sping Water
Supply, Malang
Regency, East
Java
Metaum Water
Supply, Tabanan,
Bali
Lamongan
Regency Water
Supply, East
Java
Krabyakan
Spring Water
Supply, Malang
Regency, East
Java
20,50
3,62
Central Lombok
Water Supply,
Nort Kayong
Regency, West
Kalimantan
Pontianak
Municipal Water
Supply, West
Kalimantan
Improvemeny
Water Supply
Palu Municipal,
Central Sulawesi
Maros Regency
Water Supply,
South Sulawesi
18,00
25,00
13,05
11,50
Sampah
30,00
12,08
Nama Proyek
Metaum Water
Supply, Tabanan
Regency, Bali
Central Lombok
Water Supply,
West Nusa
Tenggara
Sukadana Water
Supply, Nort
Kayong Regency,
West
Kalimantan
Pontianak
Municipal Water
Supply, West
Kalimantan
East Pontianak
Municipal Water
Supply, West
Kalimantan
Improvement
Water Supply
Palu Municipal,
Central Sulawesi
Sampah
Cimahi Waste
Water
Management
(Jawa Barat)
Padang Solid
Waste
Management,
West Sumatra
Solid Waste
Management
Improvement
Project for
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
Tenggara
Greater
Pontianak Water
Supply, West
Kalimantan
East Pontianak
Municipal Water
Supply, West
Kalimantan
Sampit Water
Supply, Central
Kalimantan
15,06
82,40
Nilai
Investasi
(jt US$)
13,00
376,00
10,22
10,22
Palangkaraya
Water Supply,
Central
Kalimantan
12,00
7,00
Improvement
Water Supply
Palu Municipal,
Central Sulawesi
21,00
143,00
3,62
18,00
4,32
25,00
15,06
13,55
3
20,00
Sampah
Padang Solid
Waste
Management,
West Sumatera
DKI Jakarta
Sewage
Treatment Plant
3,00
17,40
14,00
12,08
I - 18
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
Urban Climate
Change
Solid Waste
Management
Improvement
Project for CDM
Program
Proyek Prioritas
Jalan Tol
Climate Change
Solid Waste
Management
Improvement
Project for CDM
Program
Proyek Prioritas
Jalan Tol
Medan-Binjai
(Sumater Utara)
MedanKualanamuTebing Tinggi
(Sumatera Utara)
PalembangIndralaya
(Palembang)
15,19
129,30
475,52
105,29
TeginenengBabatan
(Lampung)
272,68
SukabumiCiranjang (Jawa
Barat)
185,58
CiranjangPadalarang (Jawa
Barat)
Pasir KojaSoreang (Jawa
Barat)
324,75
102,15
CileunyiSumedangDawuan (Jawa
Barat)
Terusan PasteurUjung BerungCileunyiGedebage (Jawa
Barat)
Pandaan-Malang
(Surabaya)
KemayoranKampung
Melayu, DKI
Jakarta
Sunter-Rawa
Buaya-Batu
Ceper, DKI
Jakarta
Ulujami-Tanah
Abang, DKI
Jakarta
Medan-Binjai
(Sumater Utara)
PalembangIndralaya
(Palembang)
510,20
Ulujami-Tanah
Abang, DKI
Jakarta
Pasar MingguCasablangca,
DKI Jakarta
Sunter-Pulo
GebangTambelang, DKI
Jakarta
252,76
695,36
SukabumiCiranjang (Jawa
Barat)
976,07
425,53
571,99
Sunter-Pulo
GebangTambelang, DKI
Jakarta
Duri Pulo-
737,80
596,01
No
Nama Proyek
CiranjangPadalarang
(Jawa Barat)
Pasir KojaSoreang (Jawa
Barat)
CileunyiSumedangDawuan (Jawa
Barat)
Terusan PasteurUjung BerungCileunyiGedebage (Jawa
Barat)
Pandaan-Malang
Nilai
Investasi
(jt US$)
15,19
1
120,40
Proyek Prioritas
Jalan Tol
PekanbaruKandis-Dumai
(Riau)
Medan-Binjai
(Sumatera
Utara)
1.690,00
124,90
TeginenengBabatan
(Lampung)
KemayoranKampung
Melayu, DKI
Jakarta
Sunter-Rawa
Buaya-Batu
Ceper, DKI
Jakarta
Duri PuloKampung
Melayu, DKI
Jakarta
Tanjung Priuk,
DKI Jakarta
691,70
Nilai
Investasi
(jt US$)
318,20
695,40
976,10
425,50
572,00
129,30
PalembangIndralaya
(Palembang)
111,00
TeginenengBabatan
(Lampung)
Pasir KojaSoreang (Jawa
Barat)
318,20
210,00
CileunyiSumedangDawuan (Jawa
Barat)
Terusan PasteurUjung BerungCileunyiGedebage (Jawa
Barat)
Pandaan-Malang
(Surabaya)
737,80
1.015,80
688,00
420,00
SerpongBalaraja
(Banten)
596,00
687,00
217,90
Tanjung Priok,
DKI Jakarta
BalikpapanSamarinda-Toll
Road, East
Kalimantan
1200,00
375,90
Manado-Bitung
Toll Road, North
Sulawesi
353,00
612,50
612,50
143,50
1.015,80
800,00
293,20
I - 19
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Kampung
Melayu, DKI
Jakarta
Tanjung Priuk,
DKI Jakarta
SaranganTanjung Benoa,
Bali
Air Minum
Bandar Lampung
Municipal Water
Supply
(Lampung)
DKI JakartaBekasi-Karawang
Water Supply
(Jawa Barat)
West Cikarang &
Cibitung Bekasi
Regency Water
Supply (Jawa
Barat)
Bandung
Regency Water
Supply (Jawa
Barat)
Umbulan Water
Supply, East Java
Klungkung
Regency (Tukad
Unda) Water
Supply, Bali
Sampah
Solid Waste Final
Disposal and
Treatment
Facility-Greater
Bandung Area
(Jawa Barat)
Solid Waste Final
Disposal and
Treatment
Facility-Bogor
and Depok Area
(Jawa Barat)
Solid Waste
Management
Improvement
Bandung
Municipal (Jawa
Barat)
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
Air Minum
Pondok Gede
Water Supply,
Bekasi
Municipal (Jawa
Barat)
DKI JakartaBekasiKarawang Water
Supply (Jawa
Barat)
20,00
(Surabaya)
Nusa DuaBandara Ngurah
Rai-Benoa, Bali
390,00
196,10
148,88
2
Air Minum
38,00
189,30
West Semarang
Municipal Water
Supply, Central
Java
Lamongan
Regency Water
Supply, East
Java
Southern Bali
Water Supply,
Bali
29,70
17,17
102,10
189,00
78,00
16,67
287,00
43,50
3
80,00
40,00
Sampah
Solid Waste
Final Disposal
and Treatment
Facility-Greater
Bandung Area
(Jawa Barat)
Solid Waste
Final Disposal
and Treatment
Facility-Bogor
and Depok Area
(Jawa Barat)
80,00
40,00
100,00
1
Proyek Siap
Lelang
Jalan Tol
Air Minum
Proyek Siap
Lelang
Jalan Tol
MedanKualanamuTebing Tinggi
(Sumatera
Utara)
Air Minum
Pondok Gede
Water Supply,
Bekasi Municipal
670,40
2
Sampah
Solid Waste
Final Disposal
and Treatment
Facility-Greater
Bandung Area
(Jawa Barat)
Solid Waste
Final Disposal
and Treatment
Facility-Bogor
and Depok Area
(Jawa Barat)
Solid Waste
Treatment &
Final DisposalPutri Cempo
Mojosongo,
Surakarta,
Central Java
Proyek Siap
Lelang
Jalan Tol
MedanKualanamuTebing Tinggi
(Sumatera
Utara)
Air Minum
80,00
40,00
30,00
628,00
22,43
I - 20
Nama Proyek
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Sampah
Nama Proyek
(Jawa Barat)
Bandar
Lampung
Municipal Water
Supply
(Lampung)
DKI JakartaBekasiKarawang Water
Supply (Jawa
Barat)
Sampah
Solid Waste
Management
Improvement
Bandung
Municipal (Jawa
Barat)
Nilai
Investasi
(jt US$)
No
Nama Proyek
Sampah
Solid Waste
Management
Improvement
Bandung
Municipal (Jawa
Barat)
Nilai
Investasi
(jt US$)
38,00
189,30
100,00
100,00
Sumber: PPP Book 2010, PPP Book 2011 dan PPP Book 2012
APBN
maupun
APBD,
sudah
sewajarnya
kemudian
peluang
hilangnya
kemanfaatan
infrastruktur
bagi
pembangunan,
operasi,
pengelolaan
atau
pemeliharaan
Pembangunan
dan
Pembiayaan
Infrastruktur PU
Di dalam RENSTRA Kementerian PU 2010-2014, berpatokan pada
skenario moderat sesuai dengan Rencana Tindak Pembangunan Jangka
Menengah 2010 2014 Per Kementerian/Lembaga RPJMN 2010 2014
(Perpres Nomor 5 Tahun 2010), kebutuhan investasi infrastruktur PU dan
Permukiman selama 2010-2014 sebesar Rp. 689 triliun atau hanya setara
dengan 1,8-2,2% PDB. Dimana dari jumlah tersebut, pemerintah pusat
hanya mampu menyediakan anggaran sebesar Rp. 268,825 triliun atau
senilai 9% dari total kebutuhan pembiayaan dan sisanya sebesar Rp.
246,825 triliun disediakan oleh APBD (DAK Rp. 75 triliun dan PAD
Rp. 172 triliun) serta kerjasama pemerintah dan dunia usaha baik melalui
pola-pola KPS, kerjasama Pemerintah dengan BUMN dan/atau BUMD,
Pemerintah dan Masyarakat, maupun kombinasi di antara sumber-sumber
pembiayaan tersebut sebesar Rp. 173,371 triliun (Air Bersih Rp. 6,283
triliun dan Jalan Tol Rp. 167,088 triliun).
Dari keseluruhan proyek yang direncanakan tersebut, masih terdapat
beberapa
permasalahan
krusial
yang
menyebabkan
pelaksanaan
I - 22
I - 24
lama,
misalnya
penyediaan
jalan/jembatan,
pelabuhan,
Pelayanan
SWASTA
Tarif
Sewa/bukan sewa
Pembebasan Lahan
Pengawasan
USERS
Pembayaran Pinjaman
Pinjaman (hutang)
Bank
I - 25
Pembayaran Instalasi
SWASTA
Pembayaran Pinjaman
Pinjaman (hutang)
Bank
hak
untuk
membangun,
membiayai
dan
selanjutnya
jangka
waktu
tertentu
untuk
pengembalian
modal
I - 26
Dalam
hal
ini
pemerintah
berkewajiban
untuk
untuk
membangun
proyek
termasuk
I - 28
jelas
terhadap
setiap
peristiwa
yang
mungkin
dapat
terhadap
masing-masing
peristiwa
tersebut
dan
harus
I - 29
selama masa
perjanjian KPS. Secara umum, resiko harus dialokasikan pada pihak yang
paling mampu mengelola, mengendalikan atau mengurangi resiko
tersebut. Sebaliknya, resiko jangan pernah dialokasikan kepada pihak
yang tidak mampu menanggung konsekuensi dari resiko tersebut.
Resiko hanya dapat dibebankan kepada pemerintah apabila ada kondisi
luar biasa yang berkaitan dengan kepentingan banyak orang, dan tidak ada
pihak lain yang dapat menanggung. Namun pada hampir semua proyek
dengan pihak swasta, kontrak kerjasama mengalokasikan tanggung jawab
pemerintah untuk menyediakan berbagai kebutuhan di tingkat lokal bagi
mitra swasta yang menjalankan proyek atas nama pemerintah. Akhirnya
pemerintahlah yang bertanggung jawab atas penyediaan pelayanan dan
sukses tidaknya suatu proyek.
Harus ditekankan bahwa proses awal pembagian resiko akan ditanggung
oleh mitra swasta selaku Pemegang Kerjasama. Pemegang Kerjasama
hanya menanggung resiko yang diakibatkan oleh pekerjaannya, sehingga
proses alokasi resiko adalah proses pengidentifikasian pihak yang akan
mengatur dan mengontrol resiko.
Dalam penjelasan mengenai alokasi resiko proyek ini, resiko akan
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kategori resiko proyek menurut
Chemical Bank dan Chase Manhattan Bank yaitu :
I - 30
Resiko Kekuasaan/Negara;
Resiko
Kekuasaan/
Negara
Resiko
Proyek
Resiko
Keuangan
Resiko
Keadaan
Kahar
dimana pemerintah
I - 31
pemilik
proyek
tidak
dapat
memenuhi
kewajiban
keuangannya.
Resiko kredit yang kedua muncul apabila kondisi yang sudah ada
dalam kontrak pembelian mengenai harga dan kuantitas dalam
kenyataannya menjadi tidak pasti, misalnya permintaan yang tidak
sesuai target. Resiko ini biasanya muncul paling besar apabila
pembeli menetapkan kuantitas dari output, dan bukannya pihak
penyedia produk/pemegang konsesi yang menentukan harga
output.
I - 32
Gambar 1.10
Resiko Kredit (Keuangan) Proyek
Resiko Pihak Pembeli
Resiko
Pasar/
Pendapatan
Resiko Harga
Resiko Kegagalan
Mitra Bisnis
Resiko
Kredit/Keuangan
Proyek
Resiko
Nilai Tukar
Valuta Asing
Resiko Tingkat
Suku Bunga
Resiko Pembiayaan
Kembali
I - 33
Sumber: Analisis Resiko, Chemical Bank dan Chase Manhattan Bank, 2000
meliputi,
membuat
undang-undang,
mengatur,
dan
akan
menyebabkan
instabilitas
politik
sehingga
Resiko Politik
Resiko Perubahan
Hukum dan
Peraturan
Resiko Perubahan
Perundang-undangan
Resiko Konversi
Valuta Asing dan
Resiko Repatriasi
Resiko Perubahan
Peraturan
Sumber: Analisis Resiko, Chemical Bank dan Chase Manhattan Bank, 2000
I - 34
Resiko Keadaan
Kahar
Resiko Keadaan
Kahar
Karena Politik
Sumber: Analisis Resiko, Chemical Bank dan Chase Manhattan Bank, 2000
I - 35
BAB V
ANALISIS PENANGANAN MASALAH
5.1
Aspek
Keuangan
Permasalahan
2. Penghitungan kompensasi;
3. Pembayara tanah yang sering tertunda.
2.
Teknis Operasional
sesuainya
kesepakatan
harga
penggantian lahan;
6. Data kepemilikan lahan yang belum sinkron;
7. Peninjauan ulang trace jalan tol atau trace
belum selesai;
8. Belum adanya lahan untuk relokasi;
9. Inventasrisasi dan identifikasi terkendala.
3.
Legal
V- 1
No.
Aspek
Permasalahan
3. Akta
perjanjian
kepemilikan
saham
bermasalah;
4. Revisi bidang peta belum terbit;
5. Perpanjangan SP2LP belum keluar atau
sudah habis;
6. Kontrak PPJT baru ditandatangani
4.
Sosial
5.2
Fokus Analisa
Keterlibatan
sponsor
proyeksebelumnya
dengan proyek-proyek jalan tol yang telah
dibangun dan dioperasikan berhasil adalah
faktor nilai positif. Penilaian terhadap
karyawan, termasuk kualifikasi, keterampilan
dan pengalaman, juga harus dilakukan.
Kekuatan keuangan
V- 2
Penaksiran
Fokus Analisa
Komitmen
risiko
regulasi,
khususnya
dalam
hubungannya
dengan
V- 3
2. Periode Konsesi
Lamanya perjanjian konsesi biasanya jangka panjang (20 sampai 30
tahun) karena ada periode yang relatif lama sebelum pemegang saham
akan menyadari pengembalian atas investasi. Masa konsesi biasanya
dapat diperpanjang oleh beberapa keadaan, seperti dalam hal
pemegang ijin harus melaksanakan pekerjaan tambahan yang
diperlukan pada infrastruktur jalan tol.
3. Ketersediaan dan Formulir Dukungan Pemerintah
Klausul menunjukkan dukungan pemerintah yang kuat, seperti
perpanjangan pinjaman dukungan pemerintah kembali berakhir,
adalah faktor nilai positif. Pentingnya strategis jalan tol khusus untuk
pengembangan
keseluruhan
infrastruktur
di
Malaysia
untuk
mengakhiri
konsesi,
pemerintah
harus
membayar
Kinerja,
Jaminan,
Asuransi
dan
Kebijakan
Kerusakan Dilikuidasi
Dalam hal kegagalan untuk menyelesaikan proyek dengan tanggal
yang ditentukan, kontraktor harus membayar ganti rugi dipastikan
dilikuidasi (LAD) dihitung setiap hari, jumlah maksimum yang
diizinkan di bawah kontrak biasanya 5% dari harga kontrak turnkey.
Selain LAD, MARC akan memeriksa persyaratan untuk kontraktor
untuk deposit performance bond sebesar 5% dari jumlah kontrak.
V- 6
sebesar
50%
dari
Tol
Pendapatan
Bersih
V- 7
sitaan. MARC juga akan melihat kompensasi yang harus dibayar oleh
pemerintah kepada pemegang ijin jika gagal untuk membuat lahan
yang tersedia, mengakibatkan penundaan.
Kontraktor Utama
MARC harus mengevaluasi pengalaman dan catatan rekor kontraktor
utama dalam proyek jalan tol terkait dan profil keuangan mereka,
termasuk profitabilitas, dana pemegang saham dan daftar proyek yang
diselesaikan. Kualifikasi dan pengalaman dari manajemen perusahaan
konstruksi juga akan diperiksa.
Laporan Insinyur independen, Laporan Kemajuan, Jadwal
jangka waktu dan Biaya Proyek
Selama masa konstruksi, MARC akan memantau perkembangan
pembangunan jalan tol dengan memeriksa laporan kemajuan
konstruksi disusun oleh konsultan teknik, yang bertanggung jawab
untuk mengawasi dan memantau kemajuan pembangunan jalan tol
atas nama pemegang ijin dan pemodalnya. Para konsultan teknik akan
bertindak sebagai insinyur pengawasan memastikan bahwa pekerjaan
konstruksi dilakukan sesuai ketat dengan kontrak turnkey. Kehadiran
insinyur pengawas memberikan pengawasan independen terhadap
kemajuan konstruksi. Analis
MARC
yang
harus
diperhatikan
lainnya
termasuk
rencana
kontraktor
untuk
menjadi
perawatan
rutin
dan
perbaikan
besar.
seperti
rumput-pemotongan,
jalan
kliring,
desilting
dan
Penafsiran
Fokus Analitis
V- 9
dalam
kegagalan
kewajiban
merekaditetapkan
dalam
CA,
kompensasi dalam hal jumlah dan
waktu harus dinilai oleh MARC. Sebagai
contoh, sejumlah 5% dari semua biaya
dan piutang dalam 12 bulan terakhir
sebelum tanggal pemutusan kontrak
pengoperasian tol harus diberi ganti
rugi, jika karena ke default oleh
kontraktor.
Pengalaman Operator
Pendapatan
hukumnya
tol
Faktor lain
kapasitas
Partai
benar-benar
menangani
pendapatan tol dan kapasitas hukum
dalam hal koleksi tol harus didefinisikan
secara jelas.
MARC akan melihat kemampuan dan
pengalaman operator dalam menangani
teknologi baru terkait dengan koleksi
tol, melaksanakan pengawasan lalu
lintas dan sistem kontrol, dan jaringan
komunikasi untuk mengelola jalan tol
secara efektif dan efisien.
E. Aspek Struktural
Analisis structural memainkan peran penting dalam penilaian risiko
default. Sementara stabilitas aliran pendapatan sangat tergantung pada
kinerja toll collection, struktur memberikan kerangka yang akan
menentukan kondisi ditempatkan pada arus kas yang tersedia untuk
layanan utang. Sebagai contoh, beberapa rekening cadangan dapat
dimasukkan untuk mengurangi keterlambatan dalam mencapai operasi
penuh atau selama periode ramp-up, tergantung pada tingkat dan sifat
risiko terhadap yang masing-masing rekening cadangan dirancang untuk
menopang. Struktur masalah merinci persyaratan pokok, kondisi dan
perjanjian fasilitas utang, seperti pembayaran, keamanan, dan rekening
yang ditunjuk. Syarat, ketentuan, dan akad bawah struktur masalah
diarahkan memastikan solvabilitas proyek dan kebutuhan pemegang
konsesi proyek untuk mengelola arus kas dan layanan kewajiban
utangnya.
V- 10
Fokus Analitis
Risiko Pembiayaan
Risiko Likuiditas
Risiko investasi
Fokus Analitis
Profitabilitas/Laba
V- 12
V- 13
Yamuna
yang
terbentang
dari
utara-selatan
membentuk
penghalang alami yang menahan ekspansi Delhi ke timur. The New Okhla
Industrial Development Authority (NOIDA) di negara tetangga Uttar
Pradesh mendirikan sebuah kota industri baru yang terintegrasi di dekat
Delhi. Noida terletak di sebelah timur Yamuna adalah kota yang berada di
bawah pembangunan sejak 1976. Hari ini telah menjadi salah satu kota
satelit Delhi. Lalu lintas yang dihasilkan oleh kota satelit ini adalah
substansial dan interaksi dengan Delhi juga substansial. Lalu lintas antara
timur sungai Yamuna termasuk Noida dan Delhi adalah dari urutan
3,70,000 PCUs harian pada tahun 2002 dan dilayani oleh tiga jembatan
tol gratis yang ada.
B. Pembangunan Proyek
Penyewaan infrastruktur dan jasa keuangan (IL & FS), NOIDA &
Administrasi Delhi (DA) mencapai kesepakatan secara prinsip untuk
pelaksanaan jembatan keempat di Yamuna, Delhi Noida Jembatan Tol,
pada membangun, memiliki, mengoperasikan & transfer (BOOT) dasar.
Sebuah memorandum tripartit of understanding (MoU) ditandatangan
antara IL & FS, NOIDA, & DA pada tanggal 7 April 1992 mendirikan
jembatan baru dan mendefinisikan ruang lingkup dan kewajiban bersama
dari berbagai mitra.
Pembentukan Proyek Perusahaan
Sebuah komite pengarah yang terdiri dari perwakilan
Pemerintah Uttar Pradesh (GoUP),
Pemerintah Delhi (DG),
Kementerian
Urusan
Perkotaan
dan
Ketenagakerjaan,
Pemerintah India,
V- 14
1996.
NTBCL,
adalah
sebuah
perusahaan
khusus
Pemerintah India
IL&FS - mensponsori
Pengguna jembatan
V- 15
Gambar 5.1
Perjanjian Dukungan
V- 16
Pengembalian Tertanggung
Perjanjian
konsesi
pengembalian
memungkinkan
terjamin
20%
NTBCL
setelah
untuk
dikurangi
mendapatkan
pajak,
dihitung
pemulihan
kembali
meyakinkan
pada
tahun
sebelumnya.
Konsesi ini juga bisa diperpanjang dua tahun pada waktu di luar waktu
yang ditentukan 30 tahun, dalam hal pengembalian meyakinkan tidak
tercapai.
NOIDA memiliki kebijaksanaan pemberian hak pengembangan lahan
untuk mendukung setiap kekurangan pendapatan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan imbal hasil yang meyakinkan dari 20%.
Setelah kembali ditargetkan telah dicapai, fasilitas proyek akan kembali ke
NOIDA untuk nilai nominal Re.1.
Perjanjian O&M
Kontrak O & M diberikan kepada M / s Intertoll, Afrika Selatan atas dasar
penawaran yang kompetitif. Fitur kontrak utama :
V- 17
NTBCL
Waktu berjalan
kontraktor EPC
kontraktor O&M
Asuransi
Mitigasi
Keterlambatan
dalam
penyelesaian
Kenaikan biaya
V- 18
Risiko
Risiko
pendapatan
Mitigasi
risiko teknologi
suku bunga
Kebocoran
pendapatan
Risiko peraturan
(penundaan
dalam revisi tol)
Kekuatan alam
majuere risiko
Polis asuransi
Risiko politik
V- 19
Risiko
Mitigasi
Bersaing rute
Inflasi
V- 20
BAB VI
KONSEP STRATEGI
PENGEMBANGAN MODEL
Model-Model Pembiayaan
O&M
BOT
Local government
Private
TOT
Gov
Private
CHINA
Financing of roads
National non-profitable fund
Private (during
State budget (15%) National debt
concession period)
Regional budget
Loans from domestic banks (70%)
User change (10%) Toll tariff
Gov
Loans from foreign banks
Others (5%)
Foreign investment
Self-financing
Revenue
Rate of return regulation was originally applied in Chinas expressways, but because of the lack of incentives to reduce operating costs, many
provinces are now turning to the price cap regulation.
mode of
Development
Model
Document
BOT- Annuity
(Hybird)
OMT
Model
Concession
Agreement
(MCA)
Manual for
Specifications and
Standards
Financing of
roads
General Budgetary
Lend form
International
institution :
(Word Bank,
ABD,
OECF,JBIC)
Central Road Fund
(CFR)
conclusions
India using BOT-annuity hybrid, which can be said it was one of
differentiator from other countries. But,the weighted average cost of
capital under hybrid annuity project is always less than the cost of
capital in case of normal annuity project. This results in marginal
benefit for the government. Therefore, hybrid annuity is being
considered by many other state governments.
contractual framework addresses the issues that are likely to arise in
financing of highway projects on DBFOT basis. The regulatory and
policy framework contained in the MCA is a pre-requisite for attracting
private investment with improved efficiencies and reduced costs,
necessary for acceleratin.
V- 1
Country
mode of
Development
BOT
KOREA
BTL
Financing of
roads
Governments
bonds
Bank Debenture
Corporate Bonds
Foreign investor
Financial Support
Private Infrastructure
Investment Management studies and VFM tests, formulating RFPs, evaluating
Center (PIMAC)
proposals, and supporting negotiations
The share of investment risks: the sum of private
sectors invested capital and the interest rate of
Risk Sharing
government bonds, calculated on an annual basis.
Korea Infrastructure Credit KICGF was established by the PPP Act to provide credit
Guarantee Fund (KICGF) guarantees for concessionaires who obtain bank loans from
0% tax rate is applied to value added tax for construction
services of revertible infrastructure facilities.
Acquisition and registration taxes for BTO projects are
exempt
Tax and financial benefits A separate tax rate of 14% is applied to income generated
from the interest on infrastructure bonds with maturity of
15 years or longer
A separate tax rate is applied to dividends from
infrastructure fund investment : 5% and 14%
conclusions
IRR is determined through negotiation (8% to15%)
Encouraging supplementary projects
Increasing coverage for Compensation on termination
Development of New Risk-Sharing Structure
korea project source of fund have an increasing number of foreign investor
V- 2
Revenue
Private
Private
Private
Gov
Financing of roads
Private
Mixture
Public
Public
Skema pembiayaan investasi jalan tol saat ini di Indonesia sebagai berikut
Gambar 6.1
Investasi Jalan Tol
V- 3
V- 4
Gambar 6.2
Support Pemerintah Indonesia
Dalam PPP
V- 5
pemerintah
memberikan
kompensasi
jika
realisasi
V- 6