Anda di halaman 1dari 2

Internet tidak diragukan lagi sudah mengisi kehidupan bisnis di Indonesia.

Dengan sekali
colaps, optic kena gempa, bisnis yang mengandalkan komunikasi via email kelimpungan.
Semua ISP sibuk mencari dan membeli jalur alternatif yang lebih lelet – satelit. Hal yang
paling mengganjal adalah harga jasa koneksi internet yang masih mahal dibanding
dengan negara lain. Kapan koneksi internet bisa murah di Indonesia?

Detikinet juga beberapa kali menurunkan laporan khusus tentang murahnya internet di
beberapa negara lain. Berikut ini cuplikan tarif internet dari detikinet.com.

Broadband Murah= US$ 26/Bulan


Untuk kecepatan 512/256 kbps tarif yang dikenakan operator adalah US$ 40 per bulan,
sedangkan untuk 1 Mbps/512 Kbps S$ 50, dan 2 Mbps/640 Kbps hanya US$ 68 per
bulan. Murahnya tarif ini menyebabkan pengguna internet di Vietnam tumbuh pesat.

Internet Broadband Cukup Rp 215 Ribu per Bulan


Cukup 22.000 Won per bulan, pengguna bisa menikmati koneksi internet berkapasitas
100 Mbps. Jika dirupiahkan, 22.000 Won kurang lebih Rp 215.000 (tepatnya Rp 213.238,
dengan kurs 1 Won = Rp 9,69).

Sempet dapat kabar dari teman, bahwa broadband di RRC cukup bayar sekitar Rp.
500.000 untuk 1 tahun unlimited dengan downstream 512 kbps. Kalau yang ini perlu
validasi ulang.

Sebenarnya pemerintah juga tidak berdiam diri. Pemerintah melalui Kominfo membuka
peluang bagi investor untuk membuka jaringan kabel optik bawah laut langsung ke ujung
backbone optik internet di Malaysia. Bahkan juga kemudian membuka peluang Palapa
O2

Palapa Ring Dua tambah peminat


Proyek ini menargetkan pembangunan tujuh cincin serat optik yang akan meliputi
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua serta delapan
jaringan penghubung (back haul).

Untuk kondisi saat ini, harga jasa koneksi internet di Indonesia memang dirasa cukup
mahal. Sebagai contoh, untuk layanan broadband Speedy, Pelanggan personal dikenakan
biaya Rp. 150.000 per bulan, harga di Bandung setelah discount 50%, dengan
perbandingan upstream downstream : 64/384 kbps. Masalah lainnya limit bandwidth
cuma 1 GB per bulan (hari gini dikasih jatah 1 GB/bulan?). Untuk dapat unlimited, harus
merogoh kantong Rp. 1 juta per bulan (lagi-lagi discount 50%, selama masa promosi).

Provider lain, dengan melalui cable TV, mematok harga sekitar Rp. 550.000,- per bulan
sudah termasuk pajak, dengan ratio bandwidth 64/128kbps. Memang kemudian ada
beberapa provider menyediakan yang mungkin lebih murah melalui radio pita lebar.
Sayang tidak diketahui kualitas dari koneksi internetnya. Apakah mereka memang
menjanjikan cepat adalah benar-benar cepat. Kenyataannya, Speedy pada peak time di
siang hari, tetep saja lelet.
Muncul generasi baru untuk internet mobile, seperti 3G Indosat. Layanan ini sementara
cuma bisa dinikmati di Ibu kota saat ini. Lagi-lagi layanan ini belum murah. Walaupun
mengandalkan kecepatan transfer sampai 2.6 Mega Bit per detik. Di situsnya dipasang
harga Rp.10/kb. Jadi untuk 1 GB = Rp. 10juta?. Saya masih belum ngerti dengan “paket
promo data” yang ditawarkan yang berharga Rp. 130.000,- + kelebihan Rp.0,5/kb. Kok
bisa beda ya? Trus apa bedanya “high speed internet” dengan “paket promo data”?

Jadi kapan internet di Indonesia bisa murah

Jawabanya mungkin adalah : setelah koneksi langsung ke backbone direalisasikan dan


Palapa O2 benar-benar direalisasikan. Nunggu berapa tahun ya?

Anda mungkin juga menyukai