PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masingmasing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil yang
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.(Husen, 2008).
Penjadwalan tenaga kerja dapat dikategorikan sebagai hal yang cukup penting untuk
diperhatikan karena memiliki karakteristik yang spesifik dan kompleks, antara lain
kebutuhan karyawan yang berfluktasi, tenaga kerja yang tidak bisa disimpan, dan faktor
kenyamanan pelanggan.
Masalah penjadwalan karyawan banyak dijumpai pada industri jasa, salah satunya
dirumah sakit.Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-undang nomor 44 tahun
2009 tentang rumah sakit bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan rumah sakit
adalah meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan kesehatan. Untuk
meningkatkan mutu dan standar itu, rumah sakit diharuskan memiliki sistem penjadwalan
yang berkualitas dikarenakan padatnya sistem pelayanan yang ada di dalamnya. Salah
satu penjadwalan yang harus diperhatikan adalah penjadwalan perawat.
Baik
atau
tidaknya sistem pelayanan yang ada di rumah sakit dapat ditentukan oleh sistem
penjadwalan perawat yang ada.
Pada umumnya, penjadwalan perawat di Indonesia diklasifikasikan dalam sistem
penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas jagapagi, dinas jagasoredan dinas
jagamalam. Namun bagi sebagian perawat, tuntutan untuk bekerja di malam hari,liburan
dan akhir pekan sering menimbulkan stres dan frustasi. Penjadwalan yang kaku adalah
kontributor utama terhadap ketidakpuasan kerja di pihak perawat. Jika perawat tidak dapat
memberikan saran terhadap jadwal kerja, semangat para perawat dapat
berkurang.
Perasaan tidak berdaya ini berperan dalam meningkatkan rasa amarah di kalangan
perawat profesional. Oleh karena itu, penjadwalan merupakan faktor yang penting dalam
menentukan ketidakpuasan kerja atau kepuasan kerja. Manajer sebagai orang yang
bertanggung jawab untuk menyusun jadwal kerja sebaiknya secara berkala melakukan
1
evaluasi kepuasan pegawai terhadap sistem penjadwalan yang sedang berlaku. Dengan
membantu pegawai yang merasa mempunyai kendala terhadap penjadwalan dinas jaga,
manajer dapat memperbaiki kepuasan kerja pegawai.(Bessie, at al, 2010).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Tujuan umum makalah ini adalah untuk mengetahui tentang modifikasi pengaturan
dan penjadwalan staf.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui modifikasi
2. Untuk mengetahui pengaturan staf
3. Untuk mengetahui pertimbangan pengaturan staf
4. Untuk mengetahui penjadwalan
5. Untuk mengetahui prinsip penjadwalan
6. Untuk mengetahui kebijakan pengaturan staf
7. Untuk mengetahui peningkatan & pengenmbangan staf
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Modifikasi
2
Model ini merupakan kombinasi dari 2 sistem, yaitu keperawatan tim dan keperawatan
primer. Menurut Ratna S, Sudarsono (2000), penetapan model ini didasarkan pada alas an
sebagai berikut:
a. Metode keperawatan primer tidak dipergunakan secara murni, karena perawat primer
memerlukan latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau yang setara
b. Metode keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab askep
pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
c. Melalui kombinasi dua model tersebut diharapkan komunitas asuhan keperawatan dan
akuntabilitas asuhan keperawatan terhadap pada perawat primer.
Sistem
Informas
i
Manajem
Renca
enna
keperaw
Penda
atan
naan
Studi
Staffing
Pengu
asaan
Renca
na
Rencan
staffin
a
gPenjad
walan
Renca
na
Kontro
l
Komponen
Proses
Posisistaf
Pengaturan
Sumber : Swanburg, 2000
Perawat manajer dapat melihat perbedaan dari tujuan yang ada di divisi keperawatan,
filosofi, dan berbagai nilai objektif yang berhubungan dengan pengaturan staf. Filosofi
mengatur staf dapat menekankan keyakinan tentang penggunaan sistem kemandirian pasien
atau sistem klasifikasi pasien (SKP) untuk mengidentifikasi kebutuhan keperawatan pasien.
Hal ini dapat meliputi penutupan keyakinan tentang penggunaan personel sebagai staf inti
dengan dipenuhi pengaturan staf suplemen. Ini juga menguraikan siapa yang akan
bertanggung jawab untuk menyewanya.
Sasaran pengaturan staf keperawatan adalah pelayanan yang memuaskan dan
produktivitas tinggi. Perawat profesional dapat mengembangkan pernyataan tujuan yang
komprehensif dalam menyatakan kualitas dan kuantitas kinerja yang dimaksud untuk
memotivasi.
Dalam rangka meningkatkan kinerja staf keperawatan, Chintya Chew dalam tulisannya
yang berudul Be A Better Boss dalam The Straits Times, 11 juli 1988, menyatakan bahwa
ada 11 hal yang harus dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan atau staf untuk dapat
meningktakan kijerjanya, yaitu :
4
1. Pemberian instruksi yang jelas. Staf perlu diketahui secar jelas apa yang diinginkan
melaui penjabaran kegiatan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
2. Belajar untk menjadi pendengar yang baik. Seringkali pimpinan mala untuk mendengar
keluhan stafnya. Pimpinan akan kehilangan informasi yag semestinya sangat bermanfaat
untuk mengembangkan kearah kemajuan yag diinginkan.
3. Menghargai staf yang berprestasi. Pada hakekatnya, semua orang merasa senang bila
mendapatkan penghargaan dala bentu apapun.
4. Mengetahui kapan dan dimana memberi kritik. Memberitahukan staf bila mereka baik
atau sebaiknya. Bila baik, beritahu reaksi anda dan jangan menunmpuk berbagai
kelemahan untuk menumpahkannya sekaligus, dan jangan mengkritik orang atau staf
anda didepan orang lain.
5. Memberikan perhatian terhadap pengembangan karier bawahan. Pimpinan selayaknya
memeberikan bimbingan pada stafnya untuk memperoleh cara-cara yang sesuai dalam
meningkatkan karirnya.
6. Pemberian tantangan. Motivasi terbaik adalah tantangan untuk pekerjaan. Bila tidak ada
tantangan maka produktivitas, antusiasme kinerja akan menurun dan kondisi ini harus
segera diantisipasi.
7. Selalu melakukan
komunikasi
dengan
bawahannya.
Impinan
harus
mamu
menggambarkan komunikasi dua arah dengan anak buah atau stafnya dan pimpinan
harus mampu menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta berkelanjutan.
8. Menghargai bawahan dan mereka adalah orang yang dibutuhkan. Semua orang memilki
keinginan untuk dibutuhkan oleh orang lain. Paada banyak kondisi, mintalah masukan
atau pendapat dari staf mengenai hal apapun terutama dalam pengambilan keputusan.
9. Tetaplah konsisten. Perilaku tidak konsisten hanya akan membuat staf menjadi bigung,
frustasi, dan pasif terhadap tugas yag diberikan.
10. Berlakulah adil. Seorang pimpinan harus mampu memperakukan stafnya secara adil.
Perilaku diskriminatif kan menghancurkan moral karyawan dan menurunkan
produktivitas kerja.
Tahu bagaimana berkata tidak. Ada kalanya seorang pemimpin harus mengatakan
tidak, terutama yag menyangkut visi dan misi. Meskipun demikian, pimpinan harus
mampu memberikan alasan yang kuat mengapa harus menolak suatu keputusan atau
usulan tertentu.
2.4 Penjadwalan
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masingmasing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil yang
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.(Husen, 2008).
Penentuan pola dinas dan libur untuk karyawan pada suatu bangsal atau unit tertentu.
Pertimbangan pimpinan dalam penjadwalan:
a.
b.
c.
d.
e.
pendidikan
melalui
berlangsungnya
pelayanan
kesehatan
atau
e. Pelatihan kepemimpinan. Hakekatnya semua perawat adalah pimpinan. Oleh sebab itu,
ia perlu mengembangkan kemampuan leadershipnya sebagai seorang profesional.
f. Pengembangan karir. Staf mempunyai hak atas pengembangan karirnya sesuai dengan
sistem yang berlaku. Pimpinan harus mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai
pengembangan masing-masing stafnya.
g. Study banding. Unit kerja satu dengan yang lain ternyata bersifat kompetitif. Oleh sebab
itu, bukan tidak mungkin unit kerja lain mempunyai nilai lebih dibandingkan unit
kerjanya sendiri.
h. Penilaian kinerja. Seluruh staf diberikan penilaian terhadap kinerja melalui sistem
penilaian yang berlaku. Cakupannnya antara lain tanggung jawab, loyalitas, kerajinan,
kedisiplinan, kepemimpinan, dan kejujuran.
i. Pendidikan dan pelatihan. Program ini direncanakan untuk memberikan pendidikan dan
pelatihan terhadap staf melalui kurikulum yang sesuai kebutuhan dengantarget tertentu
(waktu, materi, dan keterampilan)
j. Magang dirumah sakit yang lebih maju. Harus diakui bahwa rumah sakit lain yang
memiliki nilai lebih harus menjadi target untuk ngangsuh kawruh atau mencari serta
menambah ilmu. Program ini dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
kedua belah pihak yang terlibat.
k. Kelompok kerja keperawatan. Progam ini perlu dilaksanakan selaras dengan
keperawatan sebagai profesi yang telah, tengah, dan terus dikembangkan. Produk
kelompok kerja ini adalah hasil diskusi pengembangan keperawatan, karya tulis,
prosedur tetap, materi pokok ajar temua ilmiah, penelitian keperawatan, pengembangan
sistem pendidikan keperawatan, dan masukan untuk pengembangan organisasi profesi.
Pengembangan kerja tim di ruangan. Konsep kerja tim ini masih banyak kendala dalam
pelaksanaannya, namun semua komponen dalam tim tersebut perlu mengidentifikasi semua
masalah dilapangan dilakukan oleh semua profesi keperawatan yang terlibat.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Menurut Aydelotte dalam Swanburg 2000, mengatakan Metodologi pengaturan staf
keperawatan harus merupakan proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional,
diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya pada kelompok
pasien dalam situasi tertentu. Hasil akhir adalah perkiraan bentuk dan jumalh staf yang
diperlukan untuk memberikan perawatan pada pasien.
Proses pengaturan staf bersifat kompleks. Komponen proses pengaturan staf ini adalh
sistem kontrol termasuk studi pengaturan staf, penguasaan rencana pengaturan staf, rencana
penjadwalan, dan sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK).
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masingmasing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil yang
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.(Husen, 2008).
3.2 Saran
Diharapkan kepada setiap mahasiswa ilmu keperawatan dan bagi setiap yang membaca
makalah ini dapat mengerti serta memahami tentang modifikasi pengaturan dan penjadwalan
staf dan menerapkan nya disetiap memeberikan pelayanan di Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Huston, J, Carol & Marquis L Bessie. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Teori
dan Aplikasi, edisi 4. Jakarta: EGC
Swanburg, R. C. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Untuk Perawat
Klinis. Jakarta: EGC
10