Anda di halaman 1dari 24

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1

Teori Umum
2.1.1

Pengertian Corporate Communication


Corporate communication adalah bagian dari seluruh organisasi.

Tanggung jawab untuk komunikasi semakin dilihat sebagai bagian dari peran
setiap karyawan. Komunikasi dengan internal sangat penting untuk menjalin
hubungan antara atasan dengan bawahan. Sehingga tidak merasa canggung
ketika berkomunikasi dengan pimpinan atau karyawan. Event gathering
merupakan alat penghubung untuk menjembatani hubungan antara pimpinan dan
karyawan. Sehingga proses komunikasi yang terjadi antara pimpinan dan
karyawan tidak lagi kaku.
Corporate communication is the message issued by a corporate
organization, body, or institute to its publics. "Publics" can be both
internal (employees, stakeholders, i.e. share and stock holders) and
external (agencies, channel partners, media, government, industry bodies
and institutes, educational and general public) (Wikipedia)
Komunikasi perusahaan adalah pesan yang dikeluarkan oleh
sebuah organisasi atau perusahaan, badan, atau lembaga untuk publiknya.
"Publik" dapat baik internal (karyawan, stakeholder, dan pemegang
saham yaitu saham) dan eksternal (lembaga, mitra saluran, media,
pemerintah, badan industri dan lembaga, masyarakat pendidikan dan
umum).
Cees van Riel and Charles Fombrun (2007) mendefinisikan
Corporate Communication is the set of activities involved in managing
and orchestrating all internal and external communications aimed at
creating favorable starting points with stakeholders on which the
company depends.

10

Maksudnya adalah Corporate Communicaion adalah himpunan


kegiatan yang terlibat dalam mengelola dan mendalangi semua
komunikasi internal dan eksternal yang bertujuan untuk menciptakan titik
awal menguntungkan dengan para pemangku kepentingan pada
perusahaan yang tergantung.
Menurut dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Corporate
Communication merupakan aspek penting dari komunikasi yang disiplin.
Corporate Communication mengacu pada komunikasi dalam organisasi
perusahaan (komunikasi internal) serta komunikasi antara badan usaha yang
berbeda (komunikasi eksternal). Komunikasi sangat penting dalam keberhasilan
perusahaan dan semakin banyak perusahaan-perusahaan terkenal menilai
kembali komunikasi mereka, bergerak menjauh dari tradisional, pendekatan
fungsional untuk hubungan masyarakat dan urusan publik dan mengejar internal
dan eksternal strategi komunikasi perusahaan.

2.1.2

Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan

dalam organisasi guna untuk memperlancar proses komunikasi dan interaksi


dalam

suatu

organisasi.

Sering

sekali

terjadi

kesalahpahaman

dalam

penyampaian atau pengiriman pesan. Sehingga komunikasi dalam organisasi


harus diperhatikan. Agar pesan yang disampaikan oleh organisasi dapat diterima
dengan baik. Komunikasi organisasi sangat berkaitan dengan Event Gathering.
Event gathering merupakan suatu kegiatan yang biasanya dilaksanakan satu atau
dua kali dalam setahun oleh perusahaan atau organisasi. Sehingga dapat
terbentuklah suatu tim atau kelompok organisasi yang harmonis. Hubungan yang

11

harmonis adalah efek dari cara yang efektif dalam suatu tim atau kelompok
organisasi saling memberi dan menerima pesan. Semakin harmonis hubungan
komunikasi dalam suatu tim atau kelompok maka semakin kecilnya terjadi
kesalahpahaman.
Menurut Redding dan Sanborn yang dikutip oleh Drs. Abdullah
Masmuh,M.Si (2008,p5) komunikasi organisasi adalah pengiriman dan
penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
Komunikasi Organisasi menurut definisi R. Wayne (2001,p8) dalam buku
Metode Riset Komunikasi Organisasi adalah suatu pertunjukan dan penafsiran
pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi
tertentu.
Menurut berbagai pendapat diatas dapat dirangkum, komunikasi
organisasi merupakan proses komunikasi dalam organisasi. Komunikasi ini
berfokus antara anggota-anggota suatu organisasi yang tujuannya adalah
mencapai visi misi perusahaan dengan memperlancar komunikasi internal.

2.1.3

Pengertian Special Event


Special Event adalah suatu kegiatan khusus yang harus dapat menarik

perhatian publik terhadap perusahaan. Kegiatan acara ini sangat penting untuk
mempublikasikan perusahaan dan menciptakan image perusahaan yang positif.
Salah satu dari kegiatan khusus ini adalah Event Gathering. Dalam kegiatan
Event Gathering humas harus dapat menarik perhatian dari publik internal.
Dengan diselenggarakannya event ini, perusahaan mengharapkan seluruh

12

karyawan dapat terhibur dan menghilangkan stress dari rutinitas sehari-hari di


kantor. Sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Menurut Ruslan (1998) dalam buku Public Relations Praktis (2009,
p103) mengemukakan, bahwa untuk menyelenggarakan acara atau kegiatan
khusus (special event), Humas harus mampu menarik perhatian dari publik
terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang ingin ditampilkan melalui
aktivitas special event itu sendiri.
Dr J. Goldblatt (1997) mendefinisikan Special Event is a unique
moment in time celebrated with ceremony and ritual to satisfy specific
needs.
Definisi diatas dapat diartikan Special Event adalah sebuah
momen yang unik dalam waktu dirayakan dengan upacara dan ritual
untuk memenuhi kebutuhan spesifik.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Special Event
adalah suatu acara yang menarik untuk diselenggarakan oleh perusahaan untuk
menarik perhatian publik internal maupun publik eksternal. Dalam kegiatan
Public Relations, Special Event sangat penting karena merupakan salah satu kiat
keberhasilan dalam kegiatan Public Relations untuk proses publikasi dan
menciptakan citra positif.

2.1.4

Pengertian Event Gathering


Menurut Silvia dan Widodo (2009, p58) Event gathering adalah salah

satu cara untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara pimpinan dengan
karyawan. Tujuan acara ini adalah agar karyawan termotivasi, sebab motivasi
sangat mempengaruhi pada kinerja organisasi. Dalam kegiatan Event Gathering

13

juga diharapkan hubungan yang harmonis akan memudahkan komunikasi kedua


belah pihak di kemudian hari. Bisa juga dalam acara ini disisipkan acara
perkenalan susunan pejabat baru ataupun layanan terbaru. Media Gathering ini
memberikan peluang terciptanya suasana hangat dan kondusif antara pimpinan
dengan staf perusahaan.
Beberapa contoh format acara adalah coffee morning, makan siang atau
malam, buka puasa bersama, product atau service soft launching, wisata
bersama, bermain atau bertanding olahraga bersama, dan lain-lain.
Adapun langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan media Gathering adalah
sebagai berikut:
1. Membuat proposal atau rencana kegiatan yang mencakup tujuan,
manfaat, tema, konsep dan susunan acara, ketua dan anggota tim
kepanitiaan, waktu dan tempat, undangan serta anggaran yang
dibutuhkan.
2. Pesan tempat yang sesuai dengan konsep acara
3. Memberitahukan kepada peserta Gathering dengan menyebutkan susunan
acara dan contact person untuk kepastian kehadiran.
4. Siapkan logistic seperti catering, transportasi, audio visual, dan lain-lain.
5. Siapkan pidato pembukaan untuk pimpinan perusahaan yang akan
membuka acara.

14

6. Pilih Moderator atau pemandu acara sedapat mungkin menarik dan dapat
membawa suasana yang segar dan akrab.
7. Hiburan seperti permainan, musik, dan lagu sangat penting untuk
menciptakan suasana yang cair.
8. Dokumentasikan

acara

dengan baik.

Walaupun

acara

informal,

disarankan tetap ada sesi foto bersama.


Dalam kegiatan acara gathering employees sangat diharapkan dapat
memotivasi karyawan perusahaan. Acara-acara yang menarik dan kreatif dapat
menarik karyawan untuk ikut serta dalam acara ini. Misalnya dalam hal
pemilihan tempat acara dan persiapan logistik seperti catering dan transportasi
menjadi suatu pertimbangan karyawan untuk ikut serta dalam acara gathering
employees.
2.2

Teori Khusus
2.2.1

Public Relations
PR merupakan kegiatan organisasi atau perusahaan yang terencana

dan berkesinambungan. PR harus dapat membangun dan menjaga image


positif suatu perusahaan. Hubungan internal dan eksternal perusahaan juga
harus dijaga oleh PR. Hubungan internal perusahaan adalah hubungan yang
pertama harus dijaga. Karena internal perusahaan merupakan pondasi untuk
memperkokoh suatu perusahaan.

15

Event Gathering merupakan salah satu kegiatan yang dapat


memotivasi kinerja karyawan. Karyawan merupakan bagian dari internal
perusahaan. Sehingga Event Gathering sangat membantu meningkatkan
kinerja karyawan. Menjalin hubungan yang baik dengan karyawan
merupakan salah satu pekerjaan seorang PR. Maka dari itu Event Gathering
sangat berkaitan erat dengan kegiatan PR.

Public Relation is the management function which evaluates


public attitudes, identifies the process and procedures of an individual or
organization with the public interest and plans, execute aprogram of
action to earn public understanding and acceptance. (Edwin Emmery,
dikutip oleh Lidya Evelina, Jurnal ilmu komunikasi UMN, 2009:15)
Definisi di atas menegaskan bahwa setiap kegiatan PR merupakan
fungsi manajemen, artinya apapun kegiatan PR, apakah rutin, proaktif,
reaktif, ataupun antisipatif harus senantiasa dijalankan berdasarkan
prinsip-prinsip manajemen.
Dr. Rex Harlow mendefinisikan Public Relations yang dikutip dalam
buku Human Relation dan Public Relations (2009, p117) merupakan, fungsi
manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur
bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi,
pengertian, penerimaan dan kerjasama; melibatkan manajemen dalam
pemasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai
dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung
jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif;
bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi

16

kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang


sehat dan etis sebagai sarana utama.
Menurut Scott M. Cutlip, Aleen H. Center dan Glen M. Broom
(2000), dalam bukunya Effective Public Relations menulis salah satu
definisi PR yang dikutip oleh Elvinaro (2009, p3) , yakni Public
Relations is the management function which evaluate public attitude,
identifies the policies and procedures of an individual or an organization
with the public interest, and plans and executes a program of action to
earn public understanding an acceptances.
Berdasarkan definisi diatas dapat diterjemahkan sebagai berikut,
Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-sikap
publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari
individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan
rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.

2.2.1.1

Internal dan Eksternal PR


Menurut Agung Wasesa (2010, p128) perbedaan fungsi

internal dan eksternal PR adalah:


Internal PR:
1. Mengkomunikasikan kebijakan direksi dan manajemen kepada
karyawan
2. Menjelaskan perubahan kebijakan direksi dan manajemen agar
karyawan memahami dasar pengambilan keputusan yang diambil
3. Membangun jaringan komunikasi interaktif antara karyawan,
manajemen, dan direksi
4. Membantu proses restrukturisasi, mulai dari sosialisasi kebijakan
hingga pelatihan untuk mengurangi dampak buruk restrukturisasi
5. Membantu peningkatan rasa memiliki karyawan terhadap
perusahaan

17

6. Membantu terciptanya budaya perusahaan yang sesuai dengan visi


organisasi.
Eksternal PR:
1. Mensosialisasikan kebijakan perusahaan kepada publik
2. Menjelaskan hasil Rapat Umum Pemegang Saham
3. Menjelaskan hasil dan dasar diadakannya Rapat Umum Luar
Biasa Pemegang Saham
4. Membantu pemasaran untuk menciptakan brand image
5. Mensosialisasikan prestasi yang dicapai oleh perusahaan
6. Mengembangkan program-program pengembangan masyarakat,
sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan kepada publik
7. Menyiapkan sarana bagi publik untuk melihat perusahaan secara
langsung
8. Menyiapkan sarana bagi pemerintah dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat untuk melihat kinerja perusahaan
Dari perbedaan fungsi internal dan eksternal PR, internal
PR sangat berperan dalam proses meningkatkan kinerja karyawan
dalam perusahaan melalui kegiatan event gathering. Sehingga dari
kegiatan

event

gathering

tersebut

karyawan

menggambarkan citra yang baik terhadap perusahaan.

dapat

18

2.2.2

Citra
Citra merupakan cara seseorang atau kelompok untuk memandang

atau menilai sesuatu, pada khusunya pencitraan pada perusahaan. Seorang PR


harus mampu menciptakan dan memelihara citra baik internal maupun
eksternal. Citra perusahaan yang positif salah satunya dapat menjalin dan
memelihara hubungan baik dengan publik maupun karyawan. Karyawan
dapat memandang citra perusahaan yang baik melalui kegiatan Event
Gathering. Melalui kegiatan ini karyawan dapat bersosialisasi dengan
pimpinan maupun karyawan lainnya. Dalam Event Gathering

biasanya

perusahaan mengadakan permainan (games) untuk peserta Gathering.


Tujuannya adalah untuk menjalin hubungan atau disengaja untuk
memperkenalkan dengan karyawan lainnya. Biasanya panitia acara memilih
karyawan-karyawan yang belum saling kenal atau karyawan yang jarang
bersosialisasi.
Menurut Bill Canton (1990) yang dikutip dalam buku Dasar-dasar
Public Relations (2010, p111) mengatakan bahwa Citra adalah Image:
The impression, the felling, the conception which the public has of a
company; a concioussly created impression of an object, person or
organization.
Menurut kutipan diatas Citra adalah kesan, perasaan, gambaran
diri publik terhadap perusahaan : kesan yang dengan sengaja diciptakan
dari suatu objek, orang atau organisasi.

Menurut Sutisna (2001) yang dikutip dalam buku Metode Penelitian


untuk Public Relations (2010,p99), Image adalah realitas, seperti yang
dikemukakan

Bernstein dalam Gronroos. Oleh karena itu, program

pengembangan dan perbaikan citra harus didasarkan pada realitas. Jika citra

19

tidak sesuai dengan realitas dan kinerja kita tidak baik, itu adalah kesalahan
kita dalam berkomunikasi. Jika citra sesuai dengan realitas dan merefleksikan
kinerja kita yang buruk, itu berarti kesalahan kita dalam mengelola organisasi
(Sutisna, dalam Ardianto. 2009:33).
Menurut John S. Nimpoeno yang dikutip dalam buku Dasar-dasar
Public Relations (2010,p114) proses pembentukan citra dapat digambarkan
sebagai berikut:

Gambar 2.2.2 Model Pembentukan Citra

Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern


dalam model ini adalah pembentukan citra, sedangkan input adalah stimulus
yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku tertentu. Citra itu
sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap.
.proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu
konsumen berkisar antara komponen-komponen persepsi, kognisi, motivasi dan
sikap konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai
mental representation (citra) dari stimulus (Nimpoeno, dalam Soemirat,2010).

20

Dari berbagai pendapat tentang citra maksudnya adalah


pandangan nyata seseorang yang sengaja dinilai atau diciptakan terhadap
objek, orang atau organisasi. Citra perusahaan sangat penting bagi
kemajuan perusahaan itu sendiri. Semakin bagus citra perusahaan di
publik ekternal maupun internal maka perusahaan itu mempunyai nilai
kredibilitas yang tinggi. Citra perusahaan yang bagus dapat dinilai dari
kinerja karyawan perusahaan tersebut.

2.2.2.1 Jenis Citra


Menurut Jefkins (2004,p20) yang disempurnakan oleh Yadin, ada
beberapa jenis citra (image) yang dikenal di dunia aktivitas Public
Relations, yaitu:
a. Citra bayangan (mirror image)
Citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan, terutama para
pimpinannya yang tidak percaya apa dan bagaimana kesan orang luar
terhadap perusahaan yang dipimpinnya itu, tidak selamanya selalu dalam
posisi baik. Kesan dan citra di masyarakat ternyata terjadi perbedaan
antara yang diharapkan dengan kenyataan citra dilapangan, bisa terjadi
justru mencerminkan citra negatifnya yang muncul.
b. Citra kini (current image)
Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang
perusahaan atau organisasi, atau hal lain yang berkaitan dengan
produknya. Berdasarkan pada pengalaman dan informasi diterima yang

21

kurang baik, sehingga dalam posisi tersebut, pihak humas atau PR akan
menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka
buruk, dan hingga muncul kesalahpahaman yang menyebabkan citra kini
yang ditanggapi secara tidak adil, atau bahkan kesan yang negative
diperolehnya.
c. Citra yang diinginkan (wish image)
Citra keinginan adalah seperti apa yang diharapkan dan dicapai oleh
pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, supaya produk yang
ditampilkan tersebut lebih dikenal, menyenangkan, dan diterima dengan
kesan yang selalu positif diberikan oleh publiknya atau masyarakat
umum.
d. Citra perusahaan (corporate image)
Jenis citra ini adalah berkaitan dengan sosok perusahaan sebagai
tujuan utamanya, bagaimana citra perusahaan yang positif dikenal serta
diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan
prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan
dengan tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini, pihak PR ikut
bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu
mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi untuk berkompetisi
di pasar bursa saham.
e. Citra serbaneka (multiple image)
Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan diatas. Misalnya
bagaimana pihak public relationnya akan menampilkan pengenalan

22

(awareness) terhadap identitas, atribut logo, brands name, seragam, para


front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, dan penampilan para
profesionalnya, kemudian di unifikasikan atau diidentikan ke dalam suatu
citra serbaneka (multiple image) yang diintegrasikan terhadap citra
perusahaan (corporate image).
f. Citra penampilan (performance image)
Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana
kinerja atau penampilan diri para professional pada perusahaan
bersangutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas
pelayanannya, bagaimana pelaksanaan etika menyambut telepon, tamu,
dan pelanggan serta publiknya, yang serba menyenangkan serta
memberikan kesan yang selalu baik. Mungkin, masalah citra penampilan
ini kurang diperhatikan atau banyak disepelekan orang. Misalnya, dalam
hal mengangkat secara langsung telepon yang sedang berdering tersebut
dianggap tindakan interupsi, termasuk si penerima telepon masuk tidak
menyebut identitas nama pribadi atau perusahaan yang bersangkutan. Itu
merupakan tindakan kurang bersahabat (Ruslan. 1998:62-67).

Event gathering yang diselenggarakan untuk setiap karyawan adalah


usaha untuk mendapatkan citra positif terhadap perusahaan dari karyawan.
Sehingga dalam penelitian ini jenis citra yang berhubungan dengan gathering
employee adalah corporate image (citra perusahaan). Dimana PR bertanggung

23

jawab menjaga citra positif, agar mendapat respon positif dan dapat
meningkatkan kinerja karyawan dilingkungan kerja.

2.2.3

Membangun Citra Di mata Karyawan


Menurut Siswanto (2004, p97) Banyak pakar manajemen bisnis

mengkategorikan karyawan sebagai segmen sasaran pertama. Citra


perusahaan hendaknya dipasarkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan ke
masyarakat luas. Dalam tulisan di majalah Business Marketing, USA, July
1990 dengan judul Corporation Improve Crisis Communications Plans, Glen
Broom mengutarakan karyawan adalah sasaran pertama upaya membangun
citra perusahaan. Menurutnya disebabkan karena karyawan melakukan
kontak langsung dengan pelanggan. Selanjutnya Glen menyatakan dengan
membangun citra positif dan kuat di kalangan karyawan, perusahaan dapat
mengharapkan kinerja dan kesetiaan karyawan yang tinggi. Disamping itu
perusahaan dapat membina lingkungan kerja yang menyenangkan dan
kooperatif.
Dalam

buku

Managing

the

Corporate

Image

James

Gray

mengutarakan hal yang berikut.


Employees are an organizations primary public, and they
should be both respected and treated with fairness. To expect positive
public image when employee complain through the immediate community
and beyond is unrealistic. But employees whose concern are taken into
account and who are consulted about company policies and goals
generally broadcast job satisfacation into the community at large.
Pernyataan James Grey diatas kurang lebih dapat diterjemahkan
sebagai berikut. Bagi perusahaan karyawan adalah lapisan pertama

24

masyarakat. Mereka harus dihormati dan diperlakukan secara adil.


Mengharapkan citra baik di mata masyarakat dianggap tidak realistis, apabila
para karyawan selalu membicarakan dengan relasi bisnis, rekan dan handai
taulannya tentang ketidakpuasan mereka terhadap perlakuan perusahaan. Di
lain kasus karyawan yang selalu mendapat perhatian dari atasan dan (dalam
batas tertentu) dimintai pendapat tentang kebijaksanaan dan tujuan usaha
perusahaan,

biasanya

menceritakan

kepuasan

kerja

mereka

kepada

masyarakat sekitar. Mereka memancarkan rasa bangga terhadap perusahaan


di mana mereka bekerja.
Citra perusahaan sangat penting bagi perusahaan itu sendiri.
Khususnya citra perusahaan dimata karyawan. Karena karyawan merupakan
sasaran utama dalam membangun citra positif suatu perusahaan. Sehingga
perusahaan perlu membangun citra positif dimata karyawan.

2.2.4

Cara Pembinaan Yang Baik


Persepsi karyawan terhadap perusahaan akan baik apabila dibina

dengan baik. Persepsi karyawan terhadap perusahaan akan tumbuh dengan


baik apabila cara pembinaan yang berikut diperhatikan pimpinan perusahaan:
1. Karyawan mempunyai pengetahuan tentang perusahaan
2. Komunikasi langsung
3. Memperhatikan kebutuhan karyawan

25

Untuk

membina

karyawan

dengan

baik,

perusahaan

perlu

memberikan pengetahuan tentang seluruh isi perusahaan dan memperhatikan


kebutuhan karyawan di lingkungan kerja.

2.2.5

Menghadapi Karyawan yang Bosan


Dalam Jurnal Public Relations AnneAhira membahas bagaimana

menghadapi karyawan yang bosan atau dengan istilah burnt-out. Public


relations memang tidak hanya mengurusi hal-hal yang berhubungan dengan
publik di luar lingkungan kerja, tetapi bekerja sama dengan pihak SDM
mengamati dan memberikan pemecahan terhadap apa yang ada di internal
perusahaan.
Keadaan burnt-out dapat dialami oleh siapa pun dengan jabatan dan
pekerjaan apapun. Keadaan ini normal-normal saja bila tidak terlalu lama.
Namun, jika keadaan ini sampai menyebabkan menurunnya kinerja dan
efektivitas kerja, baru menjadi masalah.
Karyawan yang sedang dalam orbit burnt-out ini biasanya tidak
akan peduli dengan apa yang sedang dan akan terjadi pada dirinya. Apalagi,
jika dia pun tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada orang lain atau
perusahaan akibat keadaannya. Sebelum hal-hal tidak diinginkan terjadi, ada
baiknya pihak perusahaan mengantisipasi keadaan ini.
Penyebab Burnt-Out
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini.
1. Rutinitas pekerjaan yang tidak berubah selama bertahun-tahun.

26

2. Penghasilan yang tidak meningkat. Padahal, karyawan tahu bahwa


perusahaan memperoleh laba yang tidak sedikit.
3. Tidak adanya promosi jabatan atau promosi yang tertunda.
4. Konflik dengan atasan atau sesama rekan kerja yang berlarut-larut.
5. Tidak adanya kejelasan antara penghargaan dan hukuman atau
peraturan tidak ditegakkan dengan semestinya.
6. Atasan yang pilih kasih.
7. Lingkungan kerja yang tidak nyaman.
8. Pekerjaan yang ada tidak membangkitkan motivasi untuk lebih maju
alias tidak ada lagi tantangan.
9. Masalah pribadi, keluarga, cinta, orang tua, dan lain-lain.

Ciri-ciri Karyawan Burnt-Out

Ciri-ciri karyawan yang burnt-out adalah sebagai berikut.


1. Produktivitas menurun.
2. Semakin sering melanggar peraturan, seperti datang telat dan
menunda pekerjaan.
3. Semakin sering melakukan kesalahan yang tidak perlu, tetapi tidak
berusaha memperbaiki diri.
4. Kalau yang sudah ekstrem, kadang melakukan hal-hal yang dapat
memancing emosi karyawan lain atau membuat ulah yang tidak
terpuji.
5. Semakin emosional.

27

6. Motivasi sangat rendah.


7. Berbicara yang tidak terarah dan sangat senang berdebat kusir.
8. Memandang negatif kinerja perusahaan secara keseluruhan.
9. Menunjukan perasaan tidak puas terhadap perusahaan secara terbuka.
Setiap perusahaan ingin memiliki karyawan bermotivasi tinggi, selalu
semangat, profesional, mencintai pekerjaannya, dan dapat diandalkan.
Namun, kadang kala, rasa bosan menghinggapi diri para karyawan. Jika
sampai terjadi, pihak perusahaan dalam hal ini bidang SDM dan public
relations harus cepat-cepat turun tangan. Penerapan employee engagement
system yang memberikan peluang bagi karyawan untuk lebih berperan dalam
kemajuan perusahaan perlu diterapkan secara luas.

2.2.6 Kinerja
Menurut Gilbert (1978,p135) dalam buku Komunikasi Organisasi
berpendapat bahwa kinerja pada dasarnya adalah produk waktu dan peluang.
Peluang tanpa waktu untuk mengejar peluang tersebut bukan apa-apa. Dan
waktu, yang tidak kita miliki, yang tidak memberi peluang, bahkan memiliki
lebih sedikit nilai.
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2010,p188) Kinerja
adalah hasil akhir dari sebuah aktivitas. Entah aktivitas tersebut adalah
berjam-jam latihan intensif sebelum konser atau balap atau melaksanakan
kerja seefisien dan seefektif mungkin. Kinerja adalah apa yang dihasilkan
dari aktivitas tersebut.

28

Menurut kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja


merupakan hasil dari sebuah aktivitas atau kegiatan yang membutuhkan
peluang dan waktu. Apabila peluang dan waktu dapat bersinergi dengan baik
maka akan berdampak positif terhadap citra perusahaan karena karyawan
memiliki kinerja yang baik. Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi agar
kinerja karyawan meningkat salah satunya melalui acara gathering employee.

2.2.7

Prestasi
Menurut Malayu Hasibuan (2008,p112) Kebutuhan akan prestasi

(n.Ach) merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja


seseorang. Karena itu n.Ach ini akan mendorong seseorang untuk
mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta
energy yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal.
Sistem prestasi kerja (merit system) menurut Mahmudi (2010,p186)
merupakan pendekatan dalam pemberian penghargaan yang didasarkan pada
prestasi hasil kerja (job performence). Dalam system ini yang diutamakan
adalah kemampuan kerja seseorang, baik berupa keterampilan, keahlian,
efisiensi dan efektivitas kerjanya.
Menurut beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
merupakan pemberian penghargaan atau reward dari hasil kerja untuk
memotivasi semangat kerja karyawan di perusahaan, sehingga karyawan
merasa dihargai, bisa saja bentuknya voucher belanja atau hadiah yang tidak
terlalu mahal tetapi menunjukkan penghargaan perusahaan kepada karyawan.

29

Karyawan akan antusias untuk mencapai prestasi yang tinggi, jika


kemungkinan untuk hal itu diberi kesempatan. Dalam memberikan
penghargaan, system prestasi kerja tidak memandang usia atau senioritas
(masa kerja) pegawai, sehingga pegawai yang masih muda (junior) pun
apabila mampu berprestasi akan dapat melampaui seniornya.

2.2.8

Loyalitas
Loyalitas merupakan suatu dasar bagi seorang karyawan untuk dapat

bertahan dan memberikan pengabdian (Ruth Berliana, Jurnal Human


Resources, 2011).
Menurut Rulofine Handayani dalam Jurnal Human Resources , 2011
Loyalitas adalah suatu sikap kesetiaan seorang karyawan terhadap
perusahaannya
Menurut beberapa pendapat diatas Loyalitas adalah sikap positif dan
memberikan

pengabdian

terhadap

segala

sesuatu

terutama

kepada

perusahaan, dan tidak memiliki pikiran yang negatif. Banyak faktor yang
menyebabkan karyawan bisa menjadi loyal kepada perusahaan salah satunya
dengan melaksanakan Event Gathering yang diadakan secara berkala.

2.2.9

Persepsi
Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi

30

lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi


mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri (Wikipedia).
Ruch (1967: 300) mengemukakan persepsi adalah suatu proses
tentang petunjuk - petunjuk inderawi (sensori) dan pengalaman masa lampau
yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu.
Menurut beberapa pendapat persepsi adalah suatu proses dalam diri
seseorang untuk memberikan suatu kesan tentang suatu hal. Biasanya
persepsi dipengaruhi oleh asumsi asumsi yang didasarkan pada pengalaman
masa lalu.

2.2.10 Kredibilitas

Supardi mengemukakan Kredibilitas adalah kata yang singkat akan


tetapi memiliki makna yang luas dan dalam. Orang dikatakan kredibel adalah
orang yang dapat dipercaya, dapat dibanggakan karena prestasinya, orang
yang mengagumkan atas kinerjanya, orang yang banyak disanjung oleh para
penggemarnya, oleh para simpatisannya, oleh kebanyakan orang.

Kredibilitas merupakan salah satu landasan untuk kepemimpinan


yang produktif dalam arti membangun suatu reputasi yang melekat pada
efektivitas pribadi positip dengan rujukan prinsip membina persamaan dan
membangkitkan kepercayaan (wordpress).

31

Dapat disimpulkan kredibilitas adalah penilaian secara yang


mengandung pengertian positif. Penilaian tersebut biasanya bersangkutan
terhadap suatu perusahaan atau organisasi. Suatu kepercayaan berkaitan erat
dengan atau hampir sama dengan istilah citra.

2.3 Pengembangan Hipotesis

CITRA
(Y)

EVENT GATHERING
(X)
1.Konsep Acara
2.Lokasi
3.Logistik
4.Pelaksanaan

1.Kinerja
2.Loyalitas
3.Kredibilitas
4.Persepsi
5.Prestasi

Gambar 2.3.1 Variabel X dan Y

32

2.3 Kerangka Pikir

Bagan 2.3.2 Kerangka Pikir 2

Anda mungkin juga menyukai