HIPERTENSI
Dr. Liliek Murtiningsih SpJP
DEFINISI:
Peningkatan tekanan/tahanan vaskuler perifer melebihi normal yg menimbulkan
manifestasi meningkatnya pengukuran tekanan darah
KLASIFIKASI :
(JNC-VI) 1997
Kategori
Sistolik
Diastolik
SBP
DBP
----------------------------------------------------------------------------------------------------------Optimal
< 120
< 80
Normal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
High normal
130 139
85 89
preHT
120 - 139
80 - 89
Grade 1 (mild)
140 159
90 99
Subgrp borderline
140 149 90 94
stage 1 HT 140 159
90 - 99
Grade 2 (moderate 160 179 100 109
stage 2 HT
>= 160
>= 100
Grade 3 (severe)
> 180
> 110
Isolated systolic ht
Subgrp borderline
> 140
140 149
< 90
< 90
Catatan : bila tekanan darah berubah setelah mendapat penanganan maka yang dipakai adalah
kategori tertinggi
Klasifikasi ini telah diadopsi WHO (1999 WHO International Society of Hypertension
Guidelines for the Management of Hypertension)
Klasifikasi WHO th 1972 sbb.:
Normotension : < 140/90 mmHg
Borderline
/ 95 mmHg
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hipertensi di Indonesia (6-15%) hampir sama dg tempat lain didunia
(5-18%)
Penelitian th 1988-1991 di Amerika menunjukkan 24% populasi dewasa menderita hipertensi,
kulit hitam lebih banyak disbanding kulit putih, secara keseluruhan prevalensi pada laki-laki
sedikit lebih tinggi dari pada wanita.
WHO memperkirakan 20% populasi dewasa (umur 20 th keatas) menderita hipertensi, 50%
pada umur diatas 60 th dan 30% dari seluruh kematian disebabkan penyakit kardiovaskuler
ETIOLOGI
1. Primer / esensiel : penyebab tidak diketahui , merupakan jenis terbanyak (95%)
, biasanya dipengaruhi faktor keturunan
2 . Sekunder
: akibat faktor/penyakit lain
Obat kontrasepsi
Penyakit parenkhim ginjal ( glomerulonefritis, gagal ginjal akut,
pielonefritis,ginjal polikistik,trauma/ radiasi , hidronefrosis, nefropati)
Renovaskuler (2%) -emboli, aterosklerosis, displasia fibrosis
Wilms tumor
Penyakit kelenjar adrenal (aldosteronisme,Cushing, Pheokromositoma)
Koartasio aorta
Kehamilan (eklampsia)
DIAGNOSA:
1. Pengukuran tekanan darah (cara standar) dilakukan 2X atau lebih selang 2 menit ,
pasien berbaring atau duduk, disertai pengukuran 2 menit segera setelah berdiri dari
duduk pada pengukuran pertama kali, terutama orang tua atau sedang dalam pengaruh
preparat tertentu atau penderita DM, untuk mendeteksi adanya hipotensi ortostatik
2. Pengukuran lengan kontralateral saat pertama kali pengukuran, penting untuk
menentukan etiologi penyempitan pembuluh darah perifer/ koarktasio aorta
3. Kalau perlu menggunakan pengukur otomatis berupa ambulatory blood pressure
monitoring (ABPM) selama 24 jam
PATOFISIOLOGI
Tekanan darah arteriel adalah fungsi dari isi semenit dan tahanan vaskuler (BP = COxSVR).
Hipertensi terjadi bila ada gangguan keseimbangan faktor yg meninggikan dan menurunkan
tekanan darah.misalnya:
1. meningkatnya aktifitas system pressor seperti saraf simpatis, system Renin
Angiotensin Aldosteron, vasopressin dan aldosteron yg meningkatkan tahanan perifer
dan retensi air dan garam
2. Berkurangnya kemampuan vasodilator mis. prostaglandin, kinin, renal lipid yg
memacu diuresis, natriuresis,menurunkan tahanan vaskuler perifer
Prinsipnya ada peningkatan kinerja vasokonstriktor dan retensi garam/air sehingga isi
semenit meningkat karena kelebihan cairan, kinerja miokard meningkat, tahanan perifer
meningkat karena vasokonstriksi
Selanjutnya berperan pula Growth hormon sehingga terjadi proliferasi dinding arteriole,
hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri
KOMPLIKASI :
Organ target hipertensi meliputi jantung, pembuluh darah, otak, mata dan ginjal
JANTUNG:
- penyakit jantung koroner dg segala manifestasinya
- penyakit jantung hipertensif yang ditandai dilatasi atrium kiri, hipertrofi
ventrikel kiri atau perubahan axis EKG
- Aritmia
- Mati mendadak terutama akibat LVH disertai aritmia
- Diastolic dysfunction sampai sembab paru akut/Acute left heart
failure/Acute lung oedema (ALO) akibat tekanan darah meningkat
mendadak diikuti meningkatnya tegangan dinding dan menurunnya
elastisitas ventrikel kiri sehingga fungsi dilatasi/pengisian menurun
- Kardiomiopati bila sangat lanjut ok terjadi kongesti berat akibat ikut
andilnya perubahan di paru dan bagian kanan jantung
OTAK : berupa ensefalopati, Transient Ischaemic Attack, infark maupun perdarahan otak
GINJAL : nefrosklerosis
MATA : retinopati hipertensif sesuai dg Keith - Wagner
TATALAKSANA
bertujuan menanggulangi sindrom hipertensi, mengurangi kemungkinan kerusakan
organ sasaran
Risiko rendah ( kurang dari 15% mengalami MCE dalam 10 th) yakni laki-laki
dibawah 55 th atau wanita dibawah 65 th dg. hipertensi der.1 tanpa disertai faktor
risiko lainnya
II. Risiko sedang ( MCE 15-20% dlm 10 th) pada penderita hipertensi ringan dan hanya 1-2
faktor risiko, meningkat persentasenya bila hipertensi sedang disertai 1-2 faktor
risiko
III. Risiko tinggi ( MCE 20-30% dlm 10 th) yakni penderita hipertensi ringan dg 3 atau lebih
faktor risiko, hipertensi sedang dg 1-2 faktor risiko, hipertensi berat walau tanpa
faktor risiko
IV. Risiko sangat tinggi (> 30% MCE dlm 10 th) yakni semua hipertensi berat yg disertai
faktor risiko atau semua hipertensi disertai manifestasi klinis penyakit
kardiovaskuler dan ginjal
EVALUASI/ FOLLOW UP :
1. Pemeriksaan rutin analisa urin untuk deteksi awal komplikasi pada ginjal berupa
MicroAlbumiUrine) dan proteinuri; mengetahui kemungkinan adanya darah akibat
kelainan ginjal, glukosuria pd nefropati DM serta pemeriksaan mikroskopis lainnya
2. Pemerisaan kimia darah untuk mengetahui nefrosklerosis dan faktor risiko
kardiovaskuler lain ( serum elektrolit - Kalium, kreatinin, gula puasa, kolesterol total,
HDL, LDL, trigliserida, asam urat)
3. EKG untuk mengetahui adanya komplikasi HHD dan PJK
4. Kalau perlu Ultrasound arteri/renal
KRISIS HIPERTENSI
Definisi :
Hipertensi yang biasanya meningkat tinggi dalam waktu relatif singkat , biasanya
diastol >130 mmHg yang disertai gangguan fungsi pada organ vital
Perhatian : Penanganan harus dicapai dalam hitungan jam
Diagnosa :
Hipertensi yang disertai keadaan sebagai berikut
1. Hipertensi ensefalopati,perdarahan intraserebral/subarahnoid
2. Diseksi aorta akut
3. Gagal jantung akut (payah jantung kiri),infark miokard akut
4. Epistaksis pada hipertensi berat
5. Bedah pintas koroner
6. Eklampsi berat
7. Pheochromositoma
8. Trauma kepala
Pemeriksaan
1. Tekanan darah biasanya tinggi
2. Funduskopi tampak pendarahan, edema, eksudat
3. Syarat : nyeri kepala, gelisah, apatis, mengantuk, mata kabur, kejang,
4. Jantung : tanda-tanda payah jantung berupa takhikardia, bunyi gallop,
paru, sesak nafas
5. Ginjal : albuminuria, oliguria, azotemia
coma
ronchi basal
Spesifik