Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH LOMBA PERKERASAN JALAN TINGKAT NASIONAL

CBR UNILA 2015

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH ABU CANGKANG


KELAPA SAWIT SEBAGAI FILLER DALAM CAMPURAN
BETON ASPAL AC-WC

GAJAH KUOTA
1. ANDRIANSYAH
2. HERMAWAN ARBENTA
3. M.ARIANSYAH JAYA

UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PESERTA LOMBA PERKERASAN JALAN TINGKAT NASIONAL
CBR UNILA 2015
A. Nama Tim

: Gajah Kuota

B. Nama Perguruan Tinggi

: Universitas Lampung

C. Nama Dosen Pembimbing : Ir.Priyo Pratomo,M.T.


D. Nama Anggota Tim
1. Nama, NPM

: Andriansyah

1215011012

2. Nama, NPM

: Hermawan Arbenta 1215011052

3. Nama, NPM

: M. Ariansyah Jaya

1215011060

E. Alamat Perguruan Tinggi : Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1, Gedong
Meneng, Bandar Lampung 35145
Telepon

Faksimile

E-mail

:
Bandar Lampung,

Februari 2015

Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Dosen Pembimbing,

Ir.Idharmahadi Adha, M.T.


NIP.195003091986031001

Ir. Priyo Pratomo, M.T.


NIP. 195309261985031003
Menyetujui,
Wakil Dekan III

Panca Nugrahini F., S.T., M.T.


NIP.197302032000032001

DATA DIRI PESERTA


Nama Tim
Nama Perguruan Tinggi
Alamat Perguruan Tinggi
Telepon
Faksimile
E-mail

: Gajah Kuota
: Universitas Lampung
: Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1, Gedong
Meneng, Bandar Lampung 35145
:
:
:

Dosen Pembimbing
Nama
NIP
Jurusan/Prodi
Alamat Rumah
Telepon/HP

: Ir.Priyo Pratomo,M.T.
: 195309261985031003
: Teknik Sipil S-1
:
:

Mahasiswa 1
Nama
NPM
Jurusan/Semester
Alamat Rumah
Telepon/HP

: Andriansyah
: 1215011012
: Teknik Sipil S-1 /5
:
:

Mahasiswa 2
Nama
NPM
Jurusan/Semester
Alamat Rumah
Telepon/HP

: Hermawan Arbenta
: 1215011052
: Teknik Sipil S-1 /5
:
:

Mahasiswa 3
Nama
NPM
Jurusan/Semester
Alamat Rumah
Telepon/HP

: Risqon Septian
: 1215011096
: Teknik Sipil S-1 /5
:
:

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
ABSTRAK

I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan masyarakat dewasa ini telah berdampak kepada semakin tingginya
permintaan akan jasa transportasi jalan raya. Tingginya permintaan akan jasa
transportasi jalan raya tidak hanya ditandai dengan meningkatnya volume lalu-lintas
kendaraan tetapi juga ditandai dengan peningkatan beban gandar kendaraan dengan
tekanan ban yang juga tinggi sehingga struktur lapis perkerasan jalan beraspal
dituntut untuk dapat melayani dengan baik perubahan-perubahan kondisi tersebut.
Sementara di sisi lain faktor cuaca dan suhu juga sangat mempengaruhi keawetan
lapis perkerasan aspal.
Salah satu jenis lapis perkerasan aspal yang bersifat struktural dan umum dipakai di
Indonesia yang di tempatkan pada lapis permukaan struktur perkerasan jalan adalah
lapis aspal beton (Laston) dengan lapis aus atau lapis permukaan (wearing course).
Lapisan tersebut merupakan bagian lapisan yang paling rentan dengan kerusakan
akibat repetisi beban kendaraan dan faktor cuaca.
Berdasarkan hal tersebut, dewasa ini telah banyak diteliti tentang bahan aditif (bahan
tambah) dari material lokal yang ramah lingkungan untuk memodifikasi sifat-sifat
aspal dalam campuran Laston-WC sehingga dapat meningkatkan stabilitas
perkerasan. Penambahan serbuk abu cangkang kelapa sawit ke dalam aspal telah
meningkatkan titik lembek aspal, memperkecil nilai penetrasi aspal dan memperkecil
persentase kehilangan berat aspal akibat pemanasan. Ini berarti bahwa penambahan
serbuk arang tempurung dalam campuran perkerasan beton aspal kemungkinan
berpotensi meningkatkan stabilitas dan durabilitasnya. Abu cangkang kelapa sawit
mengandung senyawa karbon nonpolar sama seperti senyawa karbon pada aspal
(Mashuri, 2008). Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya
suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi
karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama atau
hampir sama. Melihat kondisi arang tersebut diharapkan pencampuran abu cangkang

kelapa sawit yang mengandung karbon aktif sebagai filler ke dalam aspal dapat
meningkatkan kinerjanya seperti meningkatkan nilai daktilitas, menahan penguapan
ketika dipanaskan (menaikkan titik nyala) dan sifat dasar aspal lainnya sehingga abu
cangkang kelapa sawit dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja aspal beton.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dapat

dirumuskan sebagai berikut :


1. Apakah penggunaan abu cangkang kelapa sawit sebagai filler akan memiliki sifat
perkerasan yang baik?
2. Apakah penggunaan abu cangkang kelapa sawit dapat memberi pengaruh
terhadap sifat Marshall?
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengkaji sifat fisik abu cangkang kelapa sawit sebagai filler dalam aspal
campuran Laston-WC.
2. Mengkaji

karakteristik

Marshall

pada

campuran

Laston-WC

menggunakan abu cangkang kelapa sawit.


3. Mengkaji KAO setelah dicampur abu cangkang kelapa sawit.

dengan

4. II. TINJAUAN PUSTAKA


5.
6. Lapis Aspal Beton (Laston)
7.
8. Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang
terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi
menerus yang dicampur, lalu dihamparkan dan dipadatkan dalam kondisi
panas pada suhu tertentu (Silvia Sukirman, 1993).
9.
10. Russ Bona Frazila, (2000) menyatakan bahwa Laston atau campuran aspal
beton adalah campuran dengan agregat bergradasi menerus dan rapat yang
dicampur pada suhu minimum 1150C, dihamparkan dan dipadatkan pada suhu
minimum 1100C. Campuran ini berfungsi sebagai pendukung lalu lintas,
pelindung lapisan dibawahnya dari cuaca dan air, sebagai lapis aus,
menyediakan lapisan permukaan jalan yang rata dan tidak licin.
11.
12. Aspal beton merupakan salah satu jenis lapis permukaan yang umum dipakai
di Indonesia yang berfungsi sebagai lapisan bersifat struktural yang menahan
dan menyebarkan beban roda, lapis kedap air serta sebagai lapis aus.
Pemilihan campuran aspal beton sebagai lapisan perkerasan jalan karena
campuran aspal beton tersebut digunakan untuk jalan jalan dengan lalu
lintas berat, tanjakan dan jalan antar daerah. Bina Marga (1989) menyatakan
bahwa agregat campuran untuk aspal beton harus mempunyai gradasi yang
menerus dari butiran yang kasar sampai yang halus.
13.
14. Agregat Halus
15.
16. Menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar butir
maksimum 4,75 mm. Agergat dipakai bersama dengan bahan perekat dan
membentuk suatu massa yang keras, padat bersatu yang disebut beton.
Agregat halus berfungsi sebagai material pengisi di antara gregat kasar
sehingga ikatan menjadi lebih kuat. Agergat halus yang digunakan dalam

penelitian ini adalah agregat yang didapat dari sisa pembakaran batubara
yang lolos saringan. Hal ini dilakukan agar menjamin beton tersebut termasuk
dalam kategori beton ringan.
17.
18. Agregat Kasar
19.
20. Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan
mempunyai ukuran butir ntara 5-40 mm. Agregat Kasar adalah agregat
dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No.88 (2,36 mm). Agregat
kasar dalam campuran aspal beton sangat mempengaruhi hasil kuat tekannya.
21.
22. Bahan Pengisi (Filler)
23.
24. Mineral filler adalah suatu mineral agregat dari fraksi halus yang merupakan
bahan non-plastis dan non-organik. Dalam campuran Hot Rolled Asphalt
(HRA) material filler bersamasama dengan aspal membentuk mortar dan
berperan sebagai pengisi rongga sehingga meningkatkan kepadatan dan
ketahanan campuran serta meningkatkan stabilitas campuran, sedangkan pada
campuran Laston filler berfungsi sebagai bahan pengisi rongga dalam
campuran.
25.
26. Pada prakteknya fungsi dari filler adalah untuk meningkatkan viskositas dari
aspal dan mengurangi kepekaan terhadap temperatur. Menurut Hatherly,
(1967) meningkatkan komposisi filler dalam campuran dapat meningkatkan
stabilitas campuran tetapi menurunkan kadar air void (rongga udara) dalam
campuran. Meskipun demikian komposisi filler dalam campuran tetap
dibatasi, karena terlalu tinggi kadar

filler dalam campuran akan

mengakibatkan campuran menjadi getas (brittle) dan akan retak (crack)


ketika menerima beban lalu lintas. Akan tetapi terlalu rendah kadar filler akan
mengakibatkan campuran akan terlalu lunak pada saat cuaca panas. Material

yang sering digunakan sebagai filler adalah semen portland (PC), batu kapur
dan abu batu dari stone crusher.
27.
28.
29. Abu Cangkang Kelapa Sawit
30.
31. Dalam

pemrosesan

buah

kelapa

sawit

menjadi

ekstrak

minyak

sawit,menghasilkan limbah padat yang sangat banyak dalam bentuk serat,


cangkang dan tandan buah kosong, dimana untuk setiap 100 ton tandan buah
segar yang diproses ,akan di dapat lebih kurang 20 ton cangkang, 7 ton serat
dan 25 ton tan dan kosong. Untuk membantu pembuangan limbah dan
pemulihan energi,cangkang dan serat ini digunakan lagi sebagai bahan bakar
untuk menghasilkan uap pada penggilingan minyak sawit.setelah pembakaran
dalam ketel uap,akan dihasilkan 5% abu (oil palm ashes) dengan ukuran
butiran yang halus. Abu hasil pembakaran ini biasanya dibuang dekat pabrik
sebagai limbah padat dan tidak dimanfaatkan.
32.
33. Jika unsur silika (SiO2) ditambahkan dengan campuran beton, maka unsur
silika tersebut akan bereaksi dengan kapur bebas Ca(OH)2 yang merupakan
unsur lemah dalam beton menjadi gel CSH baru. Gel CSH merupakan unsur
utama yang mempengaruhi kekuatan pasta semen dan kekuatan beton.
34.
35. Hasil uji komposisi unsur kimia dari abu cangkang kelapa sawit yang telah
dilakukan oleh Hutahaean,B (2007) dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
36.
37. Tabel 1. Unsur kimia abu cangkang kelapa sawit
38.
kimia

Unsur

39. Persentase
(%)

40.

iO2
41.

l2O3
42.

e2O3
43.

aO
44.
gO

49.

58,02

50.

8,7

51.

2,6

52.

12,65

53.

4,23

54.

0,41

55.

0,72

56.

1,97

57.

8,59
58. (Sumber: Hutahaean,B 2007)

59. III. METODOLOGI PENELITIAN


60.
61. Material yang akan digunakan sebagai bahan AC-WC terdiri dari aspal,
campuran agregat dan filler. Agregat kasar dan halus berasal dari hasil
pengolahan agregat, Clereng, Yogyakarta, sedangkan abu cangkang kelapa
sawit yang digunakan sebagai filler berasal dari PT. Perkebunan Nusantara
VII yang berkedudukan di Bandar Lampung. Sebelum digunakan abu
cangkang kelapa sawit di saring untuk mendapatkan bagian yang lolos
saringan no. 200 sebagai bahan filler. Gradasi rencana menggunakan gradasi
atas yang mengacu pada Bina Marga, 2010 seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.
62.
63. Tabel 2. Gradasi Agregat Batas Tengah
64. Sa
ri
ng
an
69. 3/
4''
74. 1/
2''
79. 3/
8''
84. N
o.
4
89. N
o.
8
94. N
o.
16
99. N
o.
30
104.
No.50
109.
No.10
0
114.

65. Di
a
m
et
er

66. %
Lolos

70. 19

67. %Ter
tahan

68. PB

71. 100

72. 0

73.

76. 95

77. 5.00

81. 81

82. 14.00

85. 4,
75

86. 53

87. 28.00

88. 66.45

90. 2,
36

91. 33.55

92. 19.45

93.

95. 1,
18

96. 22.30

97. 11.25

98.

100.
0,6

101.
16.05

102.
6.25

105.
0,3

106.
12.25

107.
3.80

110.
0,15

111.
9.50

112.
2.75

113.
26.55

115.

116.

117.

118.

75. 12
,5
80. 9,
5

78. CA=

103.
FA=

No.20
0
119.
Pan
124.
Total

0,075
120.
125.

7.00
121.

2.50
122.

0
126.

123.
7

127.

7
128.
100

129.
130.

Aspal yang digunakan adalah AC 60/70 produksi dari Pertamina.

Kadar aspal optimum diperoleh dari pengujian Marshall (SNI 03-2489-1991).


Setiap jenis campuran dibuat tiga benda uji, selanjutnya dihitung rerata hasil
dari ketiga benda uji tersebut. Pengujian dilakukan di Laboratorium Inti Jalan
Raya, Teknik Sipil, UNILA.

131.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

132.
133.

Hasil pengujian berat jenis material

134.
135.

Pengujian yang dilakukan terhadap material yang digunakan adalah

pengujian berat
136.

jenis, hasil pengujian seperti pada Tabel 3.

137.
138.

Tabel 3. Hasil Pengujian Berat Jenis Material Campuran

139.

140.

Jenis

141.

Metode

Pengujian

143.

Pengujian

144.

Berat jenis

1
147.

148.

aspal
Berat jenis

15-2531-1991
149.
SNI

2
151.

agregat kasar
152.
Berat jenis

15-2531-1991
153.
SNI

3
155.

156.

agregat halus
Berat jenis

15-2531-1991
157.
SNI

4
159.
160.

142.

145.

ACKS

SNI

l Pengujian
146.
150.
154.

162.

Kadar Aspal ditentukan dengan cara menghitung nilai Pb

163.

Pb

= (0.035 x CA) + (0.045 x FA) + (0.18 x Filler) + K

164.

= (0.035 x 66.45) + (0.045 x 26.55) + (0.18 x7) + 0.75

165.

= 5.5305 %

168.

169.

170.

171.

172.

PB

PB

PB

PB

2,65
65

158.

Perhitungan Komposisi Campuran Beton Aspal

Tabel. 4. Perkiraan Nilai Kadar Aspal

2,71
49

161.

167.

1,02
49

15-2531-1991

166.

Hasi

173.

5
174.

175.

5.0

5.5

4.

176.

177.

6.0

6.5
%

178.
179.

Tabel 5. Hasil Perhitungan JMF


186. T
o
t
183.
181.

180.

Sari

182.

%
184.

188.

Tot

187. A

185. Kadar Aspal (%)

Tert

189.

e
g
a
t

200.

201.
1

202.
0

193.

194.

195.

196.

197.

4,

5,

198.

203.

204.

205.

206.

207.

208. 5

209.

12

176

19

199.

8
218. 9
211.
9

212.
5.00

213.

214.

215.

216.

217.

19

4
1
,

210.

12,5

6
228. 5
221.
8

222.
14.0

223.

224.

225.

226.

227.

12

220.
9,5
230.
4,75

8
8
,

219.
282

229.
176

2
231.
5

232.
28.0

233.

234.

235.

236.

237.

20

9
238. 1

239.

300

0
0
,
0

8
248. 7
241.
3

242.
19.4

243.

244.

245.

246.

247.

14

2
9
,

240.

2,36

7
258. 3
251.
2

252.
11.2

253.

254.

255.

256.

257.

76

7
0
,

250.

1,18

2
268. 4
261.
1

262.
6.25

263.

264.

265.

266.

267.

91

4
7
,

260.

0,6

0
278. 4
271.
1

272.
3.80

273.

274.

275.

276.

277.

84

1
1
,

270.

0,3

0
288. 5
281.
9

282.
2.75

283.

284.

285.

286.

287.

11

7
0
,

280.

0,15

4
298. 0

291.
7

290.
0,07

292.
2.50

293.

294.

295.

296.

297.

0,

0,

249.
218

259.
111

269.
134

279.
123

289.
171

299.

0,0

0
308. 2

301.
0

302.
7

303.

304.

305.

306.

307.

48

300.

3
5
,

309.
705

Pan
310. Berat Total Agregat
(gr)

311.

312.

313.

314.

315.

12

1
316. 5

317.

176

8
2

,
9
324. 3
318. Berat Aspal (gr)

319.

320.

321.

322.

323.

325.

50

927

,
1
332. 6
326. Berat Total Benda
Uji (gr)

327.

328.

329.

330.

331.

12

1
9
2

333.
185

,
0
334. BJ Teori Max

335.

336.

337.

338.

339.

2,

2,

340. -

341.
-

342.
343.

Hasil Pengujian Sifat-sifat Marshall

344.
345.

Pengujian Marshall yang dilakukan pada campuran Laston dengan

filler Abu cangkang kelapa sawit, memberikan hasil kadar aspal optimum
filler abu cangkang kelapa sawit 8,40%, Hasil pengujian sifat-sifat Marshall
seperi pada Tabel 6. dan gambar 1.
346.
347.

Tabel 6. Hasil Pengujian Sifat-Sifat Marshal

348.

349.

KA

NO

351. ST

350. % PORI
360.
V

361.
V

362.

BI

352.
F

354. M

356. KEPA

DATA

LI

353.

TA

A
L
L

Q
U
O
T
I
E
N
T
355. (

357. (gr/cm
3)

k
g
/
384. 1m
378.
376.

379.

380.

381.

382. 96
3,0

383.
5,

8
1
,

385. 2,22

7
2
393. 1

377.
4,5
387.
2

388.

389.

390.

391. 66
5,0

392.
4,

5
8
,

394. 2,18

3
4
401. 2

395. RATARATA

396.

397.

398.

399. 83
3,0

400.
4,

2
9
,

402. 2,20

4
9
411. 1

405.
403.

406.

407.

408.

409. 81
2,2

410.
5,

5
9
,

412. 2,23

2
7
420. 3

404.
5,0
414.
2

415.

416.

417.

418. 89
5,1

419.
2,

4
4
,

421. 2,24

2
7
428. 2

422. RATARATA

423.

424.

425.

426. 88
1,0

427.
3,

6
8
,

429. 2,24

4
8
438. 2

430.
431.

432.

5,5

441.
2

433.

434.

435.

436. 84
5,5

437.
3,

442.

443.

444.

9,

445. 1.0
28,

4
1
,

439. 2,20

5
446.
3,

8
447. 2
9

448. 2,27

3
,

76

9
3
455. 3

449. RATARATA

450.

451.

452.

453. 98
9,1

454.
3,

0
8
,

456. 2,25

6
4
465. 4

459.
457.

460.

461.

462.

8,

463. 1.0
47,

464.
2,

68

9
8
,

466. 2,29

8
9
474. 2

458.
6,0
468.
2

469.

470.

471.

7,

472. 1.0
60,

473.
4,

50

6
5
,

475. 2,29

1
3
482. 3

476. RATARATA

477.

478.

479.

8,

480. 1.0
12,

481.
3,

57

4
0
,

483. 2,29

7
4
492. 2

486.
484.

487.

488.

489.

6,

490. 96
7,1

491.
4,

3
0
,

493. 2,32

2
8
501. 4

485.
6,5
495.
2

496.

497.

498.

7,

499. 89
8,1

500.
2,

4
9
,

502. 2,29

0
8
509. 3

503. RATARATA

504.

505.

506.

6,

507. 93
9,4
5

508.
3,

1
7
,
2
2

511.
512.
513.

Gambar 1. Kadar Aspal Optimum (KAO)

510. 2,30

514.

Tabel 6. dan Gambar 1. memperlihatkan bahwa penggunaan abu

cangkang kelapa sawit sebagai filler pada campuran Laston memberikan


nilai-nilai sifat Marshall yang memenuhi nilai-nilai yang telah disyaratkan
dalam spesifikasi yang dikeluarkan Bina Marga, (1989).
515.
516.

Aplikasi Beton Aspal di Lapangan

517.
518.

Analisis dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai