Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konseling
SA
: SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
: Uraian kepada klien mengenai dan pilihannya dan diberi tahu apa pilihan
apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk
menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.
J
Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra yang berarti mencegah/ menghalangi
dan Konsepsi yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan
sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma
(Fertitest, 2010).
2.3.1 Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim terbuat
dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan
Perubahan pada siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2. Komplikasi lain:
-
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dapat dibuka sebelum waktunya bila
dijumpai:
1. Ingin hamil kembali
2. Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus.
3. Terjadi infeksi
4. Terjadi perdarahan
5. Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan AKDR (Manuaba, 2001).
2.4
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang
telah ada (Notoadmodjo, 2003).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.
2.4.2 Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Dengan kata lain,
sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Beberapa tingkatan sikap antara lain yaitu:
1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek
2. Merespon
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan.
3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas semua jawaban yang dipilihnyadengan segala resiko
(Notoadmodjo, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah :
1.
Pengalaman Pribadi
Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan
dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan
dengan objek psikologis.
2.
Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita
akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual.
Apabila kita
hidup
yang
sangat
4.
Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Penyampian informasi sebagai tugas
pokoknya. Media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.
5.
pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6.
2.5
berusia 15-49 tahun. Ini dibedakan dengan perempun usia subur yang berstatus janda
atau cerai.
2.6
Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Pengetahuan
dan Sikap PUS
Konseling
2.7
Hipotesis Penelitian
1. Konseling efektif terhadap pengetahuan PUS tentang alat kontrasepsi
IUD.
2.