Oleh Kelompok 1
Dewi Ismarina
(04064891416033)
Wenniarti
(04064891416035)
Afen Sidik
(04064891416037)
Nurul Dwi Khairani
(04064891416039)
Susi Lestari
(04064891416041)
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
Nama
Data Pengkajian
Pre
Tn. S
DS
Mengatakan
gelisah
DO
Mengantuk,
Ket
Post
DS
Mengatakan
malam hari
DO
Klien belum
mampu
bersemangat
mengikuti
gerakan
Tn. M
Mengatakan
perasaan
Konsentrasi
biasa kurang
Mengatakan
senam
Klien belum
biasa saja
mampu
saja
mengikuti
gerakan
Tn. J
Mengatakan
semalam
Lemas,
tidak mengantuk
Mengatakan
senam
Klien tidak
mengantuk
mengikuti
bisa tidur
kegiatan
senam hingga
Tn. A
Mengatakan
akhir
Klien mampu
senang
mengikuti
karena
gerakan
ribut
berolahraga
senam
Mengatakan
bersama
Mengatakan
Klien mampu
biasa saja
mengikuti
Mengatakan
emosi
saat
Tn. Al
Depresi,
datang tegang
suasana
Tidak
Tn. G
marah-marah
gerakan
Mengatakan
Mengatakan
senam
Klien tidak
masih
kooperatif
semalam
dengan
kesal
teman
Gelisah
perasaan
ada
dan
tidak
sekamarnya
kesal
mampu
mengikuti
senam
Berdasarkan tabel 4.1 sebelum dan sesudah dilakukan senam aerobic low
impact tidak didapatkan pengaruh terapi senam aerobic low impact terhadap
perubahan perilaku kekerasan. Hal ini tidak sejalan dengan hasil yang dinyatakan
dalam jurnal Akhmad (2011) mengenai pengaruh terapi senam aerobic low impact
terhadap perilaku kekerasan.
Perbedaan hasil yang didapat sejalan dengan perbedaan intensitas senam yang
dilakukan dalam jurnal dimana senam aerobic low impact baru diterapkan satu kali
diruang merpati dimana intensitas menjadi salah satu yang mempengaruhi hasil
senam.
Senam kedua dilaksanakan pada tanggal 27 juni 2015 dengan jumlah klien
sebanyak enam orang. Sebelum melakukan senam aerobic low impact dilakukan
pengkajian. Hasil pengkajian didapatkan sebagai berikut :
Tabel 4.2. Data pengkajian tanggal 27 juni 2015
No
Nama
Data Pengkajian
Pre
Tn. S
DS
Mengatakan
Post
DO
DS
Tampak tegang, Mengatakan
DO
Sesekali tertawa
gelisah,
bersama
TD : 130/80
Tn. M
susah gelisah
agak lebih segar
TD : 130/90
tidur dan mudah
mmHg
tersinggung
RR : 18 x/m
HR : 127 x/m
T : 36.6 C
Mengatakan
TD : 120/90 Mengatakan
ada,
Tn. J
bicara
dimasukkan
RS
Tn. A
ke nada
tinggi
TD :
kasar, sedikit
bosan
di tangan
ekspresi
wajah ceria
Lebih
lebih kooperatif saat
diajak
beraktifitas
TD : 120/70
130/80
mmHg
RR : 20 x/m
HR :86 x/m
T : 36.5 C
Mengatakan kesal Wajah
tegap, Masih
dan
mmHg
RR : 18 x/m
HR : 118 x/m
T : 36.8 C
Kontak
mata
kesal,
mmHg
RR : 20 x/m
HR : 80 x/m
T : 36.5 C
merasa Apatis, kontak
Tn. Al
RR : 18 x/m
HR : 80 x/m
T : 36.2 C
Mengatakan tidak Tampak apatis, Mengatakan
bersemangat
Tn. G
kurang
kooperatif
senam
Kurang
banyak diam
TD : 110/70
melotot, Mengatakan
bicara
kasar, kesabarannya
mmHg
RR : 18 x/m
HR : 85 x/m
T : 36.6 C
Wajah
memerah, nada
mengancam
telah habis
TD : 130/80
suara tinggi
TD : 130/80
mmHg
RR : 18 x/m
HR : 87 x/m
T : 36.6 C
mmHg
RR : 20 x/m
HR : 86 x/m
T : 36.8 C
Berdasarkan tabel 4.2 ada tiga klien yang mengalami perubahan terhadap
perilaku kekrasan yaitu Tn. S, Tn. M, Tn. J, merasa lebih rileks dan lebih segar. Hal
ini dapat disebabkan karena senam aerobik dngan mengandalkan penyaluran energi
dan penyerapan oksigen yang berimbang dapat meningkatkan endorphin yang
memiliki efek relaksan (Yulistanti, 2003).
Senam ke tiga dilaksanakan pada tanggal 29 juni 2015 dengan jumlah klien
sebanyak 6 orang. Sebelum melakukan senam aerobic low impact dilakukan
pengkajian. Hasil pengkajian didapatkan sebagai berikut:
Table 4.3 Data Pengkajian Tanggal 29 juni 2015
Data Pengkajian
N
Nam
Ket
Pre
DS
1.
Tn. S
DO
DS
DO
Klien
Ekspresi
Klien
Ekspresi
Klien mampu
mengatakan
tegang
TD:=130/90,
mengatakan
wajah
mengikuti
lebih segar
bersemangat
TD:=120/80,
gerakan
susah tidur
dan gelisah
2.
Post
HR= 85x/m
RR= 19x/m
T = 36,50c
setelah senam
senam hingga
mengeluarkan
HR= 84x/m
RR= 18x/m
T = 36,50c
Ekspresi
Klien mampu
dan
akhir
Tn.
Klien
Afek datar,
keringat
Klien
mengatakan
kontak
mengatakan
wajah
mengikuti
perasaannya
mata(+)
TD:=120/70,
bersemangat
bersemangat
gerakan
saat
dan
senam hingga
mendengarkan
kooperatif
akhir
biasa saja
HR= 75x/m
RR= 20x/m
T = 36,70c
suara music
TD:=110/70,
senam dan
Klien belum
Klien ingin
Kontak mata
Klien
HR= 80x/m
RR= 20x/m
T = 36,50c
Ekspresi
melakukan
(+), Konver
mengatakan
wajah ceria,
mampu
senam lagi
(+)
TD:=120/80,
semangat jika
kooperatif,
melakukan
setia pagi
kontak mata
gerakan
senam
(+), konver
senam hingga
(+)
TD:=110/80,
akhir
sangat bahagia
3.
Tn. J
agar emosi
terlampiaskan
4.
HR= 75x/m
RR= 19x/m
T = 36,50c
Wajah
Klien
HR= 95x/m
RR= 22x/m
T = 36,60c
Kooperatif,
bosan lama-
tegang, mata
mengatakan
tampak lebih
melakukan
lama di RS
merah, afek
terhibur
gerakan
dan klien
datar
TD:=120/70,
melihat teman-
tenang
TD:=120/70,
mengakatan
mudah
terpancing
HR= 74x/m
RR= 19x/m
T = 36,40c
emosi kalau
5.
Tn.
tidak mood
Klien
AL
mengatakan
teman senam
dan
senam
sampai akhir
bersemangat
setelah senam
TD:=110/70,
Klien
Rahang
Klien tidak
HR= 65x/m
RR= 20x/m
T = 36,20c
mengatakan
mengatup,
mampu
tidak mau
tatapan mata
melakukan
bersemangat
tajam
gerakan
hari ini
klien merasa
TD:=120/70,
senam
kesal dipaksa
Klien mampu
kurang
Kontak mata
Klien
HR= 75x/m
RR= 22x/m
T = 36,40c
Klien tampak
mengatakan
kurang dan
mengatakan
tersenyum
mengikuti
ingin pulang
sulit untuk
pikirannya
dan
gerakan
diatur
lebih fokus
senam hingga
TD:=120/70,
setelah senam
bersemangat
Kontak mata
untuk senam
6.
HR= 85x/m
RR= 20x/m
T = 36,60c
Klien mampu
Tn. G Klien
HR= 80x/m
RR= 18x/m
T = 36,70c
akhir
(+)
TD:=120/80,
HR= 80x/m
RR= 20x/m
T = 36,50c
Berdasarkan table 4.3 5 dari 6 klien menyatakan perasaanya lebih baik dari
sebelum senam, klien mengatakan lebih segar, lebih bersemangat dan lebih bahagia.
Hal ini oleh karena adanya peningkatan endorphin yang memiliki efek relaksan. Efek