vivax banyak
terjadi pada anak-anak, terutama di negara-negara tropis seperti Papua
Nugini dan Indonesia Timur di mana transmisi terjadi secara intens dan
sering terjadi relaps. Di wilayah ini, malaria vivax juga umumnya
berkaitan dengan anemia berat. Efek hematologis malaria vivax
cenderung memiliki interaksi yang kompleks dengan infeksi cacing pada
gastrointestinal, kelainan hemoglobin dan sel darah merah serta
kekurangan gizi.
Pengangkatan sel darah merah yang tidak terinfeksi adalah mekanisme
yang sangat penting pada anemia yang berkaitan dengan malaria vivax
akut. eritrosit yang terinfeksi plasmodium vivax beradherent secara
minimal dan lebih mudah bergerak dibandingkan eritrosit yang terinfeksi
p. falciparum sehingga relatif sedikit terjadi sekuestrasi sel darah merah
di sumsum mikrovaskular dan sinus sumsum tulang bahkan sebagian
besar dari sel-sel merah tersebut dapat bergerak melalui limpa dan organ
retikuloendotelial lainnya. Peran limpa dalam patogenesis anemia vivax,
khususnya pengangkatan sel darah merah yang tidak terinfeksi,
merupakan bagian yang terpenting untuk penelitian masa depan.
ketika kontrol secara global dan eliminasi malaria sedang berlangsung, P.
vivax menjadi spesies Plasmodium yang dominan, namun kesehatan,
perkembangan dan apa saja yang berhubungan dengan malaria vivax dan
anemia yang disebabkan vivax kurang mendapat perhatian. Anemia vivax
yang parah dapat menyebabkan morbiditas yang signifikan dan mortalitas
secara tidak langsung melalui hubungan gangguan ketahanan terhadap
penyakit infeksi dan non-infeksi penyerta, komplikasi obstetric dan
kebutuhan akan transfusi darah (dengan risiko petugas tetular patogen
melalui darah). Pengobatan dini dengan obat bersifat schizontocide darah
dapat menurunkan awal terjadi pengurangan jumlah hemoglobin yang
diakibatkan infeksi vivax dan juga membantu mencegah hasil terburuk
yang berhubungan dengan anemia berat. Pencegahan yang dapat
diandalkan dalam kekambuhan gangguan hematologis yang disebabkan
oleh relaps nya plasmodium yang tersisa akan memerlukan terapi
hypnozoitocidal. Primakuin adalah agen hypnozoitocidal berlisensi yang
tersedia dan dapat memperburuk hemolisis pada individu dengan
defisiensi G6PD. Pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan potensi
manfaat obat ini terhadap risiko berdasarkan prevalensi lokal
enzymopathy ini serta ketersediaan pengujian G6PD. Vivax yang berkaitan
dengan anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting
dan perlu digarisbawahi bahwa jga penting untuk mengurangi transmisi
global P. vivax.