ARTIKEL ILMIAH
Oleh
Gutomo Wibi Ananggih
NIM 109311422585
Dewan penguji
,Ketua
,Anggota
,Anggota
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
Mengesahkan,
Dekan Fakultas MIPA
Malang,
Pembimbing,
ABSTRAK
Penguji I,
ama
Penguji Utama,
Penguji II,
ABSTRACT
Examiner I
ama
Principle Examiner,
Examiner II,
b) Elaborasi
Pada elaborasi memuat tahap yang merupakan untuk menggali
kemampuan pemahaman siswa yaitu exemplifying (mencontohkan), summarizing
(menggeneralisasikan), classifying (mengklasifikasikan), inferring (inferensi),
comparing (membandingkan), dan explaining (menjelaskan).
- Exemplifying (Mencontohkan)
Dimulai dengan menginstruksikan siswa untuk memberikan contoh dan
noncontoh dari konsep materi yang dipelajari. Dalam tahap ini sangat diperlukan
terlebih dahulu guru memberikan contoh dan noncontoh. Hal ini dimaksudkan
agar siswa dapat membuat membuat contoh dan noncontoh dengan benar.
- Summarizing ( Menggeneralisasikan )
Diteruskan dengan membimbing dengan menjelaskan terlebih dahulu
tentang bahasan konsep yang akan digeneralisasi dan diberikan contoh. Kemudian
siswa diinstruksikan untuk menuliskan konsep beserta subkonsep yang ada di
dalam materi yang dibahas pada hari tersebut.
- Classifying ( Mengklasifikasikan )
Kemudian siswa diarahkan dengan memberikan contoh terlebih dahulu
untuk mengelompokkan materi berdasarkan konsep, sub konsep atau pun contoh
dan noncontoh yang termuat didalamnya pada materi yang di bahas pada
pembelajaran.
- Inferring (inferensi),
Diteruskan dengan mengistruksikan siswa untuk menggambarkan
konsep,subkonsep beserta contoh dan noncontoh yang sudah dikelompokkan
sebagai suatu bagian yang terpisah materi pembelajaran yang telah di buat
sebelumnya. Yang terlebih dahulu guru memberikan contoh yang telah dibuat
sebelumnya.
- Comparing (Membandingkan),
Siswa diinstrusikan untuk menghubungkan konsep-konsep ataupun contoh
dan noncontoh yang telah digambarkan menjadi suatu rangkaian mind mapping
yang saling berkaitan. Pada saat pengerjaan dalam lembar kerja terdapat sebagian
siswa yang kurang memiliki tanggung jawab dikarenakan mengobrol sendiri.
Untuk mengatasi hal tersebut guru sering megingatkan tentang durasi waktu
pengerjaan. Disamping itu hal-hal semacam mengobrol dan melamun dapat
membuat waktu pengerjaan menjadi lama dan tidak selesai sesuai dengan batas
waktu yang diinginkan.
Explaining (Menjelaskan).
Guru mengistrusikan siswa untuk mengerjakan latihan soal yang terdapat
pada kegiatan 3 dalam LKS. Pada kegiatan 3 terdapat soal yang jawabannya
menggunakan penjelasan sebab-akibat. siswa untuk menjelaskan dengan
mengkostruksi dengan sebab-akibat yang berkaitan dengan konsep materi yang
dibahas. Untuk memperoleh hasil bahwa siswa dapat menjawab soal dengan
menggunakan penjelasan sebab akibat, guru dituntut untuk memberikan gambaran
terlebih dahulu dengan meberikan contoh.
c) Konfirmasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan Guru menunjuk kelompok untuk
membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan hasil diskusi siswa yang
masih kurang benar, kemudian guru menjelaskan kembali dan membimbing siswa
yang masih kurang mengerti terhadap materi dengan tanya jawab. Terdapat
beberapa siswa mengajukan tanggapan serta pertanyaan dalam proses
penyampaian hasil diskusi yang. Semua pertanyaan dan pembenaran telah dibahas
bersama dan telah disimpulkan pembenarannya.
Kegiatan akhir dilaksanakan dengan Guru melakukan refleksi
pembelajaran dengan meminta siswa untuk memberikan respon dan kesan siswa
terhadap pembelajaran yang baru dilaksanakan. Dilanjutkan dengan memberikan
penjelasan tentang pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Dan diakhiri
dengan menutup kegiatan pembelajaran. Siswa terlihat tertarik dengan
pembelajaran mind mapping. Siswa yang pada awalnya tidak antusias yang
diperlihatkan dengan siswa yang telat masuk kedalam kelas. Dari hasil akumulasi
nilai dari kegiatan pembelajaran pada siklus yang dilaksanakan menunjukkan
peningkatan dengan 89% siswa lulus SKBM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penerapan pembelajaran model mind mapping dapat meningkatkan pemahaman
siswa. Dengan data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pembelajaran Siklus 2
Keterangan
Banyak siswa
Tuntas belajar
35
Tidak tuntas belajar
4
Presentase
89,7
10,3
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini didapatkan bahwa
pembelajaran terhadap materi logika matematika yang dilaksanakan terhadap
siswa kelas X 2 dapat dikembangkan sebagai sarana peningkatan pemahaman
siswa terhadap materi logika matematika. dilihat dari hasil yang diperoleh dalam
siklus satu dan dua pembelajaran mind mapping. Terjadi peningkatan yang
signifikan terhadap hasil belajar seperti halnya yang dinyatakan oleh Damiko
(2012), peningkatan pemahaman dapat mengakibatkan peningkatan prestasi
belajar.
Pemahaman siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Garum dalam pembelajaran
matematika mengalami peningkatan. Dari hasil penilaian terhadap pemahaman
pada akhir siklus II dapat terlihat dari kategori pemahaman yang dicapai siswa
dan jumlah siswa yang memperolehnya. Semua siswa pada kedua pertemuan
memiliki kategori pemahaman diatas kategori pemahaman cukup. Nilai akhir
siklus yang di dapat juga menunjukkan peningkatan dengan 89% siswa lulus
SKBM. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model mind
mapping dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang diberikan oleh
peneliti sebagai berikut: 1) Guru dapat menggunakan model pembelajaran mind
mapping sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran di sekolah. 2) Dalam
penerapan model pembelajaran mind mapping diperlukan pengelolaan waktu yang
baik dan sesuai dengan porsi materi yang disajikan agar tercapai pembahasan dan
pemahaman materi yang optimal. 2) Penelitian selanjutnya yang ingin meneliti hal
yang sama, dapat menerapkan model pembelajaran mind mapping untuk mata
pelajaran matematika ataupun mata pelajaran lainnya, sehingga mampu
meningkatkan pemahaman siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. 2001. A Taxonomy for Learning,
Teaching and Assessing: a Revision of Blooms Taxonomy. New York.
Longman Publishing.
http://www.kurwongbss.qld.edu.au/thinking/Bloom/blooms.htm
Akbar Hawadi. Reni. 2001. Psikologi Perkembangan Anak mengenal Sifat, Bakat
dan Kemampuan Anak. Jakarta: PT Grasindo,
Hudojo, Herman. 1985. Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar
Matematika. Jakarta. Depdikbud.
Ibrahim, Muslimin dkk. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:University
Kemmis, S. dan R. Mc Taggart. 1988. The Action Research Planner. Victoria:
Deakin University.
Prayudi. 2008. Mind mapping. Online:http://prayudi.wordpress.com/mindmapping/. (diakses 5 februari 2013)
Purnomo, Daniko. 2012. Hubungan AntaraPemahaman Materi, Motivasi Belajar,
Dan Prestasi Belajar. Fakultas Psikologi: Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
Mengetahui
Pembimbing
GutomoWibi Ananggih
NIM 109311422585