PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Cedera kepala merupakan penyebab kematian terbanyak usia 15 44 tahun
Mekanisme ruda paksa yang lebih umum adalah akibat beban dinamik,
dimana peristiwa ini berlangsung dalam waktu yang lebih singkat ( kurang dari
200 mili detik). Beban ini dibagi menjadi beban guncangan dan beban benturan.
Komplikasi kejadian ini dapat berupa hematom intrakranial, yang dapat
menjadikan penderita cedera kepala derajat ringan dalam waktu yang singkat
masuk
dalam
suatu
keadan
yang
gawat
dan
mengancam
jiwanya.
Disatu pihak memang hanya sebagian saja kasus cedera kepala yang datang
kerumah sakit berlanjut menjadi hematom, tetapi dilain pihak frekuensi
hematom ini terdapat pada 75 % kasus yang datang sadar dan keluar meninggal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi didalam jaringan
otak. Hematom intraserbral pasca traumatik merupkan koleksi darah fokal yang
biasanya diakibatkan cedera regangan atau robekan rasional terhadap pembuluh-
Epidemiologi
Di seluruh dunia insiden hematoma intracerebral berkisar 10 sampai 20
kasus per 100.000 penduduk dan meningkat seiring dengan usia. Hematoma
intracerebral lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, terutama yang lebih
tua dari 55 tahun, dan dalam populasi tertentu, termasuk orang kulit hitam dan
Jepang.
Selama periode 20 tahun studi The National Health and Nutrition
Examination Survey Epidemiologic menunjukkan insiden hematoma intracerebral
antara orang kulit hitam adalah 50 per 100.000, dua kali insiden orang kulit putih.
Perbedaan dalam prevalensi hipertensi dan tingkat pendidikan berhubungan
dengan perbedaan resiko
2.3.Etiologi
Hipertensi
merupakan
penyebab
terbanyak
(72-81%).
Hematoma
Arteriovenous Malformation
Trauma Kepala
2.4.Patofisiologi
Kasus Hematoma intracerebral umumnya terjadi di kapsula interna (70 %),
2.5.Klasifikasi
Tipe hematoma intaserebral yang tersering adalah seperti berikut
1. Putaminal Hemorrhage
2. Thalamic Hemorrhage
3. Hematoma Pons
4. Hematoma Serebelum
5. Hematoma Lober
6. Hematoma intracerebral akibat trauma
2.6. Gambaran Klinis
Secara umum gejala klinis hematoma intracerebral merupakan gambaran
klinis akibat akumulasi darah di dalam parenkim otak. hematoma intracerebral
khas terjadi sewaktu aktivitas, onset pada saat tidur sangat jarang. Perjalanan
penyakitnya, sebagian besar (37,5-70%) per akut. Biasanya disertai dengan
penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran ini bervariasi frekuensi dan derajatnya
tergantung dari lokasi dan besarnya hematoma tetapi secara keseluruhan minimal
terdapat pada 60% kasus. dua pertiganya mengalami koma, yang dihubungkan
dengan adanya perluasan hematoma ke arah ventrikel, ukuran hematomnya besar
dan prognosis yang jelek.
Sakit kepala hebat dan muntah yang merupakan tanda peningkatan tekanan
intrakranial dijumpai pada hematoma intracerebral, tetapi frekuensinya bervariasi.
Tetapi hanya 36% kasus yang disertai dengan sakit kepal sedang muntah didapati
pada 44% kasus. Jadi tidak adanya sakit kepala dan muntah tidak menyingkirkan
hematoma intracerebral, sebaliknya bila dijumpai akan sangat mendukung
diagnosis hematoma intracerebral atau perdarahn subarakhnoid sebab hanya 10%
kasus stroke oklusif disertai gejala tersebut. Kejang jarang dijumpai pada saat
onset hematoma intracerebral.
Pada dasarnya klinis penderita tidak begitu khas dan sering (30%-50%)
tetap sadar, mirip dengan hematom ekstra aksial lainnya. Manifestasi klinis pada
puncaknya tampak setelah 2-4 hari pasca cedera, namun dengan adanya scan
computer tomografi otak ,
diagnosanya
2.7.Diagnosa
konvensional
untuk
mencari
penyebab
sekunder
perdarahan
Tetraparesa
Respirasi irregular
Pupil pint point
Pireksia
Gerakan mata diskonjugat
2.8.
Diagnosa Banding
1. Hematoma Epidural
Hematom epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak
dengan duramater ( dikenal dengan istilah hematom ekstradural ).
Hematom jenis ini biasanya berasal dari perdarahan arteriel akibat
adanya fraktur linier yang menimbulkan laserasi langsung atau
robekan arteri-arteri meningens ( a. Meningea media ). Fraktur
tengkorak yang menyertai dijumpai pada 8% - 95% kasus, sedangkan
sisanya (9%) disebabkan oleh regangan dan robekan arteri tanpa ada
fraktur (terutama pada kasus anak-anak dimana deformitas yang terjadi
hanya sementara). Hematom epidural yang berasal dari perdarahan
vena lebih jarang terjadi
2. Hematoma Subdural
Perdarahan subdural ialah perdarahan yang terjadi diantara duramater
dan araknoid. Perdarahan subdural dapat berasal dari:
Ruptur vena jembatan ( "Bridging vein") yaitu vena yang berjalan
dari ruangan subaraknoid atau korteks serebri melintasi ruangan
2.9. Tatalaksana
Semua penderita yang dirawat dengan intracerebral hemorrhage harus
mendapat pengobatan untuk :
Normalisasi tekanan darah
Pengurangan tekanan intrakranial
Pengontrolan terhadap edema serebral
Pencegahan kejang.
Untuk hemmoragi kecil treatmentnya adalah observatif dan supportif.
Tekanan darah harus diawasi. Hipertensi dapat memacu timbulnya
7
Konservatif.
Bila perdarahan lebih dari 30 cc supratentoria.
Bila perdarahan kurang dari 15 cc celebeller
Bila perdarahan pons batang otak.
Pembedahan (Kraniotomi)
Bila perdarahan supratentorial lebih dari 30 cc dengan effek massa
Bila perdarahan cerebeller lebih dari 15 cc dengan effek massa
2.10.
Prognosis
Hematoma yang besar jelas mempunyai morbiditas dan mortalitas yang
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. McLauren.RL , M.D, McBride. BH. Traumatic Intracerebral Hematoma :
Review of 16 Surgically Treated Case, Departement of Surgery, Collage of
Medicine, University of Cincinnati Ohio, Ohio. P. 294-298.
2. Lombardo.MC. Gangguan Neurologi. in Wilson.LM,
Price.SA.
10