Diajukan oleh:
Yanuar Murna, S. Ked
J500100034
PEMBIMBING :
Dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P
LEMBAR PENGESAHAN
TINJAUAN KLINIK
PEREMPUAN USIA 26 TAHUN DENGAN PNEUMONIA
Yang Diajukan Oleh :
Yanuar Murna, S.Ked.
J500100034
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada hari Jumat, tanggal . Maret 2015.
Pembimbing
Nama
: dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P
(...............................)
Dipresentasikan di hadapan
Nama
: dr. Niwan Tristanto Martika, Sp.P
(...............................)
Disahkan oleh
Nama
: dr. D. Dewi Nirlawati
(...............................)
STATUS PASIEN
I.
Identitas Pasien
Nama Pasien
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Agama
Suku
Tanggal pemeriksaan
No. rekam medik
Anamnesis
A. Keluhan Utama : Sesak nafas
II.
: Ny. M
: 66 tahun
: Perempuan
: Banjarsari Surakarta
: Pensiunan Guru
: Kristen
: Jawa
: 26 Februari 2015
: 087xxx
Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum
1. KU
: CM, Baik
2. BB
: 45 kg
3. Gizi
: Baik
B. Vital Sign
1. Tekanan Darah
: 101 / 70 mmHg
2. Nadi
: 102 x/menit
3. Respirasi
: 26 x/menit
4. Suhu
: 36,5oC
C. Kepala
1. Konjungtiva anemis tidak ditemukan
2. Sklera ikterik tidak ditemukan
D. Leher
1. Deviasi trakea tidak ditemukan
2. Pembesaran kelenjar limfe tidak ditemukan
3. Peningkatan JVP tidak ditemukan
E. Toraks
1. Jantung
a. Inseksi
b. Palpasi
c. Perkusi
sinistra
d. Auskultasi : BJ I dan II irama regular, tidak terdengar bising
jantung
F. Paru
1. Inspeksi
Belakang
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
3. Fremitus
Depan
Belakang
4. Perkusi
Depan
Belakang
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
5. Auskultasi
Depan
Belakang
6. Suara tambahan
Ronkhi
: (-/-)
Wheezing
: (-/-)
G. Abdomen
1. Inspeksi
: Bentuk abdomen simetris, ukuran normal, tidak
IV.
Hasil :
Pulmo: Corakan vaskuler kasar.
Gambaran infiltrat di basal kiri
diafrgma dan sinus kiri suram
V.
Resume
A. Anamnesis
Pasien perempuan, 66 tahun, riwayat penyakit sekarang sesak (+), batuk
(+), nyeri dada (+), demam (-). Riwayat peyakit dahulu dengan
pengobatan OAT (-).
B. Pemeriksaan Fisik
1. Tekanan darah
: 101/ 70 mmHg
2. Nadi
: 102
3. Respirasi
: 26x/menit
4. Suhu
: 36,5oC
C. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi (foto toraks PA)
Corakan vaskuler kasar. Gambaran infiltrat di basal kiri diafrgma dan
sinus kiri suram
VI.
Planning
Planning Terapi
Diagnosis
Pneumonia
Planning
monitoring
Vital sign / KU
Klinis
empiric
Salbutamol
Aminofilin
Metilprednisolo
Radiologi foto
toraks
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pneumonia adalah suatu peradangan atau inflamasi pada parenkim
paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksi yang berupa bakteri, virus,
dan jamur. Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh
nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan
dan lain-lain) disebut pneumonitis (Pneumonia Komunitas, Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia, 2014)
B. ETIOLOGI
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti
yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram
positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram
negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri
antara
daya
tahan
tubuh,
mikroorganisme
pada
dapat
kemampuan
Haemophilus
influenza, dll)
2. Virus (RSV, Influenza, adenovirus, CMV)
3. Mycoplasma pneumonia
4. Jamur (Histoplasma capsulatum, Aspergillus, Candida albicans,dll)
5. Aspirasi (makanan, kerosene,cairan amnion, benda asing)
Pembagian klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epideologis :
1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
2. Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial
pneumonia)
3. Pneumonia aspirasi
4. Pneumonia pada penderita Immunocompromised
pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan.
Berdasarkan gambaran klinik pneumonia dibagi sebagai berikut:
1. Typical pneumonia
Secara klinis ditandai dengan demam tinggi, perasaan dingin, nyeri dada
dan batuk produktif terdapat leukositosis, secara radiologis biasanya
melibatkan satu lobus. Pneumonia bakterial tipikal dapat terjadi pada
semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang
yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus
pada penderita pasca infeksi influenza.
10
2. Atypical pneumonia
Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia.
Sering taanpa tanda gejala demam, rasa dingin, batuk tidak produktif,
nyeri kepala, mialgia, leukositosis yang tidak terlalu bermakna secara
mikroskopis. Secara radiologis didapatkan gambaran bronkopneumonia.
3. Pneumonia jamur
Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).
F. FAKTOR RISIKO
1. Host:
a. Faktor usia
b. Merokok
c. Penurunan imun
d. Status gizi
2. Lingkungan
a. Ventilasi
b. Pencemaran udara
c. Status sosial ekonomi
G. DIAGNOSIS
1. Gambaran klinis
a. Ananmnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu
tubuh meningkat dapat melebihi 40 oC, batuk dengan dahak mukoid
atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri
dada.
b. Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada
inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas,
pasa palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada
auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang
mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki
basah kasar pada stadium resolusi.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama
untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa
infiltrat sampai konsolidasi dengan air broncogram, penyebab
11
lobaris
tersering
disebabkan
oleh
Steptococcus
12
5. Bakteri gram negatif (-), diberikan terapi dengan dua obat yaitu golongan
aminoglikosid dan sefalosporin generasi ke-3 (cefotaxim, ceftriaxon,
cefixim).
Selain itu diberikan terapi simtomatik yaitu:
1. Antipiretik
2. Analgesik
3. Asupan cairan
4. Istirahat
Menurut American Thoracic Sociaty dasar untuk seorang pasien dirawat di
ICU Rumah Sakit adalah pasien sakit berat, yaitu bila terdapat 1 dari 2 kriteria
mayor, atau 2 dari 3 kriteria minor.
1. Kriteria mayor
a. Kebutuhan akan ventilator
b. Syok septik
2. Kriteria minor
a. Tensi sistolik <90 mm Hg
b. Mengenai multilobar
c. Rasio PaO2/FIO2 > 250
Dalam penatalaksanaan pneumonia, pasien dibagi atas 4 kelompok
berdasarkan tempat perawatanya. Kelompok tersebut adalah:
1. Kelompok I : Rawat jalan yang tidak disertai penyakit kardiopulmonal
ataupun faktor perubah
2. Kelompok II : Rawat
jalan
yang
disertai
yang
riwayat
penyakit
disertai
penyakit
13
b. Alkoholisme
c. Penyakit imunosupresif
d. Pengobatan betalaktam dalam 3 bulan terakhir
2. Patogen gram negatif:
a. Tinggal di panti jompo
b. Penyakit kardiopulmonal penyerta
c. Baru selesai mendapatkan terapi antibiotika
3. Pseudomonas aeroginosa:
a. Penyakit paru struktural (Bronkiektasis)
b. Malnutrisi
c. Terapi kortikosteroid
d. Terapi antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan sebelumnya.
I. PENYULIT
1. Diabetes mellitus
2. Payah jantung kronik
3. Penyakit vaskuler
4. Penyakit paru obstruksi kronik
J. KOMPLIKASI
1. Efusi pleura
2. Empiema
3. Abses paru
4. Pneumotoraks
5. Gagal napas
6. Sepsis
DAFTAR PUSTAKA
14
Bartlett JG, Marrie TJ, File TM. Pneumonia in Adult. Disitasi dari
:hftp://www.utdol.com/patients/content/topic.do(?)topicKey=-IULIBvWWVq
Denny,F.W.: Mycoplasmal infection in Bhrman RE, Vaughan,
V.C.Neilson,W.E.: Nelson Text Book of Pediatrics, 13rd Ed. W.B.Saunders
Company, Philadelphia, PP: 654-655, 2010
Dahlan Z. Artikel: Pandangan Baru Pneumonia Atipik dan Terapinya.
Bagian Penyakit Dalam FK. UNPAD Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Bandung: FK UNPAD; 2007
Depkas RI. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita. DirjenPPM &
PL. Jakarta. 2006
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Standar Pelayanan Kesehatan Anak Edisi1.
2004. Jakarta: IDAI; 2004
Perhimpunan Dokter
Paru
Indonesia.
Pedoman
Diagnosis
dan