bioetanol
dengan
bahan
dasar
tongkol
jagung
ini
cereviceae yang terkandung pada ragi roti. Proses distilasi merupakan proses
pemurnian untuk meningkatkan kadar etanol yang dihasilkan pada proses
fermentasi. Reaktor bioetanol terdiri dari rangkaian tangki fermentasi dan
rangkaian alat distilasi yang meliputi tangki distilator atau tangki pemanasan dan
kondensor.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi bahan bakar yang berasal dari eksplorasi fosil terus
meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri dan ekonomi. Hal
tersebut dapat menjadi masalah ketika negara belum bisa mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar fosil atau bahan bakar minyak (BBM),
sedangkan cadangan sumber energi tersebut makin terbatas. Fluktuasi suplai dan
harga minyak bumi yang terjadi seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah
cadangan minyak semakin menipis. Kebijakan mengurangi konsumsi energi
bukan merupakan langkah tepat. Karena jumlah penduduk yang banyak juga kan
berumpan balik dengan penggunaan energi yang banyak.
Karena konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua sisi
yang
dalam usaha
inovasi penghematan energi secara realistis. Sehingga bahan yang disebut limbah
dapat dimanfaatkan sehingga tidak terbuang secara sia-sia.
Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang dalam beberapa tahun
terakhir dikenal luas oleh masyarakat. Sebagaimana dikutip dalam Sri Komarayati
dan Gusmila, 2010 Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang hadir sebagai
alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sifatnya terbarukan. Merupakan bahan
bakar alternatif yang diolah dari tumbuhan yang memiliki keunggulan karena
mampu menurunkan emisi CO2 hingga 18%, dibandingkan dengan emisi bahan
bakar fosil seperti minyak tanah.
Bioetanol dapat diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung
pati atau karbohidrat. Sumber bahan baku energi alternatif tersebut umumnya
berasal dari tanaman pangan, seperti singkong, ubi jalar, tebu, jagung, dan lainlain. Namun, penggunaan bahan
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengembangkan sumber energi terbarukan dari bahan
dasar tongkol jagung ?
2. Bagaimana potensi limbah jagung sebagai bahan dasar pembuatan
bioetanol ?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara mengembangkan sumber energi terbarukan dari
bahan dasar tongkol jagung
2. Untuk mengetahui potensi limbah jagung sebagai bahan dasar pembuatan
bioetanol.
MANFAAT PENULISAN
1. Bagi penulis : menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sumber
energi terbarukan dari limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar
alternatif.
2. Bagi pembaca : memberikan pengetahuan tentang pembuatan bioetanol
berbahan dasar limbah tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif.
Meningkatkan rasa hemat dalam menggunakan bahan bakar, serta
membuka peluang bisnis.
3. Bagi Pemerintah : memberikan masukan kepada pemerintah agar dapat
mempertimbangkan penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif
dengan bahan dasarlimbah tongkol jagung.
GAGASAN KHUSUS
Kondisi kekinian (permasalahan)
Permasalahan energi di Indonsia sama seperti yang dihadapi dunia. Jika
tidak ada penemuan ladang minyak dan kegiatan eksplorasi baru, cadangan
minyak di Indonesia diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
selama 18 tahun mendatang. Sementara itu, cadangan gas cukup untuk 60
tahun dan batu bara sekitar 150 tahun. Hal tersebut juga menyebabkan
Indonesia menjadi negara pengimpor minyak mentah sampai sekarang.
Setidaknya, ada tiga jalan keluar dari hal ini. Pertama, mencari ladang minyak
baru; kedua, menggunakan energi secara efisien; dan ketiga, mengembangkan
sumber energi terbaharukan, seperti sinar matahari, panas bumi, air, angin, dan
bahan bakar nabati (biofuel). Hal yang paling mungkin dilakukan sekarang
adalah mengembangkan sumber energi terbaharukan, contohnya bioetanol dari
tongkol jagung.
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung
komponen gula, pati, maupun selulosa. Bioetanol biasanya dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat minuman keras, untuk keperluan medis, sebagai
zat pelarut, dan yang sedang popular saat ini adalah pemanfaatan bioetanol
sebagai bahan bakar alternatif. Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar
dicampur dengan bensin yang biasa disebut gasohol.
komoditas jagung sangat besar dan diharapkan akan terus meningkat sejalan
dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung secara
nasional. Namun, limbah jagung memiliki banyak kegunaan, diantaranya adalah
untuk pakan ternak, dalam hal ini pemerintah telah mencanangkan program
pengembangan peternakan secara terintegrasi (Crop Livestock System/ CLS).
Oleh karena itu, optimasi pemanfaatan limbah jagung sangat diperlukan untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal. Untuk memperkirakan potensi riil energi
limbah jagung, penggunaan tongkol jagung untuk keperluan bahan bakar sekitar
90% sedangkan limbah batang dan daun sekitar 30% dari potensi yang ada.
Pada
penelitian
yang
dilaksanakan
oleh
I.
Riwayati
prosedur
1
0
bahan-bahan
serat selulosa. Khamir yang sering digunakan pada proses fermentasi etanol
secara
industri
adalah
Saccharomyces
cerevisiae,
S.
uvarium,
menjadi etanol secara efisien pada pH 3,5- 6,0 dan suhu 28-35 C.
Menurut Tata Chemiawan, 2007 sebagimana dikutip olh Fitriani dkk, 2013
Fermentasi alkohol pada dasarnya adalah suatu cara produksi alkohol (etanol)
menggunakan bantuan mikroorganisme. Alkohol yang dihasilkan sering disebut
sebagai
bioetanol.
maupun enzimatis adalah karena strukturnya berbentuk kristalin dan lignin yang
berfungsi sebagai pelindung selulosa (Judoamidjojo et al., 1989). Masalah
tersebut dapat diatasi dengan pemberian
perlakuan
pendahuluan terhadap
dalam
gelas
1
1
dengan
konsentrasi
10%. Parameter
berisi
serbuk
tongkol
jagung, kemudian diaduk dengan rata sampai merendam serbuk tongkol jagung.
Perendaman dilakukan selama 12, 16, 20, 24, 28, dan 32 jam. Setelah itu,
disaring dengan menggunakan kain saring. Endapan dicuci dengan air sampai
pH 7 selanjutnya dimasukkan ke dalam cawan petri, dikeringkan pada suhu
ruang. Perlakuan hasil delignifikasi waktu dan konsentrasi terbaik dilakukan pada
proses hidrolisis. Menimbang serbuk tongkol jagung yang telah didelignifikasi
sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan larutan asam
sulfat
10%
sebanyak
75
ml.
100 C selama 210 menit. Produk hasil hidrolisis disaring dan ditambahkan
dengan natrium hidroksida sampai pH 4,5. Selanjutnya ditambahkan larutan
kalsium klorida jenuh untuk menghilangkan sulfat pada hidrolisat. Parameter
yang diamati adalah kadar glukosa. Pengukuran kadar glukosa dengan
menggunakan sakarometer. Setelah dilakukan proses hidrolisis selanjutnya akan
dilakukan proses netralisasi
menggunakan
mengetahui
pengaruh delignifikasi
pada
proses
produksi
Gambar 4
Kurva
hasil
pengukuran
1
2
Hidrolisis
S. cereviceae Amobil
Proses fermentasi pada penelitian ini menggunakan sel amobil (sel
immobilisasi). Khamir yang akan digunakan ditumbuhkan pada media agar
menggunakan alginat, kemudian dicetak dengan menggunakan spoit yang
diteteskan pada larutan CaCl2. Larutan CaCl2 berfungsi untuk merekatkan
bagian luar manik-manik agar tidak mudah pecah. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ikbal dkk, (2010), bahwa campuran
nutrisi
(gel
media
yang
dilakukan
adalah
1
3
1
4
dibandingkan degan BBM. BBM yang lama kelamaan akan habis jika digunakan
terus-menerus sehingga perlu adanya inovasi dan respon positif, baik Masyarakat
maupun pemerintah.
Sosialisasi kepada masyarakat digunakan untuk meyakinkan bahwa tongkol
jagung dapat digunakan sebagai pengganti BBM. Sehingga kekhawatiran tentang
habisnya bahan bakar bisa dikendalikan. Namun ada umpan baliknya harga
bahan bakar nabati cenderung lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar
minyak. Upaya promosi yang dilakukan berdampak sesuai dengan sesuai tujuan
gagasan ini yaitu untuk mengurangi pencemaran akibat buangan limbah tongkol
jagung, meningkatkan pemanfaatan limbah sebagai bahan dasar pembuatan
bioetanol dan untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Dari pihak Pemerintah seharusnya merealisasikan tentang upaya adanya
biofuel berupa bioetanol untuk pemanfaatan limbah sebagai bahan dasar serta
penggunaan energi yang ramah lingkungan. Peratuaran perundang-undangan dari
pemerintah seharusnya memberikan keputusan dan mandat sehingga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Upaya preventif yang telah dilakukan
Upaya ini dilakukan sebagai langkah persiapan/pencegahan agar bahan dasar
yang dibutuhkan dalam pembuatan bioetanol dapat dimanfaatkan dengan baik. Sehingga
persediaan bioetanol dapat digunakan dalam jumlah yang banyak. Kita sudah ketahui
bahwa sebelumnya bahwa bahan dasar yang kita gunakan untuk pembuatan etanol ini
adalah limbah tongkol jagung yang memang sudah tidak digunakan agi dan mungkin
tongkol jagung ini dianggap samapah bagi sebagian orang. Agar jagung memiliki kualitas
yang baik dan bermutu tinggi sehingga mempunyai kandungan glukosa yang tinggi
sehingga kadar dalam pembuatan bioetanol dapat tercukupi. Maka harus dilakukan
budidaya jagung yang nantinya tongkolnya dapat digunakan sebagai bahan dasar
bioetanol. Untuk itu wajar kita ketahui karakteristik apa saja yang menjadikan jagung
tumbuh subur dengan kualitas terbaik.
1
5
DAFTAR PUSTAKA
Amin,Nur. 2013. Biopestisida Suatu Pembelajaran Enterprenuership Bidang
Perlindnagn Tanaman. Bogor: Ipb International Convention Center.
Asmani, Najib. 2011. Membangun Perhutanan Sosial Berbasis Ernergi Terbarukan
Tanaman Bintaro Di Sentra Produksi Pangan. Prosiding Seminar Nasional
Avoer Ke-3. Palembang, 26-27 Oktober 2011. Hlm 33-39.
Atman. 2006. Budidaya Kedelai Di Lahan Sawah Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah
Tambua V (3):288-296
Djunaedy, Achmad.2009. Biopestisida Sebagai Pengendali Organism Pengganggu
Tanaman (OPT) Yang Ramah Lingkungan. Embryo 6 (1):88-95
Handoko, Tony dan Greg Iman1. 2011. Pengolahan Buah Bintaro sebagai Sumber
Bioetanol dan Karbon Aktif. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
Kejuangan Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber
Daya Alam Indonesia. Yogyakarta, 22 Februari 2011. Hlm 1-5
Handoko,T. Et Al. 2012. Hidrolisis Serat Selulosa Dalam Buah Bintaro Sebagai
Sumber Bahan Baku Bioetanol. Jurnal Teknik Kimia Indonesia 11 ( 1):2633.
Mawarto Dan Suharsono. 2012. Strategi Dan Komponen Teknologi Pengendalian
Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabricius) Pada Tanaman Kedelai.
Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian.
Mursiah. 2010. Perkembangan Produksi Kedelai Nasional Dan Upaya
Pengembangannya Di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda: Universitas
Mulawarman
Puspitasari, Desti. 2011. The Influence Analysis Between Fruit Maturity And Oil
Extraction Method To Quality Of Bintaro Seed Oil (Skripsi). Bogor: Istitut
Pertanian Bogor.
1
6