Anda di halaman 1dari 7

STOKIOMETRI dan GAS

Kimia Dasar

Nama: Praditya Setiawan Rachman


NPM : 28114469
Kelas : 1KB07
Dosen

: ROSSI SEPTY WAHYUNI, ST.,MT

Universitas Gunadarma
2014/2015

Stokiometri
Dalam ilmu kimia, stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(persamaan kimia). Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen)
dan metri (ukuran).
Stoikiometri didasarkan pada hukum-hukum dasar kimia, yaitu hukum kekekalan
massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum perbandingan berganda.

Contoh:

Stoikiometri gas adalah suatu bentuk khusus, dimana reaktan dan produknya
seluruhnya berupa gas. Dalam kasus ini, koefisien zat (yang menyatakan
perbandingan mol dalam stoikiometri reaksi) juga sekaligus menyatakan
perbandingan volume antara zat-zat yang terlibat.
I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA
a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Contoh:
S + O 2 SO 2
2 gr 32 gr 64 gr
b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Perbandingan massa unsur dalam tiap senyawa adalah tetap
Contoh:
H 2 O massa H : massa O = 2 : 16 = 1 : 8
c. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
Jika dua unsur dapat membentuk dua senyawa atau lebih, dan massa salah satu
unsur sama, perbandingan massa unsur kedua berbanding sebagai bilangan
bulat dan sederhana.
Contoh:
Unsur N dan O dapat membentuk senyawa NO dan NO 2
Dalam senyawa NO, massa N = massa O = 14 : 16
Dalam senyawa NO 2 , massa N = massa O = 14 : 32
Perbandingan massa N pada NO dan NO 2 sama maka
perbandingan massa O = 16 : 32 = 1 : 2

d. Hukum Gas Ideal


Untuk gas ideal atau suatu gas yang dianggap ideal berlaku rumus :
PV = n RT
Keterangan:
P = tekanan (atmosfir)
V = volume (liter)
n = mol = gram/Mr
R = tetapan gas (lt.atm/mol.K)
T = suhu (Kelvin)
Dari rumus tersebut dapat diperoleh :

II. MASSA ATOM RELATIF DAN MASSA MOLEKUL RELATIF

III. Kuantitas Materi dan Mol


Metoda kuantitatif yang paling cocok untuk mengungkapkan jumlah materi
adalah jumlah partikel seperti atom, molekul yang menyusun materi yang
sedang dibahas. Namun, untuk menghitung partikel atom atau molekul yang
sangat kecil dan tidak dapat dilihat sangat sukar. Alih-alih menghitung jumlah
partikel secara langsung jumlah partikel, kita dapat menggunakan massa
sejumlah tertentu partikel. Kemudian, bagaimana sejumlah tertentu bilangan
dipilih? Untuk
menyingkat cerita, jumlah partikel dalam 22,4 L gas pada STP (0, 1atm) dipilih
sebagai jumlah standar. Bilangan ini disebut dengan bilangan Avogadro. Nama
bilangan Loschmidt juga diusulkan untuk menghormati kimiawan Austria Joseph
Loschmidt (1821-1895) yang pertama kali dengan percobaan (1865).
Sejak 1962, menurut SI (Systeme Internationale) diputuskan bahwam dalam
dunia kimia, mol digunakan sebagai satuan jumlah materi. Bilangan Avogadro

didefinisikan jumlah atom karbon dalam 12 g 126C dan dinamakan ulang


konstanta Avogadro.
Ada beberapa definisi mol:
(i) Jumlah materi yang mengandung sejumlah partikel yang terkandung dalam 12
g 12C. (ii) satu mol materi yang mengandung sejumlah konstanta Avogadro
partikel.
(iii) Sejumlah materi yang mengandung 6,02 x 1023 partikel dalam satu mol.
IV. PERSAMAAN REAKSI
Suatu reaksi benar jika memenuhi :
Hukum kekekalan massa
Hukum kekekalan muatan
Untuk memenuhi kedua hukum tersebut, koefisien reaksi harus disetarakan.
Dalam suatu reaksi, koefisien reaksi menyatakan : Perbandingan mol atau untuk
fase gas juga menyatakan perbandingan volume.

Keterangan :
Berat = mol x Mr (atau Ar)
Jumlah partikel = mol x 6,02 x 10^23
Volume (0oC , 1 atm) = mol x 22,5 L
V. RUMUS EMPIRIS DAN RUMUS MOLEKUL
Rumus Empiris : rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa.
Rumus Molekul : rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun satu molekul senyawa.

Gas

I.

Definisi Gas
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai
kemampuan untuk mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun
berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan tidak mengisi suatu volume
yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang dan mengisi
ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis
dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma).
Karena penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul
sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini
semakin bertambah.
Kata gas kemungkinan diciptakan oleh seorang kimiawan Flandria
sebagai pengejaan ulang dari pelafalannya untuk kata Yunani, chaos
(kekacauan).
Sifat sifat gas
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut.
1. Gas bersifat transparan.
2. Gas terdistribusi merata dalam ruang apapun bentuk ruangnya.
3. Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding.
4. Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak
diwadahi, volume gas akan menjadi tak hingga besarnya, dan
tekanannya akan menjadi tak hingga kecilnya.
5. Gas berdifusi ke segala arah tidak peduli ada atau tidak tekanan
luar.
6. Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi
merata.
7. Gas dapat ditekan dengan tekanan luar. Bila tekanan luar dikurangi,
gas akan mengembang.
8. Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan
mengkerut.
Selain itu sifat gas yang lainnya:
gaya tarik menarik sangat kecil
susunannya sangat tidak teratur
letaknya saling berjauhan
bergerak sangat bebas
Fakta tentang gas
Sampai abad 17 Masehi, tidak terdapat konsep yang ril tentang gas,
seperti yang diungkapkan oleh William H. Brock:
Dan mungkin bagian yang paling tersandung pada perkembangan
lebih jauh dari kimia adalah ketidak cukupan analisis, ada kekosongan
secara menyeluruh mengenai pengetahuan atau konsep tentang
materi yang bersifat gas. Kimia tetap sebagai 2 dimensi alam, yang
dipelajari, dan hanya mempunyai peralatan untuk digunakan pada
benda solid/keras dan cairan
Materi ketiga benar-benar baru dikenal pada akhir abad 18 oleh
seorang ahli alam perancis, Antoine-Laurent Lavoisier (1743-1794)
yang mengatakan:
Semua materi di alam ini menunjukkan pada kita dalam 3 keadaan
yang berbeda. Sebagian adalah benda keras, seperti batu, bumi,

II.

III.

IV.

V.

garam dan metal-metal. Lainnya adalah cairan seperti air, merkuri,


spirit dari anggur; dan akhirnya keadaan ketiga yang saya definisikan
keadaan dari expansi atau uap air, seperti air yang bila dipanaskan di
atas titik didih.
TEORI KINETIK GAS
Teori kinetik zat membicarakan sifat zat dipandang dari sudut
momentum. Peninjauan teori ini bukan pada kelakuan sebuah partikel,
tetapi diutamakan pada sifat zat secara keseluruhan sebagai hasil ratarata kelakuan partikel-partikel zat tersebut.
SIFAT GAS UMUM
1. Gas mudah berubah bentuk dan volumenya.
2. Gas dapat digolongkan sebagai fluida, hanya kerapatannya jauh
lebih kecil.
SIFAT GAS IDEAL
1. Gas terdiri atas partikel-partikel dalam jumlah yang besar sekali,
yang senantiasa bergerak dengan arah sembarang dan tersebar
merata dalam ruang yang kecil.
2. Jarak antara partikel gas jauh lebih besar daripada ukuran partikel,
sehingga ukuran partikel gas dapat diabaikan.
3. Tumbukan antara partikel-partikel gas dan antara partikel dengan
dinding tempatnya adalah elastis sempurna.
4. Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.
PERSAMAAN GAS IDEAL DAN TEKANAN (P) GAS IDEAL
PV=nRT=NKT
n = N/No
T = suhu (K)
R = K . No = 8,31 )/mol. K
N = jumlah pertikel
P = (2N / 3V) . Ek T = 2Ek/3K
V = volume (m3)
n = jumlah molekul gas
K = konstanta Boltzman = 1,38 x 10-23 J/K
No = bilangan Avogadro = 6,023 x 1023/mol
ENERGI TOTAL (U) DAN KECEPATAN (v) GAS IDEAL
Ek = 3KT/2
U = N Ek = 3NKT/2
v = (3 K T/m) = (3P/)
dengan:
Ek = energi kinetik rata-rata tiap partikel gas ideal
U = energi dalam gas ideal = energi total gas ideal
v = kecepatan rata-rata partikel gas ideal
m = massa satu mol gas
p = massa jenis gas ideal
Jadi dari persamaan gas ideal dapat diambil kesimpulan:
1. Makin tinggi temperatur gas ideal makin besar pula kecepatan
partikelnya.
2. Tekanan merupakan ukuran energi kinetik persatuan volume yang
dimiliki gas.
3. Temperatur merupakan ukuran rata-rata dari energi kinetik tiap

partikel gas.
4. Persamaan gas ideal (P V = nRT) berdimensi energi/usaha .
5. Energi dalam gas ideal merupakan jumlah energi kinetik seluruh
partikelnya.
Dari persarnaan gas ideal PV = nRT, dapat di jabarkan:
Pada (n, T) tetap, (isotermik)
berlaku Hukum Boyle: PV = C
Pada (n, V) tetap, (isokhorik)
berlaku Hukum Gay-Lussac: P/T=C
Pada (n,P) tetap, (isobarik)
berlaku Hukum Gay-Lussac:
V/T= C
Padan tetap, berlaku Hukum
Boyle-Gay-Lussac: PV/T=C
C = konstan

Anda mungkin juga menyukai