Mengingat
Pertama
Kedua
Ketiga
: Surabaya
: 30 September 2014
Rektor,
LAMPIRAN PERATURAN
REKTOR UNIVERSITAS SURABAYA
NOMOR 408 TAHUN 2014
Tentang
PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM SARJANA
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS SURABAYA
1.
Pendahuluan
Dalam usaha mewujudkan visi, misi, dan tujuan Universitas Surabaya (Ubaya)
khususnya dalam bidang pendidikan, maka proses penddikan di setiap program studi
harus tertata dalam kurikulum yang berkualitas. Kurikulum dari setiap program studi
harus disusun dengan cermat dengan memperhatikan berbagai aspek pendidikan,
perkembangan keilmuan, perkembangan masyarakat, dan aturan perundangan yang
berlaku. Untuk itu, kurikulum harus dirancang dengan megacu pada tahapan-tahapan
yang terencana, berkualitas, dan terdokumentasi.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu
(Kepmendiknas RI no. 232/U/2000 pasal 1). Dengan demikian kurikulum tidak terbatas
pada sekumpulan mata kuliah dan silabusnya yang disusun berdasarkan bobot dan waktu
kapan mata kuliah tersebut harus disampaikan kepada peserta didik, tetapi termasuk
proses bagaimana pengetahuan yang dirancang tersebut disampaikan kepada peserta
didik.
Panduan ini terdiri dari butir-butir yang merupakan berbagai ketentuan yang perlu
diikuti dalam penyusunan kurikulum setiap program studi di Ubaya, sehingga kurikulum
itu memperlihatkan ciri khas Ubaya, yaitu menanamkan dasar yang kuat dalam
keilmuan, teknologi, seni, serta ilmu sosial dan kemanusiaan. Panduan Penyusunan
Kurikulum ini secara khusus diperuntukkan bagi program studi di strata pendidikan
sarjana di Ubaya. Walaupun demikian, alur yang sama dapat digunakan untuk jenjang
pendidikan diploma, magister, maupun doktoral.
2.
Definisi Umum:
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di
perguruan tinggi (Kepmendiknas RI Nomor 232/U/2000).
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendiknas RI Nomor:
045/U/2002).
Kompetensi Utama adalah kompetensi yang berkaitan dengan kurikulum inti
program studi dan merupakan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh semua
lulusan dari program studi sejenis di perguruan tinggi manapun.
Kompetensi Pendukung ialah kompetensi yang mendukung kompetensi utama yang
mencirikan keunikan program studi tersebut dibandingkan dengan program studi
yang sama di perguruan tinggi lain.
3.
Kompetensi Lain ialah kopetensi yang tidak secara langsung berkaitan dengan
kompetensi utama tetapi berkaitan dengan softskill dan hidup dalam masyarakat
secara umum.
NEED ASSESMENT
- Scientific Scope
- Tracer Studi
- Analisis SWOT Prodi
PROFIL LULUSAN
RUMUSAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN
(KOMPETENSI LULUSAN)
BAHAN
KAJIAN
MATRKIS BAHAN
KAJIAN - CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Pengelompokkan Mata
Kuliah, Beban sks, dan
Alur
Penetapan Metode
Pembelajaran dan
Metode Asesmen
Dokumen Kurikulum
Verifikasi Dokumen
Kurikulum &
Pengesahan Kurikulum
(SK Rektor)
KKNI
Standar
Pemerintah
4.
PERATURAN PEMERINTAH
5.
KEBIJAKAN UNIVERSITAS
Kebijakan kurikulum universitas ini berisi tujuan pendidikan, profil lulusan, kompetensi
softskill, serta mata kuliah wajib di tingkat universitas. Kebijakan universitas ini disusun
dengan mengacu kepada peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta visi dan misi
universitas. Kebijakan universitas ini bersifat mengikat sehingga wajib diikuti oleh
semua kurikulum di lingkungan Universitas Surabaya. Kebijakan universitas ini juga
meluputi kebijakan kurikulum di tingkat fakultas dan program studi.
Tujuan pendidikan di Ubaya yang dijelaskan pada dokumen ini bersifat umum (generik)
yang menjadi acuan bagi setiap program studi di Ubaya. Setiap program studi
diharapkan menyusun tujuan program studi selaras dengan visi dan misi institusi.
Penyesuaian pada kalimat, penajaman sesuai dengan misi dan visi institusi, serta
penambahan tujuan diperbolehkan.
No
Deskripsi Umum KKNI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Matriks hubungan pada Tabel 2 menunjukkan secara rinci keterkaitan antara profil
generik lulusan Ubaya dengan tujuan pendidikan di Ubaya.
Tabel 2
Relasi Generik Profil Lulusan Ubaya dengan Tujuan Pendidikan Ubaya
No.
1
6
7
5.1
Kurikulum dari setiap program studi diharuskan memiliki materi dan metode
pembelajaran/evaluasi yang membentuk kompetensi softskill lulusan sesuai Surat
Keputusan Rektor nomor 328 tahun 2013 tentang Kompetensi Softskill Lulusan
Universitas Surabaya. Lulusan Universitas Surabaya harus memiliki sembilan
kompetensi softskill yaitu:
1. Manajemen diri: Kemampuan untuk mengatur perilaku sesuai dengan tujuan dan
standar pribadi serta perubahan tuntutan situasi yang disertai dengan sikap positif
dalam menanggapi situasi yang dihadapi sehingga memungkinkannya untuk
memotivasi diri agar dapat tetap mencapai tujuannya dengan percaya diri.
2. Keterampilan berpikir: Keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk
menggunakan pemahamannya terhadap pengalaman dan pengetahuannya dalam
rangka menemukan masalah dan memecahkan masalah untuk menyelesaikan
tugas akademis.
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
5.2
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
Pemahaman kaidah
berkehidupan
bermasyarakat
Manajemen diri
Ketrampilan berpikir
Belajar sepanjang hayat
Komunikasi
Kerjasama dalam kelompok
Keterbukaan terhadap keberagaman
Integritas
Ketrampilan Organisasi
Kepemimpinan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kemampuan berkarya
No.
Landasan kepribadian
Tabel 3
Relasi Kompetensi Softskill Ubaya dengan elemen kompetesi sesuai dengan
Kepmendiknas RI no. 045/U/2002
!
!
!
!
!
!
Demi tercapainya tujuan pendidikan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah serta
tujuan atau kebijakan pendidikan di Universitas Surabaya maka ditetapkan beberapa
mata kuliah yang wajib ada dalam semua kurikulum program sarjana. Penetapan mata
kuliah wajib ini juga mengacu pada Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (pasal 35 ayat 3). Mata kuliah wajib ini dikelompokkan dalam 3
kelompok. Kelompok pertama adalah mata kuliah wajib yang desain serta
pelaksanaannya dilakukan secara terpusat di tingkat fakultas atau universitas. Kelompok
kedua adalah mata kuliah wajib yang dikelola sendiri oleh fakultas/program studi tetapi
dengan batasan-batasan minimum yang diatur dalam peraturan ini. Mata kuliah wajib
dalam kelompok kedua dapat diimplementasikan sebagai mata kuliah tersendiri atau
diintegrasikan ke dalam mata kuliah lain yang ada di fakultas. Kelompok ketiga adalah
mata kuliah pilihan yang wajib ditawarkan pada semua kurikulum di Universitas
Surabaya.
Nilai minimum C
Metode Pembelajaran:
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
Ketrampilan berpikir
Integritas
Keterbukaan terhadap keberagaman
3 sks
Universitas
Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
aplikasi dari kepercayaan atau prinsip dasar dari ajaran
agamanya.
Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi
aplikasi dari prinsip dasar etika dalam
kehidupan/akademik/profesi sesuai dengan ajaran
agamanya.
Mahasiswa dapat mengidetifikasi dan mengaplikasikan
Nilai minimum C
Dilaksanakan dalam bentuk mata kuliah yang terpisah
untuk setiap agama tetapi juga melibatkan sesi
perkuliahan untuk interaksi lintas agama.
Ceramah interaktif, diskusi, dsb
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, group project, presentasi,
dsb
Fakultas/prodi
Kerjasama dalam kelompok
Kepemimpinan
5. Bahasa Inggris
Kredit:
Prasyarat:
Penyelenggara:
Capaian Pembelajaran:
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, dsb
Detail desain mata kuliah diatur oleh Departemen MKU
bekerjasama dengan Fakultas/Prodi
Komunikasi
Keterampilan berpikir
2 sks
Fakultas atau Program Studi dan Pusat Bahasa (Ubaya
Language Centre ULC).
Mampu memahami buku teks, dokumen teknis,
petunjuk atau karya ilmiah dalam Bahasa Inggris sesuai
bidang keilmuannya.
Mampu membuat ringkasan dari buku teks, dokumen
teknis, petunjuk atau karya ilmiah dalam Bahasa
Inggris.
Mampu mempresentasikan suatu topik sederhana
(proposal atau presentasi produk) dalam Bahasa Inggris.
Mampu memahami dan memberikan arahan/perintah
kerja dalam Bahasa Inggris.
Syarat kelulusan:
Metode Pembelajaran:
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, dsb
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
6. Kerja Praktik
Kredit:
Prasyarat:
Penyelenggara:
Capaian Pembelajaran:
Syarat kelulusan:
Metode Pembelajaran:
Nilai minimum C
Mahasiswa melakukan kegiatan kerja magang secara
penuh waktu/paruh waktu selama jumlah jam kerja
tertentu sesuai sks mata kuliah (1 sks setara dengan 160
menit atau setara dengan 1 bulan kerja penuh waktu).
Kerja magang dilakukan di tempat kerja sesuai dengan
profesi lulusan yang ditargetkan oleh kurikulum
program studi. Selama masa kerja magang, mahasiswa
dibimbing
oleh
dosen
pembimbing
dan/atau
pembimbing kerja praktik dari industri.
Mahasiswa menulis laporan kerja praktek yang
dipresentasikan dan diuji dalam ujian kerja praktik.
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
7. Statistik
Kredit:
Prasyarat:
Penyelenggara:
2 sks.
Fakultas atau Program Studi
Capaian Pembelajaran:
Syarat kelulusan:
Metode Pembelajaran:
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
8. Metodologi Penelitian
Kredit:
Prasyarat:
Penyelenggara:
Capaian Pembelajaran:
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, kerja kelompok, proyek, dsb
Ketrampilan berpikir
Komunikasi
2 sks.
telah memiliki kompetensi dasar di bidang keilmuan
sehingga dapat diterapkan dalam rancangan penelitian.
Fakultas atau Program Studi
Memiliki pemahaman tentang metodologi ilmiah dalam
disiplin ilmu yang ditekuni dan menerapkannya dalam
upaya menggali pengetahuan dan memastikan
validitasnya.
Memiliki kemampuan untuk menerapkan metode
analisis baku dan melakukan evaluasi dengan metode
statistik untuk mencapai keputusan-keputusan yang
logis.
Mampu mengidentifikasi dan mengimplementasi
kaidah-kaidah dasar dalam penulisan buku tugas
akhir/skripsi sesuai bidang keilmuan program studi
Syarat kelulusan:
Metode Pembelajaran:
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, kerja kelompok, proyek, dsb
Ketrampilan berpikir
Komunikasi
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
Nilai minimum C
Mahasiswa menulis proposal Tugas Akhir/Skripsi yang
digunakan sebagai dasar disetujui/tidaknya topik Tugas
Akhir/skripsi tersebut. Pengerjaan Tugas Akhir/Skripsi
dilakukan dengan legalitas Surat Tugas dari Dekan.
Mahasiswa melakukan langkah-langkan penelitian atau
pengkajian sesuai dengan metode ilmiah dengan
dibimbing oleh 1 atau 2 orang dosen pembimbing.
Mahasiswa menulis hasil penelitian/pengkajian dalam
bentuk buku Tugas Akhir/ Skripsi. Mahasiswa
mempresentasikan penelitian/ pengkajiannya dalam
sidang ujian tugas akhir/skripsi yang dihadiri oleh dosen
pembimbing dan dosen penguji.
Manajemen diri
Ketrampilan berpikir
Komunikasi
kelompok.
Syarat kelulusan:
Metode Pembelajaran:
Keterangan:
Kompetensi softskill
yang dikembangkan:
Nilai minimum C
Community service course
Manajemen diri
Komunikasi
Keterbukaan terhadap keberagaman
!
Mata kuliah wajib di atas adalah sarana pembelajaran minimum untuk tarcapainya
tujuan pendidikan Ubaya, profil lulusan dan kompetensi softskill lulusan. Mata kuliah
lain yang ada di program studi juga berperan dalam pembentukan profil lulusan dan
kompetensi softskill lulusan. Berikut ini (Tabel 4 dan Tabel 5) adalah matriks yang
menunjukkan relasi antara mata kuliah wajib dengan profil lulusan dan kompetensi
softskill lulusan.
Tabel 4
Relasi mata kuliah wajib dengan profil lulusan
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
No
Profil Lulusan
!
!
!
!
!
!
!
!
Tabel 5
Relasi mata kuliah wajib dengan kompetensi softskill lulusan
3.
4.
Bahasa Indonesia
5.
Bahasa Inggris
6.
Kerja Praktik
7.
Statistik
8.
Metodologi Penelitian
9.
Tugas Akhir/Skripsi
10.
KKN Tematik
5.3
Kepemimpinan
2.
Ketrampilan
Organisasi
Keterbukaan
dalam
keberagaman
Integritas
1.
Komunikasi
Ketrampilan
berpikir
No
Kerjasama
dalam kelompok
Belajar
Sepanjang hayat
Manajemen Diri
Kompetensi Softskill
!
!
!
!
!
!
!
!
Struktur Kurikulum
Kurikulum suatu program studi sarjana harus diwujudkan dalam mata kuliah dengan
beban sks tertentu. Mata kuliah mata kuliah ini disusun dalam struktur semester, alur
prasyarat, kelompok mata kuliah, dan syarat minimal kelulusan. Berikut ini adalah
beberapa batasan yang harus diperhatikan dalam menyusun struktur kurikulum.
1. Beban setiap mata kuliah dinyatakan dalam bentuk sks. Satu sks perkuliahan setara
dengan 160 menit yaitu 50 menit tatap muka ditambah 50 menit kegiatan penugasan
terstruktur dan 60 menit kegiatan belajar mandiri. Satu sks seminar setara dengan
100 menit tatap muka dan 60 menit belajar mandiri, sedangkan 1 sks praktikum/kerja
lapangan setara dengan 160 menit kegiatan praktikum/kerja lapangan (Permendikbud
nomor 49 tahun 2014).
2. Beban studi program sarjana sekurang-kurangnya 144 (seratus empat puluh empat)
sks dan sebanyak-banyaknya 160 (seratus enam puluh) sks yang dijadwalkan untuk 8
(delapan) semester (Kepmendiknas RI Nomor 232/U/2000 pasal 5 ayat 1).
3. Kurikulum inti program studi sarjana berkisar 40% sampai 80% dari total sks
kelulusan program studi tersebut. Jika kurikulum memiliki mata kuliah pilihan,
bidang konsentrasi, atau peminatan maka harus dipastikan bahwa minimum 40%
dari sks kelulusan adalah mata kuliah wajib yang mencirikan kompetensi utama
program studi tersebut yang diterima secara luas dalam kalangan keilmuan dan
profesi tersebut.
4. Tidak diperkenankan adanya mata kuliah dengan sks 0 (nol).
5.4
Kebijakan Fakultas
Selain batasan di tingkat universitas, kurikulum suatu program studi juga diwajibkan
untuk memenuhi batasan-batasan yang diatur di tingkat fakultas. Kebijakan fakultas
adalah berupa profil lulusan/kompetensi generik di tingkat fakultas yang dituangkan
dalam bentuk mata kuliah wajib fakultas. Kebijakan kurikulum fakultas ini ditetapkan
oleh Dekan melalui Peraturan Dekan.
5.5
Faktor lain yang menjadi acuan dan batasan dalam pengembangan kurikulum suatu
program studi adalah visi, misi, dan tujuan dari program studi tersebut. Program studi
merupakan unit utama dalam pencapaian tridharma pendidikan dari suatu perguruan
tinggi. Sebuah program studi memiliki visi, misi, dan tujuan yang spesifik untuk ketiga
bidang tridharma perguruan tinggi yang tercantum dalam rencanan strategisnya. Visi,
misi, dan tujuan program studi di bidang pengajaran akan menjadi acuan untuk
menetapkan keluasan dari bidang keilmuan yang akan dicakup oleh kurikulum dan profil
atau profesi apa saja yang akan dihasilkan dari kurikulum suatu program studi.
Dokumen laporan pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan keterkaitan
antara visi, misi, dan tujuan program studi dengan keluasan cakupan keilmuan dari
kurikulum dan profil atau profesi akan dihasilkan dari kurikulum tersebut.
6.
Analisis kebutuhan dan kapasitas adalah analisis terhadap faktor eksternal dan faktor
kapasitas program studi yang memiliki pengaruh yang besar dalam penyusunan suatu
kurikulum. Langkah ini digambarkan oleh kotak Need Assesment pada bagian 3
panduan ini dan dilaksanakan oleh tim penyusun kurikulum.
Analisis ini dilakukan melalui analisis terkait cakupan dan perkembangan bidang
keilmuan dari program studi, analisis terhadap cakupan dan perkembangan aplikasi dari
bidang keilmuan program studi khususnya bidang profesi yang akan dimasuki oleh
lulusan, serta analisis terhadap kapasitas program studi untuk menghasilkan lulusan
sesuai dengan kompetensi tertentutermasuk juga dukungan dan hambatan dari faktor
eksternal program studi. Hasil dari analisis kebutuhan ini akan menentukan profil atau
profesi lulusan yang akan dihasilkan serta fokus dari bidang keilmuan yang dicakup oleh
program studi.
6.1
Setiap program studi memiliki bidang keilmuan yang khas sesuai pohon keilmuan atau
nomenklatura keilmuan. Bidang keilmuan yang dicakup bisa sempit, tetapi juga bisa
sangat luas dan menjangkau level pendidikan yang lebar mulai dari diploma sampai
doktoral. Bidang keilmuan ini juga terus mengalami perkembangan sehingga selalu lahir
cakupan yang baru dan juga ada cakupan bidang yang menjadi kadaluarsa. Analisis
terhadap pengembangan bidang keilmuan harus memperhatikan kecenderungan
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
perkembangan 5 sampai 10 tahun ke depan. Ada juga cakupan bidang yang sekalipun
telah lama tidak menjadi kadaluarsa karena tetap diperlukan sebagai fondasi dari
keilmuan lain yang dibangun dalam program studi tersebut.
Keluasan dan perkembangan bidang keilmuan ini harus dipotret secara akurat sebagai
bahan dasar dalam proses pengembagan kurikulum. Setelah mendapat potret keluasan
bidang keilmuan, suatu program studi harus menetapkan fokus atau cluster bidang
keilmuan yang akan dicakup dalam kurikulumnya. Penentuan cluster ini dilakukan
dengan mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan program studi, jenjang pendidikan
(sarjana), kebutuhan pengguna lulusan, serta kapasitas program studi untuk
menyelenggarakan kurikulum.
Analisis cakupan bidang keilmuan dilakukan melalui:
1. Review terhadap dokumen keilmuan, publikasi ilmiah, makalah, dan hasil-hasil
penelitian lain di bidang keilmuan program studi;
2. Diskusi dengan beberapa nara sumber terkait pandangan mereka tentang cakupan
bidang keilmuan dan prediksi perkembangan bidang keilmuan untuk lima tahun
ke depan. Disarankan untuk sedikitnya melakukan diskusi dengan 3 (tiga) orang
nara sumber dari titik pandang keilmuan yang berbeda;
3. Informasi (melalui diskusi dengan nara sumber atau pengkajian dokumen) dari
asosiasi bidang keilmuan atau asosiasi program studi sejenis;
4. Banchmarking terhadap kurikulum atau cakupan keilmuan dari program studi
sejenis di perguruan tinggi lain. Disarankan untuk mengkaji kurikulum dari
sedikitnya tiga perguruan tinggi baik PTN, PTS, maupun perguruan tinggi di luar
negeri.
Tahapan dan hasil dari analisis cakupan bidang keilmuan melalui keempat langkah ini
harus dilaporkan pada dokumen laporan pengembangan kurikulum program studi.
Tahapan ini harus memberikan jawaban terhadap pertanyaan bidang apa saja yang akan
dicakup kurikulum program studi yang dibuat.
6.2
Tracer studi dan need assesment dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang profesi
apa dan profil lulusan seperti apa yang harus dihasilkan oleh kurikulum yang
dikembangkan. Tracer studi juga dilakukan untuk mengetahui kelemahan apa yang ada
pada kompetensi lulusan dari kurikulum sebelumnya. Need assessment dilakukan untuk
mengetahui profesi atau kompetensi apa yang dibutuhkan dari lulusan program studi
baik saat ini maupun untuk waktu 5 - 10 tahun ke depan.
Proses ini dilakukan dengan menghimpun dan menganalisis pandangan dan data dari
para alumni, pengguna lulusan, dan dari asosiasi profesi bidang yang berkaitan dengan
keilmuan program studi. Tracer study dilakukan pada narasumber sebanyak mungkin
yang mewakili berbagai perspektif bidang pekerjaan.
6.3
Evaluasi diri program studi dilakukan untuk mengetahui kapasitas dari program studi
untuk menyelenggarakan suatu kurikulum. Evaluasi diri ini tidak hanya memotret
kondisi internal program studi tetapi juga memotret kondisi eksternal baik peluang
maupun tantangan yang dapat berpengaruh pada kemampuan program studi dalam
menyelenggarakan kurikulum.
Evaluasi diri dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT khususnya pada bidang
organisasi program studi (struktur dan kapasitas laboratorium, struktur program studi,
dan dukungan fakultas/universitas), mahasiswa dan lulusan (kuantitas dan kualitas calon
mahasiswa, mahasiswa, dan lulusan), sumber daya (dosen, penunjang akademik,
kapasitas anggaran), kurikulum (implementasi kurikulum lama, kapasitas
penyelenggaraan kurikulum, peralatan laboratorium, fasilitas belajar), penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat (kapasitas penguasaan dan pengaplikasian ilmu), serta
kekuatan jejaring untuk mendukung pelaksanaan kurikulum.
Hasil evaluasi diri ini digunakan untuk menjadi dasar pemilihan bidang ilmu dan fokus
dari kurikulum sesuai kapasitas dan peluang yang dimiliki progam studi.
7.
PROFIL LULUSAN
Langkah awal dari penyusunan suatu kurikulum adalah menentukan learning outcome
(capaian pembelajaran) dari kurikulum program studi. Sebagai batu loncatan untuk dapat
menentukan learning outcome program studi maka digunakan tahap pendefinisian profil
lulusan. Profil lulusan disusun untuk menjawab lulusan seperti apa yang akan dihasilkan
oleh suatu program studi. Definisi profil lulusan terdiri dari profesi lulusan dan
kompetensi yang harus dimiliki lulusan untuk profesi tersebut. Langkah ini dilakukan
oleh tim kurikulum program studi.
Profesi lulusan yang dimaksud di sini termasuk profesi atau peran yang akan dilakukan
oleh lulusan setelah lulus dan memasuki dunia kerja atau masyarakat. Profesi lulusan ini
diperoleh dari hasil tracer study dan need assesment, pemahaman pada cakupan bidang
keilmuan, dan hasil evaluasi diri program studi, dan banchmarking dengan profil lulusan
di perguruan tinggi lain. Tidak diharuskan bagi kurikulum suatu program studi untuk
menghasilkan sebanyak mungkin profesi lulusan. Program studi dapat memfokuskan diri
pada beberapa profesi sesuai dengan visi, misi, dan tujuan program studi serta analisis
kebutuhan dan kapasitas program studi (secara normal, 7 sampai 10 profesi).
Universitas Surabaya memberikan kemungkinan kepada program studi untuk
membangun kurikulum dengan lebih dari satu bidang konsentrasi. Dengan demikian
maka setiap bidang konsentrasi dapat menghasilkan beberapa profesi lulusan yang
dikhususkan hanya bagi mahasiswa yang memilih bidang konsentrasi tersebut.
Langkah selanjutnya adalah merumuskan kompetensi apa yang dibutuhkan dari setiap
lulusan untuk dapat berperan sesuai dengan profesi lulusan yang telah ditetapkan. Sesuai
dengan arahan KKNI maka kompetensi lulusan dari setiap profesi harus mencakup tiga
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
aspek yaitu aspek kemampuan kerja, aspek penguasaan pengetahuan, dan aspek
kemampuan manejerial (hak/wewenang dan tanggungjawab). Agar penyusunan
kompetensi lulusan ini berjalan efektif dan memenuhi tuntutan KKNI maka tim
penyusun harus memiliki pemahaman yang baik tentang tuntutan kualifikasi KKNI pada
level 6 (sarjana).
Kompetensi lulusan harus juga diklasifikasikan ke dalam kompetensi utama, kompetensi
pendukung, atau kompetensi lainnya sesuai dengan SK Mendiknas No.045/U/2002.
Kompetensi utama adalah kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum inti program
studi. Bagi program studi yang belum memiliki definisi kurikulum inti program studi
maka kompetensi utama dimengerti sebagai kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
semua lulusan dari program studi sejenis. Kompetensi utama ini ditentukan berdasarkan
benchmarking dengan kurikulum di perguruan tinggi lain, masukan dari asosiasi profesi
terkait dan hasil tracer study. Kompetensi utama harus mencakup 40% - 80% dari beban
sks program studi.
Kompetensi pendukung mencakup 20% - 40% dari beban sks program studi.
Kompetensi pendukung adalah kompetensi lulusan yang masih berhubungan dengan
program studi yang bersangkutan namun tidak berlaku umum di semua program studi
sejenis dan menjadi pembeda antara program studi di Ubaya dengan program studi lain
di perguruan tinggi lain.! Sementara itu, kompetensi lainnya adalah jenis kompetensi
lulusan yang berasal dari bidang keilmuan program studi lain yang dapat diakomodasi
untuk memperkaya lulusannya. Kompetensi lainnya mencakup 0%-30% dari beban sks
program studi.
Jika kurikulum suatu program studi memiliki beberapa bidang konsentrasi maka
kompetensi yang dibangun oleh bidang konsentrasi harus berada dalam klasifikasi
kompetensi pendukung atau kompetensi lainnya. Kompetensi utama tidak boleh
dimasukan dalam bidang konsentrasi karena harus dimiliki secara umum oleh semua
lulusan dari program studi tersebut.
Perumusan kompetensi lulusan dilakukan dengan mengikuti format pada Tabel 6 berikut
ini.
Tabel 6
Profil Lulusan
Kompetensi Lulusan
(3)
Kompetensi lainnya
Profesi Lulusan
(2)
Kompetensi Penunjang
No.
(1)
Kompetensi Utama
Klasifikasi
Kompetensi *
(4)
1.
2.
3.
4.
5.
...
* beri tanda ! pada kolom yang sesuai
Adalah suatu hal yang wajar jika beberapa profesi lulusan menuntut kompetensi yang
sama atau mirip, sehingga kompetensi lulusan pada kolom (3) Tabel 6 dapat berulang
pada profesi yang berbeda. Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan semua kompetensi
yang tertulis dalam kolom ketiga dari Tabel 6 dan melakukan penyesuaian untuk
menggabungkan kompetensi yang sama atau mirip. Daftar kompetensi yang sudah
diringkas ini dituliskan pada kolom kedua di Tabel 7 dengan pembagian sesuai aspek
kemampuan kerja, penguasaan pengetahuan, dan kemampuan manejerial. Kompetensi
lulusan ini kemudian diringkas ke dalam satu atau beberapa alinea dan dituliskan pada
kolom Learning Outcome (LO) Program Studi (kolom ketiga Tabel 7) sesuai dengan
pengkategorian ketiga aspek tersebut. Deskripsi pada kolom ketiga ini diperlukan untuk
proses pemeriksaan kesesuaian LO program studi dengan standar jenjang sarjana pada
kualifikasi sesuai KKNI.
Tabel 7
Kompetensi lulusan untuk setiap aspek KKNI
No.
Kompetensi Lulusan
(1)
(2)
Aspek Kemampuan Kerja
1.
2.
3.
...
Aspek Penguasaan Pengetahuan
4.
5.
6.
...
Aspek Kemampuan Manejerial
7.
8.
9.
...
Kompetensi lulusan ini juga dikelompokkan menurut klasifikasi kompetensi dan diberi
nomor indentitas kompetensi. Hal ini diperlukan untuk proses penyusunan mata kuliah
pada kurikulum. Pengklasifikasian ini dilakukan dengan mengisi Tabel 8.
Tabel 8
Kompetensi lulusan dalam pengelompokkan utama, pendukung dan lainnya
No.
Kompetensi Lulusan
(1)
(2)
Kelompok Kompetensi Utama
1.
2.
3.
...
...
Kelompok Kompetensi Pendukung
4.
5.
6.
...
...
Kelompok Kompetensi lainnya
7.
8.
9.
...
...
8.
Kode Kompetensi
(3)
KU1
KU2
KU3
...
KP1
KP2
KP3
...
KL1
KL2
KL3
...
Learning outcome dari suatu program studi sarjana harus memenuhi standar kualifikasi
level 6 pada KKNI. Pada tahap ini akan dilakukan pemeriksaan kesesuaian learning
outcome program studi dengan deskripsi kualifikasi KKNI. Tabel 9 digunakan untuk
memeriksa kesesuaian ini. Deskripsi kualifikasi KKNI pada kolom (3) Tabel 7 telah
disesuaikan dengan ketiga aspek kualifikasi sehingga tidak tepat sama dengan deskripsi
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
pada Perpres 8 tahun 2012, dan ada beberapa kalimat yang diulang pada aspek yang
berbeda. Kolom (3) juga diisi dengan deskripsi LO dari program studi yang ditetapkan
oleh pemerintah.
Tabel 9
Kesesuaian Learning Outcome Program Studi dengan KKNI
No.
(1)
1.
2.
3.
yaitu landasan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan olah raga,
kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya, serta pemahaman kaidah
berkehidupan bermasyarakat. Analisis terhadap kesesuaian ini dilakukan dengan mengisi
Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10
Kesesuaian kompetensi lulusan dengan lima elemen kompetensi
Kemampuan berkarya
Kompetensi Lulusan
(2)
No.
(1)
Landasan Kepribadian
Elemen Kompetensi *
(3)
9.
9.1
Mata Kuliah
Mata kuliah merupakan perpaduan antara bahan kajian dan metode pembelajaran untuk
mencapai learning outcome (capaian pembelajaran) yang pada akhirnya membentuk
kompetensi lulusan yang dikehendaki dari program studi. Oleh karena itu maka harus
digambarkan secara detail relasi antara bahan kajian dengan kompetensi lulusan. Bahan
kajian diperoleh dari analisis terhadap cakupan bidang keilmuan yang telah dilakukan
pada tahap sebelumnya. Relasi ini digambarkan dalam bentuk matriks sesuai Tabel 11.
Relasi yang baik adalah jika semua kompetensi lulusan memiliki kaitan dengan
sedikitnya satu bahan kajian, demikian sebaliknya yaitu jika setiap bahan kajian
memiliki sedikitnya satu kaitan dengan kompetensi lulusan yang hendak dibangun.
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
Tabel 11
Matriks bahan kajian dan kompetensi lulusan
Kompetensi
Lulusan
KU1
KU2
KU3
...
KP1
KP2
KP3
...
KL1
KL2
KL3
...
Bahan Kajian
E
F
...
Catatan:
A, B, C,... adalah bahan kajian (bidang/cabang/ranting ilmu, atau pokok bahasan) yang ditulis
dengan urutan sesuai dengan logika keilmuan. Penulisan dalam urutan ini dilakukan untuk
mempermudah pengelompokkan ke dalam mata kuliah.
KU, KP, dan KL adalah kompetensi lulusan sesuai dengan Tabel 10.
Relasi antara bahan kajian dan kompetensi lulusan diwujudkan dalam bentuk mata
kuliah seperti contoh pada Tabel 12.
Tabel 12
Contoh Penentuan Mata Kuliah
Kompetensi
Lulusan
KU1
KU2
KU3
...
KP1
KP2
KP3
...
KL1
KL2
KL3
...
Bahan Kajian
E
F
...
MK C
MK A
MK C
MK C
MK B
MK D
Kotak yang diarsir diisi dengan detail capaian pembelajaran dari setiap mata kuliah.
Capaian pembelajaran mata kuliah ini mendetailkan keterkaitan antara bahan ajar dan
kompetensi lulusan yang dibangun mata kuliah tersebut seperti contoh pada Tabel 13.
Dengan kata lain, capaian pembelajaran mata kuliah merupakan perincian yang
diturunkan dari kompetensi lulusan, terkait dengan bahan kajian tertentu. Jika penulisan
capaian pembelajaran mata kuliah seperti pada Tabel 13 tidak dimungkinkan karena
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
keterbatasan ukuran tabel maka relasi ini cukup digambarkan dalam bentuk
arsiran/warna (seperti pada Tabel 12), sedangkan detail capaian pembelajaran setiap
mata kuliah ditulis secara terpisah.
Tabel 13
Contoh pengelompokkan ke dalam mata kuliah
Kompetensi
Lulusan
KU1
KU2
Bahan Kajian
A
Psikologi
Umum
Pengukuran
Psikologi
Psikologi
perkembangan
Psikologi
Sosial
MK C
Etika
Psikologi
MK
A
...
MK
C
KU3
...
KP1: Mampu
mengiterpretasi hasil
pengukuran psikologi
KP2: Mampu menyusun
dan mengembangkan alat
ukur psikologi.
KP3: Mampu
mempertanggungjawabkan
hasil tes psikologi secara
etis.
MK C
MK Metode Riset Psikologi Pendidikan
Dapat menginterpretasi, menyusun dan
mengembangkan pengukuran psikologi
untuk kepentingan pendidikan.
MK Pengukuran
Psikologi Komunitas
Dapat menginterpretasi, menyusun
dan mengembangkan
pengukuran psikologi
untuk komunitas.
...
KL1
KL2
KL3
...
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada saat penentuan mata kuliah adalah:
1. Pastikan semua relasi kompetensi bahan kajian pada Tabel 11 tercakup dalam
mata kuliah. Dengan kata lain, pastikan bahwa tidak ada relasi yang tidak
tercakup oleh mata kuliah.
2. Jangan hanya terkonsentrasi pada bahan kajian sehingga mayoritas mata kuliah
berorientasi pada satu kolom. Pendekatan mata kuliah yang terlalu berorientasi
pada bahak kajian cenderung menggunakan pendekatan kurikulum berbasis isi,
bukan berbasis kompetensi.
3. Penentuan luas cakupan dari suatu mata kuliah perlu mempertimbangkan beban
sks yang akan diberikan pada mata kuliah tersebut.
4. Jika suatu kurikulum memiliki bidang konsentrasi (yang tentunya dibangun oleh
kompetensi pendukung (KP)), maka tidak dianjurkan untuk menggabungkan KP
dari bidang konsentrasi dengan KU dalam satu mata kuliah yang sama. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa semua mahasiswa mendapat semua KU,
terlepas dari bidang konsentrasi apa yang dipilih.!
5. Penentuan mata kuliah dilakukan dengan memperhatikan apakah ada mata kuliah
sejenis sudah dimiliki oleh prodi lain di Ubaya. Ubaya sangat mendorong
penyelenggaraan mata kuliah yang secara lintas prodi karena dapat juga
membangun interaksi antar bidang keilmuan yang pada akhirnya memperkaya
capaian kompetensi.
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
9.2
Langkah selanjutnya adalah penentuan besarnya beban sks bagi setiap mata kuliah yang
sudah dibentuk pada tahap sebelumnya. Beberapa aturan atau prinsip dasar yang harus
dipakai dalam penentuan beban sks adalah:
1. Sesuai dengan Kepmendiknas 232/2000 dan Permendikbud nomor 49 tahun
2014, salah satu syarat kelulusan sarjana adalah telah menempuh sekurangkurangnya 144 sampai dengan 160 sks yang dijadwalkan untuk 8 semester.
2. Satu sks perkuliahan setara dengan 160 menit yaitu 50 menit tatap muka
ditambah 50 menit kegiatan penugasan terstruktur dan 60 menit kegiatan belajar
mandiri. Satu sks seminar setara dengan 100 menit tatap muka dan 60 menit
belajar mandiri, sedangkan 1 sks praktikum/kerja lapangan setara dengan 160
menit kegiatan praktikum. Batasan-batasan ini perlu dipertimbangkan dalam
penetapan sks dari setiap mata kuliah.
3. Jumlah sks per semester dalam kurikulum adalah antara 18 sampai 20
sks/semester. Mahasiswa dapat mengambil sks lebih banyak atau lebih sedikit
bergantung pada indeks prestasi semester sebelumnya, yaitu 14, 16, 20, 22, dan
paling banyak 24 sks. Dengan memperhatikan batasan ini maka dianjurkan agar
sebagian besar mata kuliah memiliki sks dalam kelipatan dua (antara 2 sampai 6
sks). Semakin banyak mata kuliah dengan sks besar (lebih dari 6) atau yang
terlau kecil (1 sks) akan menyulitkan mahasiswa ketika harus mengulang mata
kuliah tersebut atau membebani mahasiswa dengan terlalu banyak jenis mata
kuliah dalam satu semester.
4. Penentuan beban sks dari setiap mata kuliah dilakukan dengan
mempertimbangkan bentuk perkuliahan (terkait dengan jumlah waktu tatap muka
dan aktivitas mandiri) yang diperlukan untuk mencapai kompetensi yang
dimaksud. Standar Nasional Pendidikan Tinggi membedakan distribusi menit
tatap muka berdasarkan tiga bentuk perkuliahan yaitu perkuliahan biasa, seminar,
dan praktikum. Walaupun demikian, dimungkinkan adanya mata kuliah yang
menggabungkan lebih dari satu bentuk perkuliahan, misalnya suatu mata kuliah
dengan 4 sks terdiri dari 3 sks perkuliahan biasa dan 1 sks praktikum, atau 4 sks
semuanya dalam bentuk perkuliahan biasa sampai minggu ke 10 kemudian
berubah menjadi praktikum 4 sks dalam 4 minggu berikutnya. Bentuk
perkuliahan seperti ini harus didefinisikan dalam proses penyusunan kurkulum
dan tertulis dalam dokumen kurikulum.
5. Selain itu penentuan beban sks juga memperhatikan luas cakupan bahan ajar dan
metode pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai kompetensi
dimaksud. Secara sederhana penentuan beban sks dapat menggunakan
perbandingan luas arsiran mata kuliah dengan luas total mata kuliah pada Tabel
12.
6. Penentuan besar sks untuk mata kuliah Tugas Akhir/Skripsi harus dilakukan
dengan cermat. Beban mahasiswa untuk mengerjakan Tugas Akhir/Skripsi
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
sangat dipengaruhi oleh cakupan dan tingkat kesulitan topik Tugas Akhir/Skripsi
yang diambil. Setelah suatu program studi menetapkan besar sks untuk Tugas
Akhir/Skripsi dalam kurikulumnya, maka program studi tersebut harus memiliki
panduan/mekanisme untuk mengukur dan membatasi cakupan dan tingkat
kesulitan topik Tugas Akhir/Skripsi (dituangkan dalam Silabus dan RPP mata
kuliah). Satu sks mata kuliah Tugas Akhir/Skripsi disetarakan dengan 160 menit
kegiatan. Sebagai contoh, suatu mata kuliah Tugas Akhir/Skripsi dengan beban 6
sks harus memiliki mekanisme untuk membatasi beban topik Tugas
Akhir/Skripsi agar bisa dikerjakan dalam 16 jam per minggu (2 hari per minggu)
selama 16 minggu perkuliahan satu semester.
9.3
Setiap mata kuliah diberi nama dengan ketentuan nama mata kuliah harus singkat
(maksimum 38 karakter), menggunakan karakter alfa numerik dan tanda baca sederhana
(&, - , titik, koma), yang dapat mencerminkan kompetensi atau isi mata kuliah, dapat
dipahami dan diterima secara umum di bidang keilmuan prodi dan di lingkungan profesi
terkait, serta tidak tumpang tindih dengan mata kuliah lain di prodi yang sama atau prodi
lain di Ubaya.
Selain nama, setiap mata kuliah juga diberi kode mata kuliah. Kode mata kuliah terdiri
dari 8 digit alpha-numerik dengan ketentuan:
Empat digit terakhir, CCCC, adalah nomor kode mata kuliah yang dapat mengandung
informasi terkait nomor urut, semester, versi kurikulum, atau informasi lainnya.
Keempat digit ini ditentkan oleh setiap fakultas dengan syarat harus bersifat unik.
9.4
Alur mata kuliah disusun bukan berdasarkan logika struktur keilmuan bahan kajian
tetapi disusun menurut alur pembentukan kompetensi. Pengelompokkan ke dalam mata
kuliah seperti pada Tabel 12 telah dilakukan dengan memperhatikan kompetensi yang
akan dibentuk sehingga diusahakan agar setiap mata kuliah membentuk suatu
kompetensi secara tuntas. Walaupun demikian tidak tertutup kemungkinan adanya suatu
kompetensi hanya bisa dikembangkan dengan adanya prasyarat kompetensi lain yang
sudah terbentuk melalui mata kuliah sebelumnya.
Dengan pola penyusunan kurikulum seperti ini maka sewajarnya mayoritas mata kuliah
tidak mengandung prasyarat. Jika suatu kurikulum mengandung prasyarat maka sebuah
rantai alur prasyarat merangkai paling banyak tiga mata kuliah secara serial (kompetensi
dasar IPTEKS, kompetensi secara luas, dan kompetensi spesifik). Mata kuliah pilihan
(yaitu semua mata kuliah yang membentuk kompetensi lainnya - KL) tidak boleh
menjadi prasyarat bagi mata kuliah lain.
9.5
Mata kuliah yang telah terbentuk besarta alurnya diletakkan dalam struktur semester
yang harus terjadwal dalam 8 (delapan) semester. Jumlah sks maksimum dalam satu
semester adalah 20 sks. Hal ini dibatasi agar mahasiswa dengan IPS 2.00 atau lebih
dapat mengambil semua mata kuliah pada semester selanjutnya.
Penempatan mata kuliah dalam semester dapat dilakukan dengan mengacu pada tema
pembentukan kompetensi pada setiap semester. Struktur mata kuliah dalam semester
ditulis dalam bentuk seperti pada Tabel 14. Jika suatu program studi memiliki lebih dari
satu peminatan maka dibuat tabel untuk setiap peminatan. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penstrukturan mata kuliah adalah perlunya masa transisi dari siswa
menjadi mahasiswa khususnya pada semester 1 dan 2. Dua semester pertama adalah
masa yang relatif sulit bagi mahasiswa baru sehingga beban mata kuliah dan sks harus
dirancang untuk memungkinkan proses adaptasi ini berlangsung dan mahasiswa bisa
melewati masa evaluasi 2 tahun pertama dengan baik.
Tabel 14
Contoh Struktur Mata Kuliah dalam Semester
Semester
1
Semester
2
Semester
3
Semester
4
Semester
5
Semester
6
Semester
7
Semester
8
Tema: Dasar
IPTEKS
Tema: Dasar
IPTEKS
Tema: Dasar
keilmuan
Tema: Dasar
Keilmuan
18 sks
1000A123
Bahasa
Indonesia (2)
1000A124
Agama dan
Etika (2)
1000A131
Bahasa
Inggris (2)
12021112
Mata Kuliah
A (6)
12021113
Mata Kuliah
B (6)
18 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
C (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
D (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
E (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
F (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
G (2)
18 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
H (6)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
I (6)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
J (6)
18 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
K (2)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
L (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
M (6)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
N (6)
Tema:
Kompetensi
Desain
20 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
O (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
P (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
Q (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
R (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
S (4)
Tema:
Kompetensi
Desain
20 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
T (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
U (8)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
V (8)
Tema:
Kompetensi
Advanced
20 sks
xxxxxxxx
Mata Kuliah
C (4)
xxxxxxxx
Mata Kuliah
C (4)
Mata Kuliah
Pilihan (12):
- """"""""!
#$%$&'(!0!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!1!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!2!*+,!
- """""""!
#$%$&'(!+!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!3!*+,!
Tema:
Kompetensi
Advanced
14 sks
xxxxxxxx
Tugas Akhir
(6)
Mata Kuliah
Pilihan (8):
- """"""""!
#$%$&'(!)!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!-!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!.!*+,!
- """"""""!
#$%$&'(!/!*+,!
xxxxxxxx
Pilihan 10 (4)
9.6
Mahasiswa hanya dapat dinyatakan lulus dari program studi dan berhak atas ijasah dan
gelar kesarjanaan jika telah menempuh kurikulum yang dirancang dengan persyaratan
tertentu. Persyaratan kelulusan harus didefinisikan dengan jelas dan memenuhi aturan
yang berlaku. Peraturan Rektor nomor 387 tahun 2012 tentang Panduan Proses
Administrasi dan Kegiatan Akademik Mahasiswa Universitas Surabaya menetapkan
syarat kelulusan program sarjana adalah:
telah berhasil menempuh sejumlah sks kumulatif (total sks) tanpa nilai E sesuai
kurikulum yang ditetapkan untuk program studi
memiliki IPK > 2,00
nilai D yang diperoleh maksimal 20% dari total sks syarat kelulusan program studi
memperoleh nilai minimal C untuk Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
telah ikut dan lulus Masa Orientasi Bersama (MOB), program pengembangan
softskill Ubaya yang dibuktikan dengan sertifikat dan program pengembangan
lainnya yang diatur tersendiri melalui peraturan rektor.
memenuhi ketentuan akademik lain yang ditetapkan secara spesifik pada
fakultas/jurusan/program studi,
telah memenuhi semua kewajiban administrasi dan keuangan.
Syarat kelulusan tersebut bersifat generik untuk semua program studi, tetapi perlu
didefinisikan juga syarat kelulusan yang lebih spesifik untuk kurikulum setiap program
studi. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi syarat kelulusan spesifik program studi
adalah:
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
1. Syarat kelulusan harus mencantumkan jumlah sks kumulatif minimum (tanpa nilai
E) yang disyaratkan. Sks kumulatif minimum ini harus sekurang-kurangnya 144 sks
dan sebanyak-banyaknya 160 sks.
2. Perlu menentukan mata kuliah yang harus lulus dengan nilai minimum C.
Sewajarnya, mata kuliah yang membentuk kompetensi utama dan kompetensi
penunjang harus disyaratkan nilai minimum C.
9.7
Kehadiran suatu kurikulum baru akan membuat pengaruh transisi kurikulum pada
mahasiswa yang sudah menempuh sebagian dari kurikulum lama. Untuk itu maka perlu
diatur suatu aturan dan mekanisme transisi dari kurikulum lama ke kurikulum baru.
Aturan transisi ini akan sangat bervariasi tergantung pada bentuk/perbedaan antara
kurikulum baru dan lama, jumlah sks kumulatif yang sudah ditempuh mahasiswa pada
kurikulum lama, dan batasan jumlah mahasiswa minimum untuk pembukaan kelas.
Aturan transisi kurikulum harus ditulis secara detail, disosialisasikan ke semua
mahasiswa, dan didokumentasikan dalam dokumen Kurikulum Program Studi.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menentukan aturan transisi adalah:
1. Masa transisi didefinisikan sebagai masa dimana program studi dapat
menyelenggarakan dua kurikulum secara bersama-sama, yaitu kurikulum lama dan
kurikulum baru. Panjang masa transisi yang dianjurkan adalah selama 2 semester.
Penentuan panjang masa transisi ini ditentukan dengan mempertimbangkan beban
penyelenggaraan kurikulum yang akan memberatkan dosen, mahasiswa dan beban
biaya.
2. Aturan transisi kurikulum tidak boleh membuat kerugian pada mahasiswa terkait sks
yang sudah ditempuh dengan kurikulum lama. Semua sks yang sudah ditempuh
dalam kurikulum lama harus mendapat pengakuan yang setara atau lebih baik pada
kurikulum baru (sks wajib tetap diakui sebagai sks wajib; sks pilihan diakui sebagai
sks pilihan atau meningkat pengakuan menjadi sks wajib). Tidak diperkenankan
adanya sks yang kehilangan pengakuannya.
3. Sks yang telah ditempuh akan tetap dicatat pada transkrip sebagaimana kondisi
(kode, nama, sks dan nilai) pada saat sks tersebut ditempuh mahasiswa. Tidak
diperkenankan mengganti kode mata kuliah yang telah ditempuh pada transkrip
mahasiswa (mengganti kode lama dengan kode baru) tanpa mengikuti proses
perkuliahan mata kuliah baru.
4. Demikian juga tidak diperkenankan adanya penambahan mata kuliah (kode, sks,
nilai) pada transkrip mahasiswa tanpa melalui proses akademik perkuliahan.
5. Dimungkinkan adanya penghapusan mata kuliah pada transkrip mahasiswa sesuai
mekanisme yang berlaku di Universitas Surabaya.
6. Aturan transisi dapat melonggarkan aturan prasyarat selama masa transisi agar
mahasiswa tidak mengalami kesulitan pengambilan mata kuliah karena adanya
prasyarat yang baru muncul di kurikulum baru.
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
10.
10.1
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang diterapkan pada semua mata kuliah di Universitas Surabaya
adalah metode pembelajaran yang Student Centred Learning (SCL). Metode
pembelajaran SCL adalah metode pembelajaran yang terpusat pada terciptanya proses
pembelajaran pada setiap mahasiswa sehingga dapat mencapai learning outcome yang
dimaksud pada setiap sesi pembelajaran maupun secara menyeluruh dari mata kuliah
tersebut. Metode SCL tentunya menuntut keaktifan dari mahasiswa tetapi SCL tidak
serta-merta diartikan sebagai metode mahasiswa aktif. Keaktifan mahasiswa tidak selalu
menjamin bahwa mahasiswa itu masuk dalam proses belajar dan juga keaktifan tidak
selalu harus dimengerti sebagai keaktifan secara fisik, tetapi juga keaktifan secara
kognitif.
Metode pembelajaran dari setiap mata kuliah harus memenuhi beberapa hal antara lain:
1. Metode pembelajaran harus berpusat pada terciptanya proses belajar pada
mahasiswa (SCL) untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Metode pembelajaran harus mengitegrasikan proses menuju capaian
pembelajaran hardskill maupun softskil.
3. Metode pembelajaran harus mempertimbangkan cakupan bahan ajar dan
ketersediaan serta efisiensi pemanfaatan sumberdaya seperti batasan jumlah sks
dan minggu tatap muka, batasan ruang kelas dan fasilitas kelas/lab yang tersedia,
batasan bahan pendukung pembelajaran, buku, dan perpustakaan, serta batasan
peraturan khususnya terkait kehadiran mahasiswa minimal. Dalam hal ini, tidak
dianjurkan untuk merancang metode pebelajaran yang akan memberikan beban
finansial tambahan dalam jumlah yang signifikan kepada mahasiswa, kecuali
pada mata kuliah Tugas Akhir/Skripsi dan Kerja Praktik.
4. Metode pembelajaran harus juga mempertimbangkan tingkat perkembangan dan
kompetensi dari mahasiswa peserta mata kuliah. Secara umum kita dapat menilai
kondisi mahasiswa berdasarkan mata kuliah yang telah ditempuh pada semester
sebelumnya. Walaupun demikian, setiap mahasiswa dan setiap angkatan dapat
memiliki keunikan tersendiri sehingga memerlukan metode pembelajaran yang
berbeda. Metode pembelajaran yang dipilih pada saat perancangan kurikulum ini
adalah bersifat generik dengan mempertimbangkan kompetensi dari mata kuliah
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
10.2
Metode pembelajaran dari setiap mata kuliah harus juga didesain agar berfungsi dalam
pembentukan softskill sesuai kompetensi softskill lulusan. Panduan detail tentang
mengintegrasikan pembentukan kompetensi softskill dalam setiap metode pembelajaran
diterbitkan oleh unit PPKP.
Untuk itu maka setiap mata kuliah harus dirancang untuk sedikitnya berperan
mengembangkan minimal satu kompetensi softskill, yang ditulis pada tabel deskripsi
mata kuliah di dokumen Kurikulum Program Studi. Penentuan kompetensi softskill yang
dikembangkan dalam mata kuliah perlu memperhatikan kesesuaian kompetensi/konten
mata kuliah dengan softskill yang akan dikembangkan, serta memastikan adanya
keragaman softskill pada mata kuliah-mata kuliah dalam satu semester.
10.3
Metode Asesmen
Sekalipun sistem Ubaya hanya mengakomodasi maksimum dua kali pencatatan nilai
(NTS dan NAS), dosen dapat dan dianjurkan untuk melakukan lebih dari dua asessmen,
yaitu sesuai dengan jumlah kompetensi dalam capaian pembelajaran mata kuliah.
Ubaya menyediakan dua periode asesmen yang dilakukan secara bersama-sama yaitu
minggu UTS dan minggu UAS. Pada minggu UTS/UAS, asesmen dilakukan secara
terjadwal (umumnya berkisar 60 180 menit) di dalam ruang kelas dengan bentuk
asesmen tertulis. Walaupun demikian, dimungkinkan untuk menerapkan bentuk asesmen
lain untuk UTS/UAS sesuai kebutuhan kompetensi yang diases.
Selain asesmen pada minggu UTS/UAS, dosen harus melakukan asesmen pada setiap
tahapan kompetensi. Hasil asesmen pada setiap tahap kompetensi digunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran dan juga diakumulasikan bersama dengan hasil asesmen
lainnya, termasuk hasil asesmen pada minggu UTS/UAS sebagai nilai NTS/NAS.
Ada banyak metode asesmen yang dapat digunakan. Secara prinsip, metode-metode
asesmen tersebut harus:
1. Dapat membedakan pencapaian kompetensi dengan akurat. Artinya hasil dari
asesmen dapat memberikan informasi kepada dosen maupun mahasiswa itu
sendiri tentang seberapa jauh mahasiswa telah mencapai kompetensi yang
dimaksud.
2. Dapat diajadikan acuan bagi mahasiswa untuk mengukur ketercapaiannya sendiri
pada proses pembelajaran. Hasil asesmen harus segera kembalikan ke mahasiswa
dan disertai dengan deskripsi dan anjuran perbaikan.
3. Dapat dikerjakan mahasiswa dalam batasan waktu sks sebagaimana diatur dalam
Kepmendiknas 232/2000, dengan sumber daya yang tersedia dan dapat diakses
oleh mahasiswa.
4. Agar hasil asesmen dapat menggambarkan ketercapaian kompetensi maka
pemberian nilai (numerik) pada hasil asesmen harus diberikan atas dasar rubrik
yang mengkaitkan angka numerik dengan pencapaian kompetensi. Kompetensi
minimum (sebagaimana yang dirumuskan sebagai capaian pembelajaran mata
kuliah) diberi nilai setara dengan nilai huruf B (66 72). Capaian pembelajaran
yang lebih tinggi daripada yang dirumuskan pada kompetensi mata kuliah diberi
nilai setara nilai huruf AB (73 80) atau A (>= 81), sedangkan capaian yang
lebih rendah diberi nilai setara nilai huruf BC (60 65) atau C (55 59). Nilai
setara huruf BC dan C diasumsikan dapat mencapai kompetensi minimum
melalui pembelajaran mandiri, sehingga tidak diwajibkan mengulang.
Metode asesmen yang dapat digunakan antara lain tes tertulis, tes lisan, tugas pengerjaan
proyek, pembuatan makalah, presentasi, demonstrasi kecakapan, evaluasi keaktifan
dalam kegiatan, dan evalusi terhadap aktifitas lapangan yang dilakukan baik secara
perorangan maupun berkelompok. Panduan detail tentang metode-metode ini diberikan
dalam dokumen tersediri yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran (PPKP), Universitas Surabaya. Dokumen kurikulum harus mencantumkan
metode asesmen utama yang akan digunakan pada setiap mata kuliah.
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
11.
DOKUMEN KURIKULUM
Dokumen Laporan Pengembangan Kurikulum Program Studi disusun oleh ketua tim
pengembangan kurikulum dan disetujui oleh Ketua Program Studi. Dokumen ini berisi
dokumentasi tentang semua tahapan yang telah ditempuh dalam proses pengembangan
kurikulum serta pemikiran, argumentasi, dan hasil yang diperoleh dari proses tersebut.
Dokumen ini diperlukan untuk memastikan bahwa semua tahapan proses yang diatur
dalam panduan ini telah dilaksanakan dengan baik.
Dokumen Laporan Pengembangan Kurikulum Program Studi dicetak pada kertas ukuran
A4 yang terdiri atas 7 (tujuh) bab yaitu:
11.2
Sampul Depan
Identitas Program Studi
Salinan Surat Tugas Tim Penyusun Kurikulum
Daftar Isi
Bab 1: Rangkuman Kebijakan Universitas dan Fakultas (termasuk apa yang
diakomodasi dan tidak diakomodasi kurikulum ini beserta argumennya)
Bab 2: Analisis Visi, Misi dan Tujuan Program Studi.
Bab 3: Analisis Cakupan Bidang Keilmuan
Bab 4: Laporan Evaluasi Diri
Bab 5: Laporan Proses dan Hasil Pendefinisian Profil dan Kompetensi Lulusan
Program Studi
Bab 6: Laporan Proses dan Hasil Penetapan Mata Kuliah
Bab 7: Laporan Proses dan Hasil Pembuatan Aturan Transisi
Dokumen Kurikulum Program Studi
Dokumen Kurikulum Program Studi disusun oleh ketua tim pengembangan kurikulum
dan disetujui oleh Ketua Program Studi. Dokumen ini berisi semua detail kurikulum
yang dihasilkan melalui proses pengembangan tersebut. Dokumen ini akan disahkan
sebagai lampiran dari Surat Keputusan Rektor tentang kurikulum program studi tersebut,
setelah melewati proses verifikasi di tingkat Universitas. Dokumen ini diperlukan
sebagai pengangan program studi, dosen, dan mahasiswa dalam mengimplementasikan
dan menempuh kurikulum program studi.
Dokumen Kurikulum Program Studi dicetak pada kertas ukuran A4 yang terdiri atas 6
(enam) bab yaitu:
Lampiran Peraturan Rektor Nomor 408 Tahun 2014
Sampul Depan
Identitas Program Studi
Salinan Surat Tugas Tim Penyusun Kurikulum
Daftar Isi
Bab 1: Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi
Bab 2: Learning Outcome Program Studi
Bab 3: Kompetensi Lulusan Program Studi
Bab 4: Struktur Mata Kuliah dalam Semester
Bab 5: Deskripsi Mata Kuliah
Bab 6: Syarat Kelulusan
Lampiran 1: Silabus dan RPP setiap Mata Kuliah
Lampiran 2: Aturan Transisi Kurikulum
Ditetapkan di
Pada tanggal
: Surabaya
: 30 September 2014
Rektor,
Kurikulum
Program Studi [Nama Program Studi]
[Nama Fakultas]
Universitas Surabaya
[Tahun]
!
!
!
!
!
!
!
Jurusan/Fakultas
Nomor SK Pendirian
Nama Kurikulum
: [nama kajur/kaprodi]
Laboratorium
: [nama laboratorium 1]
[nama laboratorium 2]
[nama laboratorium 3]
dst
Surabaya, [tgl/bln/thn]
Ketua Jurusan/Prodi
([nama]
NPK:
([nama]
NPK:
DAFTAR ISI
Halaman Judul
ii
iii
Daftar Isi
iv
Bab 1
[hal]
Bab 2
[hal]
Bab 3
[hal]
Bab 4
[hal]
Bab 5
[hal]
Bab 6
Syarat Kelulusan
[hal]
[hal]
[hal]
BAB 1
VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM STUDI
1.1 Pernyataan Visi Program Studi
[dikuti dengan paragraf yan menjelaskan keterkaitan visi, misi, dan tujuan program
studi dengan learning outcome dari program studi]
BAB 2
LEARNING OUTCOME PROGRAM STUDI
2.1 Aspek Kemampuan Kerja
1.
2.
3.
3.
BAB 3
KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI
Kompetensi lulusan Program Studi [nama program studi] terdiri dari kualifikasi
umum KKNI, profil lulusan dan kompetensi softskill lulusan Universitas Surabaya,
dan kompetensi program studi.
Kompetensi Lulusan
(3)
1.
2.
3.
4.
5.
...
"!#$%&!'()*(!!!+(*(!,-.-/!0()1!2$23(&!
!
!
!
!
!
Kompetensi lainnya
Profesi Lulusan
(2)
Kompetensi Penunjang
No.
(1)
Kompetensi Utama
Klasifikasi
Kompetensi *
(4)
Kode Kompetensi
(3)
KU1
KU2
KU3
...
KP1
KP2
KP3
...
KL1
KL2
KL3
...
Kemampuan berkarya
Kompetensi Lulusan
(2)
No
.
(1)
Landasan Kepribadian
Elemen Kompetensi *
(3)
[dapat juga menampilkan tabel relasi antara kompetensi lulusan dengan profesi
lulusan]
BAB 4
STRUKTUR MATA KULIAH DALAM SEMESTER
[Struktur mata kuliah ditulis dalam bentuk tabel. Dapat menggunakan format tabel di
bawah ini atau format tabel lainnya]
4.1 Struktur Mata Kuliah
Struktur Mata Kuliah Program Studi [nama prodi]
Semeste
r1
Semeste
r2
Semeste
r3
Semeste
r4
Semeste
r5
Semeste
r6
Semeste
r7
Semeste
r8
4$/(5!
6(2(%!
7849:;!
!"#$%$#
??<@AB!
C(D(2(!
7)*-)$2&(!
EAF!
??<@AJ!
<1(/(!*()!
9'&,(!EAF!
??<@B@!
C(D(2(!
7)11%&2!EAF!
@?@@@A!
H('(!:3.&(D!
<!ELF!
@?@@@B!
H('(!:3.&(D!
C!ELF!
4$/(5!
6(2(%!
7849:;!
!"#$%$#
GGGGGG!
H('(!:3.&(D!
I!EJF!
4$/(5!
6(2(%!
,$&./3()!
!"#$%$#
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
K!ELF!
4$/(5!
6(2(%!
:$&./3()!
!"#$%$#
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
:!EAF!
4$/(5!
:-/+$'$)2&!
6$2(&)!
&'#$%$#
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
M!EJF!
4$/(5!
:-/+$'$)2&!
6$2(&)!
&'#$%$#
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
4!EJF!
4$/(5!
:-/+$'$)2&!
<*=()>$*!
&'#$%$#
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
I!EJF!
4$/(5!
:-/+$'$)2&!
<*=()>$*!
!(#$%$#
431(2!<,D&%!
ELF!
GGGGGG!
H('(!:3.&(D!
6!EJF!
GGGGGG!
H('(!:3.&(D!
9!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
T!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
W!EAF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
7!ELF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
Q!ELF!
!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
N!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
H!ELF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
U!ELF!
!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
8!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
R!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
V!EJF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
;!EJF!
GGGGGG!
H('(!:3.&(D!
O!EPF!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
S!EPF!
!
GGGGGG!!
H('(!:3.&(D!
I!EJF!
H('(!:3.&(D!
8&.&D()!
E@AF5!
- !!!!!!"
#$%$&'("0"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("1"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("2"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("+"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("3"*+,"
!
H('(!:3.&(D!
8&.&D()!EPF5!
- !!!!!!"
#$%$&'(")"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("-"*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("."*+,"
- !!!!!!"
#$%$&'("/"*+,"
GGGGGG!
8&.&D()!@?!
EJF!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
<!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
C!
!
H:!<!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
I!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
C(D()!:(X&()!!
9!
T!
W!
H:!I
!
!
!
!
!
!
!
!
H:!I!
!
!
!
!
!
!
!
!"#$#
!
!
!
H:!6!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
6!
K!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
7!
!
H:!I!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
YYY!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
BAB 5
DESKRIPSI MATA KULIAH
[deksripsi mata kuliah ditulis seperti contoh berikut ini]
Semester 1
1000A123
Kredit
Prasyarat
Kompetensi lulusan
Capaian Pembelajaran
Bahasa Indonesia
2 sks
[kode mata kuliah prasyarat nilai prasyarat]
KU1, KU3, KP1
Mampu memahami buku teks atau karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia
yang dinyatakan dalam kemampuan untuk meringkas suatu bacaan.
Mampu mengorganisasi argumen dan pemikiran dalam struktur yang logis.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui karya tulis yang memenuhi
kaidah-kaidah bahasa dan kaidah penulisan ilmiah sesuai dengan bidang
keilmuan program studi.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui pemaparan lisan secara
efektif dan efisien dengan menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi
kaidah-kaidah berbahasa dan kaidah ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan
program studi.
Bahan Kajian
[diisi deskripsi singkat bahan kajian sesuai tabel 12-14 pada panduan,
beserta buku referensi utama]
Syarat Kelulusan
Metode Pembelajaran
Metode Evaluasi
Kompetensi softskill
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, group project, presentasi.
Tugas, proyek, dan ujian tertulis
Komunikasi
1000A123
Bahasa Indonesia
Kredit
Prasyarat
Kompetensi lulusan
Capaian Pembelajaran
2 sks
[kode mata kuliah prasyarat nilai prasyarat]
KU1, KU3, KP1
Mampu memahami buku teks atau karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia
yang dinyatakan dalam kemampuan untuk meringkas suatu bacaan.
Mampu mengorganisasi argumen dan pemikiran dalam struktur yang logis.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui karya tulis yang memenuhi
kaidah-kaidah bahasa dan kaidah penulisan ilmiah sesuai dengan bidang
keilmuan program studi.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui pemaparan lisan secara
efektif dan efisien dengan menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi
kaidah-kaidah berbahasa dan kaidah ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan
program studi.
Bahan Kajian
[diisi deskripsi singkat bahan kajian sesuai tabel 12-14 pada panduan,
beserta buku referensi utama]
Syarat Kelulusan
Metode Pembelajaran
Metode Evaluasi
Kompetensi softskill
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, group project, presentasi.
Tugas, proyek, dan ujian tertulis
Komunikasi
Semester 2
1000A123
Kredit
Prasyarat
Kompetensi lulusan
Capaian Pembelajaran
Bahasa Indonesia
2 sks
[kode mata kuliah prasyarat nilai prasyarat]
KU1, KU3, KP1
Mampu memahami buku teks atau karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia
yang dinyatakan dalam kemampuan untuk meringkas suatu bacaan.
Mampu mengorganisasi argumen dan pemikiran dalam struktur yang logis.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui karya tulis yang memenuhi
kaidah-kaidah bahasa dan kaidah penulisan ilmiah sesuai dengan bidang
keilmuan program studi.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui pemaparan lisan secara
efektif dan efisien dengan menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi
kaidah-kaidah berbahasa dan kaidah ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan
program studi.
Bahan Kajian
[diisi deskripsi singkat bahan kajian sesuai tabel 12-14 pada panduan,
beserta buku referensi utama]
Syarat Kelulusan
Metode Pembelajaran
Metode Evaluasi
Kompetensi softskill
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, group project, presentasi.
Tugas, proyek, dan ujian tertulis
Komunikasi
1000A123
Bahasa Indonesia
Kredit
Prasyarat
Kompetensi lulusan
Capaian Pembelajaran
2 sks
[kode mata kuliah prasyarat nilai prasyarat]
KU1, KU3, KP1
Mampu memahami buku teks atau karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia
yang dinyatakan dalam kemampuan untuk meringkas suatu bacaan.
Mampu mengorganisasi argumen dan pemikiran dalam struktur yang logis.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui karya tulis yang memenuhi
kaidah-kaidah bahasa dan kaidah penulisan ilmiah sesuai dengan bidang
keilmuan program studi.
Mampu mengkomunikasikan pemikiran melalui pemaparan lisan secara
efektif dan efisien dengan menggunakan bahasa Indonesia yang memenuhi
kaidah-kaidah berbahasa dan kaidah ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan
program studi.
Bahan Kajian
[diisi deskripsi singkat bahan kajian sesuai tabel 12-14 pada panduan,
beserta buku referensi utama]
Syarat Kelulusan
Metode Pembelajaran
Metode Evaluasi
Kompetensi softskill
Nilai minimum C
Ceramah interaktif, diskusi, group project, presentasi.
Tugas, proyek, dan ujian tertulis
Komunikasi
[dan seterusnya]
BAB 6
SYARAT KELULUSAN
Seorang mahasiswa dinyatakan lulus dari Program Studi [nama program studi] sesuai
dengan kurikulum ini dan memperoleh gelar [Nama Gelar] jika telah memenuhi
semua syarat administratif dan program wajib universitas dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
1. Telah menempuh dan lulus mata kuliah dengan sks kumulatif sejumlah *** sks
dengan IPK lebih besar atau sama dengan 2.00.
2. [dst. Sesuai dengan syarat kelulusan program studi]
LAMPIRAN 1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH
[silabus dan RPP dari setiap mata kuliah ditulis sesuai format di bawah ini]
Silabus
1. Nama Mata Kuliah
(Course Title)
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Jumlah sks
Semester
:
:
: sks
:
3. Capaian Pembelajaran
(Learning Outcomes)
Pada bagian ini, tertulis:
capaian pembelajaran mata kuliah
kompetensi dasar mata kuliah
4. Peta Kompetensi
(Competences Mapping)
Pada bagian ini, tertulis:
gambar peta kompetensi dari capaian pembelajaran dan kompetensi dasar
mata kuliah
5. Prasyarat
(Prerequisites)
Pada bagian ini, tertulis:
2$/3(!+%(20(%('!3)'3,!/$)1&,3'&!+$/#$.(X(%()!+(*(!/('(!,3.&(D!&)&
Kompetensi Dasar
Topik
Metode Pembelajaran
7. Buku Referensi
(References)
Pada bagian ini, tertulis:
Buku, bahan referensi yang digunakan
8. Perhitungan Nilai
(Grading Scheme)
Pada bagian ini, tertulis:
jenis evaluasi & tugas beserta dengan prosentase nilai dari nilai akhir mata kuliah
Media, Bahan,
Referensi
Penilaian
:
:
: SKS
:
Indikator
Strategi Pembelajaran
Waktu
Penilaian
3. Rancangan Tugas/Praktikum/Evaluasi
(Assignement/Evaluation Plan)
Nama
Tugas
[mis. Tugas 1]
!
Kompetensi
Dasar yang
dikembangkan
atau dievaluasi
Deskripsi Tugas
Waktu
bentuk tugas
batasan-batasan tugas
metode/cara pengerjaan
tugas
[pada minggu ke
berapa tugas
akan diberikan,
dan waktu
pengerjaan tugas]
Penilaian
A (81-100) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika jauh melebihi kompetensi
seperti pada kolom (2) tabel ini]
AB (73 81) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika melebihi kompetensi seperti
pada kolom (2) tabel ini]
B (66 73) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa harus mendapat nilai pada range ini jika mencapai kompetensi
seperti pada kolom (2) tabel ini]
BC (60 66) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika hampir mencapai
kompetensi seperti pada kolom (2) tabel ini]
C (55 60) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika tidak sepenuhnya mencapai
kompetensi seperti pada kolom (2) tabel ini, tetapi kekurangan tersebut
dapat dicapai dengan belajar mandiri]
D (40 55) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika tidak mencapai kompetensi
seperti pada kolom (2) tabel ini, dan hanya bisa dicapai jika mengulang]
E (0 40) jika ... [tuliskan kriteria untuk memperoleh nilai ini, seorang
mahasiswa mendapat nilai pada range ini jika tidak menunjukkan usaha
mencapai kompetensi seperti pada kolom (2) tabel ini]
LAMPIRAN 2
ATURAN TRANSISI KURIKULUM
[bagian ini berisi detail aturan dan mekanisme untuk transisi dari kurikulum lama ke
kurikulum ini. Aturan transisi harus mengikuti arahan pada panduan kurikulum]