Disusun Oleh:
Kelompok 10
Asti Arya N.
240210120117
Mahfud Ainun N.
240210120118
Rosaria Puspasari
240210120119
240210120120
Silfie Sabila
240210120121
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sanitasi merupakan persyaratan yang mutlak bagi industry pangan, sebab
sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya
awet produk serta nama baik atau citra perusahaan. Sanitasi juga menjadi salah
satu tolak ukur teratas dalam menilai keberhasilan perusahaan yang menangani
produk pangan. Terjadinya kasus-kasus makanan sebagaian besar diakibatkan oleh
kondisi sanitasi yang tidak memadai. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003
tentang
Pedoman
diproduksi,
selama
dalam
proses
pengolahan,
penyimpanan,
pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap
untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Maka dari itu, untuk
memelihara kesehatan masyarakat perlu sekali pengawasan terhadap pembuatan
dan penyediaan bahan makanan.
Oleh karena itu perlu adanya perencanaan sanitasi dalam industri pangan
agar produk yang dihasilkan memiliki keamanan dan mutu pangan yang baik serta
nama baik atau citra dari perusahaan dapat dijaga.
Dalam praktek di industri pangan tindakan sanitasi pangan meliputi (1)
pengendalian pencemaran, (2) pembersihan, (3) tindakan aseptik. Pengendalian
pencemaran
mencakup
pembuangan
sampah
dan
menjauhi
pencemar.
BAB II
TINJAUAN INDUSTRI KERIPIK SINGKONG
2.1
keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih singkong dan teknik
pembuatannya. Apabila menggunakan bahan singkong yang berkualitas baik dan
juga teknik pembuatan yang baik, maka akan menghasilkan keripik singkong
yang enak dan renyah. Singkong yang baik untuk keripik adalah singkong yang
masih muda yang berumur sekitar 3 bulan tidak memiliki banyak serat, dan diolah
ketika singkong masih dalam keadaan segar.
Bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif didalam
perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah yang kemudian dijual
kembali. Sebagian besar perusahaan-perusahaan maupun industri juga sering
dikaitkan dalam persediaan bahan baku yang akan digunakan dalam operasi
perusahaan mupun industri. Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi
produk bahan jadi dan pemakaian dapat diindentifikasikan secara langsung atau
diikuti jejaknya atau merupakan integral dari produk tertentu.
Bahan-bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
singkong
bawang putih
air kapur sirih
air
minyak goreng.
Proses pembuatan kripik singkong juga dibutuhkan bahan-bahan pembantu
atau tambahan. Bahan Tambahan Pangan adalah bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.
Bahan tambahan yang bisa digunakan pada proses pembuatan kripik singkong
antara lain: Garam (pengganti MSG/vetsin), cabai, cuka, siklamat dan sakarin.
1. MSG
Salah satu penyedap rasa yang sangat terkenal luas di Indonesia adalah
vetsin atau bumbu masak, yang terdapat dengan berbagai merk dipasaran.
Penyedap rasa tersebut mengandung senyawa yang disebut Monosodium
Glutamat
(MSG).
Dalam
peraturan
menteri
Kesehatan
No
MSG
termasuk
dalam
bahan
tambahan
haram
jika
kali
gula
alami.
Menurut
menteri
Kesehatan
No
ini adalah:
1.
2.
3.
4.
pada singkong)
5. Continuous frying machine (alat untuk menggoreng singkong)
6. Seasoning machine(alat untuk memberi bumbu)
7. Automatic pouch packing machine (alat untuk membungkus)
Gambar jelas dari alat-alat tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Pengupasan
bahan baku
Pencucian
Pengirisan
Pengeringan
Penggorengan
Pencampuran Bumbu
Pengepakan
Keripik
Gambar 2. Diagram alir pembuatan keripik singkong
Singkong
Sumber:dokumentasi pribadi (2014)
Proses produksi yang dilakukan di perusahaan keripik singkong terlebih
dahulu mempersiapkan bahan baku yang tertentu yaitu singkong yang bermutu.
Tahap selanjutnya, pemilihan bahan baku (singkong) dan bahan tambahan seperti
bumbu dan minyak. Bahan baku telah tersedia, maka tahap selanjutnya ialah
pengupasan.
Pengupasan bertujuan untuk memperoleh bahan pangan yang siap
dimakan, maka kita harus memisahkan kulitnya terlebih dahulu dari daging buah
ataupun sayuran. Pemisahan ini disebut dengan pengupasan. Pengupasan
merupakan pra proses dalam mengolah suatu bahan yang bertujuan untuk
memisahkan bagian yang dapat dimakan dari kulit ataupun dari bagian yang harus
dibuang. Dalam melakukan pengupasan, digunakan metode yang berbeda untuk
jenis komoditi yang berbeda. Hal ini dikarenakan masing masing bahan
memiliki karakteristik yang berbeda beda.
Dikenal 2 metode pengupasan, yaitu pengupasan khemis dan pengupasan
mekanis, kemudian singkong dicuci bersih, dan dipotong-potong (slice) kemudian
dilakukan pengeringan. Tujuan singkong dipotong-potong adalah untuk
memperkecil ukurannya. Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau
pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh
gaya mekanik. Bahan padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau
sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin
pengecilan ukuran. Keempat cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi (attrition),
yang rusak (hangus) dengan yang bagus. Keripik yang telah disortir kemudian
dikemas dalam kemasan plastik dan siap untuk dipasarkan.
BAB III
PERENCANAAN SANITASI
Menurut Depkes RI, (2004) Kontaminasi atau pencemaran adalah
masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki, yang
dikelompokkan dalam 4 (empat) macam, yaitu:
1. Pencemaran mikroba, seperti bakteri, jamur, cendawan dan virus
2. Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya.
3. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, arsen.
4. Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radioaktif.
Terjadinya pencemaran/kontaminasi dapat dibagi dalam 2 (dua) cara, yaitu:
10
menggunakan pisau pada pengolahan bahan mentah untuk bahan makanan jadi
(makanan yang sudah terolah).
III.1. Kontaminan Yang Harus Diwaspadai
Kontaminan dapat berasal dari bahan baku, ruangan ataupun alat yang
digunakan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan khusus mengenai hal-hal yang
dapat menyebabkan kontaminan pada pembuatan keripik singkong
III.1.1.Kontaminan Pada Bahan Baku
1.
Singkong
Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu
tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas
sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran.
Bagian dalam umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong
tidak tahan walaupun disimpan dalam lemari pendingin. Gejala kerusakan
ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida
yang bersifat racun bagi manusia.
Umbi singkong dapat dimakan mentah ataupun dimasak. Kandungan
utamanya adalah pati dengan sedikit glukosa sehingga rasanya sedikit manis.
Singkong yang mengalami oksidasti, akan membentuk senyawa glukosida yang
selanjutnya akan membentuk asam sianida (HCN). Asam sianida inilah yang akan
memberikan rasa pahit pada singkong. Umbi yang rasanya manis menghasilkan
paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada
umbi yang rasanya pahit.
Asam sianida (HCN) merupakan suatu racun kuat yang menyebabkan
asfiksia. Asam ini akan mengganggu oksidasi (pengangkutan O 2) ke jaringan
dengan jalan mengikat enzim sitokrom oksidase. Racun ini secara alami terdapat
dalam singkong, oleh karena itu asam ini merupakan penyebab keracunan
singkong. Asam sianida dalam singkong dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
cara merendam singkong dalam air dalam jangka waktu tertentu akan membuat
kadar asam sianida berkurang, hal ini diakibatkan asam sianida larut dalam air.
Proses pemasakan pada singkong juga dapat secara efektif menurunkan kadar
racun.
2.
Bawang Putih
Bawang putih adalah tanaman umum dengan akar berwarna putih
berbentuk umbi lapis, serupa dengan bawang merah. Bawang putih dipakai baik
11
untuk masakan maupun sebagai tanaman obat. Saat bawang putih segar
dihancurkan atau dicincang, enzim dalam umbinya dilepas dan sebuah senyawa
yang mengandung sulfur (belerang) bernama allicin dibuat. Senyawa yang
mengandung sulfur ini sering menjadi antibiotik yang efektif.
Mikroorganisme seperti bakteri jarang terdapat pada bawang putih, karena
bawang putih memiliki senyawa antimikroba. Bawang putih mengandung minyak
atsiri, yang bersifat antibakteri dan antiseptik. Bawang putih menghasilkan bau
khas yang tidak sedap. Jenis senyawa yang menentukan bau khas bawang putih
yaitu allisin yang mempunyai daya antibakteri yang kuat (Wibowo, 2006).
Bawang putih dapat beraksi sebagai antibakteri dan antiviral karena bawang putih
mengandung ekstrak sulphur yang memberi nilai lebih dalam kesehatan
(Suririnah, 2005).
Mkroorganisme yang terdapat dalam bawang putih merupakan dari
golongan kapang. Jenis-jenis kapang yang biasa terdapat pada bawang adalah
Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Aspergillusochraceus, Aspergillus candidus,
Aspergillusversicolor, Rhizopus oryzae, Rhizopusstolonifer, Mucor plumbeus,
Mucor hiemalis,Monilia sp, dan Botrytis sp. Bahaya fisik pada bawang dapat
disebabkan oleh adanya benda asing, seperti debu, plastik, kerikil, logam, pada
permukaan bawang tersebut.
3.
Minyak Goreng
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
digunakan untuk menggoreng makanan. Penggunaan minyak goreng ini sebagai
media penggorengan bertujuan untuk menjadikan makanan gurih dan renyah,
meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa. Minyak goreng dari
tumbuhan biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacangkacangan, jagung, kedelai, dan kanola.
Minyak goreng memiliki kandungan lemak yang tinggi, oleh karena itu
mikroorganisme yang mungkin mengkontaminasi adalah mikroorganisme yang
dapat menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol atau disebut juga
bakteri lipolitik. Bakteri lipolitik yaitu, Pseudomonas aeruginosa, Pseudomonas
fluorescens, Pseudomonas fragi, Staphylococcus aureus, dan Achromobacter.
Mikroorganisme lain yang kemungkinan mengkontaminasi adalah bakteri
12
termofilik, yaitu bakteri yang mampu hidup pada kondisi suhu yang tinggi yaitu
antara
45C hingga
80C.
contoh
bakteri
termofilik
adalah
Bacillus
Garam
Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin.
Biasanya garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl)
yang dihasilkan oleh air laut. Mikroorganisme yang kemungkinan terdapat pada
garam adalah bakteri yang mampu hidup pada keadaan kadar garam yang tinggi
atau bakteri halofilik. Contoh bakteri halofilik adalah Halobacterium salinarum
dan Halococcus sp. Bahaya fisik pada garam dapat disebabkan oleh adanya benda
asing, seperti debu, plastik, rambut, logam pada permukaan garam
5.
Air kapur sirih
Air kapur sirih adalah endapan air dari kapur sirih yang di larutkan.
Penggunaan kapur sirih digunakan untuk merendam singkong agar ketika
digoreng menjadi lebih renyah. Air kapur sirih jarang terkontaminasi oleh bakteri,
karena dalam air kapur sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa
fenil propanoid dan tannin. Senyawa-senyawa ini bersifat antimikroba dan
antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri
diantaranya Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus, dan dapat
mematikan Candida albicans. Dalam air kapur sirih juga terdapat golongan
senyawa glikosida, steroid/ triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakinon didalam
duan sirih. Adanya kandungan senyawa senyawa tersebut menunjukan bahwa
tumbuhan sirih mempunyai aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan
beberapa bakteri gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid
mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus,
Eschericia coli dan jamur Candida albicans.
6.
Air
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan kerena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan yang kering
sekalipun seperti buah kering, tepung biji-bijian mengandung air dalam jumlah
tertentu. Mikroorganisme yang sering terdapat dalam air salah satunya adalah
13
air
minum
atau
infeksi
pada
luka
yang
terbuka.
14
Gambar 3. Salmonella
(Microbiology,2012)
b. Shigella
Shigella adalah penyebab penyakit diare yang menyebabkan buang
air besar dengan darah sebagai akibat dari peradangan dan pendarahan
selaput dinding usus. Ada empat spesies shigella yang bersifat patogen,
yaitu Shigella flexneri, Shigella dysentriae, Shigella boydii, dan Shigella
sonnei. Keempat Shigella patogen tersebut dapat berpindah secara kontak
langsung dengan penderita yang telah terinfeksi, dimana orang yang
terinfeksi
mengeluarkan
Shigella
didalam
tinjanya.
Meskipun
15
Gambar 4. Shigella
(Microbiology,2012)
c. Vibrio cholerae
Vibrio cholerae adalah bakteri gram-negatif yang berentuk batang
melengkung. Bakteri ini dapat berpindah melalui air. Vibrio Cholerae
mengeluarkan suatu enterotoksin yang menyebabkan diare, mulai dari
ringan sampai hebat, muntah, dan kehilangan cairan tubuh secara cepat,
dan menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Vibrio cholerae sering
muncul sebagai endemik di banyak wilayah Asia. Organisme patogen
tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dengan konsentrasi sebesar
10 10.000 organismpe per 100 ml air pada saat terjadi endemik.
16
Pembersihan
(cleansing)
Tahap pembersihan merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan sisa
bahan pangan, kotoran (melepaskan bakteri/biofilm), debu, dan lain-lain yang
tidak diinginkan dari permukaan bahan dan peralatan. Untuk menghilangkan sisa
kotoran (bakteri/biofilm) dapat digunakan detergen. Deterjen membantu proses
pembersihan dengan menghilangkan tanah dan biofilms. Biofilm adalah
polisakarida yang terbentuk oleh mikroorganisme yang umumnya melekat pada
permukaan meja kerja
2.
Tahap
sanitasi
merupakan
suatu
17
Guidelines and Standar, tata cara sanitasi ada dua cara yaitu prosedur standar dan
prosedur one step. Metode yang digunakan adalah prosedur standar, prosedur ini
terdiri dari
a. Pembersihan secara kasar
Pada proses ini baik bahan baku ataupun alat yang digunakan dibilas
dengan air tanpa penambahan bahan pembersih
b. Pembersihan dengan deterjen alkali
Pada proses ini pembersihan alat produksi menggunakan deterjen
alkali. Penggunaan deterjen bertujuan untuk menghilangkan biofilms
yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang melekat pada alat
c. Pembilasan dengan air panas
Alat yang telah dicuci dengan bahan pembersih lalu dibilas dengan air
panas. Tujuan pembilasa air panas ini untuk menghilangkan
mikroorganisme yang tidak tahan terhadap suhu tinggi
d. Sanitasi
Proses pemberian sanitasi pada alat produksi bertujuan untuk
mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak pada
pengolahan pangan.
e. Pembilasan
Proses pembilasan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa bahan
pembersih atau sanitasi yang masih tertinggal pada alat
f. Pengeringan dengan udara panas
Alat yang telah dibilas hingga bersih, lalu dikeringkan dengan udara
panas. Pengeringan dengan udara panas ini dapat berfungsi untuk
mengeringkan alat juga untuk mereduksi jumlah bakteri patogen
III.2.2.Bahan Pembersih yang Digunakan
Sebelum disanitasi dengan bahan kimia, permukaan makanan harus bersih,
sebab sisa-sisa makanan dapat mengurangi keefektifan sanitasi. Desinfektan yang
berasal dari ekstrak pinus tidak boleh digunakan di area penanganan makanan
karena tidak efektif dan desinfektan tersebut dapat menodai makanan. Suatu
desinfektan harus :
- Tidak beracun bagi manusia
- Memiliki aktifitas antimikrobiologi yang besar (patogen dan organisma
pengganggu)
- Mampu membunuh, tidak hanya membatasi pertumbuhan mikroorganisma
- Tidak menodai makanan atau minuman
18
19
3.
berkarat.
Tidak mencemari hasil produksi dengan jasad renik, unsur atau fragmen
4.
logam yang lepas, minyak pelumas, bahan bakar dan lain- lain.
Mudah dibersihkan.
Sanitasi terhadap peralatan harus dilakukan secara rutin dengan prosedur
dan sistem uji kebersihan yang baku. Menurut Marriot (1994), ada delapan
20
langkah dasar cara pembersihan dan sanitasi manual untuk fasilitas peralatan
dalam proses produksi yaitu:
1.
2.
3.
pembersih.
Mencuci peralatan dengan larutan pembersih bersuhu 50 0C menggunakan
4.
5.
6.
7.
8.
kontaminasi karena secara langsung, alat dan mesin tersebut terkena kontak
dengan bahan pangan yang akan diolah. Oleh karenanya, untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, maka perlu diperhatikan aspek- aspek sanitasi dan
higienenya.
Wajan dan penggorengan dapat dibersihkan dengan cara menyikatnya
dengan menggunakan sikat yang telah diberi bahan pembersih kemudian di bilas
dengan meggunakan air yang mengalir. Pembersihan dan pencucian wajan dan
peralatan penggorengan dilakukan setiap pergantian minyak lama ke minyak baru.
Kemasan plastik yang digunakan juga sebaiknya disterilisasi dahulu dengan
menggunakan uap panas.
c. Sanitasi Pekerja
Kontaminasi penyakit kepada manusia melalui makanan dapat terjadi dari
beberapa hal. Selain kontaminasi dari bahan baku, penyakit juga dapat disebarkan
melalui pekerja. Menurut Jenie (1988), pekerja yang menangani makanan dalam
suatu industri pangan merupakan sumber kontaminasi yang penting karena
21
22
Dinding
Dinding ruangan pokok harus memiliki permukaan rapat air minimal 20
Lantai
Lantai dalam ruangan pokok dan pelengkap harus memenuhi persyaratan
diantaranya adalah harus rapat air, tahan terhadap air, garam, asam, basa serta
bahan kimia lain, permukaan rata, halus namun tidak licin, mudah dibersihkan,
pertemuan antara lantai dan dinding tidak boleh bersudut tetapi melengkung serta
rapat air. Lantai untuk ruang pengolahan yang membutuhkan pembilasan air dan
toilet, harus memiliki kelandaian yang cukup kearah lubang saluran pembuangan.
3.
Pintu
Pintu yang digunakan pada ruang pokok maupun ruang pelengkap
sebaiknya terbuat dari bahan-bahan yang tahan lama, permukaannya rata, halus,
berwarna terang dan mudah dibersihkan. Selain itu, pintu yang harus mudah untuk
dibuka dan ditutup.
4.
Jendela
Jendela yang digunakan dalam ruang pokok maupun pelengkap harus
melengkapi beberapa syarat seperti terbuat dari bahan yang tahan lama,
23
mempunyai permukaan yang rata, halus, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Selain itu, jendela dalam ruangan sebaiknya terletak sekurang- kurangnya 1 meter
dari lantai serta memiliki luas yang sesuai dengan besar bangunan.
5.
Langit- langit
Langit- langit pada ruang pokok dan pelengkap harus terbuat dari bahan
yang tidak mudah lepas, tahan air, tidak mudah bocor, tahan lama, tidak terdapat
lubang, tidak retak, mudah dibersihkan, tinggi dari lantai sekurang- kurangnya 3
meter, permukaan dalam harus rata dan berwarna terang.
BAB IV
KESIMPULAN
utamanya.
Tahapan proses produksi keripik singkong dimulai dari pengupasan singkong,
pencucian, pemotongan, pengeringan, penggorengan, pemberian bumbu, dan
pengemasan produk.
Singkong perlu direndam terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan HCN
yang ada pada singkong karena HCN merupakan senyawa yang mengandung
racun.
Bakteri menyebabkan produk pangan menjadi berbahaya dan mudah
membusuk
Skala industri lebih sedikit kontaminasi dibanding skala kecil atau rumahan
Kegiatan sanitasi yang baik harus memperhatikan GMP, SSOP, dan HACCP
Pemilihan sanitizer didasarkan pada jenis bahan yang akan dibersihkan
24
DAFTAR PUSTAKA
Adijaya, Yanto. 2012. Cara membuat keripik singkong. Available at:
http://www.resepsingkong.com/index.php/cara-membuat-keripiksingkong/ (diakses 20 Mei 2014)
Jenie, B. S. L. 1988. Sanitasi dalam Industri Pangan. Pusat Antar
Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press), Jakarta
Purnawijayanti, H. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja Dalam
Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.
Sukarminah, Een, Debby M. Sumanti, dan In-In Hanidah. 2013. Mikrobiologi
Pangan. Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri
Pertanian Universitas Padjadjaran
Suririnah. 2005. Bawang Putih Si Kecil Yang Ampuh. Tersedia: Dr. Suririnah
myonnlinerecipe.com.
Tarigan, Jenang. 1998. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
25
26