PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu makhluk hidup yang jumlahnya banyak
disekitar kita. Bakteri pun berada di mana-mana. Di tempat yang paling dekat
dengan kita pun juga terdapat bakteri contohnya saja tas, buku, pakaian, dan
banyak hal lainnya. Maka dari itu bakteri merupakan penyebab penyakit yang
cukup sering terjadi. Karena banyaknya manusia yang mengabaikan penyakit
tersebut karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang
biasa saja. Maka dari itu alangkah baiknya jika kita masyarakat dapat
mengetahui bagaimana cara bakteri itu menginfeksi dan gejala-gejala apa yang
akan dberikannya.
Banyaknya manusia yang mulai tidak begitu peduli dengan gejala awal
terjangkitnya bakteri, salah satunya adalah pada saluran pencernaan. Saluran
pencernaan adalah saluran yang sangat berperan dalam tubuh. Jika saluran
pencernaan terganggu akan cukup mengganggu aktivitas tubuh saat itu. Tapi
banyak masyarakat yang tidak peduli dengan penyakit yang ditimbulkan.
Misalnya saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri adalah diare, gejala
awalnya ada kondisi perut yang tidak enak gejala awalnya cukup biasa tetapi jika
terlalu didiamkan akan membuat kondisi itu menjadi akut dan fatal. Maka dari itu,
bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup banyak pada saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Patogenesis
Patogen adalah agen biologis yang menyebabkan penyakit pada
inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah mikroorganisme parasit. Umumnya
istilah ini diberikan untuk agen yang mengacaukan fisiologi normal hewan atau
tumbuhan multiseluler (Warren, 2008).
Patogenesitas adalah kemampuan pathogen menyebabkan penyakit,
sedangkan inokulum adalah patogen atau bagian patogen yang dapat
meyebabkan infeksi (Agrios, 1996). Patogen diklasifikasikan ke dalam beberapa
jenis, yaitu virus, bakteri, fungi, dan nematoda.
Patogen adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan
penyakit pada inang misalnya bakteri. Bakteri dapat merusak sistem pertahanan
inang dimulai dari permukaan kulit, saluran pencernaan, saluran respirasi,
saluran urogenitalia. Sedangkan Patogenesis sendiri adalah mekanisme infeksi
dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi merupakan invasi inang oleh
mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi
berbeda dengan penyakit.
Kapasitas
bakteri
menyebabkan
penyakit
tergantung
pada
dengan
jaringan
inang.
Infeksi
berbeda
dengan
penyakit.
yang memungkinkan
dan
selaput
lendir.
Adanya
luka
meskipun
kecil
dapan
Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme
Saluran pencernaan
Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan
makanan atau minuman dan melalui jari jari tangan yang terkontaminasi
mikroorganisme pathogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan
oleh asam klorida( HCL ) dan enzim enzim di lambung, atau oleh empedu dan
enzim di usus halus. Mikroorganisme yang bertahan dapat menimbulkan
penyakit. Misalnya, demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera.
Patogen ini selanjutnya dikeluarkan malalui feses dan dapat ditransmisikan ke
inang lainnya melalui air, makanan, atau jari jari tangan yang terkontaminasi.
2.2.3
Kulit
Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang
tidak
mengalami
perlukaan
tidak
dapat
dipenetrasi
oleh
mayoritas
kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut
rute parenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat
membuka rute infeksi parenteral.
2.2.4
Rongga mulut
Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme.
Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi
mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan
Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi.
Hasil fermentasi metabolisme, menghidrolisis sukrosa menjadi komponen
monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya
merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang
difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bakteri dan dekstran menempel
pada permukaan gigi dan membentuk plak gigi. Populasi bakteri plak didominasi
oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak
permeable terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak
dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akan melunakkan enamel gigi
tepat plak tersebut melekat.
2.3 Kolonisasi
Tahap pertama dari infeksi mikroba adalah kolonisasi: pembentukan patogen
di portal masuk yang tepat. Patogen biasanya menjajah jaringan inang yang
berhubungan dengan lingkungan eksternal.
Faktor yang mendasari Mekanisme Patogenisitas Bakteri adalah sebagai berikut
1. Invasiveness adalah kemampuan untuk menyerang jaringan. Ini meliputi
mekanisme untuk kolonisasi (kepatuhan dan multiplikasi awal), produksi
zat ekstraselular yang memfasilitasi invasi (invasins) dan kemampuan
untuk memotong atau mengatasi mekanisme pertahanan inang.
2. Toxigenesis adalah kemampuan bakteri untuk menghasilkan racun.
Bakteri dapat menghasilkan dua jenis racun disebut exotoxins dan
endotoksin.
Exotoxins adalah racun yang dilepaskan dari sel bakteri dan dapat
bertindak di bagian jaringan yang menghapus situs pertumbuhan
bakteri.
Pada individu sehat, bakteri flora normal yang menembus ke tubuh dapat
dimusnahkan oleh mekanisme humoral dan seluler inang. Contoh terbaik tentang
kerentanan adalah AIDS, di mana limfosit helper CD4+ secara progresif
berkurang 1/10 oleh virus imunodefisiensi (HIV). Mekanisme resistensi
dipengaruhi oleh umur, defisiensi, dan genetik. Sistem pertahanan (baik spesifik
maupun nonspesifik) orang lanjut usia berkurang. Sistem imun bayi belum
berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi bakteri patogen. Beberapa
individu memiliki kelainan genetik dalam sistem pertahanan.
Resistensi inang dapat terkompromi oleh trauma dan penyakit lain yang
diderita. Individu menjadi rentan terhadap infeksi oleh berbagai bakteri jika kulit
atau mukosa melonggar atau rusak (terluka). Abnormalitas fungsi silia sel
pernafasan mempermudah infeksi Pseudomonas aeruginosa galur mukoid.
Prosedur medis seperti kateterisasi dan intubasi trakeal menyebabkan bakteri
normal flora dapat masuk ke dalam tubuh melalui plastik intravena). .
Banyak obat diproduksi dan dikembangkan untuk mengatasi infeksi bakteri.
Agen antimikroba efektif melawan infeksi bakteri jika sistem imun dan fagosit
inang turut bekerja. Namun terdapat efek samping penggunaan antibiotik, yaitu
kemampuan difusi antibiotik ke organ nonsasaran (dapat mengganggu fungsi
organ
tersebut),
kemampuan
bertahan
bakteri
terhadap
dosis
rendah
Escherichia coli
Ciri-ciri:
Berbentuk batang
Memiliki pili
Anaerobik fakultatif
Flagella peritrikus
2.5.1.1.2
Habitat
2.5.1.1.4
Patogenesis
klasifikasinya
memiliki
mekanisme
penularan
yang
berbeda-beda.
Contohnya :
Menyebabkan
diare
akut
dan
kronik
pada
masyarakat
di
Negara
berkembang. Bakeri ini ditandai dengan pola khas pelekatannya pada sel
Penularan
Penularan pada bakteri ini adalah dengan kontak dengan tinja yang terinfeksi
secara langsung, seperti :
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja yang terinfeksi, sehingga kontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang.
2.5.1.2
Salmonella sp.
Ciri-ciri:
Terdapat tunggal
Tidak berkapsul
Peritrikus
2.5.1.2.2
Habitat
10
2.5.1.2.3
Infeksi
Patogenesis
2.5.1.2.5
Penularan
2.5.1.3
Clostridium perfringens
11
2.5.1.3.1
Ciri-ciri:
Berkapsul
Anaerobik
Spesies bakteri ini dibagi menjadi enam tipe, A sampai F, berdasarkan pada
toksin-toksin yang secara antigenik berbeda, yang dihasilkan oleh setiap galur.
Tipe A adalah galur yang menyebabkan keracunan makanan oleh perfingens.
Peracunan disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di
rongga usus. Spora akan menghasilkan eksotoksin yang enterostatik sehingga
menyebabkan penyakit.
2.5.1.3.2
Habitat
Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus
manusia, hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan
di tanah, endapan, dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau
hewan.
2.5.1.3.3
banyak
Clostridium
perfringens
penghasil
toxin
penyebab
12
antara infeksi dan timbulnya gejala merupakan ciri khas penyakit ini. Diagnosis
dipastikan dengan memeriksa adanya racun dalam kotoran pasien. Konfirmasi
secara bakteriologis juga dapat dilakukan apabila ditemukan sangat banyak
bakteri penyebab penyakit di dalam makanan atau di dalam kotoran pasien.
Dalam sebagian besar kasus, penyebab sebenarnya dari keracunan oleh
Clostridium perfringens adalah perlakuan temperatur yang salah pada makanan
yang telah disiapkan. Sejumlah kecil organisme ini seringkali muncul setelah
makanan dimasak, dan berlipat ganda hingga tingkat yang dapat menyebabkan
keracunan selama proses pendinginan dan penyimpanan makanan. Daging,
produk daging, dan kaldu merupakan makanan-makanan yang paling sering
terkontaminasi.
Keracunan perfringens paling sering terjadi dalam kondisi pemberian
makan bersama (misalnya di sekolah, kantin, rumah sakit, rumah-rumah
perawatan, penjara, dll.) di mana sejumlah besar makanan disiapkan beberapa
jam sebelum disajikan.
2.5.1.3.4
Patogenesis
Menghasilkan toksin LT
2.5.1.3.5
Penularan
2.5.2
2.5.2.1
Treponema pallidum
2.5.2.1.1
Karakteristik
periplas
yang
melingkungi
komponen-komponen
dalam
sel
Patogenitas
14
Spiroketa, seperti gonokokus, adalah mikrobe yang tidak tahan berada di luar
tubuh manusia, sehingga kemungkinan tertulari dari benda mati sangat kecil.
Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh sewaktu terjadi hubungan
kelamin melalui luka-luka goresan yang amat kecil pada epitel, dengan cara
menembus selaput lendir yang utuh ataupun mungkin melalui kulit yang utuh
lewat kantung rambut. Masa inkubasi sifilis berkisar 10-90 hari (rata-rata 21 hari)
setelah infeksi. Bila tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa stadium
penyakit.
Sifilis berjangkit secara alamiah hanya pada manusia dan terutama
ditularkan lewat hubungan kelamin atau dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya
(sifilis bawaan atau sebelum lahir) lewat ari-ari. Pada kasus yang tidak diobati
25% di antara janin meninggal meninggal sebelum lahir 25-30% meninggal
segera setela dilahirkan yang lain menunjukkan gejala komplikasi lanjut
(misalnya menjadi tuli).Sejumlah besar treponema dalarn darah dan jaringan
musnah selama sifilis sekunder. Penisilin adalah adalah antibiotik yang dipilih
untuk pengobatan sifilis.
2.5.2.1.3
Diagnosa
Epidimologi
15
Pencegahan
Leptospira interoogans
2.5.2.2.1
Klasifikasi
Kingdom
: Monera
Phylum
: Spirochaetes
Class
: Spirochaetes
Order
: Spirochaetales
Family
: Leptospiraceae
Genus
: Leptospira
Species
: Leptospira interoogans
2.5.2.2.2
Karakteristik
Ciri-ciri bakteri Leptospira antara lain berbentuk spiral, dapat hidup di air
tawar selama satu bulan, bersifat patogen dan saprofitik. Spesies Leptospira
yang mampu menyebabkan penyakit (patogen) bagi manusia adalah Leptospira
interrogans. Leptospirosis disebabkan bakteri pathogen berbentuk spiral
termasuk genus Leptospira, famili leptospiraceae dan ordo spirochaetales.
Spiroseta berbentuk bergulung-gulung tipis, motil, obligat, dan berkembang pelan
secara anaerob.
16
berbagai serovar leptospira. Akan tetapi, Leptospirosis akan mati apabila masuk
ke air laut, selokan, dan air kemih manusia.
Penularan
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda,
anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di Indonesia, penularan
paling sering melalui binatang tikus. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian
masuk ke dalam tubuh manusia melalui: permukaan kulit yang terluka, selaput
lender mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi setitik urine tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan
dan diminum manusia. Urine tikus yang mengandung bibit penyakit leptospirosis
dapat mencemari air di kamar mandi atau makanan yang tidak disimpan pada
tempat yang aman.
17
2.5.2.2.4
Gejala
18
kadang sampai memerlukan dialisis (cuci darah). Namun bila penyebab sudah
teratasi, fungsi ginjal dapat pulih kembali.
2.5.2.2.5
Diagnosis
Jaringan
hati,
penemuan
sulit
dan
otot,
kulit
dan
mata
adalah
sumber
identifikasi
waktu
diantaranya
dalam
hal
referensi
2.5.2.2.6
Pengobatan
Pencegahan
bertahan dalam air yang bersifat basa selama beberapa hari, namun hanya
dapat bertahan dalam sampah selama 12 jam; mikroorganisme ini sangat peka
terhadap kering dan panas. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara
vaksinasi. Perlindungan yang ditimbulkan kira-kira satu tahun.
20
sBAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Patogen adalah materi atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit
pada inang misalnya bakteri. Sedangkan Patogenesis sendiri adalah mekanisme
infeksi dan mekanisme perkembangan penyakit. Infeksi merupakan invasi inang
oleh mikroba yang memperbanyak dan berasosiasi dengan jaringan inang.
Infeksi berbeda dengan penyakit. Mikroba patogen diketahui memasuki inang
melalui organ-organ tubuh antara lain :
1. Saluran pernapasanSaluran pencernaan
2. Kulit dan selaput lendir.
3. Saluran urogenital
4. Darah
Contoh patogenesis bakteri pathogen
1. Escherichia coli
2. Salmonella sp.
3. Clostridium perfringens
4. Treponema pallidum
5. Leptospira interoogans
3.2 Saran
Bakteri makhluk kecil yang jarang kita sadari keberadaanya. Maka jika
terjangkit salah satu penyakit dari bakteri kita jangan meremehkan gejala awal
yang dialami karena umumnya gejala awalnya sangat biasa. Karena jika
diremehkan bisa saja menjadi akut. Harus mengikuti tahap-tahap pencegahan
yaitu dengan menjaga kebersihan diri.
21