Lkayam lkl05 13
Lkayam lkl05 13
ABSTRAK
Penelitian mengenai penampilan reproduksi tiga jenis ayam lokal Jawa Barat telah dilaksanakan di
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Penelitian ini menggunakan 24 ekor
ayam jantan, yang terdiri dari tiga strain lokal yaitu Pelung, Sentul dan Jantur. Masing-masing strain lokal
diwakili oleh 8 (delapan) ekor. Seluruh ayam jantan yang digunakan dalam penelitian ini didatangkan dari
tempat aslinya. Ayam Pelung dari Cianjur, ayam Sentul dari Ciamis, dan ayam Jantur dari Pamanukan,
Subang. Peubah-peubah yang diamati selama penelitian laboratoris meliputi volume semen, pH semen,
konsentrasi sperma total dan motilitas sperma. Pengambilan data dilakukan setiap minggu selama delapan
minggu. Setelah pengumpulan data kualitas semen secara in vitro diperoleh, semen dari seluruh pejantan diuji
periode fertil spermanya menggunakan 240 ekor ayam petelur strain Super Harco. Masing-masing pejantan
diuji oleh 10 ekor betina. Pakan yang diberikan kepada ayam-ayam penelitian adalah pakan ayam petelur
komersial yang mengandung protein kasar 16% dan 2850 kcal ME/kg. Setiap ekor ayam jantan memperoleh
125 gram/ekor/hari yang diberikan dua kali dalam bentuk pasta. Air minum diberikan secara ad libitum.
Pengukuran peubah penelitian seluruhnya dilakukan secara manual. Penghitungan konsentrasi sperma total
dan konsentrasi sperma mati dilakukan menggunakan pipet haemacytometer dan kamar hitung Neubauer.
Larutan NaCl 3% digunakan untuk melakukan penghitungan konsentrasi sperma total, sedangkan BPSE
digunakan dalam penghitungan konsentrasi sperma mati serta pengenceran semen untuk inseminasi untuk
pengukuran periode fertil sperma. Setiap ekor ayam betina yang berumur 25 minggu diinseminasi dengan
0,25 ml semen cair yang mengandung 100 juta sperma motil. Data yang terkumpul kemudian dianalisis
menggunakan Sidik Ragam. Adapun perbedaan nilai yang terjadi pada setiap strain ayam lokal diuji
menggunakan Uji Beda Nyata Jujur. Hasil penelitian menunjukan bahwa ayam Pelung memiliki kualitas
semen, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang paling baik dibandingkan dengan ayan Sentul dan
ayam Jantur. Ayam Pelung yang memiliki ukuran tubuh paling besar akan memiliki jaringan testicular yang
lebih besar dari dua jenis ayam lainnya sehingga mampu menghasilkan kuantitas semen yang lebih banyak.
Ayam Pelung juga memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan tempat penelitian
serta sistem pemeliharan selama penelitian. Keeratan hubungan antara hewan dengan manusia (animal-human
relationship) ayam Pelung juga lebih baik sehingga sangat berperan dalam mengatasi cekaman (stress)
selama penampungan semen sehingga kualitas semennya menjadi lebih baik. Seleksi yang dilakukan secara
terus menerus ke arah kualitas suara (salah satu karakter seks sekunder jantan) pada ayam Pelung secara tidak
langsung berpengaruh terhadap pencapaian kualitas dan kuantitas semennya. Penelitian ini juga menunjukan
bahwa motilitas sperma merupakan parameter yang paling baik untuk menentukan kualitas sperma secara in
vitro. Adapun apabila pengukuran kualitas semen dilakukan secara in vivo, maka lebih tepat menggunakan
parameter periode fertil sperma.
Kata kunci: Ayam lokal, penampilan reproduksi
PENDAHULUAN
Ayam lokal Indonesia yang lazim pula
disebut sebagai ayam Kampung, ayam Buras,
atau ayam Sayur memiliki kontribusi yang
cukup besar terhadap pemenuhan protein
hewani masyarakat Indonesia. Ayam lokal ini
pada umumnya dipelihara secara semi intensif
atau ekstensif di perdesaan. Bagi golongan
masyarakat tertentu, daging ayam lokal
tersebut memiliki cita rasa yang sangat spesifik
105
106
107
Pelung
Sentul
Jantur
3,515Aa
0,48 A
7,42 b
3.160,30 AB
78,52A
15,88A
2,515 Bb
0,33 b
7,42 b
3.031,40B
71,95B
14,40AB
2,446Bc
0,32 b
7,63 A
3.262,30 A
60,08C
12,91B
Keterangan: Huruf besar (superscript) yang berbeda ke arah kolom dalam baris yang sama menunjukan
perbedaan sangat nyata (P < 0,01); sedangkan huruf kecil menunjukan perbedaan nyata (P <
0,05)
108
pH semen
pH semen tiga jenis ayam lokal yang
ditampung selama delapan minggu disajikan
pada Gambar 3 berikut ini.
Ayam Pelung memiliki pH yang agak
alkalis pada penampungan pertama sampai
ketiga. Akan tetapi secara rata-rata pada
penampungan keempat sampai ke delapan pHnya relatif konstan. Adapun ayam Sentul
mengalami peningkatan pH pada penampungan
kedua dan bergerak mendekati nilai 7 pada
periode akhir penelitian. Sedangkan ayam
Jantur memiliki pH yang lebih alkalis dari
kedua jenis ayam sebelumnya.
4200
4000
3600
3400
3200
Pelung
3000
Sentul
2800
Jantur
2600
2400
2200
2000
1800
5
Minggu ke -
Gambar 1. Bobot badan mingguan tiga jenis ayam lokal Jawa Barat
Gambar 2. Volume semen mingguan tiga jenis ayam lokal Jawa Barat
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
3800
Pelung
Sentul
Jantur
0.2
0.1
0
0
Minggu ke -
Gambar 2. Volume semen mingguan tiga jenis ayam lokal Jawa Barat
109
pH
8.1
8
7.9
7.8
7.7
7.6
7.5
7.4
7.3
7.2
7.1
7
6.9
6.8
6.7
6.6
6.5
6.4
Pelung
Sentul
Jantur
Minggu ke -
450
425
400
375
Pelung
350
325
Sentul
300
Jantur
275
250
225
200
175
150
0
4
5
Minggu ke -
Gambar 4. Konsentrasi sperma total tiga jenis ayam lokal Jawa Barat
110
100
90
sperma
80
Pelung
70
Sentul
Motilitas
60
50
Jantur
(%)
40
30
20
10
0
Minggu ke -
111
112
113