Anda di halaman 1dari 43

BANDUNG INTERNATIONAL

CONVENTION CENTER
& PULLMAN HOTEL
BASIC DESIGN CONCEPT
INSTALASI MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
13 FEBRUARI 2013
Disiapkan oleh :
PT. METAKOM C PRANATA

LINGKUP PEKERJAAN M&E


Lingkup pekerjaan Instalasi Mekanikal & Elektrikal, sebagai berikut :
I.

Sistem Mekanikal (Plambing & Pemadam Kebakaran).

II.

Sistem Ventilasi & Tata Udara.

III.

Sistem Transportasi Vertical.

IV.

Sistem Elektrikal.

V.

Sistem Elektronik.

SISTEM MEKANIKAL
Sistem mekanikal, sebagai berikut :
I.

Instalasi Plambing.

II.

Instalasi Pemadam Kebakaran.

INSTALASI PLAMBING
I.

LINGKUP PEKERJAAN
1.

Sistem Air Bersih.

2.

Sistem Air Panas

3.

Sistem Air Kotor dan Air Kotoran.

4.

Sistem Air Hujan.

II.

PERATURAN DAN PEDOMAN


1.

Standard Nasional Indonesia, antara lain :


SNI
03-6481-2000
:
sistem plambing 2000.
SNI
03-2453-2002
:
tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk
lahan perkarangan 2002.
SNI
03-2459-1991
:
sumur resapan air hujan untuk lahan perkarangan,
spesifikasi teknis.
SNI
03-6373-2000
:
tata cara pemilihan dan pemasangan ven pada sistem
plambing 2000.
SNI
03-6422-2000
:
spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah
untuk kapasitas 150 LPM sampai dengan 300 LPM.
SNI
06-0162-1987
:
pipa PVC untuk saluran buangan di dalam dan diluar
bangunan.
SNI
03-3969-1995
:
metode pemboran air tanah dengan alat berputar sistem
sirkulasi langsung.
SNI
03-7065-2005
:
tata cara perencanaan sistem plambing.

2. International Plumbing Code, 1995.


3. National Plumbing Codes Handbook R. Dodge Woodson.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 tahun 2003, tentang
Baku Mutu Air Limbah Domestik.
5. SK MENKES No. 16 MENKES/PER/IX/19990, tentang Persyaratan Air Bersih.

III.

URAIAN SINGKAT SISTEM PLAMBING


1.
dari PDAM.

Sistem Air Bersih


a. Sumber air utama untuk sanitasi akan diperoleh

b. Sumber cadangan air bersih (back-up) akan


diperoleh dari deep well yang masuk ke tangki raw water tank.
c. Air yang berada di tangki raw water tank akan di
treatment terlebih dahulu oleh sand dan carbon filter setelah melalui pompa
filter terlebih dahulu sebelum masuk ke tangki ground water tank (GWT).
d. Dari ground water tank selanjutnya akan
dipompakan melalui pompa transfer ke roof tank.
e. Distribusi dari roof tank ke alat sanitari untuk 3
lantai teratas akan dipompakan oleh pompa booster dan selebihnya untuk lantai
dibawahnya dialirkan secara gravitasi.
2.
Pump.
Pompa Distribusi.

Sistem Air Panas


a. Peralatan pemanas yang digunakan adalah Heat
b. Tekanan air panas diambil berdasarkan tekanan

3.

Sistem Air Kotor dan Air Kotoran


a. Pembuangan air limbah dari alat sanitasi akan
disalurkan dan diolah di STP (sewage treatment plant).
b. Pembuangan dari restaurant dan kitchen sink akan
disalurkan secara gravitasi ke central grease trap terlebih dahulu melalui
individual grease trap.
c. Dari central grease trap akan dialirkan dan diolah di
STP (sewage treatment plant).
d. Air daur ulang STP sebagian akan dimanfaatkan
untuk siram taman serta flushing toilet.
4.

Sistem Air Hujan


Air hujan dari atap gedung dan tempat-tempat lain
akan dialirkan ke saluran
halaman gedung dan selanjutnya ke selokan kota
setelah melalui resapan air hujan.

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


I.

LINGKUP PEKERJAAN
1.

Sistem Sprinkler.

2.

Sistem Hydrant (Indoor dan Outdoor).

3.

Sistem Pemadam Api Ringan (PAR).

II.

PERATURAN DAN PEDOMAN


1.

SNI (Standar Nasional Indonesia)


SNI
03-1745-2000
:
tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak & slang untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan gedung.
SNI
03-3989-2000
:
tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
SNI
03-3987-1995
:
panduan pemasangan pemadam api ringan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah
dan gedung.
SNI
03-6570-2001
:
instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi
kebakaran.
2.
KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000, tentang
persyaratan teknis pengamanan kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkungan.

3. NFPA (National Fire Protection Associates)


NFPA 12, carbon dioxide extinguishing
systems.
NFPA 13, 2003 edition, standard for the
installation of sprinkler system.
NFPA 14, 1996 edition, standard for the
installation of stand pipe & fire system.
NFPA 20, 2003 edition, installation of
stationary pumps for fire protection.
4. Pemasangan sistem sprinkler untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung - SKBI 3.4.5.3, tahun 1987 (UDC : 699.81.611.844).
5. Pemasangan pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah SKBI 3.4.5.3, tahun 1987 (UDC : 699.81.614.845).
6. Ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di perkotaan No.
11/KPTS/2000 (1 Maret 2000).

III.

URAIAN SINGKAT SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


1.

Pemadam Api Ringan (PAR)


a.
Pemadam api ringan disediakan
sebagai sarana untuk mengadakan pemadam dini yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni gedung.
b.
PAR dipasang di dinding dengan
tanda yang mencolok dan jumlah yang cukup sehingga mudah dijangkau oleh
setiap penghuni gedung.
2.

Sprinkler Otomatis
a.
Sprinkler yang direncanakan adalah

sistem kombinasi.
b.
Sprinkler
direncanakan
sebagai
sarana untuk mengadakan pemadam otomatis terhadap kebakaran di lantai yang
dijangkau oleh pancaran kepala sprinkler.
c.
Kemampuan serta jenis peralatan
sprinkler yang dipergunakan ditentukan berdasarkan peraturan yang berlaku.
d.
Tekanan maximum untuk sistem
sprinkler 12,1 bar (NFPA 13 tahun 2002, hal. 13 - 22).

3.Hydrant
a.
Klasifikasi sifat hunian termasuk hunian bahaya kebakaran ringan
(SNI 03-3989-2000m hal. 7 / 83).
b.
Laju aliran dihitung berdasarkan jumlah riser (SNI 03-1745-2000,
hal. 27 / 52) yaitu 1250 GPM.
c.
Tekanan minimal keluaran sambungan selang :
- 40 mm = 4.5
bar
( 65 psi)
- 65 mm = 6.9
bar
(100 psi)
d.
Tekanan maximal untuk sambungan selang :
- 40 mm = 6.9
bar
(100 psi)
- 65 mm = 12.1
bar
(175 psi)
e.
Indoor hydrant box menggunakan class III NFPA.
f.
Outdoor hydrant box menggunakan class I NFPA.
g.
Tekanan maximum untuk hydrant 24.1 bar (NFPA 14 tahun 2003,
hal. 12).
i.
Kebutuhan air untuk pemadam sebesar 284 m3.

4. Pompa Pemadam Kebakaran


Pompa pemadam kebakaran dibagi menjadi 2 (dua) set pompa yaitu low zone
dan high zone.
a. Kapasitas Pompa
Pompa utama (electric & diesel)
=
1250 GPM, 16 bar
Pompa jockey =
10 GPM, 16
bar
b. Tipe Pompa
Pompa
utama =
horizontal
split case
Pompa jockey =
vertical multi
stage

SISTEM VENTILASI & AIR CONDITIONING


Sistem ventilasi dan air conditioning, sebagai berikut :
I.

Instalasi Ventilasi Mekanis.

II.

Instalasi Air Conditioning.

I.

PERATURAN DAN STANDARD


1. Acuan peraturan yang digunakan :
KEPMEN PU RI No. 110/KPTS/2000, tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
* Bab IV, bagian 4 :
Perlindungan
pada bukaan.
* Bab V, bagian 5
:
Sistem
pengendalian asap.
2. Acuan standard yang digunakan :
SNI
03-6571-2001
:
Sistem
pengendalian asap kebakaran pada bangunan gedung.
* Pasal 5 :
Sistem pengendalian asap
dan penerapannya.
SNI 03-6572-2001
:
Tata cara
perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian
udara.
SNI
03-6390-2000
:
Konservasi
energi sistem tata udara.
* Pasal 8.1
:
Sistem dan

SMACNA HVAC Duct Construction


Standard First Edition 1985.
NFPA 90A :
Standard for
installation air conditioning and ventilating system.
AMCA-210-74
:
Fan performance testing standard.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2000.
Pedoman Plumbing Indonesia.

II.

URAIAN SINGKAT SISTEM TATA UDARA


1.

Sistem Tata Udara


Kondisi luar ruangan :
*
Suhu diluar maximum :
32 C DB
*
Suhu diluar minimum :
26 C DB

.
No.
/ MV

Room
REMARK

1.
Pakir
mobil
MV
3x air change / hour
2.
Lift lobby GF
AC
room temperature 24 C DB
3.
Ruang
genset
MV
minimum 30 Ach
4.
Ruang
panel
MV
maximum room temperature 40 C DB
5.
Public
toilet
MV
15x air change / hour
6.
Storage
MV
minimum 15 Ach
7.
Unit guest room
AC
C
8.
Corridor
MV
natural
9.
Wet garbage
20 C
10.
Toilet guest room
MV
10x Ach (minimum 50 cfm per toilet)

AC
.

24

AC

Note

: - MV

AC
:

:
air conditioning
mechanical ventilation

2. Sistem AC
- Sistem AC menggunakan Watre Cooled Chiller.
- Untuk Guest Room / kamar hotel menggunakan FCU Ceiling Conceled Type.
- Untuk Funtion Hall menggunakan AHU Ceiling Mounted Type.
- Untuk Meeting Room menggunakan FCU Ceiling Conceled Type.
- Untuk Fitness Area menggunakan FCU Ceiling Conceled Type.
3. Sistem Ventilasi
- Ruang Toilet Umum
Ventilasi mekanis dengan pertukaran udara minimum 15x per jam. Udara buang
dari toilet-toilet akan dibuang ke udara luar melalui suatu saluran udara dengan
menggunakan fan.
- Ruang M&E
Untuk ruang M&E diperlukan pertukaran udara secara mekanis, agar menurunkan
akumulasi panas yang berasal dari peralatan-peralatan yang ada di dalam ruang tersebut,
sehingga temperatur di dalam ruang M&E dapat dibatasi pada tingkat yang masih bisa
ditolerir untuk ditempati maximum 40 C.

Mekanis

- Ruang

Parkir

Tertutup

Ventilasi

Untuk ruang parkir tertutup, diperlukan sistem


ventilasi mekanis. Untuk mengatasi kontaminasi dengan CO2 dan CO agar tidak
melampaui batas-batas yang tidak diinginkan, perlu suatu pertukaran dengan
udara luar minimum 6x dalam 1 (satu) jam.
- Dapur
Ventilasi tergantung dari ukuran hood atau
informasi dari specialist dapur.

SISTEM TRANSPORTASI VERTICAL


Dalam bangunan / gedung ini terdiri dari 2 bagian pokok fungsi bangunan, yaitu :
1.Convention Hall
2.Hotel
Untuk Convention Hall access utama untuk mobilisasi pada area ini menggunakan escalator dan
dibantu dengan 2 unit lift penumpang.
Sedangkan hotel menggunakan 4 unit lift penumpang. Untuk mengangkut barang dan bendabenda lainya menggunakan lift service.
Salah satu lift service yang berada pada area hotel maupun area convention hall akan
difumgsikan juga sebagai lift kebakaran.
Kapasitas minimal lift kebakaran sesuai standard SNI 1000 kg.

Data teknis lift untuk Bangunan Convention dan Hotel :


-Area Convention :
kg, speed 60 mpm

* LPC-01 & LPC-02

kapasitas 20 orang / 1350

* LSC-01 & LSC-02

kapasitas 1500 kg, speed

60 mpm
-Area Hotel
:
* LPH-01 s/d LPH-04
1350 kg, speed 105 mpm
* LSH-01 & LSH-02
90 mpm
Data teknis escalator untuk Bangunan Convention :
-

Tipe Escalator :
1200
Lebar Step : 1000 mm
Sudut Inklinasi:
30
Kapasitas : 9000 orang / jam
Jumlah
: 2 unit / lantai

kapasitas 20 orang /
kapasitas 1500 kg, speed

I.

PERATURAN DAN STANDARD


1. SNI 03-6573-2001 : Tata cara perancangan
sistem transportasi vertical dalam gedung.
2. SNI 05-2189-1999 : Istilah untuk lift dan
escalator panduan pelayanan.
3. SNI 05-2189-1999 : Istilah untuk lift dan
escalator.
4. GR.
transportation.

Strakosch

: Vertical

5. Elevator World Inc. USA


:
The guide to elevatoring sistem lift penumpang.

II.

LINGKUP PEKERJAAN
1.

Sistem Lift Penumpang.

2.

Sistem Lift Service / Fire Lift.

3.

Sistem Escalator.

III.

DASAR PERENCANAAN
1.

Lift Penumpang untuk Bangunan Hotel


Handling capacity : 8 - 10%
Waiting time
: 40 - 60 detik

2.

Lift Kebakaran (Lift Service / Fire Lift)


Waktu tempuh maximum dari lantai dasar /
lobby utama sampai lantai teratas tidak lebih dari 60 detik.
Kapasitas lift kebakaran adalah minimal 1000
kg, ukuran kereta minimal 2 m, lebar bukaan pintu minimal 1 m.
3.

Escalator terdiri dari 3 tipe :


Tipe 1200, lebar step 1000 mm
Tipe 1000, lebar step 800 mm
Tipe 800, lebar step 600 mm

III.

URAIAN SINGKAT SISTEM


1.

Kontrol Lift
- Semua lift penumpang maupun service adalah tipe
AC Variable Voltage / Variable Frequency (AC-VVVF).
- Untuk lift penumpang, lift service maupun lift
kebakaran akan di kontrol secara computerized (control dengan
microprocessor).
2.

Sistem Pengamanan Bila Terjadi Kebakaran


- Untuk pengamanan bila terjadi kebakaran, maka
instalasi lift secara control dihubungkan ke Control Panel Fire Alarm (MCPFA).
- Jika saklar (toggle switch) pada kotak kaca telah
diaktifkan, maka sinyal FIREMANS SWITCH akan menyala dan semua lift
akan turun ke Lobby.
- Selanjutnya Lift Fire dapat dioperasikan oleh Regu
Pemadam Kebakaran.
- Lift tidak dapat dianggap sebagai bagian dari tata
cara penyelamatan bahaya kebakaran, tetapi masih boleh digunakan sebagai
jalan pelarian atau penyelamatan saat awal sirine berbunyi.

3.
Dalam menentukan kapasitas dan kecepatan lift, akan
ditentukan setelah melalui beberapa pertimbangan dari hasil simulasi traffic
analysis.
4.
Saving Energy Escalator menggunakan Econo Drive,
yaitu operasi melambat pada saat tidak digunakan.

SISTEM ELEKTRIKAL
1.

Sistem kelistrikan sangat penting, karena hampir semua kegiatan membutuhkan


listrik.
Sistem kelistrikan di desain sesederhana mungkin sehingga mudah dalam pengoperasian /
perawatan.

2.

Supply listrik menggunakan supply dari PLN dan Diesel Generator Set (Genset) sebagai
back-up jika PLN padam.

3.

Sistem kelistrikan mengacu pada standard :


- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
- Peraturan khusus PLN daerah setempat.
- Standard International : IEC, DIN, NEMA, JIS.

I.

SUMBER DAYA LISTRIK


1.

Digunakan untuk men-supply seluruh area :


- Penerangan dan stop kontak.
- Supply daya peralatan-peralatan dan pompa-pompa.

2.

Sambungan dari Gardu Tegangan Menengah PLN 20 kV.

3.

Menggunakan 1 (satu) sambungan PLN.

4.

Estimasi penggunaan daya listrik adalah 4.013 kVA.

5.

Kebutuhan trafo 2 x 2.500 kVA.

6.

Kebutuhan genset back-up 4 x 1.000 kVA.

II.

SISTEM PENANGKAL PETIR


1. Melindungi bangunan dari sambaran bahaya petir.
2. Menyalurkan sambaran petir ke tanah.
3. Menggunakan alat penangkal (penangkap) petir yang tidak membahayakan
lingkungan (non-radioactive).
4. Sistem dengan menggunakan electrostatic field system.
5. Hambatan pentanahan maximum 2 ohm.
6. Pemasangan sistem penangkal petir mengacu pada standard PUIL 2000, bab.
313, SNI & IEC.

SISTEM ELEKTRONIK
I.

LINGKUP PEKERJAAN
1.

Instalasi Telephone

2.

Instalasi Fire Alarm

3.

Instalasi Tata Suara

4.

Instalasi CCTV (Closed Circuit Television) - Internet Protocol

5.

Instalasi MATV (Master Antenna Television)

6.

Instalasi Access Control

7.

Instalasi VideoPhone

II.

URAIAN SINGKAT SISTEM ELEKTRONIK

A.

INSTALASI TELEPHONE DAN DATA


1. Lingkup komunikasi :
Komunikasi internal dalam gedung
Komunikasi external (lokal, interlokal, internasional)
2.

Gedung mempunyai sentral utama sendiri

3. Sambungan telephone untuk Convension, Hotel dan fasilitas umum di dapat dari
saluran Telkom
4. Kebutuhan line telephone dari Telkom
5. Untuk keperluan komunikasi pengelola gedung / Building Management (BM)
dipakai sistem PABX

6. Untuk kantor (building management) disediakan 1 (satu) line extension per 25


m2 serta disediakan facsimile
7. Untuk unit Hotel 1 bedroom masing-masing mendapat sambungan telephone
1 (satu) line Extension Dari PABX dan 1 line Data di lengkapi Dengan Acces
poin
8. Untuk unit Hotel 2 bedroom masing-masing mendapat sambungan telephone
1 (satu) line Extension Dari PABX dan 1 line Data, dilengkapi dengan Access
poin
9. Backbone kabel telephone akan disambungkan ke MDFTP (Master Distribusi
Frame Telephone) menggunakan TITC Multi Pair dan untuk Jarigan Data
menggunakan Kabel FO 8 Core

B.

INSTALASI FIRE ALARM


1.
Sistem fire alarm yang diusulkan untuk Proyek ini adalah
sistem full addressable
2.

Full addressable
- Equipment di ruang kontrol dan peralatan yang ada di
junction box menggunakan peralatan system full addressable
- Detector yang ada di ceiling, manual push button,
alarm bell, flasher lamp yang ada di dinding atau yang ada di hydrant box
menggunakan peralatan detector full addressable
- Instalasi dari junction box tiap lantai menggunakan
kabel STP FRC
- Instalasi dari junction box ke detector menggunakan
kabel STP FRC
3.

Central fire alarm ada di ruang kontrol elektronik

4.

Annunciator diletakkan di ruangan security

5.
Central fire alarm yang ada di ruang kontrol elektronik
dapat memonitor seluruh kejadian alarm yang ada di bangunan tersebut

6.
Suara, PABX, CCTV

Central fire alarm bisa integrasi dengan sistem Tata


dan lain-lain

7.
fungsi ruangan

Jenis detector yang akan dipasang disesuaikan dengan

8.

Gas detector digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas


- Gas detector yang digunakan adalah stand alone gas

detector

- Gas detector akan di monitoring oleh sistem fire


alarm untuk memudahkan pengontrolan di ruang kontrol
- Satu unit pantry akan diproteksi oleh satu gas
detector
9.

Peralatan fire alarm :


- Master control panel fire alarm
- Annunciator
- Detector alarm (photoelectric, ROR, fixed dan gas)
- Alarm bell
- Flasher lamp
- Fire intercom
- Relay module
- Remote lamp
- Battery back-up

C.

INSTALASI TATA SUARA


1. Instalasi ini adalah untuk keperluan panggilan orang atau pengumuman (Public
Address/PA) dan penyaluran suara musik (Back Ground Music/BGM)
2. Apabila terjadi kebakaran di dalam gedung maka sistem Back Ground
Music/BGM akan di cut off untuk keperluan evakuasi karyawan dan penghuni
Hotel
3. Jenis loud speaker yang dipakai terdiri dari :
Ceiling speaker, untuk area corridor / public area dan
ruang tenant
Wall speaker type heat resistance, untuk tangga
kebakaran
Colomund speaker untuk area parkir dalam dan horn
speaker parkir
halaman luar

D.

INSTALASI CCTV (Closed Circuit Television) Internet Protocol


1.

2.

Lingkup Pekerjaan CCTV, sebagai berikut :


- Camera
- Kabel
- Network video recorder
- Keyboard
- TV monitor

Uraian Singkat Sistem


- Sinyal gambar yang dimonitor melalui lensa yang
terdapat pada camera TV diubah menjadi sinyal video oleh sistem elektronik
- Sinyal video ini diperkuat dan disalurkan ke sentral
CCTV melalui kabel UTP cat 6, 4 pair
- Obyek akan dipantau melalui camera CCTV pada
layar monitor melalui network video recorder
- Sinyal video dari camera akan ditampilkan bersamaan
pada layar monitor setelah disatukan oleh sistem network video recorder atau
gambar akan dipilih secara bergantian pada TV monitor sesuai keinginan

Apabila diperlukan untuk monitor secara terus


menerus pada
objek yang dicurigai maka dapat dipilih objek tertentu untuk dimonitor
Untuk keperluan merekam kejadian yang penting
hard disc yang ada di
network video recorder akan merekam kejadian tersebut
3. Sentral CCTV ditempatkan di ruang security
4. Peralatan CCTV yang digunakan adalah jenis berwarna
5. Semua peralatan mendapat daya 220 volt melalui battery UPS
6. Network video recorder dapat mempermudah building management untuk
melihat keadaan sehari-hari tanpa meminta security untuk membawa hasil rekaman
akan tetapi dapat langsung membuka hasil rekaman tanpa diketahui oleh security.
Pengelola bisa mengakses ke sistem CCTV yang ada setelah dia memasukan
password ke sistem security CCTV. Pengelola dapat juga memonitor sistem CCTV
melalui LAN dan internet

7. Bahan dan Peralatan


-

Camera color fixed IP


Dome camera color fixed IP
Network video recorder dan controller
TV monitor
Digital keyboard

E.

INSTALASI MATV (Master Antenna Television)


1. Signal TV yang dapat disalurkan adalah :
Internasional:
CNN,
Discovery,
National
Geografic, TNT Cartoon
Network dan lain sebagainya sampai dengan 65 kanal
Nasional
:
RCTI, SCTV, Trans TV, Trans 7,
ANTV, MNC TV,
TVRI 1, TVRI 2, Indosiar, Metro TV, TV One, Global
TV
2. Saluran MATV ini dapat memakai saluran yang disediakan oleh provider seperti
Indovision dan Telkomvision

F.

INSTALASI ACCESS CONTROL


1.
Lingkup pekerjaan sistem access control adalah sistem
pengontrolan jalan masuk
ke Hotel dan Lift Penumpang
2.

Uraian Singkat Sistem


- Penghuni dan pegawai building management yang akan
memasuki ruangan yang menggunakan access card, harus mendekatkan access
cardnya ke card reader yang ada di dekat pintu masuk. Card reader akan
diprogram dari main control card reader, agar card reader yang menghubungkan
area luar dengan area dalam yang menggunakan access card dapat dilalui access
card yang dimiliki pegawai
- Penghuni hotel yang menggunakan lift executive untuk ke
unit Hotel. Di dalam lift ada card reader. Fungsinya untuk access control dan
mengantar penghuni ke lantai dimana penghuni tersebut tinggal. Sebelum
masuk lift, mereka harus mendekatkan proximity card ke proximity card reader
yang ada di dalam lift maka lift langsung mengantar mereka ke lantai yang
dituju

- Untuk tamu yang tidak mempunyai card reader akan


dibukakan pintu secara otomatis oleh security / receptionist sesudah ditanya
keperluannya, setelah mengetahui keperluannya security memberitahukan
kepada yang Penghuni Hotel, apabila mendapat persetujuan maka security
memberikan kartu, tamu hanya bisa masuk melalui lantai ground
- Jenis card yang digunakan adalah proximity
- Auto door lock akan normally open apabila ada tegangan
24 volt AC / DC dari sentral MCPFA
3.

Bahan dan Peralatan


- Proximity card reader
- Proximity card
- Control unit (card reader controller)
- Pusat control door access
- Electric drop bolt
- Door release
- Glassbreak
- Kabel

Thank you

Anda mungkin juga menyukai