D
e
f
i
n
i
s
i
Gordon (1976)
Masalah kesehatan aktual
dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan
dan pengalamannya,
perawat mampu dan
mempunyai izin dan
kewenangan untuk
memberikan tindakan
keperawatan.
THING
DiagNoSa Keperawatan
TERSTANDAR
KALIMATNYA BAKU
DiagNoSa Keperawatan
TERTENTU
ADA SYARAT DAN BATASAN KARAKTERISTIK
MASING-MASING DIAGNOSA
DiagNoSa Keperawatan
TIDAK NGAWUR
TIDAK BERDASAR FEELING /
KAYAKNYA
DiagNoSa Keperawatan
DiagNoSa Keperawatan
IDENTITAS
TIDAK BISA mendiagnosa ?? Anda
BUKAN PERAWAT
PRINSIP diagnosa
pengkajian
TIDAK ADA pengkajian TIDAK
ADA diagnosa
Pengkajian TIDAK LENGKAP
diagnosa SALAH
Pengkajian LENGKAP BELUM
TENTU diagnosa BENAR
Data Pengkajian :
Or this?
Or this?
Diagnosa Keperawatan
Fokus : reaksi/respon klien
terhadap tindakan
keperawatan dan tindakan
medis/lainnya
Orientasi : kebutuhan dasar
individu
Berubah sesuai perubahan
respon klien
Mengarah pada fungsi
mandiri perawat dalam
melaksanakan tindakan dan
evaluasinya
Diagnosa keperawatan
melengkapi diagnosa medis
Diagnosa Medis
Fokus : Faktor-faktor
pengobatan penyakit
Orientasi : Keadaan
patologis
Cenderung tetap, mulai
sakit sampai sembuh
Mengarah pada tindakan
medis yang sebagian
dilimpahkan kepada
perawat
Diagnosa medis
melengkapi diagnosa
keperawatan
Tujuan Diagnosa
keperawatan
Tujuan Diagnosa Keperawatan untuk
mengidentifikasi:
1. Masalah dimana adanya respon klien
terhadap status kesehatan atau penyakit.
2. Faktor-faktor yang menunjang atau
menyebabkan suatu masalah (etiologi)
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah
Langkah-Langkah
menentukan Diagnosa
keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Langkah-Langkah dalam
diagnosa keperawatan
dibedakan menjadi:
Klasifikasi dan analisa data
Validasi data
Interpretasi data
Identifikasi Kebutuhan Klien
Perumusan Diagnosa
Keperawatan
2. Interpretasi/Identifikasi kelebihan
dan masalah klien
1. Menentukan kelebihan klien
Kelebihan bisa digunakan untuk
meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yg
dihadapi
2. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi
standart klien , maka klien tsb
mengalami keterbatasan dalam
aspek kesehatannya dan
memerlukan pertolongan
4. Penentuan keputusan
a. Tidak ada masalah (no problem) tetapi perlu
peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan)
-. Tidak ada indikasi respon keperawatan
-. Meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan
-. Adanya inisiatif promosi kesehatan untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
d. Masalah Kolaboratif
-. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan
profesional yang kompeten dan bekerja secara
kolaboratif pada masalah tersebut.
-. Mslh Kolaboratif adalah komplikasi fisiologi yg
diakibatkan dari patofisiologi, bd pengobatan,
dan situasi yg lain.
-. Tugas perawat adalah memonitor untuk
mendeteksi status klien dan kolaboratif dgn
tenaga medis guna penobatan yg tepat
Pohon Masalah
Identifikasi daftar kebutuhan dan masalah
klien dengan menggambarkan adanya
suatu sebab akibat yg dpt digambarkan
sebagai pohon masalah (Problem tree)
Contoh Kasus:
Tn. A datang ke ruang Interna dengan
keluhan diare 20X pada malam hari
sebelum masuk rumah sakit. Keadaan
klien sangat lemah, muka pucat, dan
turgor jelek. Menurut pengakuan klien,
sehari sebelum masuk rumah sakit klien
makan rujak di kantornya. Selama di
rumah sakit klien ditunggui istrinya. Klien
adalah seorang dosen di perguruan tinggi
negeri, usia 40 tahun.
5. Validasi Data
Validasi dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaan dan pernyataan yg reflektif kpd
klien/kelg ttg kejelasan interpretasi data.
Indikasi pertanyaan ttg respon yg
menentukan diagnosa keperawatan:
- Apakah data dasar mencukupi, akurat dan
berasal dari bbrp konsep keperawatan?
- Apakah data yg signifikan menunjukkan
gangguan pola?
Merumuskan Diagnosa
Keperawatan
Aktual, resiko, sindrom, kemungkinan, dan
welness
Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini
sesuai dgn data klinik yang ditemukan
- Syarat : menegakkan diagnosa keperawatan
aktual harus ada unsur PES. Symptom (S) harus
memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan
sebagian kriteria minor dari pedoman diagnosa
NANDA.
Resiko
Menjelaskan masalah kesehatan yg nyata akan
terjadi jika tidak dilakukan intervensi.
Syarat: Adanya unsur PE
Dx: Resiko gangguan integritas kulit
berhubungan dengan adanya diare yang terus
menerus
Jika perawat menduga adanya gangguan yang
lain, tetapi kurang data yang cukup mendukung
untuk memastikan permasalahan, maka dapat
dicantumkan sebagai kemungkinan diagnosa
Kemungkinan
Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan
Masalah dan faktor pendukung belum ada tapi
sudah ada faktor yang dapat menimbulkan masalah.
Syarat: adanya unsur respon (problem) dan faktor
yg mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi
belum ada
Dx: Kemungkinan gangguan konsep diri:rendah
diri/terisolasi bd diare
Perawat dituntut utk berpikir kritis dan
mengumpulkan data tambahan yg bd konsep diri
Wellness
Keputusan klinik tentang keadaan individu,
keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi
dari tingkat sejahtera ttt ke tingkat sejahtera
yang lebih tinggi
Ada 2 kunci yang harus ada:
1. Sesuatu yg menyenangkan,pd tingkat
kesejahteraan yg lebih tinggi
2. Adanya status dan fungsi yang efektif
Wellness
Dx: Potensial untuk peningkatan
Diagnosa keperawatan kategori ini tidak
mengandung unsur faktor yang berhubungan
Ex: Potensial peningkatan hubungan dalam
keluarga
Hasil:
- Makan pagi bersama selama 5 hari
- Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan
- Menjaga kerahasiaan anggota keluarga
Syndrome
Diagnosa yg tdr dr kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko yang
diperkirakan akan muncul/timbul karena
suatu kejadian/situasi ttt.
Manfaat : Agar perawat sll waspada dan
memerlukan keahlian perawat dlm setiap
melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan
Resiko konstipasi
Resiko perubahan fungsi pernafasan
Resiko infeksi
Resiko trombosis
Resiko gangguan aktifitas
Resiko perlukaan
Kerusakan mobilitas fisik
Resiko gangguan proses pikir
Resiko gangguan gambaran diri
Resiko ketidakberdayaan (powerlessness)
Resiko kerusakan integritas jaringan
Etiologi
Penulisan etiologi dari diagnosa
keperawatan meliputi unsur PSMM
P : Patofisiologi penyakit
S : Situational (keadaan lingkungan
perawatan)
M : Medication (pengobatan yang diberikan)
M : Maturasi (tingkat
kematangan/kedewasaan klien)
P : Patofisiologi penyakit
Semua proses penyakit, akut atau kronis yang
dapat menyebabkan atau mendukung masalah,
misal masalah powerlessness
Ketidakmampuan berkomunikasi (CVA, Intubation)
Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari
(CVA, trauma servical, nyeri, IMA)
Ketidakmampuan memenuhi tanggung jawabnya
(pembedahan, trauma, dan arthritis
M : Maturasi (tingkat
kematangan/kedewasaan klien)
Adolescent : ketergantungan dalam
kelompok, independen dari keluarga
Young adult : menikah, hamil, orang tua
Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda
pubertas
Elderly : kurangnya sensori, motor,
kehilangan (uang, pasangan, faktor yg
lainnya)
mel's doc
Contoh :
Data pengkajian : Ny. J, 72 tahun mengeluh Nyeri luka di kaki.
6 tahun yang lalu pasien menderita penyakit DM, dan telah
melakukan pengobatan secara rutin, dengan glibenkamid sehari
1 kali. Selama ini jarang melakukan pemeriksaan rutin kadar
gula darah. 8 hari yang lalu telapak kaki kena paku, sudah
diperiksakan ke dokter dan diberi obat tetapi sampai obat habis
belum sembuh, bahkan dirasakan semakin berat.Terdapat
nanah, dan bertambah nyeri nyeri serta demam.Akhirnya dirujuk
ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Telapak kaki kena paku 8 hari
yang lalu, terdapat nanah dan bengkak.Nyeri telapak kaki
semakin nyeri jika kaki digelantungkan .Pasien batuk pilek (-),
nyeri dada (-), ulu hati terasa ampek, dan tadi malam muntah 1
kali.(P). Nyeri dirasa panas, senut-senut seperti disedot,
bercampur dengan perih seperti teriris (Q). Nyeri dirasakan di
telapak kaki yang terdapat luka gangrene (R). nyeri dirasakan
skala 7 (S). Nyeri dirasakan terus menerus (T).
SEMOGA
BERMANFAAT!!!